03. Istikharah

Pukul tiga dini hari, Najwa bangun dari tidurnya. Duduk lebih dulu, dia ingin sholat istikharah lebih dulu sebelum dia memutuskan apakah mau kembali pada Azam atau tidak. Karena semuanya dia dia gantungkan pada Sang Pencipta.

Najwa bangun dari duduknya dan segera keluar kamar menuju kamar mandi, suasana sangat sepi dan lengang. Najwa mengambil air wudhu untuk menunaikan sholat sunah tahajud dan istikharah. Setelah selesai, dia pun masuk lagi ke dalam kamarnya. Mengambil mukenah dan segera memanjatkan doa setelah menunaikan sholat malam.

Lama dia berzikir untuk memantapkan hatinya, lalu kemudian dia pun mulai sholat istikharah dua rokaat. Dengan penuh penyerahan diri pada Sang Khalik.

Semakin menjelang subuh, Najwa semakin khusyuk berdoa. Agar dia mendapatkan petunjuk dari apa yang sedang dia hadapi. Meskipun memang tidak langsung mendapat petunjuk, tapi dia akan terus berdoa di sepertiga malam untuk benar-benar yakin akan permintaan Azam di terima itu.

"Ya Allah, ampunilah hambaMu ini. Berilah petunjukMu dengan permasalahan yang hamba hadapi ini. Hamba bingung harus bagaimana dengan semuanya. Berilah petunjukMu pada hambaMu ini, amiin."

Doa-doa Najwa terus di lantunkan seiring zikir yang dia ucapkan sepanjang waktunya selama menghadap Sang Pencipta. Hingga, waktu subuh tiba Najwa pun segera menunaikan sholat subuh sebagai pamungkas doa yang dia panjatkan. Setelah itu, dia pun kembali berzikir lalu menyelesaikan semuanya.

Untuk melanjutkan tidur, dia tidak bisa. Akhirnya dia pun pergi ke dapur untuk bersih-bersih dan bersiap memasak makanan sarapan pagi nanti.

"Kamu sudah bangun, Najwa?" tanya uminya ketika melihat Najwa sedang mencuci piring.

"Iya umi, dari jam setengah tiga tadi belum tidur lagi. Jadi aku ke dapur aja. Sarapannya apa umi? Biar aku yang buatkan." kata Najwa.

"Nasi goreng aja, soalnya abah pengen sarapan nasi goreng. Katanya enak di kasib terasi, ada terasinya kemarin umi beli di warung. Sengaja buat nasi goreng permintaan abah." kata umi Dila.

"Ooh, baiklah umi. Nanti aku yang buat nasi gorengnya." kata Najwa menyelesaikan mencuci piringnya.

"Jangan lupa nanti bikin bakwan jagung juga, umi suka bakwan jagung buatan kamu." kata umi Dila lagi.

"Iya umi, bakwan jagung buatanku juga di sukai maaas Aazam dulu." kata Najwa ragu.

Entah kenapa dia ingat makanan kesukaan mantan suaminya dulu. Najwa pun diam, lalu menatap uminya dan tersenyum malu.

"Bilang aja kamu masih ingat mantan suamimu." cibir umi Dila.

Najwa hanya tersenyum, dia hanya ingat kalau Azam menyukai bakwan jagung buatannya. Bahkan sering memujinya, dan sampai habis beberapa biji.

"Kamu sudah dapat petunjuk dari Allah, Najwa?" tanya umi Dila lagi.

"Belum umi, kan baru satu kali ini aku sholat istikharah. Minmal kan tiga hari, atau tujuh hari." jawab Najwa.

"Kalau umi pikir ya, sebenarnya Azam itu baik dan dia juga sangat santun. Tapi memang karena kedua orang tuanya saja yang begitu. Tapi entah kenapa ya, umi pikir kamu itu ngga berjodoh lagi deh sama Azam." kata umi Dila.

"Kok umi ngomong begitu?" tanya Najwa heran.

"Ya, soalnya takdir itu tidak ada yang tahu Najwa. Kamu dan Azam bersatu lagi itu harus melewati tantangan lain, kamu harus menikah dulu dengan laki-laki lain. Dan Azam juga begitu, menikah lagi dengan perempuan lain. Jadi, di antara itu siapa yang tahu kalau nantinya kamu akan susah untuk berpisah dengan suami barumu. Ingat ya Najwa, pernikahan itu bukan untuk main-main. Jadi pikirkan baik buruknya lebih dulu, di samping kamu juga meminta petunjuk pada Allah swt." kata umi Dila.

Najwa kembali diam, meski ucapan uminya itu ada benarnya. Tapi dia juga ingin mencoba lagi hidup berumah tangga dengan Azam. Meski ada sifat Azam yang kurang di sukai olehnya, seperti suka memaksa. Tapi jika hal yang baik, menurutnya itu tidak masalah.

"Sudah, jangan di pikirkan ucapan umi. Itu hanya sebuah pikiran umi saja kok, dan abah juga nanti mencari solusi yang terbaik untuk kamu dan Azam agar bisa bersatu." kata umi Dila lagi.

"Umi tidak suka mas Azam kembali ya mi?" tanya Najwa.

"Ngga juga, tapi lebih pada memikirkan takdir saja. Jangan pikirkan ucapan umi, kan tadi umi sudah bilang. Jika kamu yang mengatakan mau bersama lagi dengan Azam, ya kami hanya mendukungmu saja Nahwa." kata umi Dila lagi.

Najwa diam lagi, sejenak dia ragu dengan ucapan uminya itu. Memang ke depan tidak ada yang tahu takdir apa yang akan dia terima nantinya. Dia juga belum tahu apa yang akan di lakukan abahnya, tapi yang jelas jika dia menyetujui kembali lagi dengan Azam. Dia harus menikah, dan abahnya yang akan mencarikan jodoh lain sebelum kembali pada Azam.

Tapi masalahnya, dia berpikir. Siapa nantu jodoh singkatnya itu? Apakah dia mau berjodoh dengannya meski singkat?

Entahlah, Najwa pusing memikirkan itu. Dia kini hanya fokus untuk berupaya meminta petunjuk pada Yang Maha Kuasa. Tidak mau memikirkan lebib jauh siapa nanti jodoh singkatnya. Atau suami selingannya nanti.

_

Lima hari berlalu, Najwa belum mendapat petunjuk apa pun dalam menentukan pilihan apakah dia mau menerima Azam lagi sebagai suaminya nanti. Tapi dia berpikir, masih ada dua hari lagi.

Namun, dia mulai gelisah ketika sudah lima hari ini belum ada petunjuk dari Sang Maha Kuasa. Umi Dila membiarkan Najwa melakukan ritual istikharahnya setiap malam. Dia juga belum membicarakan apakah Najwa sudah dapat petunjuk atau belum. Dia hanya nembicarakannya saja dengab suaminya.

"Bah, gimana menurut abah?" tanya umi Dila.

"Gimana bagaimana umi?" tanya abah.

"Ya, itu Najwa. Dia belum membicarakan tentang hasil istikharahnya sama umi. Apa dia belum mendapat petunjuk?" tanya umi Dila lagi.

"Biarkan saja umi. Kan masih ada dua hari lagi, jika belum dapat petunjuk juga. Berarti itu tinggal keputusan Najwa saja bagaimana. Abah juga akan meminta petunjuk juga sama Allah, biar tidak salah memberikan keputusan. Karena bagaimana pun, abah pasti yang akan memberi keputusan. Najwa pasti akan menyerahkannya sama abah, meski dia yang berhak dengan hidupnya sendiri." kata abah lagi.

"Iya sih, tapi umi sih agak kurang setuju lho bah. Kalau Najwa kembali lagi sama Azam." ucap umi Dila.

"Kenapa?" tanya abah heran.

"Ya, umi sih lebih berpikir takdir bah. Kita tidak tahu kan bagaimana takdir Najwa sebenarnya, tidak bisa juga di paksakan untuk mau menikah lagi dengan Azam." kata umi Dila lagi memberi pendapatnya.

"Tapi kan itu menurut umi, lain lagi mungkin menurut anakmu. Najwa memang belum lama menjanda, pasti akan terasa aneh juga kalau nanti menikah dan harus bercerai lagi. Tetangga pasti akan menggunjingkan Najwa. Jadi, biarkan Najwa sendiri yang membuat keputusan. Abah yang akan mengarahkan keduanya nanti, biar takdir itu bisa berjalan sesuai jalannya." ucap abah.

Umi Dila diam, memang itu urusan Najwa. Abahnya sendiri menyerahkan semua urusan ikhtiar pada Najwa, agar Najwa tidak diam dan sedih. Jadi abah dan umi Najwa hanya menunggu keputusan Najwa nanti setelah selesai melakukan istikharah dan mendapat petunjuk dari Yang Di Atas.

_

_

**********************

Terpopuler

Comments

ana Desiana

ana Desiana

selepas ke 2 orang tua bisa s bilang masyarakat umum nya orng tua ga punya harga diri mau d injak2 mantan mantu nya .buat qu keren dgn kebijakan semua d serahkan k pada anak nya buat pilihan hdup Nya . sedangkan saya d sini ingin menikah dgn laki laki mana pun d tentang nya dgn ribuan alasan. juga ribuan ancaman sumpah serapah nya hamoir 12 tahun single parent pantau ketat luar biasa . sedangkan kebutuhan cucu nya bahkan saya d biarkan lungtang Lantung

2023-10-01

0

Mbah Edhok

Mbah Edhok

Perteguh dengan memohon ketetapan pada Yang memegang garis hidup di dunia...

2023-07-21

0

lihat semua
Episodes
1 01. Permintaan Azam
2 02. Najwa Bimbang
3 03. Istikharah
4 04. Mimpi
5 05. Azam Kembali Meminta
6 06. Membicarakan Calon Suami Najwa
7 07. Arsyil Arkana Daud
8 08. Nasib Arsyil
9 09. Keputusan Arsyil
10 10. Restu Ayahnya
11 11. Keraguan Azam
12 12. Ta'aruf
13 13. Rencana Pernikahan
14 14. Kostan Arsyil
15 15. Permikahan Azam
16 16. Kehidupan Baru
17 17. Belanja
18 18. Kunjungan Abah Dan Umi
19 19. Jemuran
20 20. Karena Petir
21 21. Kehujanan
22 22. Arsyil Sakit
23 23. Skin To Skin
24 24. Menyerahkan Diri
25 25. Kekhawatiran Azam
26 26. Azam Bingung
27 27. Bicara Dengan Mala
28 27. Menagih Janji
29 29. Kegelisahan Arsyil
30 30. Sikap Najwa
31 31. Tamu Tak Terduga
32 32. Teman Baru Kenal
33 33. Ayah Berpulang
34 34. Azam Menagih Lagi
35 35. Dua Hati Yang Pilu
36 36. Memulangkan Najwa
37 37. Talak Satu
38 38. Kesedihan Arsyil
39 39. Kunjungan Azam
40 40. Perdebatan Kecil
41 41. Gagal Menemui Najwa
42 42. Gagal Bertemu Lagi
43 43. Makan Siang Di Luar
44 44. Kejujuran Najwa
45 45. Kejujuran Najwa 2
46 46. Keputusan Najwa
47 47. Ternyata Zonk
48 48. Adek Rindu Bang ...
49 49. Pingsan
50 50. Rujuk Kembali
51 51. Bersikap Manja
52 52. Kejutan Untuk Abah Dan Umi
53 53. Rencana Abah
54 54. Resepsi
55 55. Pindahan
56 56. Hati Mala
57 57. Kemesraan Dua Sejoli
58 58. Di Pinggir Jalan
59 59. Kekesalan Umi Dila
60 60. Musibah Kebakaran
61 61. Sabar Dan Ikhlas
62 62. Dalangnya
63 63. Di Kantor Azam
64 64. Kekesalan Najwa
65 65. Rencana Arsyil
66 66. Mala Melahirkan
67 67. Azam Terkejut
68 68. Ganti Rugi
69 69. Kontraksi
70 70. Makna Alief
71 71. Di Ajak Pulang
72 72. Mala Menginap
73 73. Jatuh Cinta Lagi
74 74. Ikatan Batin
75 75. Abang Dan Suami
76 76. Empat Puluh Hari
77 77. Maya Meminta Maaf
78 78. CLBK
79 79. Niat Yang Sama
80 80. Bertemu Di Mall
81 81. Teman Ridho
82 82. Cemburu?
83 83. Mala Bingung
84 84. Bekal Makan Siang
85 85. Positif
86 86. Bahagia Selamanya ( Tamat )
Episodes

Updated 86 Episodes

1
01. Permintaan Azam
2
02. Najwa Bimbang
3
03. Istikharah
4
04. Mimpi
5
05. Azam Kembali Meminta
6
06. Membicarakan Calon Suami Najwa
7
07. Arsyil Arkana Daud
8
08. Nasib Arsyil
9
09. Keputusan Arsyil
10
10. Restu Ayahnya
11
11. Keraguan Azam
12
12. Ta'aruf
13
13. Rencana Pernikahan
14
14. Kostan Arsyil
15
15. Permikahan Azam
16
16. Kehidupan Baru
17
17. Belanja
18
18. Kunjungan Abah Dan Umi
19
19. Jemuran
20
20. Karena Petir
21
21. Kehujanan
22
22. Arsyil Sakit
23
23. Skin To Skin
24
24. Menyerahkan Diri
25
25. Kekhawatiran Azam
26
26. Azam Bingung
27
27. Bicara Dengan Mala
28
27. Menagih Janji
29
29. Kegelisahan Arsyil
30
30. Sikap Najwa
31
31. Tamu Tak Terduga
32
32. Teman Baru Kenal
33
33. Ayah Berpulang
34
34. Azam Menagih Lagi
35
35. Dua Hati Yang Pilu
36
36. Memulangkan Najwa
37
37. Talak Satu
38
38. Kesedihan Arsyil
39
39. Kunjungan Azam
40
40. Perdebatan Kecil
41
41. Gagal Menemui Najwa
42
42. Gagal Bertemu Lagi
43
43. Makan Siang Di Luar
44
44. Kejujuran Najwa
45
45. Kejujuran Najwa 2
46
46. Keputusan Najwa
47
47. Ternyata Zonk
48
48. Adek Rindu Bang ...
49
49. Pingsan
50
50. Rujuk Kembali
51
51. Bersikap Manja
52
52. Kejutan Untuk Abah Dan Umi
53
53. Rencana Abah
54
54. Resepsi
55
55. Pindahan
56
56. Hati Mala
57
57. Kemesraan Dua Sejoli
58
58. Di Pinggir Jalan
59
59. Kekesalan Umi Dila
60
60. Musibah Kebakaran
61
61. Sabar Dan Ikhlas
62
62. Dalangnya
63
63. Di Kantor Azam
64
64. Kekesalan Najwa
65
65. Rencana Arsyil
66
66. Mala Melahirkan
67
67. Azam Terkejut
68
68. Ganti Rugi
69
69. Kontraksi
70
70. Makna Alief
71
71. Di Ajak Pulang
72
72. Mala Menginap
73
73. Jatuh Cinta Lagi
74
74. Ikatan Batin
75
75. Abang Dan Suami
76
76. Empat Puluh Hari
77
77. Maya Meminta Maaf
78
78. CLBK
79
79. Niat Yang Sama
80
80. Bertemu Di Mall
81
81. Teman Ridho
82
82. Cemburu?
83
83. Mala Bingung
84
84. Bekal Makan Siang
85
85. Positif
86
86. Bahagia Selamanya ( Tamat )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!