Aldrich menarik Disha hingga gadis itu jatuh ke atas pangkuannya. Tentu saja gadis itu langsung panik dia berusaha Melepaskan diri namun Aldric justru menahannya dengan erat.
Saat ini keduanya berada di penthouse pribadi Aldrich. "Kita hanya berdua di sini baby, panggil namaku saja kau mengerti. " ujar Aldrich yang di angguki Disha.
Dering ponsel milik Aldrich menyita perhatian mereka, melihat kesempatan Disha langsung turun dari pangkuan sang bos.
"Sayang, kau di mana sekarang? " cecar suara seorang wanita.
"Aku lagi sibuk dan jangan menghubungi ku saat ini. " Aldrich memutus sambungannya, menaruh kembali ke dalam saku celana. Disha mendelik, ternyata sang bos memiliki kekasih dan pria di depannya ini ternyata bastard.
"Maaf tuan saya harus pulang sekarang. " Disha langsung bangkit dan bergegas pergi, Aldrich mengejarnya lalu menggendongnya ala karung beras.
Gadis culun itu tak bisa kabur,dia berada di pangkuan Aldrich lagi. Disha membulatkan mata, Aldrich memagut bibirnya dengan brutal dan liar. Tak lama ciuman itu terlepas, Disha begitu terkejut dengan tindakan bosnya.
Plak
"Aku bukan wanita murahan yang bisa anda cium sesukanya. " teriak Disha. Gadis itu lantas bangun, bangkit dan pergi begitu saja sambil menangis.
Aldrich langsung bangkit, berusaha mengejar Disha namun terlambat gadis itu tampaknya berlari menjauh. Hujan tiba tiba turun dengan derasnya, pria itu tentu khawatir dan segera mengejar m.
"Lepaskan aku. " dia kembali sambil menggendong Disha, membawanya ke dalam dan menuju ke kamar.
Cklek di dalam kamar
Disha tampak panik melihat Aldrich yang melepaskan pakaiannya hingga polos. Aldrich sendiri segera membuka pakaian gadisnya hingga terkoyak lalu melemparnya ke lantai.
"Tuan lepaskan aku.. " Aldrich mendorongnya ke ranjang, memagut liar bibir gadis pujaannya.
Hasratnya kian melambung tinggi dan perlu di tuntasnya, setelah melakukan pemanasan. Pria itu berusaha melakukan penyatuan, jerit tangisan Disha membuat Aldrich terbelalak.
"Kau masih perawan? "
"Hiks sakit. " keluh Disha menangis sambil mencengkeram bahu Aldrich. Aldrich memilih diam, membiarkan wanitanya nyaman lebih dulu. Setelah itu pria tampan itu menggerakkan pinggulnya perlahan dan berubah cepat. Aldrich tampak senang menjadi pria pertama memiliki Disha seutuhnya.
Dia terus menggempur wanitanya hingga Disha tertidur lebih dulu. Aldrich mengakhiri permainan panasnya, menarik selimut menutupi tubuh mereka.
Pukul tujuh malam Disha terbangun, wanita itu merasakan sekujur tubuhnya terasa sakit. Dia begitu membenci Aldrich yang begitu tega merenggut harta berharganya, Disha hanya mampu menangis terisak. Mendengar suara tangisan membuat tidur pria itu terusik, Aldrich langsung bangun dan mendekapnya dari belakang.
"Lepaskan aku Tuan, aku ingin pulang. " Disha berusaha melepaskan diri dari pelukan sang bos. Aldrich tak membiarkan wanitanya lepas dan melarikan diri darinya.
"Harta ini hanya akan menjadi milik suamiku kelak, kenapa kamu tega merenggutnya hiks. "
"Aku tak suka kamu mengobrol dengan pria lain Al, kau hanya milikku. " tegas Aldrich. Disha tentu saja tak menerima alasan itu, lagipula wanita itu justru mengumpati Aldrich.
"Kau punya uang dan segalanya, dengan uang kau bisa menyewa wanita malam Al tapi bukan aku. "
Aldrich menghela nafas kasar, membawa Disha ke pangkuannya, menyatukan kening mereka. "Aku akan bertanggung jawab padamu Sha, tadi aku mengeluarkan benihku di dalam. "
Pria seksi itu berusaha menenangkan wanitanya yang tampak masih syok. Setelah tenang Disha membenamkan wajahnya di dada bidang Aldrich, menikmati pelukan prianya. Dia kembali membaringkan wanitanya, lalu mengulang kegiatan panas itu hingga esok hari.
Setelah mandi dan beres beres, Disha telah mengenakan dress panjang berwarna putih. Gadis itu tampak berada di balkon, dia diam diam menghapus air matanya. Sepasang lengan kekar memeluk pinggang rampingnya. Wajah gadis itu tampak muram pagi ini, Aldrich membalikkannya dan menyadari hal itu.
"Al, bisakah kamu melupakan kejadian kemarin dan membiarkan aku pergi. " pinta Disha sambil memohon.
"Aku tak akan melepaskan kamu Sha, kamu calon istriku sekarang. " tegasnya tak terbantah.
Disha lagi lagi menangis, dia meluapkan isi hatinya membuat Aldrick diam mematung. Pria itu mengepalkan tangannya, tak suka akan penolakan yang di lontarkan Disha padanya. Tubuh wanita itu luruh hampir jatuh ke tanah namun Aldrich menopangnya dari belakang.
Pria tampan itu membawanya duduk di atas ranjang. Dia mengambil ponselnya lalu menghubungi Rillian atas ketidak hadiran Disha. Aldrich memilih ke luar dan membiarkan wanitanya tenang lebih dahulu.
Disha POV
Hidupku telah hancur sekarang, tak akan ada pria yang mau denganku. Aku harus apa sekarang Ya Tuhan, aku begitu membenci Aldrich pria sialan itu. Jika menerima Aldrich, hidupku akan jauh lebih hancur mengingat pria itu seorang pemain wanita.
Wanita cantik itu langsung bangkit dan mengambil tasnya, menghapus kedua matanya yang sembab. Dia ke luar dari kamarnya dan menuruni tangga. Aldrich yang melihatnya segera mengejar calon istrinya. Dia segera memesan taksi untuk datang, Disha mengabaikan teriakan Aldrich padanya.
Dia masuk ke dalam taksi, Aldrich yang melihatnya mengumpat pelan dan kembali. Dia mengikuti wanitanya mengenakan mobilnya dengan kencang. Satu jam berlalu Disha turun dari taksi,dia pergi menuju ke sebuah jembatan.
"Mau ke mana dia? " tanya Aldrich penasaran. Pria itu segera membulatkan matanya, setelah tahu tujuan Disha pergi ke jembatan. Dia langsung berlari saat melihat wnaitanya hendak loncat.
Grep
Sret
Aldrich membawanya menjauh, jantungnya hampir berhenti berdetak seketika melihat aksi nekat Disha. Disha langsung menepis tangan Aldrich, lalu mendorongnya agar menjauh.
"Kenapa kamu menghentikan aku hah, kenapa. " teriak Disha dengan keras.
"Aku sudah bilang aku akan bertanggung jawab padamu Disha, apa itu kurang. " bentak Aldrich lepas kendali.
"Aku tidak ingin bersama dengan pria sepertimu Al, tolong mengertilah hiks. " Disha kembali menangis, dia merasa Tuhan tak adil padanya. Aldrich sendiri tampak frustrasi melihat kebencian di kedua mata Disha saat ini.
Aldrich menggeram rendah, dia menarik Disha ke dekapannya lalu mencium bibir wanitanya dengan liar. Dia tak mempedulikan aksi berontak yang di lakukan calon istrinya saat ini. Setelah tenang dia mengakhiri ciumannya, membawa wanitanya menuju ke mobil dan melesat pergi dari sana.
Tiba di Mansion, pria itu segera turun dan membawa Disha menuju ke kamar mereka. Aldrich memperhatikan kekasih hatinya yang tertidur lelap saat ini. "Apa aku begitu menjijikkan hingga kamu terus menerus menolakku Sha? "
"Tapi aku benar benar ingin bertanggung jawab dan menjadi suami kamu. "
Teringat sesuatu Aldrich langsung bangkit dan ke luar. Tak lama pria itu kembali membawa makanan lalu menaruhnya di atas ranjang. Pria tampan itu langsung membangunkan Disha, lalu menyuapinya makanan hingga habis.
Selesai sarapan, Aldrich menyingkirkan piringnya lalu membawa wanitanya bersandar di dada. Disha menghela nafas panjang, menyentuh tangan kiri Aldrich yang berada di atas perutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
hasna asthyna
o udh langsung begini ya Thor cerita nya dibikin cepet hehe
2023-09-13
1
Juan Sastra
terlalu jauh meloncatnya thorr..
2023-07-06
0
𝐀⃝🥀senjaHIATᴳ𝐑᭄⒋ⷨ͢⚤🤎🍉
kok aku rada bingung yaa tadi perasaan seting tempatnya dikantor kok tau2 dikamar siih..atau ada kamar pribadi didalam kantor🤔
2023-05-20
1