Bab 2

Setelah membersihkan dan mengobati semua luka yang ada di tubuh Carl. Dila mempersilahkan Carl untuk istirahat, ia benar-benar sangat baik sekali pada Carl, padahal ia sendiri tidak tau siapa pria yang ia tolong ini.

"Terima kasih," ucap Carl.

"Siapa mereka," tanya Dila.

"Mereka orang jahat, mereka ingin membunuh ku. Berikan aku izin untuk tinggal dengan mu beberapa saat," jawab Carl.

"Maaf aku tidak bisa, aku membuka warung, akan banyak orang yang datang ke rumah ku, mereka bisa mengetahui keberadaan mu."

"Kau sudah berurusan dengan ku, hidup mu tidak akan tenang, mereka pasti akan mengincar mu juga, dalam beberapa hari ini aku akan memastikan rumah mu aman, anak buah ku akan menjaga tempat ini," ucap Carl.

"Maaf tidak bisa.." Dila tidak ingin berurusan terlalu jauh dengan pria ini.

"Kau benar-benar ingin mati.." Carl menatap tajam Dila, ia mengatakan nya dengan serius.

Dila menelan air ludah nya dengan kasar, ia semakin bingung siapa pria ini, apa yang membuat Pria ini tidak ingin keluar dari rumah nya. Dengan berat hati sepertinya Dila mengizinkan pria ini untuk tinggal bersama dengan nya.

"Ya sudah, beberapa hari saja, setelah kamu sudah lebih baik, kamu silahkan pergi dari rumah ku," ucap Dila.

"Pijam handphone mu, rumah mu harus segera di jaga," ujar Carl.

Dila memberikan handphone nya pada Carl, setelah itu ia meninggalkan Carl sendiri di kamarnya, ia tidak ingin terlalu lama satu ruangan dengan pria asing ini.

"Jangan terlalu dekat.. Aku ingin beberapa hari di sini, ada yang harus aku lakukan," ucap Carl.

"Baik tuan.."

Carl mematikan sambungan telepon itu, ia terlihat sedikit tersenyum, padahal sekarang kondisi nya tidak sedang baik baik saja.

Pagi hari nya, seperti sedang tidak terjadi sesuatu, seperti biasanya Dila membuka warung nya, biasanya di pagi seperti ini akan banyak pelanggan yang datang untuk sekedar ngopi.

"Aku kasih makan tidak ya, kalau tidak aku berikan makan dia akan mati. Tapi kalau aku berikan makan apa dia bisa bayar, sudahlah anggap sedeka saja," batin Dila.

Dila menyiapkan sarapan pagi untuk Carl, tak lupa segelad teh hangat sebagai pelengkap nya. Sebelum banyak orang, Dila membawa semuanya ke kamar Carl, ia tidak ingin orang lain curiga.

"Sudah bangun ya… Ini aku bawakan sarapan pagi," ucap Dila.

"Kau siapkan semua keperluan ku, nanti aku akan bayar.."

"Enak saja, kau pikir kau siapa," ucap Dila.

Carl mengambil dompet nya dari dalam kantong celana nya. Ia mengeluarkan semua uang yang ia punya dan memberikan nya pada Dila.

"Ambil semuanya, tolong belikan aku pakaian.. Susahnya untuk mu dan jika kurang aku akan memberikan nya lagi," ujar Carl.

Mata Dila terbelalak melihat uang yang begitu banyak nya, ia sendiri harus beberapa hari jualan untuk mendapatkan uang sebanyak ini.

"Ya sudah.. Terima kasih." Sebagai wanita yang baik, Dila tidak ingat menyia-nyiakan kesempatan ini, ia mengambil uang untuk dan menuruti apa yang Carl katakan.

Setelah memberikan Carl sarapan pagi, Dila keluar dari dalam kamar itu, ia ingin menutup warung nya, hari ini ia ingin ke pasar untuk membelikan Carl pakaian, sekalian ia ingin belanja kebutuhan sehari-hari.

"Loh mbak mau tutup?"

"Iya.. Saya mau ke pasar, nanti sore buka lagi. Maaf ya.." Dila tersenyum canggung, ia tidak enak dengan pelanggan yang datang ke warung nya.

"Oh iya tidak papa.. Hati hati mbak."

Di dalam kamar sambil tersenyum Carl memakan sarapan yang Dila berikan. Entah kenapa senyuman itu terusan terukir di wajah Carl. Ia seperti sedang merencakan sesuatu yang membuat dirinya senang.

"Sekali masuk tidak akan bisa keluar, selamat datang di kehidupan baru mu cantik," ucap Carl.

Dila sudah selesai bersiap siap untuk pergi ke pasar, sebelum pergi ia harus berpamitan pada Carle, ia tidak mau Carl berteriak teriak mencari keberadaan nya, di depan sana cukup ramai orang, takutnya ada yang mendengar teriakannya.

"Aku mau ke pasar, kamu jangan kemana mana, atau jangan memanggil ku," ucap Dila.

"Ukuran ****** ***** ku dobel XL, begitu juga dengan pakaian ku," kata Carl.

"****** ***** juga," tanya Dila.

"Menurut mu. Sudah cepat sana, aku sudah tidak nyaman manakai ****** ***** kemarin," jawab Carl.

Segera Dila meninggalkan rumah nya, ia ke pasar menggunakan sepeda kesayangan nya, Dila lebih senang naik sepeda dari pada naik kendaraan bermotor, lagi pula pasar juga tidak terlalu jauh dari rumah nya.

"Awasi dia, jangan sampai dia kenapa napa, aku tidak ingin dia terluka," ucap Carl.

"Siap tuan."

"Tuan memakai handphone siapa?"

"Calon istri ku," ucap Carl.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

aduh Bru kenal sudah anggap calon bini,,,

2023-05-15

1

Diana Susanti

Diana Susanti

hahahaha 😂😂😂😂😂 dasar Carl,,,aneh aneh aja

2023-04-04

0

Cinta Angelica Stk

Cinta Angelica Stk

lanjut kk

2023-04-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!