Hari ini Disha bersiap menuju ke perusahaan Davis corp. Setelah menempuh beberapa menit akhirnya diapun sampai, Disha langsung berkumpul dengan karyawan lainnya.
Asisten Rilian memberitahu mereka mengenai wawancara langsung yang akan di lakukan sang pemilik perusahaan. Disha tentu saja gugup, dia takut akan berbuat kesalahan nantinya.
Dan dua jam berlalu kini gilirannya masuk ke ruangan bosnya, Asisten Rilian mengantarnya hingga ke dalam setelah itu pergi. Penampilan Disha saat ini memang terbilang culun, gadis itu mengenakan kaca mata.
"Kau Anaya Disha nona? "
"Iya Tuan!
"Aku Aldric Rex Davis, ingat namaku dengan baik nona. " tegas pria itu dengan sorot mata tajamnya. Aldric menilai penampilan gadis di depannya dengan sorot tak terbaca. Disha sendiri merasa risih di perhatikan bosnya saat ini, ingin sekali dia menegurnya namun dia tak ingin kehilangan pekerjaan.
"Lepaskan kaca mata kamu!
Dishapun terpaksa menuruti permintaan bosnya yang arogan itu, Aldrich menatap dalam manik cokelat Disha. Pria itu terpesona melihat kecantikan karyawan barunya ini, dia mengerti jika Disha memang sengaja menyembunyikan kecantikannya.
"Berapa tinggi kamu? "
Dishapun menjawabnya dengan gugup, Aldrich terus memberikan pertanyaan yang awalnya normal berubah menjadi berbau mesum. Disha sendiri di buat heran akan kelakuan pria di depannya saat ini.
"Apa Anda kurang waras pak, bagaimana bisa Anda menanyakan berapa ukuran braa saya? " tanya Disha dengan ketus. Aldrick bukannya tersinggung justru tertawa melihat raut kesal Disha. Entah kenapa dia merasa suka membuat kesal gadis culun yang sebenarnya cantik ini.
Disha berusaha mengontrol emosinya agar tidak kelepasan bicara. Aldrich menyudahi permainannya, pria itu memberitahu apa saja tugas Disha sebagai sekertaris pribadinya. Gadis itu mengangguk setuju, memilih ke luar dari sana. Asisten Rillian segera menunjukkan ruangan Disha saat ini.
Gadis culun itu masuk ke dalam ruangannya, menghela nafas berat. Di hari pertama dia bekerja, sepertinya akan menjadi hari yang berat untuknya. Terlebih dia memiliki bos yang kurang waras menurutnya atau kelebihan hormon hingga menjadi gila.
Hazel masuk ke ruangan sang sahabat, gadis itu tampak penasaran. Disha langsung menjelaskan apa yang terjadi, bukannya iba namun Hazel menertawakan Disha.
"Tertawa in aja terus. " ketus Disha dengan muka betenya.
Hazel berdehem, dia menarik kursi kemudian duduk berhadapan dengan sahabatnya. Dia memberikan nasehat supaya Disha bisa sabar menghadapi tingkah bos mereka. Disha sendiri merasa pusing dan memilih mengerjakan tugas nya sebagai sekertaris Aldrich.
"Ya sudah aku kembali ke ruangan aku
ya. " Hazel langsung pamit ke luar dan kembali ke ruangannya. Disha menghela nafas panjang, memeriksa berkas yang ada di atas mejanya dengan sangat teliti.
Satu jam berlalu tepat pukul sembilan Disha ke luar dari ruangannya dan pergi ke ruangan Aldrich. Setelah mengetuk pintu, gadis itu masuk ke dalam dan terkejut melihat kelakuan sang bos. Disha menutup matanya, berjalan ke depan sambil menaruh berkas nya di atas meja.
"Awas pak, banyak kuman jika membuang benih sembarangan. " cetus Disha dengan nada datar nya. Aldrich segera membenahi penampilannya begitu juga dengan wanita yang dia sewa.
"Aku mempekerjakanmu bukan untuk mengomentari kegiatan 'ku Disha. " geram Aldrich dengan nada ketusnya.
"Ya saya tak akan mengomentari apa apa lagi. " ujar Disha yang langsung pamit ke luar dari sana. Gadis itu enggan menatap kearah Aldrich, Aldrich sendiri merasa geram dan tak suka akan sikap yang di tunjukkan Disha padanya.
Aldrich POV
Sekarang memang kau begitu merasa jijik denganku Disha,tapi suatu saat akan ku pasti kan kamu bertekuk lutut di depanku. Aku akan membuat jatuh cinta padaku sejatuh jatuhnya setelah itu aku akan menghempaskanmu setelah ini. Aku benar benar penasaran dengan sikapmu yang cuek dan angkuh ini Disha.
Disha tampak segar setelah mencuci wajahnya, sepanjang jalan menuju ke ruangannya gadis itu tampak kesal akan matanya yang ternodai. Gadis itu segera masuk ke dalam ruangannya
Satu jam berlalu Disha ke luar, menemui Hazel dan mengajaknya ke kantin. Tiba di sana seorang pria menghampiri mereka dan mengajak keduanya berkenalan.
"Halo Ezra, kamu boleh gabung kok lagian ini tempat umum. " celetuk Hazel yang di tanggapi tawa oleh Disha.
"Thanks, lu bisa aja Zel. " balas Ezra sambil tersenyum tipis.
Nampak kedua gadis itu begitu akrab dengan Ezra, menurut mereka Ezra pria yang baik dan santun. Tanpa mereka sadari terutama Disha, ada sepasang mata yang menatapnya tajam. Ya dia adalah Aldrich, entah kenapa dia begitu panas melihat kedekatan Disha dengan Ezra.
Aldrich segera pergi dari sana dengan membawa kemarahan yang dia tahan. Rillian langsung menyusul sang bos ke ruangan Aldrich. Pria tampan itu meminta data Ezra pada Rillian, Lian segera mencarikannya.
Cklek
"Ini data mengenai Ezra. " ujar Rillian pada bosnya. Aldrich langsung mengambilnya. membacanya dengan teliti. Seringai tervit di sudut bibirnya, ternyata hanya seorang karyawan biasa yang tak ada apa apanya daripada dirinya. Dia merasa jauh lebih unggul daripada Ezra begitu pikirnya.
"Lian, pindahkan Ezra ke cabang di luar kota? " perintah Aldrich.
"Maaf Tuan,tapi Ezra karyawan yang berkompeten dan rajin, akan sangat di sayangkan jika Anda menyuruh lelaki itu pindah. " ujar Rillian memberikan pendapatnya. Dia juga sedikit memberikan nasehat agar tak mencampur adukkan masalah pribadi dengan pekerjaan.
Rillian langsung pamit ke luar sebelum sang bos memarahinya. Aldrich mendengus jengkel, terpaksa dia mempertahankan Ezra agar bekerja di perusahaannya.
"Aku tak akan membiarkan pemuda itu mendekati Disha. " gumam Aldrich dengan tangan terkepal kuat.
Sementara Disha dan Hazel kembali ke ruangan masing masing. Perempuan itu kini telah duduk di kursinya dengan santai. Jujur dia merasa tak nyaman menjadi sekertaris dari Aldrich namun dirinya tak punya pilihan lain. Dia berharap semoga kedepannya tak terjadi apapun nantinya, semuanya berjalan dengan lancar demi mencari pundi pundi uang.
"Bagaimana kabar Ayah sekarang ya, apa dia masih sangat membenci aku!
Disha ingin sekali bertemu ayahnya, namun dia takut jika sang ayah menghinanya dengan kata kata kasarnya. Dia bukan penyebab kepergian sang ibu tapi kenapa sang ayah tak mau mengerti sama sekali dengan kenyataan yang ada.
"Rasanya sangat sakit banget di benci oleh ayah, tapi Disha tetap sayang ayah apapun yang terjadi. " gumamnya lirih. Dia berharap kelak hati ayahnya akan segera luluh dan menerima dirinya. Gadis itu berusaha tegar dan kuat, dia sangat yakin bisa melewati ini semuanya.
Cklek
Asisten Rillian masuk dan menyerahkan berkas pada Disha untuk di periksa setelah itu dia pergi dari sana. Disha tak ambil pusing akan sikap datar asisten Rillian padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
hasna asthyna
aldric langsung ngerasa jeles / sampe mau naklukin disha ya ?
2023-09-13
0
𝐀⃝🥀senjaHIATᴳ𝐑᭄⒋ⷨ͢⚤🤎🍉
dih aldric suka celap celup sembarangan..giliran liat disha sama cowok laen marah🙄
2023-05-20
1
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
ih ngeri banget si Aldric inih... sukanya celap celup macam teh basi
2023-05-09
1