"Mas..." Lirih Maharani, sambil berjalan mendekati Agam, dan juga Arini.
"Mas, mas Agam..Hikkssss, hikkksssss..."
Kaki Maharani kehilangan keseimbangan, tubuhnya lunglai merosot hingga jatuh dan terduduk di lantai. Maharani menangis, melihat suami yang begitu ia cintai kini berbaring di tempat tidur dengan Arini tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh mereka. Inikah yang di nama kan cinta yang akan setia hingga akhir. Perkataan yang hanya terlontar tanpa ada bukti sama sekali dari pria yang begitu sangat ia cintai.
Arini yang memang sengaja memejamkan matanya tadi, berpura-pura membuka mata dan menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.
"Mas Agam." Kata Arini menggoyangkan tubuh Agam, seperti tidak ada masalah sama sekali. Agam yang merasa pusing secara perlahan membuka matanya, dan pandangan mata Agam tertuju pada Arini yang saat ini menutup tubuhnya dengan selimut. Agam benar-benar kaget, lalu kemudian balik menatap tubuhnya yang tidak memakai sehelai benang. Sungguh sesuatu yang di luar nalar. Agam sangat kaget dengan yang barusan terjadi. Dan yang lebih parahnya lagi, Agam mendengar suara tangisan yang Agam hafal betul siapa pemiliknya. Agam melihat ke arah lantai, Maharani tertunduk sambil menangis pilu.
Melihat Maharani wanita yang sangat ia cinta menangis, Agam langsung turun dari tempat tidur dan memakai celana yang tadi berserakan ia lempar ke sembarang arah.
"Sayang." Kata Agam sambil mencoba memeluk tubuh Maharani, namun Maharani menepis tangan Agam, agar tidak menyentuh dirinya.
Di luar kamar, tepatnya di depan pintu. Ramayani tersenyum devil, rencana yang sejak lama ia rencanakan kini telah berhasil. Putranya berhasil masuk ke dalam perangkapnya sendiri. Dan kini tinggal satu langkah lagi, agar Arini dan Agam bisa bersatu.
"Maafkan aku sayang, aku bisa menjelaskan semua ini." Kata Agam, dengan tetap mencoba memeluk Maharani namun tetap saja di tolak. Maharani berdiri dan berlari keluar dari kamar yang dulu menjadi tempat terindah oleh dirinya dan juga sang suami tercinta. Namun, kini kamar itu telah menjadi kamar yang sangat membawa tangis pilu untuk Maharani. Kamar yang hanya bisa menyimpan kenangan kelam yang memiluhkan.
Arini turun dari tempat tidur dengan wajah yang nampak tak bersalah. Arini menundukkan kepalanya dengan memasang wajah sedih.
"Mas.." Panggil Arini dengan lirih dan air mata yang sudah jatuh membasahi pipinya.
Agam yang mendengar Arini memanggilnya langsung menoleh ke arah Arini dengan tatapan yang tajam, yang siap untuk memangsa..
"Arini.." Teriak Agam tepat di depan wajah Arini. Agam tidak menyangkah jika Arini nekad masuk ke dalam kamarnya dan menggoda dirinya, hingga melukai perasaan Maharani, wanita yang begitu sangat ia cintai.
"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau tega melukai perasaan Maharani." Betak Agam.
"Melukai?? Kau tega mas! Sangat tega! Kau tahu, aku korban di sini dan seenaknya saja kau memarahiku. Kau yang salah! Kau salah karena telah merayuku dan membawaku tidur di kamarmu ini." Bentak Arini.
Agam merasa prustasi mendengar perkataan Arini. Agam mengusap wajahnya secara kasar dan berteriak sangat keras. Lalu Agam mengambil baju, dan segera memakainya,, berjalan dengan cepat keluar dari kamar mencari Maharani. Agam tahu, bagaimana perasaan Maharani saat ini, saat telah melihat dirinya bersama dengan Arini, wanita yang sangat ingin di jadikan menantu oleh ibunda Agam.
Sepeninggalan Agam, Arini langsung tersenyum dengan sangat bahagia, akhrinya setelah sekian lama, apa yang telah ia nanti-nanti berhasil juga. Akhrinya Agam, telah berhasil masuk ke dalam perangkapnya, dan sebentar lagi, Agam akan menjadi miliknya seutuhnya. Tinggal selangkah lagi.. Kemudian Arini kembali memakai pakaianya dan melanjutkan tidurnya di tempat tidur yang bukan miliknya. Arini mengusap tangannya di bantal, dan tersenyum dengan sangat puasnya. Kini tempat yang selama ini ia dambakan akan menjadi miliknya seutuhnya.
••••
Agam menyusuri rumah dan mencari di setiap kamar dan di setiap sudut rumah, namun tidak menemukan sama sekali Maharani, hingga Agam memutuskan untuk bertanya pada Bi Sri asisten rumah tangga yang begitu sangat dekat dengan Maharani, namun bi Sri berkata, setelah makan malam dirinya sama sekali belum bertemu dengan Maharani.
Duaaarrrrr, bunyi suara petir dan kilat yang serentak membuat Agam menjadi khawatir akan hujan yang sebentar lagi turun, gelapnya malam membuat Agam semakin memikirkan Maharani yang sangat takut akan kegelapan. Agam langsung berlari masuk ke dalam kamar menggambil jaket miliknya dan juga kunci mobil. Agam melihat Arini yang saat ini tidur di atas tempat tidurnya seperti sedang tidak ada masalah. Dan dengan buru-buru Agam berlari menuju garasi mobil.
"Bangunlah sayang. Agam sudah pergi mencari wanita mandul itu." Ucap Ramayani di sela tawa bahagianya. Ramayani sangat bahagia, karena Agam sudah berhasil tidur dengan Arini.
Arini membuka matanya, lalu turun dari tempat tidur. Sambil tersenyum Arini berkata "Sebentar lagi."
Ramayani langsung memeluk tubuh Arini, wanita yang sangat ia dambakan untuk menjadi menantunya, wanita yang ia percaya akan memberikan keturunan dan melahirkan cucu-cucu yang kelak akan menjadi penerus perusahaan.
"Terima kasih karena sudah sabar menunggu waktu ini." Ucap Ramayani sambil mengusap pundak belakang Arini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Aliyah
lanjut ka
2023-04-04
1