Mama Hades menatap sendu kearah ranjang rawat putranya. Beberapa menit lalu dokter mendiagnosa besar kemungkinan Hades akan mengalami amnesia setelah bangun dari komanya. Aluna tentu saja terkejut mendengar diagnosa dokter yang menangani putranya. .
"Bagaimana ini? lalu siapa yang akan mengurus bisnis almarhum Harry?"
"Aku tidak memiliki keahlian ataupun pengalaman mengelola perusahaan raksasa seperti Lamia Group." gumam Mama Hades memijit pelipisnya.
"Aku harus meminta pertanggung jawaban Bianca. Bukankah putraku koma karena menolong gadis itu." gumam Mama Hades lagi pada dirinya sendiri.
Seminggu kemudian
Hades sudah bangun dari komanya, dan pria itu tidak mengenali orang-orang yang ada di sekelilingnya.
"Siapa kalian? apa kalian mengenalku?" tanya Hades dengan suara beratnya.
"Sayang.... apa kamu tidak bisa mengingat Mama yang sudah berjuang melahirkan mu?" tanya Mama Hades dengan suara serak.
"Mama?"
"Apa kamu Mama ku? lalu dimana Papa ku?" tanya Hades mengamati orang-orang yang ada di sekelilingnya. Tak ada satupun dari orang itu yang ada dalam ingatannya.
"Sepertinya Tuan Hades amnesia, Nyonya." seru dokter itu mengamati respon Hades saat pertama kali bangun dari komanya.
"Apa putra ku bisa mengingat masa lalunya lagi dokter?" tanya Mama Hades tanpa mengalihkan pandangannya dari putranya.
"Saya akan menuliskan resep obat untuk membantu proses pemulihan ingatan Tuan Hades, Nyonya. Anda tidak usah takut, ingatan Tuan Hades tidak hilang secara permanen. Ia hanya mengalami amnesia sementara." terang dokter itu menatap Hades sedikit lama.
"Dan ini Nyonya. Saya sudah mendapatkan hasilnya. Anda bisa melihatnya langsung."lanjut dokter itu menyerahkan map coklat kepada Mama Hades. Sementara Hades menatap dokter dan Mama nya dengan wajah datar. Sebab pria itu tidak tahu maksud pembicaraan mereka.
"Terima kasih dokter." ujar Mama Hades tersenyum tulus.
Tiba-tiba Hades beranjak dari atas tempat tidurnya.
"Hades..... kenapa kamu beranjak dari atas ranjang? kamu masih harus menjalani proses pemulihan." ujar Aluna kepada putranya.
"Berada di rumah sakit membuat kepalaku pening. Aku ingin pulang ke rumah sekarang juga." ujar Hades dengan wajah datar. Pria itu juga melepaskan pakaian rumah sakit yang melekat di tubuhnya.
"Apa kamu tidak ingin mengingat masa lalu mu?" ujar Aluna tiba-tiba membuat gerakan Hades terhenti melepaskan pakaiannya.
"Masa lalu? bukankah Nyonya Aluna harusnya senang kalau saya melupakan ingatan saya? Entah kenang semanis seperti apa yang harus saya ingat di masa lalu!" kata Hades menghentikan ucapannya sembari menatap dalam kedua mata Aluna.
"Atau bisa jadi kenangan ataupun ingatan saya di masa lalu benar-benar buruk. Bukankah Anda harusnya bahagia mendengar kabar tersebut." lanjut Hades sebelum keluar dari rumah sakit.
Aluna tentu saja terpaku dan tidak menduga kalau putranya akan berkata seperti itu. "Apa Mama seburuk itu di matamu? Saat kau lupa ingatan saja kau masih tetap membenciku. Apa aku terlihat bahagia setelah mendengar kabar kalau putraku sedang tidak baik-baik saja?" monolog Aluna pada dirinya sendiri.
"Harry.... sebenarnya ucapan seperti apa yang sudah kau sampaikan kepada Hades hingga dia membenci ku dengan sangat dalam." lanjutnya menatap sendu kearah kepergian putranya.
Namun atensi Aluna tiba-tiba mengarah ke arah map yang ada di genggamannya. Wanita setengah baya itu dengan cepat membuka map itu. Ia benar-benar penasaran dengan informasi yang ingin disampaikan dokter tersebut.
"Aapa!"
Kedua bola mata wanita setengah baya itu membesar melihat hasil tes DNA tersebut.
...****Bersambung***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments