"Aku hanya ingin membawa mu kesini dan bernostalgia! bukankah selama ini kau sudah mengetahui penyamaran ku."
Hades melepaskan penampilan culun yang menutupi wajah tampannya.
"Apa ini salah satu dari rencanamu?" tanya Bianca dengan suara dingin.
"Apa kau pikir aku tidak tahu, kalau kau melihatku bersamanya?"
Hades berusaha mengalihkan topik pembicaraan mereka.
"Apa kau sedang berusaha mengalihkan topik pembicaraan kita?"
"Bukankah kau yang sedang berusaha mengalihkan topik pembicaraan kita.... aku bertanya kepadamu.... apa kau cemburu melihat wanita itu mendekatiku? bukankah kau yang memilih pergi meninggalkan ku, setelah mengetahui jati dirimu."
Hades menatap dalam raut wajah Bianca.
"Aku--"
"Aku tidak ingin mendengar kalimat apapun yang terucap dari bibirmu." sela Hades tidak mau mendengar alasan Bianca.
"Mengapa kau kembali setelah empat tahun berlalu." tanya Bianca menatap lurus ke depan.
"Ini negara kelahiranku, apa salahnya aku kembali kesini. Lagian aku merupakan salah satu putra donatur tetap di kampus itu. Aku bebas melakukan apapun yang ku inginkan."
"Bagaimana dengannya? apa dia tumbuh dengan baik?" tanya Hades mengalihkan topik pembicaraan mereka.
Bianca pura-pura tidak tahu arah pembicaraan Hades.
"Siapa maksud mu?" tanya Bianca menaikkan sebelah alisnya.
"Hah..... apa kau sedang berakting Bianca? apa kau sedang berpura-pura tidak tahu arah pembicaraan ku kemana? apa kau mau kita menambahnya lagi?"ucap Hades penuh peringatan. Ia benar-benar tidak suka dengan sikap arogan dan acuh Bianca.
"Apa tidak cukup apa yang kau lakukan empat tahun lalu padaku? apa tidak cukup kesakitan yang kau berikan kepadaku empat tahun lalu, Hades?"
Mata gadis itu berkaca-kaca menatap wajah Hades. Ia tidak menyangka kalau Tuhan akan mempertemukan mereka dalam keadaan yang berbeda.
"Bianca? Aku--"
"Hentikan, Hades! apa kau akan memberikan alasan yang sama?"
"Apa karena kau membenci keluargaku hingga kau menyakiti ku?"
"Apa karena aku anak selingkuh ayah mantan pacarmu dan menjebak ku sampai hamil.... lalu.... kau meninggalkanku sendiri?" tanya Bianca dengan suara bergetar.
"Apa dosa Papa ku harus ku tanggung juga?"
"Bianca.... aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya--"
"Hanya apa? hanya ingin melihatku menderita?" tanya Bianca tersenyum miris.
"Aku hanya minta satu Hades.... please leave me alone! Go away! tolong menghilang lah dari pandangan ku." pinta Bianca melangkah meninggalkan kediaman Hades.
Bianca tiba-tiba menghentikan langkahnya. Kedua tangannya tiba-tiba mengepal dan juga mata gadis itu terlihat terpejam. Terjatuh setetes air mata dari sudut matanya. Ia juga terlihat mengigit pelan sudut bibir merahnya sebelum mengucapkan sesuatu.
"Aku tidak pernah menyesal dengan apa yang terjadi di hidupku. Terima kasih sudah menitipkan hal berharga yang kau miliki untukku. Aku akan merawatnya dengan baik. Dan aku juga akan menjaganya dengan nyawaku sendiri. Cukup dengan satu syarat.... menjauhlah dari hidup kami."
"Karena meskipun kau melakukan penyamaran yang sempurna. Tapi, hatiku akan tetap mengenali mu sebagai cinta pertamaku." sambung Bianca dalam hati menahan tangisnya.
Bianca menatap kosong jalan sepi yang Bianca lalui. Tak ada rasa takut dalam harinya melewati tempat itu. Yang ada di pikirannya saat itu hanya ingin segera bertemu dengan malaikat kecilnya.
Sementara Hades masih terpaku mendengar perkataan Bianca. Ia benar-benar tidak menyangka jika Bianca mengetahui segalanya.
"Hades!" panggil seorang wanita baru saja keluar dari dalam rumah.
Hades tentu saja terkejut mendengar suara familiar tersebut. Pemuda itu langsung membalikkan tubuhnya dan melihat siapa yang memanggilnya.
"Mama...." hanya kata itu yang terucap dari bibir seksinya.
"Hades! sayang...." panggil wanita itu mendekap tubuh putranya.
Hades dengan cepat melepaskan pelukan wanita itu.
"Untuk apa Anda datang ke sini?" tanya Hades dengan suara datar dan raut wajah dingin.
"Apa Mama salah datang mengunjungi putra Mama?" ujar wanita itu tanpa merasa bersalah sama sekali.
"Apa urat malu Anda sudah putus nyonya? Setelah menelantarkan putra Anda dan pergi dengan pria yang lebih muda dari suami Anda!" ucap Hades dengan pedas.
Tentu saja muka wanita itu berubah menjadi merah padam. Ia benar-benar malu mendengar perkataan putranya. Apa lagi ada beberapa pelayan yang berlalu lalang di sekitar area mansion yang di tempati Hades.
"Apa kau lupa, kalau kau lahir dari rahim Mama? Mama yang sudah berjuang mati-matian melahirkan mu!" sarkas Mama Hades kepada Hades.
Hades tersenyum menyeringai mendengar perkataan Mama kandungnya. Namun tak beberapa lama senyum itu menghilang.
"Jika boleh memutar waktu.... aku tidak mau dilahirkan dari rahim wanita tak tahu malu seperti mu!" ketus Hades membalikkan tubuhnya masuk ke dalam mobil.
Sebelum masuk ke dalam mobil, Hades memperingatkan Mama nya agar segera pergi dari kediamannya.
"Jangan sampai aku melihat keberadaan mu di mansion ku saat aku pulang! kalau tidak.... kau akan tahu sendiri akibatnya!" ancam Hades melajukan mobilnya menjauh dari mansion miliknya.
"Andai kau tahu yang sebenarnya! kau tidak akan memperlakukan Mama seperti ini!" gumam wanita itu menitihkan air mata. Ia lalu pergi meninggalkan kediaman putranya.
#
#
Sementara di sisi lain
Bianca menangis sesenggukan di tengah jalan. Keringat dingin sebiji jagung terlihat membasahi pelipisnya. Hari semakin lama semakin gelap. Sudah lebih dua jam Bianca berjalan melalui jalan beraspal itu, namun gadis itu tak kunjung tiba di tempat keramaian. Mungkin karena wanita itu berjalan sangat pelan.
Bianca terlihat mulai putus asa dengan keadaan sekitarnya dan juga kondisinya. Ia benar-benar kesal dengan Hades yang membawanya tanpa mengantarnya kembali ke parkiran mobil kampus.
"Hades sialan! bajingan! pria buaya!" maki Bianca berteriak kencang.
"Apa kau tidak capek jalan kaki sejauh ini? sudah dua jam lebih kau berjalan kaki. Apa kau tidak membutuhkan tumpangan?"
Seorang pemuda tiba-tiba turun dari dalam mobil hitam yang dikemudikannya.
Bianca melengos begitu saja melewati pemuda yang tak lain dan tak bukan adalah Hades.
"Bianca! kau sekarang sudah menjadi seorang ibu! apa kau akan tetap bertingkat kekanakan-kanakan seperti ini?" celetuk Hades tiba-tiba membuat Bianca menghentikan langkahnya.
Bianca berusaha menahan gerumuh dihatinya.
"Aku tidak mau memiliki hutang budi kepada orang lain. Apa lagi memiliki hutang budi kepada pria brengsek seperti mu." ketus Bianca melanjutkan langkahnya.
"Jika bisa di putar waktu.... kira-kira apa yang kau harapkan Bianca?" tanya Hades tersenyum tulus.
"Aku berharap tidak pernah bertemu ataupun mengenalmu!" ujar Bianca tanpa membalikkan tubuhnya.
"Bagaimana jika harapanmu itu aku kabulkan? apa kau akan senang?"
Hades terlihat menarik napas dalam-dalam sebelum melakukan tindakan berbahaya yang bisa saja merenggut nyawa nya. Pemuda itu menatap lama punggung bergetar Bianca.
...***Bersambung***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Queensland
sepertinya seru
2023-04-06
0