Bagi sebagian orang, malam adalah saat santai bersama orang terkasih dan beristirahat, tapi bagi sebagian yang lain itu adalah di mulainya sebuah pekerjaan.
Berkutat dengan tumpukan piring dan gelas yang seakan tidak pernah ada habisnya.
“ Aish !! Memangnya tempat apa yang menjual minuman per gelas, membuatku jadi banyak pekerjaan “ gerutu perempuan dibalik seragam dan celemek yang telah basah terkena cipratan air. Tangannya sedang bergerak mencuci piring dan gelas-gelas yang ada di bak cuci piring.
Ruby adalah pekerja di club malam, namun karena dia hanya tamatan sekolah menengah atas, pekerjaan sebagai tukang cuci piring lah yang bisa dia kerjakan di tempat ini.
“ Tempat seperti ini pun bahkan memberikan standart pendidikan untuk jadi pegawainya, bukankah hal gila. Memangnya kenapa kalau hanya lulusan menengah atas, itu juga sekolah “ sungutnya dengan tangan tetap sibuk mencuci gelas-gelas juga piring.
Ruang kerja Ruby memang terletak di belakang terpisah dari dapur club malam itu, membuatnya leluasa mengumpat hal-hal yang membuatnya kesal.
Diruang kerja itu seharusnya ada dia dan Kiki sahabatnya, tapi karena Kiki sedang berkencan hari ini jadi dia harus bekerja sendiri.
“ Gadis gila itu berani-beraninya pergi berkencan dengan laki-laki yang baru beberapa minggu di kenalnya dan meninggalkan aku sendiri dengan tumpukan gelas ini, awas saja kalau dia putus lagi, akan ku rendam kepalanya di bak cuci piring ini “ umpatnya.
Ruby memang hanya lulusan sekolah menengah atas, sebenarnya dia telah mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah karena dia adalah siswi tercerdas di sekolahnya. Tapi karena keadaan keluarga yang tidak memungkinkan, dia melepaskan beasiswa itu dan memilih bekerja mencari uang.
Ibunya telah meninggal 10 tahun yang lalu karena sakit kronis, dan sekarang ayahnya mengidap penyakit jantung.
Hidupnya berat karena harus menanggung biaya pengobatan ayahnya. Bukan tidak pernah mencoba menggunakan jasa asuransi, tapi setelah tau riwayat kesehatan sang ayah, tidak ada satupun pihak asuransi yang mau mengcover kesehatan ayahnya. Dan kalau pun ada biaya premi nya sangat tidak masuk akal.
Biaya berobat yang sangat mahal membuatnya kerja mati-matian demi mendapatkan uang, dia bahkan memiliki tiga pekerjaan sekaligus.
Pagi dia harus menjadi tukang antar jemput cucian untuk laundry, siang dia harus bekerja sebagai penjaga di salah satu mini market, dan saat beranjak malam dia menjadi tukang cuci piring di club malam. Dia baru pulang kerumah saat menjelang dini hari, tidur bahkan hanya empat jam sehari.
Baginya hidup sangat tidak mudah, tapi demi satu-satunya penyemangat dan alasannya hidup dia rela berkorban apapun.
“ Ah...aku lelah sekali “ keluhnya seraya memijat bahunya yang sedari tadi mencuci.
Dia pergi menuju balkon belakang gedung tersebut untuk mencari udara segar dan beristirahat sejenak. Angin sejuk menerpa wajahnya, wajah yang putih bersih dengan mata bulat seperti mata anak anjing menggemaskan serta hidung mungil dan bibir kecil itu semakin menambah kelengkapan kecantikan diwajahnya.
“ Ibu... Apakah kau bahagia disana? “ ucapnya seraya melihat keatas langit, berharap ibunya mendengarnya.
“ Aku dan ayah baik-baik saja, aku berjanji akan menjaganya dengan nyawa ku, kau tenanglah disana, berbahagialah “ lanjutnya dengan suara tercekat, lapisan kaca sudah memenuhi bola matanya bersiap akan terjatuh menjadi aliran-aliran air mata.
Tapi kemudian dia menarik nafas panjang dan merasakan semangat dan tenaganya kembali terisi.
“ Semangat !!! “ teriaknya dari atas balkon, suaranya menggema dan hilang di telan bisingnya suara kendaraan di jalan raya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Mien Mey
aku mampir thor...aku ty suka novel kl critnya cwe biasa tp pnya smgaat pemberani ..
2021-06-23
0
AsKia Putri Salmani
baca ulang sambil nunggu up
2020-12-04
0
Ar🧸
aq kira bp nya pengusaha juga jd penebus utang gitu ky novel2 lain 🤣. sepertinya berkorban demi biaya RS bp nya y thor
2020-11-18
1