Bab 4: Menyadari
🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
🌹✨💞✨🌹
"Otak mu ternyata tidak kehabisan akal membodohi Dosen botak itu," puji Katy, Zia selalu terbebas dari hukuman berat yang seharusnya Zia dapatkan seperti mahasiswa/i lainnya kalau melakukan kesalahan.
"Itulah aku memiliki banyak cara untuk terbebas dari namanya hukuman, hukuman bukan teman ku jadi otak ku begitu cepat bereaksi saat menyadari situasi darurat," sahut Zia tersenyum penuh kesombongan.
"Ck, sombong. Lihatlah sahabat mu itu Dora, sekali di puji kepalanya jadi besar," Katy menoleh Dora dan menggeleng kepala.
"Biarin, asal gak benaran besar aja," sahut Zia mengedipkan satu mata menggoda.
"Cih, nih anak kelihatannya bahagia, baru saja terbebas dari hukuman besar sudah bisa tersenyum lebar. Apa semua ini ada kaitannya dengan Axel kekasih mu itu? apa dia sudah kembali?" tanya Katy penasaran.
Dia dan Dora tau mengenai hubungan Zia dan Axel, meski sebenarnya Katy kurang suka pada Axel entah kenapa perasaannya mengatakan Axel bukan pria baik.
Tapi di satu sisi dia tidak mau membuat Zia sedih dengan ungkapan perasaannya. Dia menghargai keputusan Zia.
"Tepat sekali. Axel sudah kembali pagi tadi, dan setelah rapat organisasi kami akan makan malam bersama," bahagia Zia tidak sabar menemui Axel.
"Dasar bucin," ledek Katy.
"Ya, aku bucin karena sudah memiliki pacar. Dan kau tidak tidak bucin sebab seorang diri," balas Zia mengejek.
"Sudah jangan debat, fokus ke depan atau pak botak menegur kita," lerai Dora bingung pada kedua sahabat nya ini sering adu mulut, tapi kedua nya begitu saling menyayangi.
"Tumben bijak nih hari, makan apa saja? bagi-bagi dong," goda Zia menyenggol legan Dora.
"Nih makan pala mu, biar gak kelihatan jadi diam lah sekarang. Aku gak mau di hukum pak botak, karena ulah kalian yang berisik."
"Baiklah, aku juga sudah malas bicara," sahut Zia.
Dua jam kemudian....
Kelas pun berakhir, semuanya mahasiswa/i yang mengikuti kelas dosen Pak botak keluar.
"Kalian duluan saja, aku nyusul tidak perlu mengkhawatirkan ku," ucap Zia tidak mau kedua sahabat di marahi ketua BEM.
Meski Katy adalah kembaran Louis ketua BEM kampus mereka. Pria itu akan tetap memarahi Katy kalau melakukan kesalahan.
Tatapan mata yang tajam, wajah dingin tanpa senyum di perlihatkan Louis membuat Zia bergidik ngeri. Tapi tidak dengan wanita lain malah terpesona, yang mengatakan Louis terlihat cool dengan sikap dingin nya itu.
"Kau serius? aku tidak mau Louis memarahi mu lagi," ragu Katy tidak yakin karena kembaran nya itu begitu membenci Mama Zia dan imbas nya pada Zia yang tidak bersalah.
"Tidak masalah aku sudah terbiasa. Pergi lah katakan padanya aku sedikit terlambat ada urusan yang harus ku kerjakan."
"Ya sudah kita pergi, tapi cepat menyusul jangan singgah kemana-mana lagi," Katy mengingat Zia tidak mau sahabatnya yang sudah di anggap adik kena semprot.
Hari ini rapat di hadiri banyak mahasiswa/i, dari semester bawah hingga atas yang ikut bergabung pada organisasi BEM.
Dan Katy tidak mau Louis melakukan sesuatu yang mempermalukan Zia nanti. Dia sangat mengenal kembaran nya seperti apa, tidak pernah peduli pada wanita.
Setelah kepergian dua sahabatnya itu, Zia segera pergi menuju ruangan Pak botak dengan beban berat di kedua lengan tangan nya.
"Gapapa deh di beri hukuman seperti ini dari pada bersihin toilet, ck menjijikkan," gumam Zia tidak bisa membayangkan apa jadi nya jika benar dia melakukan itu.
Tok... tok... tok....
Zia mengetuk pintu terlebih dahulu baru membuka.
"Dasar Pak botak udah tau banyak jadwal ngajar gak juga mau cari asisten gitu, pelit nya sangat tingkat dewa, nyusahin mahasiswa/i saja kalau seperti ini," gerutu Zia membaca selembar kertas jadwal Dosen nya itu di meja.
Saking cerocos, Zia melupakan harus cepat pergi ke ruang BEM.
"Astaga nih anak dimana sih? udah di ingatkan langsung kesini, tapi sampai sekarang belum juga memunculkan batang hidungnya," kesal Katy tidak melihat tanda-tanda kedatangan Zia.
Sudah 20 menit Zia belum datang. Dan Louis tampak menahan amarahnya, sebab Zia adalah sekretaris BEM yang menjadwalkan semua kegiatan di lakukan oleh kampus.
"Aku akan coba menghubungi nya," ucap Dora melihat semua anggota sudah berkumpul hanya Zia yang belum.
Mereka melupakan semua jadwal dan penjelasan kegiatan itu adalah tanggungjawab Zia. Jika saja mereka tau sudah mereka cegah.
Satu persatu semua yang duduk menunggu mulai merasa bosan.
"Katy, hubungi teman mu itu untuk segera kembali. Kalau dia tidak bisa memikul tugas ini, seharusnya katakan sejak awal bukan malah membuat semua orang pusing, bukan hanya dia yang memiliki tugas tapi semua juga, dan karena kesalahannya itu tugas kita semua jadi terhambat," marah Louis kesal, Zia tidak pernah tidak terlambat kalau di minta rapat. Tapi entah kenapa dia bisa di tunjuk menjadi asisten BEM.
"Diam lah orang nya sudah datang," ucap Levi melirik Zia.
Zia yang baru tiba menyadari kesalahannya setelah membaca pesan dari Dora bingung harus menjelaskan apa. Dia mengaku salah karena melupakan rapat.
"Akhirnya tiba juga orang penting yang di tunggu, apa kau senang membuat kita duduk seperti orang bodoh di sini? kau benar-benar tidak pantas di beri tanggungjawab kau hanya bisa menyusahkan orang saja," sinis Louis dengan sorotan mata tajam menatap Zia.
"Benar tuh, aku setuju. Jika kau tidak bisa melakukan tugas mu serahkan saja padaku, aku bisa melakukan lebih baik lagi dari mu, seru Alvi ikut menyalahkan Zia.
"Saya akui salah di sini sudah terlambat hingga membuat semua menunggu lama. Saya benar-benar minta maaf," tulus Zia tanpa memberi alasan apapun membela dirinya.
Amarah kedua orang yang menurut nya pasangan serasi tidak di pedulikan. Zia terlalu malas meladeni mereka saat ini.
"Kau benar-benar wanita tidak tau malu, setelah melakukan kesalahan dengan muda minta maaf seolah kesalahan mu itu tidak ada apa-apa. Kau dan Mommy mu sama, sama-sama tidak tau malu," kata Louis setiap melihat Zia, entah kenapa rasanya ingin selalu marah mungkin karena Zia adalah anak dari wanita yang bermulut pedas terus mengatai Mommy nya.
Zia terdiam menatap tajam Louis yang selalu mengatai nya buruk tak pernah sekali lembut.
Dia tidak marah, dia sadar Mommy nya salah. Tapi tetap saja dia tidak suka Mommy nya di hina, hingga semua perasaan yang di rasa di hati nya di tahan.
Zia tidak pernah menceritakan masalah hidup nya pada siapapun meski itu pada sahabatnya. Dia lebih memilih diam memendam sendiri.
"Ya, aku tau itu. Apa sekarang rapatnya sudah bisa di mulai?" tanya Zia santai dan semua yang mendengar tidak ada protes amarah yang di tunjukkan Zia setelah Mommy nya di hina melongo tidak percaya.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
tata 💕
sejelek-jeleknya orang tua tp kl didihina sm orang lain tetep aja sebagai anak tetaplah marah, untung Zia tuh sabar
2023-04-05
0
⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ
Siapa yang ga kesal mommy nya dihina yah, mungkin itu yang membuat Louis kasar sama Zia. tapi dia salah melampiaskan amarahnya sama Zia, dan di malah melakukan hal yang dia benci sendiri terhadap Zia
2023-04-05
2