Kejadian beberapa tahun yang lalu, membawa Viona menjadi tawanan Keynand akibat keserakahan dari Max (ayah biologisnya) yang menjualnya kepada bandot tua. Untuk melunasi seluruh hutang peninggalan Max, maka dari itu Viona menjadi tawanan Keynand dan harus mengabdikan seluruh hidupnya di Villa mewah milik Keynand selama seumur hidupnya.
Selama dua tahun menempati Villa mewah itu, Viona mulai nyaman, tenang dan tentram dengan kehidupan barunya. Hari-harinya disibukkan dengan berkebun, menikmati hasil kebunnya dan bebas melakukan apa saja selama tinggal di Villa tersebut. Namun, akankah ketentraman dan ketenangannya itu bertahan lama?
Viona tampak melamun memikirkan semua hal itu. Dia pun kembali memikirkan masa depannya. Seperti apakah jalan hidup yang akan dia lalui, apakah masa depannya berakhir sama dengan ibunya? sebagaimana pepatah mengatakan bahwa buah jatuh tidak akan pernah jauh dari pohonnya.
Sifat asli beserta gen yang dimiliki ibunya hampir semuanya diturunkan untuknya, karena dia hanya satu-satunya anak yang terlahir dari rahim ibunya. Namun, selama dua tahun tinggal di villa milik Keynand, perlahan sifatnya berubah 180°.
Karena dulunya Viona terkenal sebagai wanita licik nan jahat persis sifat asli yang dimiliki oleh mendiang ibunya. Dan mereka sama-sama begitu membenci Anna (sepupunya).
Segala ucapan yang selalu dilontarkan oleh ibunya semuanya di anggap benar, bahkan Viona tidak pernah berpikir dua kali untuk mengikuti perintah ibunya. Dia sosok anak yang penurut, patuh dan akan melakukan apa saja demi membahagiakan ibunya.
Karena baginya, ibunya sosok super hero yang selalu ada untuknya, sehingga apapun yang dikerjakan oleh ibunya selalu dianggap benar dan dia pun mulai ikut-ikutan mengikuti jejak ibunya.
Namun sikapnya berubah total setelah kehilangan sosok yang disayanginya dan sosok panutannya selama ini, yakni mendiang ibunya. Dia akhirnya menjelma menjadi wanita baik dan mulai peduli pada lingkungan sekitarnya.
Lamunan Viona terbuyarkan saat mendengar bel berbunyi berulang kali. Dia langsung mengalihkan pandangannya melihat turun ke bawah.
Tampak seorang pria menggendong bayi sambil menenteng tas besar berdiri di depan pintu. Viona yang melihatnya langsung bergerak turun ke bawah untuk membukakan pintu.
Viona sama sekali tidak tahu siapa gerangan orang yang membawa bayi larut malam begini. Dia mulai curiga, semoga saja orang itu bukanlah orang jahat yang berencana untuk membuang bayinya.
Viona terlebih dahulu mengintip di balik jendela sebelum membukakan pintu untuk orang itu. Akan tetapi, Viona tidak mampu melihat dengan jelas wajah orang itu. Ditambah bel kembali dibunyikan berulang kali. Sontak Viona bergerak cepat membukakan pintu.
Orang itu langsung menyelonong masuk bahkan sampai menyenggol lengan Viona saking terburu-burunya hingga membuat tubuh Viona membentur daun pintu.
Viona langsung bergerak cepat mengikuti langkah kaki orang itu. Ditambah bayi dalam gendongannya sudah menangis histeris.
"Cepat panggil Mary!" ucap orang itu sambil melangkah menuju lantai dua.
Viona terlonjat kaget mendengar suara orang itu, dia begitu mengenalinya.
"Kak Keynand." gumamnya sembari menatap punggung pria itu. Kemudian dia melangkah cepat menyusulnya.
Ya memang pria itu adalah Keynand yang membawa bayinya pulang ke villa.
"Bu Mary pulang kampung." ucap Viona terseok-seok mengikuti langkah kaki pria itu.
"Siapa saja yang menjaga Villa!" ucap Keynand sambil menendang pintu kamarnya lalu bergegas masuk ke dalam. Viona hanya mampu berdiri di depan pintu kamar pria itu dan tidak berani untuk masuk ke dalam.
"Hanya aku yang menjaga Villa. Pak Ben juga ikut pulang kampung bersama Bu Mary. Karena anak mereka jatuh sakit." jelas Viona dengan kening berkerut melihat gerak-gerik Keynand yang meletakkan bayinya di atas ranjang.
Oeee....Oeeekk
Bayi kecil itu kembali menangis histeris, bahkan suara tangisnya sudah terdengar parau. Mungkin karena sudah terlalu lama menangis.
Sementara Keynand memilih masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri meninggalkan bayinya yang terus menangis.
Viona merasa kasihan kepada bayi itu. Dia pun melangkah menghampirinya, lalu menggendongnya. Viona mencoba menenangkan bayi yang masih memerah itu sambil menepuk-nepuk pelan pantatnya hingga suara tangisnya perlahan redam.
"Kasihan sekali bayi ini? kemana ibunya?" ucapnya dengan perasaan iba, lalu tangannya diulurkan menyentuh kening bayi itu. Hingga dia terhentak merasakan suhu tubuh bayi itu tidaklah normal.
Sementara Keynand yang baru saja keluar dari kamar mandi langsung membulatkan matanya melihat tawanannya menggendong bayinya.
"Jangan menyentuh bayiku! Wanita sampah seperti dirimu tidak pantas menyentuhnya" ucap Keynand marah dan langsung mengambil alih bayinya dari gendongan Viona.
Sontak membuat Viona langsung bungkam mendengar ucapan Keynand. Dia langsung menunduk takut. Begitu hina kah dirinya di mata pria itu, bahkan pria itu begitu jijik melihatnya.
Padahal sampai sekarang Viona masih memendam perasaan kepada Keynand. Karena pria itu adalah cinta pertamanya dan sampai sekarang perasaannya itu selalu dia jaga dan tidak pernah berubah. Dia hanya mampu mencintai dalam diam.
"Maaf kak Keynand" ucapnya menunduk lalu membungkukkan badannya dan bergegas keluar dari kamar Keynand.
"Jaga batasanmu dan kamu harus terbiasa memanggilku tuan. Karena kamu itu hanya pelayan di villa ini." tegas Keynand membuat langkah Viona terhenti.
"Baik tuan." ucapnya dengan mata berkaca-kaca, kemudian bergegas keluar dari kamar tersebut.
Sementara Keynand kembali mengganti popok dan juga mengganti pakaian bayinya. Setelah itu, dia lalu membuatkan susu formula pengganti ASI eksklusif untuk bayinya.
Namun bayi itu kembali menangis histeris seolah menangisi kepergian ibunya. Susu yang diminumnya kembali dimuntahkan, hal itu membuat Keynand khawatir kepada bayinya bahkan bayinya kembali demam tinggi dengan raut wajah tampak memucat.
Padahal Keynand sempat mampir ke klinik untuk memeriksakan kondisi bayinya. Dokter langsung melakukan pemeriksaan terhadap kondisi bayinya dan memintanya agar bayinya mendapatkan perawatan selama beberapa hari di klinik dan Keynand menyetujui bayinya di rawat di klinik sebelum membawanya ke Villa.
Keynand kembali menggendong bayinya berusaha untuk memenangkannya, namun sang bayi kembali mengencangkan suara tangisnya.
Sementara Viona yang berada dalam kamarnya, mulai gusar dan mengkhawatirkan bayi kecil itu. Karena suara tangis bayi kecil itu mampu dia dengar di dalam kamarnya.
"Ya Tuhan, sungguh kasihan bayi mungil itu. Aku tidak bisa hanya berdiam diri di dalam kamar ini. Aku harus melihatnya." ucapnya lalu bergegas keluar dari kamarnya dan kembali melangkah ke kamar Keynand.
Tampak Keynand berusaha keras untuk menenangkan bayinya, namun sang bayi masih saja menangis histeris.
"Untuk apa lagi kau masuk ke kamarku hah!" bentak Keynand yang tak sengaja melihat Viona berdiri di dekat pintu.
"Aku ingin menenangkan bayimu, apa kau ingin terus membuat bayimu menangis semalaman." ucap Viona dengan tatapan sendu.
"Keluar!"
"Aku tidak akan keluar sebelum membuat bayimu tertidur." kekeh Viona.
"Keluar! aku tidak membutuhkan bantuan mu!" ucap Keynand dengan suara meninggi.
"Jangan egois, aku hanya kasihan kepada bayimu." ucap Viona lalu melangkah mendekat ke arah Keynand.
"Aku bilang keluar!" murka Keynand. Sementara Viona dengan lancangnya langsung mengambil alih bayi dalam gendongan Keynand lalu mendekapnya untuk memberikan kehangatan pada bayi itu. Mendadak bayi mungil itu berhenti menangis.
Sontak membuat Keynand terkejut sampai terheran-heran melihat bayinya berhenti menangis dalam gendongan Viona.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Leng Loy
Si baby merasakan kehangatan seorang ibu jd langsung diem
2023-09-13
0
Mita
lanjut thor
2023-04-07
0
Dhiyaa
dikit banget kk😍
2023-04-07
1