Bab 2 Setelah 4 Tahun

Di taman kampus

Seorang pemuda dan seorang wanita duduk termenung di bangku taman kampus. Mereka masih sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

"Apa kamu masih belum menyerah juga?" tanya wanita itu memberanikan diri menatap Hades.

"Aku tidak akan menyerah sampai aku mendapatkannya. Menjauhlah dari hidupku! karena aku tidak ingin dia salah paham seperti di masa lalu." ujar Hades penuh penekanan. Tak ada nada suara ataupun aura Hades culun yang dikeluarkan pemuda itu. Hanya terdengar nada suara tegas dan penuh penekanan di suara bas pemuda itu.

"Kau masih Hades yang dulu...."Wanita itu menatap kepergian Hades, hingga menghilang dari penglihatannya.

Hades langsung melangkah menuju ruangan kelas, karena sebentar lagi mata kuliah matematika akan segera dimulai. Ia melihat banyak pasangan mata yang mengikuti langkahnya. Kecuali sepasang mata sayu dari seorang wanita. Wanita itu terlihat menatap kosong ke depan. Tidak ada raut wajah ceria ataupun bahagia seperti biasanya di wajah cantik itu.

Tak beberapa lama seorang dosen berjenis kelamin wanita menggunakan kacamata bulat, masuk ke dalam ruangan kelas. Dosen itu mulai mengabsen satu persatu mahasiswa dan mahasiswi yang masuk di mata kuliahnya.

"Bianca...."

"Bianca...." ulang dosen itu memanggil nama Bianca.

"Bianca!!" ulang dosen itu untuk ketiga kalinya.

Brak!!

"Iya, Bu?" tanya Bianca cukup terkejut mendengar suara pukulan meja.

"Keluar dari kelas saya sekarang juga!!" ketus dosen itu mengusir Bianca dari kelas mata kuliahnya. Ia benar-benar tidak suka dengan mahasiswa pemalas dan suka melamun di dalam kelas.

Bianca langsung keluar dari dalam kelas, ketika mendengar instruksi dari dosen itu. Ia tidak mungkin membantah perkataan dosen yang terkenal memiliki sifat judes dan bermulut pedes.

Tak beberapa lama setelah Bianca keluar Hades tiba-tiba mengangkat tangannya.

"Bu.... saya tiba-tiba memiliki urusan yang urgent dari kedua orang tua saya. Bolehkah saya izin satu hari ini menemani orang tua saya pergi ke rumah sakit.?" tanya Hades dengan suara lembut.

Wajah dosen itu langsung sumringah mendengar perkataan murid kesayangannya. Karena Hades merupakan murid paling pinter di kelasnya. Ia tidak segan-segan memuji prestasi Hades kepada dosen yang lain.

"Ibu ijinkan kamu melewatkan mata kuliah Ibu hari ini. Tapi dengan satu syarat.... Minggu depan akan ada olimpiade matematika. Ibu ingin kamu bergabung dengan tim yang akan ibu pilih." seru dosen wanita itu menatap Hades.

"Baik, Bu." sahut Hades dengan singkat. Di kampus pemuda itu bukanlah tipikal pria yang banyak bicara.

#

#

Tak beberapa lama, Hades tiba di depan pintu toilet kampus. Pemuda itu terkejut mendengar suara tangisan seseorang dari dalam toilet. Suara itu terdengar cukup familiar di telinganya.

Cklek

Bianca tiba-tiba keluar dari dalam toilet wanita setelah membasuh wajahnya. Ia keluar dari toilet, karena ingin cepat-cepat sampai di kediamannya. Bianca melewati Hades begitu saja, tanpa ada niat menyapanya seperti sebelumnya. Namun pertanyaan Hades menghentikan langkah Bianca.

"A-pa kamu baik-baik saja?" celetuk Hades memberanikan diri.

"Pertanyaan mu terlalu pribadi bagiku." seru Bianca dengan wajah datar. Bianca langsung meninggalkan Hades begitu saja.

Berada di dekat pria itu membuat luka di hatinya di masa lalu semakin terbuka lebar.

"Apa aku pernah berbuat salah? mengapa raut wajahnya tiba-tiba berubah datar seperti itu?" gumam Hades mengikuti langkah Bianca dari belakang.

Bianca melangkah menuju parkiran khusus untuk para anak donatur kampus. Ayah Bianca merupakan salah satu donatur tetap di kampus itu.

Tiba-tiba Hades sudah duduk di samping kursi pengemudi.

Bianca tentu saja terkejut melihat keberadaan

Hades.

"Kita tidak saling mengenal! turun dari mobilku! teruslah berpura-pura amnesia, sampai kau lelah!" ketus Bianca menatap lurus ke depan.

Hades tentu saja terkejut mendengar perkataan Bianca. Ia pura-pura tidak mengerti mendengar ucapan Bianca.

"Amnesia? sepertinya aku tidak hilang ingatan sama sekali. Mengapa kau berkata seperti itu?" tukas Hades pura-pura lugu.

Bianca mencengkram kuat setir kemudi melampiaskan rasa amarahnya.

"Turunlah dari mobilku!" ulang Bianca dengan tegas, sekaligus datar.

"Bianca.... aku--"

"Turun! aku bilang turun dari mobilku!!" sela Bianca menatap Hades dengan ekspresi marah.

Hades melepaskan kacamata bulat yang menghiasi kedua matanya. Ia memposisikan duduknya menghadap kearah Bianca, agar lebih leluasa mengobrol berdua.

"Syukurlah kau masih mengenaliku dengan penampilan seperti ini."

"Apa aku sudah berbuat salah?"

Hades benar-benar tidak tahu mengapa Bianca tiba-tiba berubah marah seperti itu.

Alih-alih menjawab pertanyaan Hades, Bianca malah mendorong tubuh Hades agar turun dari mobilnya.

"Turun! aku bilang turun!!"

Bianca berusaha mendorong Hades keluar dari mobil namun tidak bisa. Karena tubuh Hades benar-benar tinggi dan besar.

Hades langsung mengenggam kedua tangan Bianca.

"Hey! kau kenapa Bianca? apa aku sudah berbuat salah kepadamu? atau kau sedang datang bulan? dan mood mu sedang tidak baik?"tanya Hades beruntun. Entah mengapa, saat berada di dekat Bianca, sikap Hades tiba-tiba berubah menjadi cerewet seperti itu.

"Salahkan kepalamu itu kenapa tidak terbentur kuat sekali saja hingga kau amnesia!!"bentak Bianca dengan suara bergetar.

Entah mengapa tiba-tiba Hades membenturkan kepalanya ke atas dasbor mobil dengan kuat. Hingga darah segar mengalir dari dahi pemuda itu.

Bianca terkejut melihat darah segar mengalir dari dahi Hades. Ia tidak menyangka Hades akan menyakiti dirinya sendiri seperti dulu.

"Apa kau gila! mengapa kau melukai dirimu sendiri!!" bentak Bianca mencari P3-K di bawah dasbor mobilnya. Namun, raut cemas di wajah cantik itu tidak bisa berbohong. Terlihat jelas Bianca menghawatirkan keadaan Hades.

Hades tersenyum kecil melihat raut wajah khawatir Bianca. Hades juga tidak merasa sakit, saat pemuda itu melukai tubuhnya.

"Melihat raut wajah khawatir di wajah cantikmu membuat energi di tubuhku kembali penuh menjadi seratus persen."

Bianca tertegun mendengar perkataan Hades. Karena perkataan itu mengingatkannya dengan ucapan yang sama di masa lalu.

"Darah semakin mengalir deras dari dahimu. Kau bisa mengelapnya dengan kapas ini."

Bianca menyerahkan kotak P3-K kecil yang biasanya Bianca simpan di mobilnya untuk berjaga-jaga.

"Setelah itu, turunlah dari mobilku." tambah Bianca mengalihkan pandangannya keluar jendela.

Bukannya turun dari mobil Hades malah menurunkan jok mobil. Ia lalu menarik tangan Bianca dan mendudukkan Bianca di samping bangku pengemudi. Hades kemudian duduk di bangku pengemudi.

"Aku ingin membawamu ke suatu tempat." ujar Hades menghidupkan mobil Bianca. Mobil Ferarri warna merah itu melaju meninggalkan parkiran kampus.

"Kau mau membawaku kemana?"

"Kau akan tahu setibanya disana."

Hades melirik sekilas kearah Bianca, lalu mengalihkan pandangannya menatap lurus ke depan.

Tak beberapa lama, mereka tiba di halaman mansion megah. Bianca tentu saja tidak asing dengan tempat itu.

"Mengapa kau membawaku kemari?" tanya Bianca dengan suara dingin.

...***Bersambung***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!