bab 3

Saat orang tua Chintya sedang sibuk menyusun rencana untuk membebaskan Chintya dari Kevin tiba-tiba ponsel Samuel berdering, Samuel pun langsung menerima telpon dari nomor tak dikenal itu.

[Cepat datang bersama seorang penghulu kalau Ayah masih mau putri Ayah hidup.] seseorang yang menelpon itu pun langsung mengancam Samuel.

[I_iya, saya akan segera ke sana. Ini saya sedang menunggu penghulunya datang.] Dengan penuh ketakutan dan kekhawatiran, Samuel mencoba bicara dengan orang yang menculik Chintya.

[Saya tunggu Ayah mertua, ingat jangan sampai Anda membawa siapa pun bersama Anda terkecuali penghulu.]

[Iya, iya saya mengerti.]

[Jangan macam-macam jika Anda ingin Chintya tetap hidup. Datang ke alamat baru xxx.] Kevin memberi alamat baru karena alamat yang kemarin dia berikut adalah alamat palsu.

Semua dia lakukan semata untuk menipu mereka yang ingin menyelamatkan Chintya dan merebut Chintya darinya.

[Baik. Baik saya akan datang tolong jangan apa-apakan anak saya.]

Kevin langsung mematikan telponnya secara sepihak tanpa mendengarkan pendapat Samuel terlebih dahulu.

"Bagaimana ini Yah?" tanya Arshinta yang sedari tadi merasa khawatir.

"Ibu tenang saja, Ayah akan melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan anak kita," ucap Samuel mencoba menenangkan sang istri.

Semua orang tua pastinya mengkhawatirkan anaknya apalagi tahu bahwa anak mereka sedang dalam bahaya. Seperti yang kini dirasakan oleh Arshinta dan Samuel, mereka kini tengah merasakan ketakutan dan kekhawatiran yang teramat besar pada sang anak.

*******

"Kakak siap?" tanya Julius yang sedari kemarin bersemangat untuk membantu menyelamatkan Chintya.

"Oke, ayo kita selamatkan istriku."

Julius mengangguk lalu masuk ke mobilnya!

"Ayahnya Chintya pasti sudah siap untuk berangkat ke sana."

"Aku tahu kak, kita akan mengikutinya dari kejauhan. Aku sudah memasang GPS di mobilnya jadi kita akan tahu kemana mereka pergi meski kita tidak mengikutinya dari dekat," jelas Julius.

"Kamu memang bisa diandalkan. Terimakasih."

"Aku ini salah satu murid di sekolah militer, aku harus cepat tanggap dan tepat sasaran."

Marcell tersenyum kecil lalu kembali fokus pada jalan yang sedang mereka lewati.

"Mobil Ayahnya kak Chintya sudah bergerak ke arah barat kak. Kita akan mulai mengikutinya dari sini."

"Lakukan apa yang menurutmu benar, Kakak tahu kamu pasti melakukan yang terbaik."

Kakak beradik itu bekerja sama untuk menyelamatkan Chintya dari Kevin.

Mereka terus mengikuti mobil Samuel dari kejauhan!

*******

Di rumah Kevin.

Chintya sudah duduk di kursi yang sudah Kevin siapkan.

Saat itu Chintya masih menggunakan pakaian pengantinnya, meski Kevin sudah menyekapnya selama semalaman tapi rupanya laki-laki itu belum berani menyentuh Chintya.

Chintya menangis sembari terus berusaha melepaskan tali yang mengikat tangan dan kakinya.

"Kevin lepaskan aku. Kevin! Kevin lepaskan aku, aku mohon," ucap Chintya dengan air mata yang terus mengalir di pipinya.

Kevin tersenyum devil dan hanya menatap Chintya yang terus menangis sambil memohon untuk dilepaskan olehnya.

"Vin aku mohon lepaskan aku."

"Aku pasti akan melepaskan kamu Chintya sayang tapi itu nanti setelah kita resmi menikah," ucap Kevin.

Tok!

Tok!

Tok!

Baru Kevin akan membelai pipi Chintya tiba-tiba terdengar suara seseorang mengetuk pintu rumahnya.

"Itu pasti ayahmu dan penghulunya. Sebentar lagi aku akan memiliki kamu seutuhnya." Kevin pun berjalan menghampiri pintu depan rumahnya dan benar saja apa yang dikatakan oleh Kevin. Orang yang mengetuk pintu itu adalah Samuel ~ Ayahnya Chintya.

"Ayah mertua," ucap Kevin.

Kevin melihat ke kiri dan ke kanan sekitaran rumahnya, memastikan bahwa mereka datang hanya berdua saja.

"Ayah mertua hanya datang berdua kan tidak ada orang lain lagi kan?" lanjut Kevin.

"Kami hanya datang berdua, Nak tapi Chintya itu sudah menikah kenapa kamu ingin sekali menikahi dia?"

"Karena aku mencintai Chintya. Silahkan masuk Ayah mertua."

"Chintya." Samuel berlari menghampiri Chintya yang tangan dan kakinya terikat dengan tali!

"Ayah, kenapa Ayah ke sini?"

"Maaf Nak, Ayah harus datang. Semua ini Ayah lakukan demi keselamatan kamu." Samuel berusaha membuka tali yang mengikat tangan Chintya namun, Kevin menodongkan sebuah pisau tepat pada leher Chintya.

"Jangan coba lepaskan tali itu atau kalau tidak, Chintya akan aku bun"h."

Chintya dan Samuel terkejut, wajah mereka seketika berubah menjadi ketakutan.

"B_baik, t_tolong jauhkan pisau itu," ucap Samuel dengan nada terbata.

Kevin tersenyum lalu menarik pisau itu dan menyimpannya di balik jasnya.

"Pak penghulu cepat nikahkan saya dengan orang yang saya cintai ini."

"Saya tidak mau menikahkan kalian karena mempelai wanita sudah menikah dan belum resmi bercerai dengan suaminya dan lagi saya tidak bisa menikahkan orang yang merasa terpaksa."

"Cepat nikahkan kami!" Kevin berteriak kepada penghulu itu sembari mengambil pisau itu kembali.

"Pak, Pak tolong lakukan saja apa yang dia minta," ucap Samuel.

"Baik, baik saya akan menikahkan mereka."

"Nah, gitu dong. Kenapa gak dari tadi aja."

Mereka semua pun duduk dan Samuel mulai menjabat tangan Kevin.

Pak penghulu itu pun langsung menuntun Samuel untuk mengucapkan kalimat ijab.

"Saya nikahkan engkau–"

Brak!

Pintu rumah itu terbuka dengan paksa hingga menyebabkan suara yang kerasa hingga membuat orang yang ada di dalamnya terkejut.

Marcell dan Julius datang sebelum akad pernikahan itu selesai. Untunglah mereka datang tepat waktu hingga Chintya tidak jadi dinikahi oleh Kevin.

Mereka berdua berlari menghampiri Chintya dan yang lainnya!

"Kurangajar kamu!"

Bugh!

Marcell melayangkan bogem tepat di wajah Kevin.

Laki-laki yang memiliki obsesi yang tinggi terhadap Chintya itu pun tak mau kalah, dia melawan Marcell dan balik memukulnya.

Perkelahian pun terjadi di sana sementara mereka berduel satu lawan satu, Julius membuka tali yang mengikat tangan dan kaki Chintya!

Chintya yang terus menangis, langsung memeluk Ayahnya setelah Julius berhasil membuka tali itu dari tangan dan kakinya!

Setelah itu Julius membantu Marcell untuk menangkap Kevin untuk selanjutnya dimasukkan ke penjara.

Merasa mulai kalah, Kevin mengambil pisau dari balik jasnya lalu langsung menus*uk perut Marcell.

Jleb!

Seketika Marcell menghentikan pergerakan tangannya sesaat setelah merasakan pisau itu masuk dan merobek perutnya.

Semua orang yang berada di sana terkejut sekaligus panik melihat darah yang langsung mengalir dari luka tusuk itu.

"Marcell!" teriak Chintya.

"Kakak!" Julius menghampiri Marcell yang masih berdiri namun sudah mulai terhuyung ke belakang sedangkan Kevin langsung mematikan diri setelah melukai Marcell.

Julius langsung mengejar Kevin berharap bisa menangkapnya!

"Marcell." Chintya menangis sembari menopang kepala Marcell di pahanya.

"Chintya, syukurlah kamu selamat," ucap Marcell.

"Tahan ya Nak, kami akan membawa kamu ke rumah sakit."

"Bertahan ya, tolong bertahan demi aku." Tangisan Chintya semakin deras kala mendapati sang suami yang mulai melemah.

"Kak Marcell!" Julius kembali menghampiri Marcell, baginya saat ini menyelamatkan sang kakak adalah prioritas utama.

"Pak tolong masukkan ke mobil saya aja," ucap Julius pada Samuel dan penghulu itu yang sudah menggotong tubuh Marcell.

"Kak Chintya jaga kakak di belakang ya. Cepat kak, kita harus tiba di rumah sakit secepat mungkin."

Setelah Marcell dan Chintya masuk ke dalam mobilnya, Julius langsung mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi sedangkan Samuel dan penghulu itu mengikuti mereka dari belakang.

Bersambung

Terpopuler

Comments

WEST TIGI GIYAI WENE

WEST TIGI GIYAI WENE

akirnya selamat

2023-04-21

0

Uneh Wee

Uneh Wee

untung cintiya selmet walau harus ada korban ...semoga marsell ga kenapa " tuh c kevin pesikopat akut

2023-04-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!