5|Mengais Rezeki

“Heh! Apa yang kau lakukan di sini!?”

Seseorang menendang kotak bekas minuman yang aku letakkan di trotoar. Aku sedang bersiap untuk mencari uang lewat kemampuanku, tetapi pria jelek urakan itu malah datang mengganggu. Aku agak kecut melihat dia tidak sendirian.

“Aku mau mengamen. Ada yang salah?” tanyaku, balik menantangnya.

“Sudah ada yang punya tempat ini. Pergi!” Dia menendang kardus itu lagi.

“Yang dahulu datang yang dapat tempat,” kataku, tidak mau kalah.

“Kau mau mati?” Dia mengeluarkan sebilah pisau lipat dari saku celananya, lalu membukanya. Aku merapatkan bibirku melihatnya. Dasar pengecut. Beraninya main senjata tajam.

Aku terpaksa pergi mencari tempat lain. Padahal trotoar itu cukup strategis karena berada di daerah perkantoran. Pagi hari begini sudah ramai dengan karyawan yang berjalan menuju tempat kerja mereka. Aku sudah capai mengayuh sepeda ke sini, malah sudah ada yang merasa itu tempatnya.

Menemukan tempat yang bagus, aku menjaga jarak dengan gerobak penjual makanan. Sudah siap dengan kardus dan peralatanku, seorang pemuda datang dan mengancam aku untuk pergi. Pria penjual makanan itu tidak menolong, jadi aku mengalah lagi.

Seharian itu, waktuku habis hanya untuk mencari tempat. Baru saja bahagia mendapatkan tempat dan beberapa uang, datang lagi orang lain yang mengeklaim tempat itu miliknya. Orang yang sudah berkerumun mendengar permainanku langsung bubar, tidak memberi sepeser pun.

“Kamu dari mana saja? Sudah sore baru kembali. Apa kamu pikir aku membeli bahan makanan pakai uang mainan??” kata Mama, memarahi aku ketika pulang pada sore hari.

“Maaf, Ma.” Aku memberikan uang dari ibu penjaga kantin kepadanya. Tanpa mengatakan apa pun lagi, aku masuk ke kamar.

Perempuan miskin ini bahkan tidak punya ponsel, tablet, atau laptop yang bisa aku pakai untuk menghibur diri. Zaman sekarang, mana ada lagi anak muda yang menonton siaran televisi. Eh, hanya itu yang mereka punya sebagai hiburan.

Saat aku merasakan mataku memanas, aku segera mengambil sebuah buku dan pulpen, lalu mulai menulis not demi not lagu yang akan aku mainkan. Tidak ada gunanya membuang waktu dengan menyesali diri. Aku tidak akan pernah kembali menjadi Katelia.

“Lo? Kamu tidak sekolah, Nak? Mengapa malah ada di tempat ini?” sapa seorang ibu penjual lontong. Aku melihat tempat itu sepi. Namun ada penjual, maka ada pelanggan.

“Saya sudah kelas tiga, Bu. Sedang menunggu pengumuman, jadi tidak perlu ke sekolah lagi.” Aku tersenyum tipis. Dia mengangguk mengerti. “Apa tempat ini bisa saya pakai untuk mengamen?”

“Tentu saja. Silakan. Kamu pasti tidak bisa mencari tempat di lokasi yang lebih ramai, ya,” tebaknya. Aku mengangguk pelan. “Walau kelihatannya sepi, dagangan saya selalu habis. Jadi, kamu juga pasti akan dapat beberapa rupiah hari ini.”

Aku tersenyum senang mendengarnya. Aku sudah pulang mengantar uang dari ibu penjaga kantin, maka aku tenang seharian berada di luar. Setelah meletakkan kardus dan menyiapkan alat musik, aku pun mulai memilih sebuah lagu sebagai pemanasan.

“My Heart Will Go On” adalah lagu yang paling aku hafal dan kuasai. Jadi, aku memilihnya sebagai lagu pertama. Suasana pagi yang sejuk ditemani bunyi kendaraan yang lalu-lalang membuat gesekan busur biolaku semakin syahdu. Lalu sebuah tepuk tangan mengejutkan aku.

“Wah, Nak! Bagus sekali! Aku tahu lagu itu! Lagu lama. Filmnya juga bagus sekali!” puji ibu itu dengan tulus sambil terus menepuk tangannya. “Kamu bermain di sini saja denganku. Wah, aku pasti akan dapat banyak pelanggan gara-gara kamu.”

“Semoga, ya, Bu,” ucapku penuh harap.

“Oh, sial! Mereka datang pagi sekali!” pekik ibu itu sambil melihat ke arah jalan. “Ayo, kita kabur. Nanti balik lagi setelah keadaan aman.” Dia sedikit mendorong tubuhku.

“Memangnya ada apa, Bu?” tanyaku bingung, tetapi aku memasukkan biolaku ke tempatnya.

“Itu Satpol PP. Mereka akan menangkap kita kalau kita tidak kabur sekarang!” Dia lari terbirit-birit sambil mendorong gerobaknya seorang diri. Oh, Tuhan. “Cepat, cepat! Jangan sampai tertangkap!”

Aku belum dapat apa pun sudah ada masalah. Aku berlari sekuat tenaga sambil membawa sepeda sejauh mungkin. Ke mana lagi aku mencari tempat? Namun aku menuruti ucapan ibu tadi dengan kembali begitu keadaan aman. Banyak sekali tantangan mencari uang demi bertahan hidup. Pertama aku bertemu preman, kedua Satpol PP.

Setelah hari berakhir, aku tidak mendapat sebanyak yang aku harapkan. Jangankan lima ratus ribu, seratus ribu pun tidak. Aku nyaris lemas ketika mengayuh sepeda pulang ke rumah. Keluarga itu tidak tahu aku memiliki biola, karena aku sembunyikan di bawah barang tak terpakai di gudang kecil tempat penyimpanan sepeda.

Kalau mereka sampai tahu, identitasku yang sebenarnya bisa ketahuan. Aku tidak punya tempat tinggal lain, jadi mereka adalah harapanku satu-satunya. Apalagi setelah pendapatan hari ini, aku tidak yakin akan punya cukup uang untuk membayar kamar sewa sendiri.

“Kamu ke mana saja akhir-akhir ini?” tanya mama Amarilis saat kami makan malam. “Kamu pergi pagi, pulang sebentar untuk mengantar uang, lalu tidak kembali sampai malam.”

“Mencari pekerjaan, Ma,” jawabku dengan jujur.

“Kamu mencari pekerjaan apa sampai malam begitu?” tanya adik Amarilis yang bernama Hercules. Nama yang aneh. Tubuhnya tidak tinggi besar layaknya anak Dewa Zeus yang ada di acara televisi.

“Apa saja yang menerima gadis gendut,” kataku sekenanya. Mereka pun terdiam.

Pada hari berikutnya, aku kembali mengalami hal yang sama. Kabur dari Satpol PP, lalu kembali setelah situasi aman. Uang yang aku dapat tidak seberapa dibandingkan dengan rasa lelahnya. Namun aku mendapatkan makan siang gratis dari ibu penjual lontong tersebut.

“Permainan musik kamu sangat menghibur. Aku jadi tidak kesepian berjualan di sini. Semoga rezeki kamu dilancarkan Tuhan, ya.” Dia menepuk bahuku. Aku terharu mendengarnya. “Ah, lontongnya sudah habis. Kamu mau tambah lagi?”

“Tidak, Bu. Terima kasih. Saya sudah kenyang.” Aku mengusap pelan perutku. Dia sudah sangat baik, jadi aku tidak mau takabur dengan meminta tambah.

Karena pendapatanku tidak ada perkembangan selama dua hari itu, aku mencoba pergi ke taman pada akhir pekan. Ternyata ada banyak sekali pemain musik, selain penjual makanan dan mainan yang sudah bersiap menjajakan barang dan jasanya.

Aku menemukan tempat yang masih kosong, lalu meminta izin sebelum bersiap-siap. Dua pedagang itu tidak keberatan, maka aku meletakkan kardus dan menyiapkan biolaku. Orang-orang sedang berolahraga, jadi aku memilih lagu yang bisa memacu semangat mereka.

“Wah, wah! Permainan kamu bagus sekali!” ucap pria penjual sarapan dan kopi di sebelah kananku. Aku tersenyum kepadanya. “Aku bisa betah menunggu sampai daganganku habis.”

“Aku malah tidak mau pulang walau daganganku nanti sudah habis,” kata ibu penjual gado-gado.

Orang-orang mendekati gerobak mereka, lalu tidak ragu melempar uang yang mereka punya ke dalam kardus yang sudah aku siapkan. Satu per satu orang mulai mengerumuni aku dan mendengar permainanku sambil menikmati sarapan atau minuman mereka.

Bermain di taman pada akhir pekan ternyata jauh lebih menguntungkan. Aku mendapat sepuluh kali lebih banyak dari pendapatan harian di tempat yang sepi itu. Uang yang aku dapatkan pada hari Minggu justru lebih banyak daripada hari Sabtu. Akhirnya, aku bisa juga mencari uang sendiri!

“Yang sudah melihat namanya, minggir, dong,” ucap para siswa dari arah belakangku. Kami semua datang ke sekolah untuk melihat pengumuman kelulusan. Aku sengaja datang pagi seperti biasanya, tetapi sudah banyak yang lebih dahulu datang daripada aku.

Jantungku berdebar-debar dengan kencang khawatir tidak lulus dari SMU ini. Amarilis adalah orang yang bodoh dan sangat lambat, jadi aku tidak akan heran jika dia tidak lulus Ujian Nasional. Begitu menemukan namanya, aku nyaris menangis bahagia. Syukurlah!

Beban yang berat seolah-olah diangkat dari kedua pundakku melihatnya. Bagus. Ini awal yang baik. Universitas tidak akan peduli dengan nilainya yang pas-pasan, asalkan aku lulus ujian masuk nanti. Satu per satu masalahku pun teratasi.

“Wow, Amarilis.” Tiga orang gadis menghalangi langkahku menuju gerbang sekolah. “Aku tidak pernah menduga bahwa kamu akan lulus dari sekolah ini.”

Tidak mau ribut dengan mereka, aku menghindar. Aku berjalan menuju gerbang dengan berjalan sedikit ke sebelah kiri. Mereka tidak mau melepaskan aku dengan bergeser dan menghalangi jalanku. Aku menghela napas panjang.

“Aku harus pulang. Aku tidak punya waktu untuk bermain-main seperti kalian,” kataku.

“Apa katamu? Heh, kamu masih bisa bebas setelah membunuh orang, jangan berlagak hebat. Kami tidak akan pernah memaafkan perbuatan jahatmu itu!” Chika mendorong bahuku dengan kasar.

Perempuan ini, aku kasih hati minta jantung. Apa dia pikir aku tidak berani melawan? Namun aku seorang diri, tidak cukup kuat untuk menghadapi mereka bertiga. Apalagi gadis ini hanya badannya yang gendut, tenaganya nol.

“Dia bilang dia mau pulang. Sebaiknya kalian lepaskan dia dan cari hobi lain.” Terdengar suara Theo dari arah belakangku. Gadis itu merapatkan bibirnya dan menyingkir, maka aku bisa pergi.

Aku menyempatkan diri untuk menoleh ke arah Theo dan berterima kasih. Aku bergegas pulang ke rumah dan memberitahukan kabar itu kepada ayah dan ibu Amarilis. Mereka bersikap biasa saja, tidak antusias sama sekali. Lalu aku mengerti alasannya ketika kami makan malam bersama.

“Karena aku lulus, aku berencana untuk mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negeri,” kataku, menyampaikan rencanaku.

“Kamu sudah berjanji tidak akan bicara tentang kuliah lagi,” kata mama Amarilis, menggelengkan kepalanya. “Apa kamu lupa dengan kesepakatan kita?”

Terpopuler

Comments

Herlina Sibagariang

Herlina Sibagariang

Ayuk di lanjut lagi kk author. Ceritanya keren..Semangat pengen tau kelanjutannya.

2023-04-05

3

lihat semua
Episodes
1 1|Paling Ditakuti
2 2|Semua Salahmu
3 3|Identitas Baru
4 4|Mencari Pekerjaan
5 5|Mengais Rezeki
6 6|Pantang Menyerah
7 7|Preman Tengil
8 8|Memberi Pelajaran
9 9|Menata Masa Depan
10 10|Permulaan Baru
11 11|Teman Sekolah
12 12|Musuh Bebuyutan
13 13|Bukan Pencuri
14 14|Seorang Pengganggu
15 15|Awal Segalanya
16 16|Kamilah Pelakunya
17 17|Kamu Berubah
18 18|Bisa Diandalkan
19 19|Bukan Gertakan
20 20|Si Penyelamat
21 21|Akal Bulus
22 22|Memikirkan Dia
23 23|Rencana Rahasia
24 24|Gara-gara Kakak
25 25|Kabar Mereka
26 26|Barang Pemberian
27 27|Sahabat Palsu
28 28|Karena Penasaran
29 29|Taruhan Konyol
30 30|Backstreet Saja
31 31|Yang Hilang
32 32|Kamu Pelakunya
33 33|Calon Tunangan
34 34|Aku Cemburu
35 35|Hanya Teman
36 36|Penentu Segalanya
37 37|Menjaga Reputasi
38 38|Bukan Jodoh
39 39|Lebih Cocok
40 40|Perempuan Miskin
41 41|Pendamping Dadakan
42 42|Untung Saja
43 43|Aku Pencemburu
44 44|Sedikit Perhatian
45 45|Tidak Bersalah
46 46|Baik-baik Saja
47 47|Makin Dekat
48 48|Kita Putus
49 49|Pesta Kejutan
50 50|Aku Ditolak
51 51|Satu Syarat
52 52|Suasana Baru
53 53|Liburan Singkat
54 54|Kasih Ibu
55 55|Sang Penolong
56 56|Introspeksi Diri
57 57|Pilihan Mama
58 58|Tidak Mudah
59 59|Tanda Jadi
60 60|Calon Istri
61 61|Sering Bersama
62 62|Gadis Pintar
63 63|Pengawal atau Penguntit
64 64|Semaunya Sendiri
65 65|Jauhi Dia
66 66|Dia Saudaraku
67 67|Karena Nyaman
68 68|Sudah Cukup
69 69|Tak Diundang
70 70|Ulang Tahun
71 71|Tempat Impian
72 72|Yang Kumau
73 73|Bicara Jujur
74 74|Sama-sama Sibuk
75 75|Foto Mesra
76 76|Meyakinkan Kamu
77 77|Orang Baik
78 78|Yang Kubenci
79 79|Cemburu Akut
80 80|Menjadi Bintang
81 81|Berita Viral
82 82|Hanya Magang
83 83|Tak Terduga
84 84|Kalian Berjodoh
85 85|Salah Paham
86 86|Memberi Jawaban
87 87|Belum Menyerah
88 88|Masalah Baru
89 89|Salah Sasaran
90 90|Keputusan Besar
91 91|Belum Saatnya
92 92|Bersikap Naif
93 93|Pion Rahasia
94 94|Namaku Amarilis
95 95|Tetap Putriku
96 96|Perpisahan Sementara
97 97|Suka Segalanya
98 98|Sekutu Tunggal
99 99|Tabiat Buruk
100 100|Yang Sebenarnya
101 101|Coba Lagi
102 102|Ini Aku
103 103|Beri Waktu
104 104|Berbagi Rezeki
105 105|Bertemu Lagi
106 106|Berkelana Jauh
107 107|Aku Serius
108 108|Tamu Misterius
109 109|Kampus Baru
110 110|Berubah Drastis
111 111|Tak Tertebak
112 112|Memberi Kabar
113 113|Grup Diskusi
114 114|Ajakan Teman
115 115|Semakin Mengenal
116 116|Perayaan Syukur
117 117|Belajar Mandiri
118 118|Pengganggu Lagi
119 119|Ketakutan Terbesar
120 120|Akhir Liburan
121 121|Semester Baru
122 122|Terlalu Kentara
123 123|Bohongi Aku
124 124|Keputusan Sepihak
125 125|Mengatasi Masalah
126 126|Dua Pria
127 127|Jangan Marah
128 128|Bujuk Rayu
129 129|Hadapi Aku
130 130|Menghajar Rival
131 131|Giliranku Dimarahi
132 132|Bersama Keluarga
133 133|Membalas Dia
134 134|Penuh Perhitungan
135 135|Damai Lagi
136 136|Ribut Lagi
137 137|Tambahan Beban
138 138|Berubah Bencana
139 139|Percayai Aku
140 140|Tahu Semuanya
141 141|Minggu Kemerdekaan
142 142|Obat Cêlàka
143 143|Situasi Mendebarkan
144 144|Jaga Dirimu
145 145|Membalas Kebaikan
146 146|Ini Salahku
147 147|Hariku tanpamu
148 148|Sebuah Petunjuk
149 149|Pengorbanannya untukku
150 150|Ini Nyata
151 151|Orang Asing
152 152|Pecahnya Perang
153 153|Bertanggung Jawab
154 154|Menerima Konsekuensi
155 155|Mengenal Aku
156 156|Sang Prövokàtor
157 157|Berpikir Panjanglah
158 158|Sebuah Memori
159 159|Ingatlah Jasanya
160 160|Bersiap Pulang
161 161|Teman Andalan
162 162|Menghadapi Orang Tua
163 163|Menanggapi Mertua
164 164|Kami Tahu
165 165|Pusat Perhatian
166 166|Salah Perhitungan
167 167|Keluargamu di Sini
168 168|Gagal agar Belajar
169 169|Karena Bandel
170 170|Menebus Kesalahan
171 171|Demi Kami
172 172|Tawaran Kerja
173 173|Lihat Saja
174 174|Belum Selesai
175 175|Belum Berani
176 176|Jangan Dipikirkan
177 177|Berlagak Korban
178 178|Suamiku Sayang
179 179|Luput dari Perhatian
180 180|Asal Bukan Dia
181 181|Orang Càcàt
182 182|Teman atau Lawan
183 183|Suka Dia
184 184|Kebiasaan Lama
185 185|Seperti Reuni
186 186|Tetap Kepikiran
187 187|Tenang Saja
188 188|Tidak Sederajat
189 189|Urusan Suamiku
190 190|Merindukan Kebersamaan
191 191|Berhak Tahu
192 192|Pemuja Rahasia
193 193|Balasan Kita
194 194|Karena Kamu
195 195|Merusak Reputasi
196 196|Dukungan Teman
197 197|Kedatangan Keluarga
198 198|Dengan Elegan
199 199|Kado Spesial
200 200|Rahasia Terbesar
201 201|Jangan Bongkar
202 202|Lebih Cepat
203 203|Persiapan Acara
204 204|Satu Detik
205 205|Yang Terakhir
206 206|Perseteruan Terakhir
207 207|Melanjutkan Tradisi
208 208|Aku yang Tahu
209 209|Mengikat Selamanya
210 210|Bertanggung Jawab
211 211|Semoga Selamat
212 212|Menuntut Hak
213 213|Perlu Berhemat
214 214|Menepati Janji
215 215|Menguji Nyali
216 216|Selamat Datang
217 217|Semakin Kuat
218 218|Memiliki Segalanya
219 Terima Kasih
Episodes

Updated 219 Episodes

1
1|Paling Ditakuti
2
2|Semua Salahmu
3
3|Identitas Baru
4
4|Mencari Pekerjaan
5
5|Mengais Rezeki
6
6|Pantang Menyerah
7
7|Preman Tengil
8
8|Memberi Pelajaran
9
9|Menata Masa Depan
10
10|Permulaan Baru
11
11|Teman Sekolah
12
12|Musuh Bebuyutan
13
13|Bukan Pencuri
14
14|Seorang Pengganggu
15
15|Awal Segalanya
16
16|Kamilah Pelakunya
17
17|Kamu Berubah
18
18|Bisa Diandalkan
19
19|Bukan Gertakan
20
20|Si Penyelamat
21
21|Akal Bulus
22
22|Memikirkan Dia
23
23|Rencana Rahasia
24
24|Gara-gara Kakak
25
25|Kabar Mereka
26
26|Barang Pemberian
27
27|Sahabat Palsu
28
28|Karena Penasaran
29
29|Taruhan Konyol
30
30|Backstreet Saja
31
31|Yang Hilang
32
32|Kamu Pelakunya
33
33|Calon Tunangan
34
34|Aku Cemburu
35
35|Hanya Teman
36
36|Penentu Segalanya
37
37|Menjaga Reputasi
38
38|Bukan Jodoh
39
39|Lebih Cocok
40
40|Perempuan Miskin
41
41|Pendamping Dadakan
42
42|Untung Saja
43
43|Aku Pencemburu
44
44|Sedikit Perhatian
45
45|Tidak Bersalah
46
46|Baik-baik Saja
47
47|Makin Dekat
48
48|Kita Putus
49
49|Pesta Kejutan
50
50|Aku Ditolak
51
51|Satu Syarat
52
52|Suasana Baru
53
53|Liburan Singkat
54
54|Kasih Ibu
55
55|Sang Penolong
56
56|Introspeksi Diri
57
57|Pilihan Mama
58
58|Tidak Mudah
59
59|Tanda Jadi
60
60|Calon Istri
61
61|Sering Bersama
62
62|Gadis Pintar
63
63|Pengawal atau Penguntit
64
64|Semaunya Sendiri
65
65|Jauhi Dia
66
66|Dia Saudaraku
67
67|Karena Nyaman
68
68|Sudah Cukup
69
69|Tak Diundang
70
70|Ulang Tahun
71
71|Tempat Impian
72
72|Yang Kumau
73
73|Bicara Jujur
74
74|Sama-sama Sibuk
75
75|Foto Mesra
76
76|Meyakinkan Kamu
77
77|Orang Baik
78
78|Yang Kubenci
79
79|Cemburu Akut
80
80|Menjadi Bintang
81
81|Berita Viral
82
82|Hanya Magang
83
83|Tak Terduga
84
84|Kalian Berjodoh
85
85|Salah Paham
86
86|Memberi Jawaban
87
87|Belum Menyerah
88
88|Masalah Baru
89
89|Salah Sasaran
90
90|Keputusan Besar
91
91|Belum Saatnya
92
92|Bersikap Naif
93
93|Pion Rahasia
94
94|Namaku Amarilis
95
95|Tetap Putriku
96
96|Perpisahan Sementara
97
97|Suka Segalanya
98
98|Sekutu Tunggal
99
99|Tabiat Buruk
100
100|Yang Sebenarnya
101
101|Coba Lagi
102
102|Ini Aku
103
103|Beri Waktu
104
104|Berbagi Rezeki
105
105|Bertemu Lagi
106
106|Berkelana Jauh
107
107|Aku Serius
108
108|Tamu Misterius
109
109|Kampus Baru
110
110|Berubah Drastis
111
111|Tak Tertebak
112
112|Memberi Kabar
113
113|Grup Diskusi
114
114|Ajakan Teman
115
115|Semakin Mengenal
116
116|Perayaan Syukur
117
117|Belajar Mandiri
118
118|Pengganggu Lagi
119
119|Ketakutan Terbesar
120
120|Akhir Liburan
121
121|Semester Baru
122
122|Terlalu Kentara
123
123|Bohongi Aku
124
124|Keputusan Sepihak
125
125|Mengatasi Masalah
126
126|Dua Pria
127
127|Jangan Marah
128
128|Bujuk Rayu
129
129|Hadapi Aku
130
130|Menghajar Rival
131
131|Giliranku Dimarahi
132
132|Bersama Keluarga
133
133|Membalas Dia
134
134|Penuh Perhitungan
135
135|Damai Lagi
136
136|Ribut Lagi
137
137|Tambahan Beban
138
138|Berubah Bencana
139
139|Percayai Aku
140
140|Tahu Semuanya
141
141|Minggu Kemerdekaan
142
142|Obat Cêlàka
143
143|Situasi Mendebarkan
144
144|Jaga Dirimu
145
145|Membalas Kebaikan
146
146|Ini Salahku
147
147|Hariku tanpamu
148
148|Sebuah Petunjuk
149
149|Pengorbanannya untukku
150
150|Ini Nyata
151
151|Orang Asing
152
152|Pecahnya Perang
153
153|Bertanggung Jawab
154
154|Menerima Konsekuensi
155
155|Mengenal Aku
156
156|Sang Prövokàtor
157
157|Berpikir Panjanglah
158
158|Sebuah Memori
159
159|Ingatlah Jasanya
160
160|Bersiap Pulang
161
161|Teman Andalan
162
162|Menghadapi Orang Tua
163
163|Menanggapi Mertua
164
164|Kami Tahu
165
165|Pusat Perhatian
166
166|Salah Perhitungan
167
167|Keluargamu di Sini
168
168|Gagal agar Belajar
169
169|Karena Bandel
170
170|Menebus Kesalahan
171
171|Demi Kami
172
172|Tawaran Kerja
173
173|Lihat Saja
174
174|Belum Selesai
175
175|Belum Berani
176
176|Jangan Dipikirkan
177
177|Berlagak Korban
178
178|Suamiku Sayang
179
179|Luput dari Perhatian
180
180|Asal Bukan Dia
181
181|Orang Càcàt
182
182|Teman atau Lawan
183
183|Suka Dia
184
184|Kebiasaan Lama
185
185|Seperti Reuni
186
186|Tetap Kepikiran
187
187|Tenang Saja
188
188|Tidak Sederajat
189
189|Urusan Suamiku
190
190|Merindukan Kebersamaan
191
191|Berhak Tahu
192
192|Pemuja Rahasia
193
193|Balasan Kita
194
194|Karena Kamu
195
195|Merusak Reputasi
196
196|Dukungan Teman
197
197|Kedatangan Keluarga
198
198|Dengan Elegan
199
199|Kado Spesial
200
200|Rahasia Terbesar
201
201|Jangan Bongkar
202
202|Lebih Cepat
203
203|Persiapan Acara
204
204|Satu Detik
205
205|Yang Terakhir
206
206|Perseteruan Terakhir
207
207|Melanjutkan Tradisi
208
208|Aku yang Tahu
209
209|Mengikat Selamanya
210
210|Bertanggung Jawab
211
211|Semoga Selamat
212
212|Menuntut Hak
213
213|Perlu Berhemat
214
214|Menepati Janji
215
215|Menguji Nyali
216
216|Selamat Datang
217
217|Semakin Kuat
218
218|Memiliki Segalanya
219
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!