Seorang wanita tampak kesal, dia Stella Anastasya. Wanita yang pernah menjadi partner ranjang dari Aldrich, dia gagal menghubungi pria tampan itu.
Stella memilih menghubungi pria langganan lainnya, dia sangat membutuhkan uang saat ini untuk berbelanja. Dia langsung masuk ke dalam mobil dan melesat jauh meninggalkan pusat perbelanjaan.
Sebenarnya dia menginginkan bercinta lagi dengan Aldrich, selain bisa merasakan keperkasaan pria itu dia juga bisa mendapatkan uang dari Aldrich. Dan sialnya nomor pria itu tak bisa di hubungi di saat saat penting seperto ini.
"Sialan. " umpat Stella dengan kesal menambah kecepatan laju mobilnya.
Sementara sore itu Aldrich tengah menemani wanitanya berada di taman, pria itu mengeluarkan ponselnya dan melihat panggilan tak terjawab dari Stella.
"Dari siapa mas? " tanya Disha penasaran.
"Stella, mantan partner ranjang. " jawabnya sambil meringis mendapatkan pelototan dari calon istrinya. Disha langsung tersenyum sinis, inilah yang paling dia sesalkan akan kelakuan brengsek Aldrich.
"Sekali lagi kau bercinta dengan jalangmu, bersiaplah aku akan mencari pria lain untuk kujadikan sebagai ayah dalam janin yang aku kandung. " tegas Disha tak main main dengan ucapannya. Aldrich membulatkan mata, pria itu langsung merengek dan melarang sang kekasih namun Disha hanya acuh tak acuh.
Huh
Hazel datang menghampirinya, Disha memilih mengobrol dengan sang sahabat dan menanyakan perihal Ezra. Aldrich sendiri merasa geram, hatinya mendadak panas mendengar calon istrinya menanyakan perihal pria lain di depannya.
Aldrich POV
Sialan, sebaiknya aku harus segera menikahi Disha secepatnya. Aku tak ingin kehilangan dia dan calon anak kami. Untuk urusan Stella, aku harus berbicara dengan wanita sialan itu. Enggak aku harus melakukan berbagai cara agar Disha tetap mau menikah denganku demi janin dalam perutnya.
Pria itu lantas bangkit dan pergi begitu saja, setelah kepergian Aldrich barulah. Disha menoleh. Wanita hamil itu menghela nafas pelan, kembali menatap kearah Hazel.
"Aku masih ragu sama dia Zel, akan banyak mantan partner ranjangnya yang pasti akan aku temui kedepannya nanti. " gumam Disha dengan lirih.
"Jujur aku juga bingung dengan posisi kamu sekarang, tapi janin dalam perut kamu berhak memiliki orang tua yang lengkap. Perihal wanita ranjang Aldrich, sepertinya kamu hanya perlu menghadapi dan menguatkan mental kamu nantinya Sha! "
Disha terdiam, di sentuhnya perutnya yang sedikit menonjol itu dengan lembut. Wanita itu menerima nasehat yang di berikan Hazel padanya. Hazel sendiri bangkit dan menenangkan sang sahabat agar tak kepikiran hingga berakibat pada janin Disha.
Nyonya Aliana datang menghampiri mereka, wanita paruh baya itu menawarkan untuk belanja sekaligus jalan jalan. Disha menanggapinya dengan hangat tawaran dari calon mertuanya. Mereka beranjak dari sana dan ke dalam, Disha hanya diam hingga ke luar dari mansion. Mereka langsung masuk ke dalam, membiarkan Aldrich melajukan roda empatnya menuju pusat perbelanjaan.
Tiba di Mall
Mereka semua langsung turun dari sana, keempatnya langsung masuk ke dalam. Aldrich merangkul bahu calon istrinya dan dia berusaha mengambil hati Disha yang keras.
"Sayang, kamu boleh beli apapun yang kamu mau biarkan aku yang membayarnya. " cetus Aldrich sambil tersenyum manis.
Disha hanya mengangguk kecil, saat berbelanja tampa sengaja mereka bertemu dengan Stella. Stella langsung mendekatinya, meraih lengan Aldrich sambil tersenyum.
"Lepaskan. " Aldrich langsung menghempas tangan Stella, Stella tentu saja tak tinggal diam.
"Oh ayolah sayang, apa kau lupa dengan? "
"Tutup mulutmu. " bentak Aldrich dengan keras. Mood Disha seketika hancur melihat kehadiran mantan partner Aldrich. Perempuan itu mengajak calon mertuanya pergi. Aldrich segera menyusulnya, mengabaikan teriakan Stella.
Tiba di mansion, Disha langsung pergi ke kamarnya. Aldrich segera menyusul wanitanya dan menjelaskan kesalah pahaman. Namun wanita hamil itu terlanjur kesal dan marah, dia terus menerus menepis sentuhan Aldrich pada tangannya.
"Calon anakku kelak pasti akan malu memiliki ayah sepertimu, suka celap celup dengan lubang berbeda beda. Apa kau tak pernah berfikir jika kelak kamu akan terkena penyakit setelah berhubungan dengan wanita berbeda hah? " teriak Disha membuat Aldrich bungkam seketika.
Ucapan Disha begitu menusuk relung hati Aldrich paling dalam. Pria tampan itu kehilangan kata kata melihat kemarahan calon istrinya.
"Kau pikir dengan statusmu yang suka bercinta dengan wanita lain itu keren Al, tentu saja tidak. Yang ada justru sangat menjijikkan kau dengar. " pungkas Disha dengan nada bicara pedas nya. Disha memilih ke luar dari sana, meninggalkan Aldrich yang mematung.
Wanita hamil itu berpapasan dengan calon ibu mertuanya, dia meminta nyonya Aliana membawanya pergi sejauh mungkin. Nyonya Aliana tentu saja setuju, dia merangkul calon menantunya dan membawanya ke luar dari kediaman Aldrich. Pria itu berlari menyusul Disha, dia berteriak sambil memanggil Disha berulang kali.
Disha hanya mampu menangis sepanjang perjalanan. Sudah cukup dirinya di jadikan bahan pelampiasan oleh ayah kandungnya, dan kini dia memilih tak menikah dengan Aldrich.
"Nak pikirkan lagi keputusan kamu, janin dalam perutmu membutuhkan orang tua lengkap. " tegur nyonya Ariana.
"Lalu bagaimana dengan perasaan aku tante, sudah baik aku tak menyingkirkan bayi dalam perutku ini. Jangan hanya memikirkan perasaan Aldrich, aku juga punya perasaan tante. " jawab Disha dengan sorot penuh kemarahan.
Nyonya Ariana merasa kecewa dengan ucapan Disha barusan. Wanita hamil itu meminta turun di rumah kontrakannya, Disha segera mengambil uang tabungannya.
Hazel sempat menahannya namun Disha tetap kekeh dengan keputusannya. Gadis itu tentu saja mengikuti sahabatnya, mereka naik motor dan pergi dari sana. Nyonya Ariana juga tak bisa menahan kepergian Disha yang tengah dalam keadaan marah. Dia hanya berharap Disha tak melakukan hal yang nekat, Dia meminta sopir pergi dari sana.
Setelah menempuh jarak jauh kedua gadis itu sampai di sebuah desa. Hazel segera memarkirkan motornya lalu mengajak sahabatnya itu masuk ke dalam. Disha menangis dalam pelukan sang bibi tercinta. Mereka kini duduk di ruang tamu, Bibi Ismi mengusap punggung bergetar sang keponakan.
"Karena bayi ini hidupku hancur bi, apa yang harus aku lakukan hiks. " gumam Disha lirih.
"Bayi dalam kandungan kamu tak salah nak, seharusnya kamu tak berbicara seperti itu. " tegas Bibi Ismi. Disha hanya diam, dia terus menangis. Hazel ikut menangis melihat sahabatnya kembali hancur seperti ini.
Setelah Disha tenang, Bibi Ismi segera melepaskan pelukannya. Dia mengatakan jika di sini ada seorang dokter muda. Wanita paruh baya itu langsung ke luar dan tak lama kembali bersama seorang dokter. Dokter tampan itu adalah dokter Ezran, pria tampan itu segera memeriksa keadaan Disha yang tampak terguncang.
"Bibi, Disha tak boleh terlalu stress. Stress hanya akan menghambat pertumbuhan janij dalam perutnya. " ujar Dokter Ezran.
Bi Ismi menangis mendengar penjelasan dokter barusan. Dokter Ezran juga memberikan vitamin pada Bi Ismi, setelah itu pamit pulang. Hazel menghampiri sahabatnya, memberikan dukungan untuk Disha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
★彡 Ϙυҽҽɳ_ѕєηʝα 彡★
janin itu bukan janjij
2023-06-07
0
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
koq Disha udah pergi aja, ya resiko jadi calon istri Ceo kaya plus Casanova pula.. hhmm
2023-05-14
1
宣宣
sebenarnya Disha ngasih satu kesempatan sama Aldrich , kalau Aldrich gx berubah baru Disha pergi jauh dari Aldrich dan pertemuan ama Stella itu kan gx sengaja kenapa harus marah.....
2023-04-22
1