Pertama kalinya Tomi memberikan kartu ATM Fika, Tomi ingin anaknya dari Gea bisa menikmati uang pemberiannya yang selama ini tidak dikasih oleh Tomi.
" Apa ini tidak berlebihan papi? karena bunda saja tidak memberikan kartu seperti ini?" Tanya Fika merasa tidak tega menerima pemberian Tomi
" Setiap orang tua memberikan uang jajan beda beda sayang, ini hak kamu sama seperti Dion dan Intan lagian mereka juga pegang kok setiap hari mereka bawa juga ke sekolah, papi juga kan bilang punya perusahaan khusus untuk kamu, uangnya tidak pernah papi pakai sama sekali nak." Ucap Tomi berusaha tidak sedih karena pemberiannya ditolak oleh Fika
" Sudah ka Fika terima saja, nanti pulang sekolah kita bisa belanja di mall dan ke salon oke." ucap Intan yang mewajarkan Fika menolak pemberiannya Tomi
" Tidak usah papi, uang jajan Fika terlalu banyak nantinya, dikasih bunda dan dikasih papi juga, pemberian papi buat tabungan saja yah, Fika tidak mau boros dan tidak mau dianggap memanfaatkan pemberian papi." Lanjut Fika masih tidak enak menerima pemberian Tomi, apa lagi nominalnya pasti tidak lah sedikit.
" Yah sudah baik lah, kalian semangat belajar yah anak anak." Lanjut Tomi, diam diam Tomi memberikan kartu ATM milik Fika ke Intan sebelum turun dari mobil
Tomi senyum bahagia melihat Fika anak yang baik dan tidak boros sama sekali, kehidupan sederhana yang diberikan Gea dan Yono berhasil membuat Fika bisa berhemat.
Tomi membiarkan Intan dan Fika jalan masuk ke sekolahnya, setelah kedua anaknya pergi, Tomi langsung meninggalkan sekolah anak anaknya.
Dilain sisi, Dion mencium keningnya Beby saat Beby baru masuk kelas, Beby merasa bahagia sekali karena Dion akhirnya minta Beby duduk disampingnya Dion.
" Terimakasih sayang, akhirnya kita duduk sebangku lagi." Ucap Beby bahagia karena akhirnya bisa duduk bersama Dion lagi.
" Sama sama sayang, biar pacarannya lebih seru duduk berduaan seperti ini' Ucap Dion sengaja, Dion ingin melihat Fika cemburu atau tidak saat melihat Beby duduk di kursinya
Dion melihat Fika masuk kedalam kelasnya, sengaja pegang pegang tangannya Beby supaya membuat Fika cemburu.
" Maaf Fika, mulai hari ini kita tukeran tempat duduk, karena Dion mau sebangku dengan saya." Ucap Beby sengaja karena memang itu lah faktanya, jika Dion sendiri yang minta Beby duduk disebelahnya
" Tidak masalah, yah sudah saya ke bangku kamu kalo begitu" Uca Fika berusaha santai dan tidak peduli, Fika langsung jalan ke bangkunya Beby dan berusaha fokus belajar.
" Sial, dia bersikap biasa saja? sikapnya tidak peduli atau nahan rasa cemburu sih?" Batin Dion bertanya tanya akan sikapnya Fika, Dion melihat Fika fokus dengan bukunya.
" Sayang" Lanjut Beby pelan, saat melihat Dion memperhatikan Fika
" Iyah Beby sayang ada apa?" Tanya Dion berusaha santai
" Ke kantin yuk haus aku, kamu sudah makan?" Tanya Beby yang mengerti jika Dion masih berusaha mendekati Fika
" Sudah sih, tapi hayo deh ke kantin beli minum sampai bel dibunyikan." Lanjut Dion sengaja, Dion masih berusaha untuk membuat Fika cemburu.
Dion langsung pegang tangannya Beby untuk jalan keluar dari kelasnya, Dion melihat Fika masih fokus dengan bukunya membuat Dion semakin kesel melihat Fika tidak melihat kearahnya.
Fika diam diam mendengar obrolan Dion dan Beby, Fika mengerti kalo Dion berusaha membuatnya cemburu melihat Dion duduk dengan Beby.
" Alhamdulillah dari awal tidak merespon sikapnya Dion yang berlebihan dan sekarang saat tahu Dion adik saya tidak ada rasa sakit atau pun sedih menerima kenyataan adik tiri dan tidak pernah membayangkan jadian dengan Dion" Batin Fika saat melihat Dion dan Beby keluar dari kelasnya dan melanjutkan belajar dari pada memikirkan Dion terus.
Dilain sisi, Intan mendengar keinginan Sarah merasa kasihan dengan Sarah, yang terlalu opsesi dengan Dion dan menjadikan Dion pacarnya.
" Sar, jangan paksakan diri kamu untuk tetep mencintai bang Dion, bang Dion sudah punya pacar dan jangan mau jadi selingkuhan bang Dion, yang cuman dipermainkan saja oleh bang Dion." Ucap Intan terus terang, Intan tidak ingin membuat Sarah sedih dan patah hati, jika dijadikan pacar kedua dan menjalani hubungan diam diam dan pasti tidak akan bahagia sepenuhnya.
" Jadi kamu juga sama seperti ayah saya, untuk melupakan bang Dion kenapa pada tega sekali ke saya" Ucap Sarah dengan lirih
" Bukan tega, tapi kita sayang dengan kamu, jangan paksakan yang sudah jelas tidak bisa membuat kamu bahagia Sarah, kamu pantas untuk bahagia dan bang Dion pantasnya jadi temen beda kalo bang Dion masih jomblo masih bisa didekati tapi kalo sekarang tidak bisa, dari pada dipermainkan oleh bang Dion, kasihan di kamu nya" Tegas Intan yang tidak ingin Sarah sedih karena Dion terus
" Baik lah jika memang itu yang terbaik, saya akan lupakan perasaan saya ke bang Dion, terimakasih yah Intan kamu memikirkan perasaan saya." Lanjut Sarah akhirnya terima saran dari Intan, mungkin bener Dion lebih pantasnya dianggap temen tidak bisa Lebih, karena Dion tidak bisa menjaga mata dan ucapannya yang selalu gombal kemana mana
Intan lega mendengar Sarah mau melupakan perasaannya ke Dion, dari pada tersiksa karena Dion tidak bisa setia dengan satu perempuan, Intan tidak ingin Sarah temen kecilnya sedih karena Dion terus menerus
Dilain sisi, Bowo melihat Tomi masuk kedalam ruangannya dengan senyum bahagia, jadi ikut kebahagiaan Tomi yang akhirnya bisa ketemu dengan anak kandungnya
" Fika sudah ketemu berarti Fika akan menjalani perusahaan yang ada di Solo?" Tanya Bowo penasaran
" Iyah dong, semua anak anak saya mendapatkan perusahan sendiri, pas mereka sudah lulus SMU, akan saya ajak mereka ke sana, dan pelan plena kasih tahu mereka tentang pekerjaan, supaya saat mereka lulus kuliah sudah mampu jadi CEO muda, yang sudah mimpin perusahaan sendiri, baik itu Fika, Dion, dan Intan. Saya tidak ingin anak anak saya merasa cemburu dan iri merasa tidak dikasih" Ucap Tomi yang lega akhirnya rencananya akan jadi kenyataan, Tomi tidak sabar untuk menyerah kan perusahan nya ke anak anaknya.
" Berarti mereka akan tinggal sendiri dong?" Tanya Bowo penasaran
" Iyah, harus konsekuensi untuk mereka jalanin sih, mau sukses yah harus bisa mandiri dan tidak bergantung dengan orang tua, lagian rumah untuk mereka sudah ada kan, jadi tidak akan kesulitan untuk mereka dan tinggal dikasih mobil saja untuk Fika dan Intan, untuk kendaraan mereka nanti." Lanjut Tomi yang sudah merencanakan segalanya untuk Fika, Dion, dan Intan.
Bowo salut dengan Tomi bener bener berusaha memberikan yang terbaik untuk anak anaknya dengan adil
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments