My Bastard Boss
Pagi ini seorang gadis tampak gontai berjalan ke luar dari rumahnya. Dia Anaya Disha, gadis cantik berumur 24 tahun. Disha teringat dengan perkataan kasar dari sang ayah barusan membuat hatinya berdenyut nyeri.
"Kau anak pembawa sial, aku menyesal membesarkanmu Disha. " ujar pria tua itu padanya. Disha menahan rasa nyeri dalam dadanya, mencoba menghapus ucapan sang ayah yang terus terngiang dalam kepalanya. Dengan penampilan rapinya gadis itu berniat ingin mencari pekerjaan. Disha mencoba melupakan ucapan ayahnya tadi, dia harus fokus mencari pekerjaan.
Pertama tama dia mencoba melamar di sebuah perusahaan, sampai di sana ternyata Disha harus merasakan kekecewaan. Dia tak menyerah begitu saja, dia mencoba lagi melamar pekerjaan di perusahaan lain.Kini gadis itu berhasil memasukkan berkas lamarannya di salah satu perusahaan terbesar.
"Hari ini Anda boleh pulang dulu nona, pihak kami akan segera menghubungi Anda nanti. " ujar sang HRD padanya. Disha mengangguk, dia ke luar dari perusahaan itu dengan raut cerianya.
Demi menghemat uangnya Disha memilih naik bus hingga menuju ke rumah kontrakannya. Ya dia memilih pergi dari rumah, dia sudah enggak sanggup lagi mendengar nada kasar dari sang ayah.
Setelah turun dari bis, gadis itu perlu berjalan hanya beberapa kilo hingga sampai di rumah kontrakannya.
Tiba di sana Disha langsung masuk ke dalam, menaruh tasnya ke atas meja.
Gadis itu mengeluarkan ponselnya, tatapannya berubah sendu menatap foto mendiang sang ibu. Selama ini dia hidup di bawah tekanan dan kebencian dari ayah kandungnya, ayahnya terus menerus menyalahkan dirinya. Sang ayah merasa dirinya penyebab meninggalnya ibu karena kelahiran dirinya.
"Aku enggak pernah minta untuk di lahirkan Ayah, kenapa ayah selalu menyalahkan aku akan kepergian Ibu. " gumam Disha dengan lirih. dia menaruh ponselnya, segera menghapus cairan bening yang menetes di kedua pipi mulusnya.
Disha menghela nafas panjang, berusaha menyemangati dirinya sendiri agar mampu melewati ini semuanya. Dia bangkit, memilih ke dapur dan membuat minuman di sana. Setelah selesai membawanya ke ruang tamu dan bersantai di sana.
Sementara di perusahaan Davis Corp, seorang pria tengah memeriksa beberapa data calon karyawan baru di perusahaannya. Dia Aldric Rex Darvis, merupakan pewaris tunggal Davis Corp.
"Lian, siapkan berkas wawancara untuk besok, aku sendiri yang akan menguji calon karyawan baru kita!
"Baik Tuan. " Rillian segera ke luar dari ruangan bossnya itu. Aldric sendiri menarik dasi yang mencekik lehernya, dia bersandar di kursinya dengan santai.
Aldric POV
Ternyata calon karyawanku tidak ada yang bertubuh seksi dan berpenampilan menarik, lihat saja besok akan aku buat mereka tidak betah dengan sikapku. Ya siapa tahu diantara mereka semua ada yang membuatku tertarik untuk kujadikan sekertaris pribadi.
Sorenya Disha memilih ke luar sebentar, dia perlu membeli bahan bahan makanan untuk ke depannya nanti. Tak mungkin 'kan jika dirinya akan memakan mie instan terus terusan?
Setelah membeli bahan makanan Disha langsung pulang naik taksi. Tiba di rumah gadis itu segera menyimpan bahan makanannya di dapur. Dia memilih mengurung dirinya di kamar, Disha merasa kesepian semenjak ibunya telah tiada.
"Bu, apa benar Disha hanya anak pembawa sial. Ayah sangat membenci Disha Bu, ayah menganggap Disha penyebab kepergian ibu. " gumam Disha dengan lirih.
Hiks
Gadis itu menangis sendirian di dalam kamar, tak ada seseorang yang menjadi tempatnya bersandar dan berkeluh kesah. Dia menyentuh kalung liontin yang berada di lehernya saat ini. Setelah beberapa menit Disha segera menghapus air matanya.
Tok
Tok
Mendengar suara ketukan pintu, Disha segera beranjak ke luar dari kamarnya dan pergi ke depan. Cklek gadis itu mendorong pintunya, terlihat seorang gadis berdiri di depan pintu rumahnya.
"Hai kamu baru ngontrak di sini ya? " tanya gadis itu.
"Iya ayo silakan masuk. " Disha membiarkan gadis itu masuk ke dalam, keduanya duduk di ruang tamu.
"Aku Anaya Disha, panggil aja
Disha. " sapa Disha memperkenalkan dirinya lebih dulu.
"Cantika Hazel, panggil aja HAzel. " ujarnya yang di angguki oleh Disha. Hazel datang membawakan buah, mereka makan bersama sama. Kedua gadis itu berbicara banyak hal terutama pekerjaan, Hazel menawarkan jika besok mereka berangkat bersama namun Disha menolaknya.
Gadis culun itu begitu senang memiliki teman dekat sekarang, dia bisa berbagi keluh kesahnya dengan Hazel. Canda dan Tawa mewarnai obrolan keduanya, keduanya memiliki kesamaan yang sama yaitu suka baca buku.
"Kalau butuh apapun, kamu bisa bicarakan dengan aku Sha. Aku nyaman berteman dengan kamu, setidaknya selain satu kontrakan, kita juga berada di perusahaan yang sama. " cetusnya dengan tawa riang.
"Terimakasih ya Zel, maaf kalau aku merepotkan kamu nantinya. " ujar Disha dengan senyuman canggungnya.
"Aku jitak kamu ya kalau kamu ngomong gitu lagi. " protes Hazel dengan gregetan. Disha sendiri justru menertawakan sahabatnya yang tampak kesal di sebabkan olehnya. Gadis rambut sebahu itu mendengus jengkel, melipat tangannya di dada menatap tajam Disha yang masih menertawakan dirinya.
Ups
Hehe
Disha menghentikan tawanya, dia kembali memakan potongan buah apel dengan santai. Dia hendak menanyakan perihal keluarga pada Hazel, raut wajah gadis berambut sebahu itu berubah muram. Disha pun mengkerutkan kening, merasa penasaran namun dia memilih urung bertanya.
"Oh ya semoga kita bisa menjadi teman baik ya. " ucap Disha mengalihkan pembicaraan.
"Pasti bisa. " jelas Hazel sambil tersenyum tipis. Disha memilih membuka obrolan lain agar suasana tak terasa canggung. untuk masalah pribadi Disha tak ingin bertanya lebih jauh karena ada batasannya.
Malam harinya keduanya kini memutuskan menonton drama korea favorit mereka. Mereka telah menyediakan cemilan untuk persediaan.
Setelah selesai keduanya segera berbaring, mengingat mereka besok pagi telah bersiap untuk bekerja. Ya malam ini Hazel menginap di rumahnya,lain kali dirinya yang akan menginap di rumah kontrakan Hazel.
Disha memperhatikan Hazel yang telah tidur duluan, ternyata dirinya memiliki nasib yang hampir sama dengan sahabatnya ini. Gadis itu mengusap wajahnya kasar, seharusnya dia bersyukur dengan apa yang dia punya sekarang bukannya malah terus terusan mengeluh.
Mungkin memang sangat sakit rasanya saat ayah kandung sendiri justru membencinya dari bayi. Disha yakin di balik kesedihan hari ini, kelak suatu saat nanti akan ada kebahagiaan yang menghampirinya.
"Doakan aku ya Bu, semoga aku sanggup menjalani jalan hidupku saat ini dan aku sangat senang memiliki sahabat sebaik Hazel. " batin Disha dalam hatinya. Dia kini mulai menerima garis takdir dari Tuhan, berharap besok dirinya mampu melewati lembaran baru dalam hidupnya.
Disha segera menarik selimutnya, Lalu memejamkan kedua matanya. Tak lama dia menyusul Hazel ke alam mimpi. Kedua gadis itu tampak nyenyak dalam tidur mereka yang lelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
bunda s'as
ini bener yang punya othor Ay soalnya judulnya ada 2
2023-05-31
0
🎀Senja🆁🅰🅹🅰❀∂я𝐀⃝🥀🤎Ꮶ͢ᮉ᳟
semangat kaak
2023-05-20
1
Diana Susanti
nyimak kak mantab 👍👍👍👍👍
2023-05-13
1