4|Mencari Pekerjaan

Berkeliling memasuki toko dan warung, tidak ada yang mau mempekerjakan aku. Ada yang menolak dengan kasar, ada pula yang menjelaskan tidak mau aku mencuri makanan mereka. Mengapa semua orang punya pikiran buruk hanya karena bentuk tubuh ini?

Lelah mengayuh sepeda, aku beristirahat di sebuah halte. Sayup-sayup aku mendengar bunyi musik. Aku menoleh dan melihat ada kerumunan orang tidak jauh dariku. Penasaran, aku mendekat. Ada seorang pria sedang bermain gitar sambil bernyanyi. Suaranya bagus, tidak seperti pengamen biasa. Pantas saja banyak yang menikmati permainannya.

“Oh, iya! Itu dia!” Aku menjentikkan jemariku. Mengapa aku tidak memikirkan hal itu sedari tadi?

Aku kembali mengayuh sepeda untuk pulang ke rumah. Setelah memberikan uang dari ibu penjaga kantin kepada Mama, aku bergegas ke kamarku. Aku memeriksa setiap lemari, laci, juga kardus yang ada di kamar itu. Sampai ke bawah kasur pun tidak ada uang simpanan Amarilis.

Aku baru tahu ada perempuan muda seceroboh ini. Masa dia sama sekali tidak punya uang tabungan? Tidak ada celengan, uang di antara buku, pakaian, atau barang lainnya, apalagi buku tabungan. Apa orang tuanya tidak pernah memberikan dia uang selembar pun?

“Ma, apa aku boleh pinjam uang?” tanyaku saat kami makan malam. Perempuan itu mendelik tajam, tetapi aku tidak takut. Aku orang yang terbiasa merundung, jadi tidak bisa ditundukkan semudah itu.

“Untuk apa, Kak? Mau beli makanan kesukaan Kakak? Sudah mau tamat SMU, sudah saatnya untuk diet. Apa Kakak pikir ada laki-laki yang mau dengan perempuan gendut?” ejek adik Amarilis.

“Kamu bisa kami sekolahkan sampai tamat SMU saja sudah syukur. Kalau kamu butuh uang, cari pekerjaan sana. Aku tidak punya uang untuk dipinjam. Memangnya kamu bisa mengembalikannya?” sindir Mama. “Kalau masih lapar, tambah saja makananmu.”

Katanya, orang miskin itu dermawan. Mengapa mama Amarilis pelit begini? Aku pikir mamanya yang asli adalah wanita yang mengkhawatirkan dia saat di rumah sakit. Ternyata ini aslinya. Galak sekali. Bagaimana aku bisa mencari pekerjaan dengan badan gendut begini?

Diet dan olahraga sampai satu tahun juga belum tentu berat badannya bisa berkurang. Amarilis bodoh. Masakan mamanya memang enak, tetapi bukan berarti dia menghabiskan semuanya sampai badan jadi lebar dan tidak sehat begini. Apa yang harus aku lakukan sekarang?

Tidak ada uang simpanan sepeser pun, mendapatkan pekerjaan juga susah. Bagaimana aku bisa meraih impianku dengan berpangku tangan? Masa sampai mati nanti, aku hanya mengantar kue buatan wanita ini ke sekolahku? Hidup macam apa itu?

“Aw!” Aku tersandung sesuatu saat keluar dari kamar pada pagi harinya. Belum terbiasa dengan tubuh baru, aku tidak cekatan dan terjatuh di lantai dengan dada di bawah. Aku mengaduh pelan.

“Makanya, mata itu dipakai. Jangan cuma dijadikan pajangan,” ejek pemuda kurang ajar itu dari ruang makan. “Rumah ini sampai bergetar karena badanmu jatuh.”

Aku memeriksa untuk mencari tahu apa yang membuat aku tersandung. Ternyata ada tali ditempel di bingkai pintu. Walau aku melihat langkahku, aku tidak akan memperhatikan ada tali itu di sana. Ini pasti ulah adik Amarilis yang nakal itu.

Lihat saja nanti. Aku pasti akan membalas perbuatannya. Kalau bukan karena aku membutuhkan keluarga ini, aku sudah lama menunjukkan kepadanya siapa aku yang sebenarnya. Untuk sementara, aku harus bertahan. Amarilis bukan Katelia yang suka membangkang.

“Sudah. Cepat, habiskan sarapanmu. Jangan sampai terlambat ke sekolah,” lerai ayah Amarilis. “Ayo, Nak. Kamu juga makanlah, lalu antar kue ke sekolah,” katanya kepadaku.

Aduh. Kalau hanya berharap dari hasil penjualan kue, mana bisa membeli barang yang aku butuhkan. Hidupku benar-benar sial. Dari keluarga miskin menjadi orang kaya, gampang. Aku tidak bisa berbuat apa-apa dengan menjadi miskin begini.

Keluarga kaya? Mengapa aku tidak pikirkan hal itu dari tadi? Benar juga! Aku menuju jalan yang sudah aku rindukan. Nyaris setengah jam bersepeda, aku tiba di depan sebuah gerbang tinggi dan besar. Sekuriti yang sedang berjaga melihat aku dari balik kaca dengan curiga.

“Apa yang kamu lakukan di situ? Kamu mencari seseorang?” tanya pria yang sudah menjadi petugas keamanan di rumah kami selama sepuluh tahun.

“Jangan lupa sesekali menelepon istri. Bapak sudah berapa lama tidak memberi kabar?” tanyaku. Matanya membulat mendengar pertanyaan itu.

“Kamu memata-matai aku, ya?” Dia berubah berang. “Pergi dari sini! Jangan mengganggu aku atau penghuni rumah ini!”

Melihat dia berniat untuk membuka gerbang, aku segera mengayuhkan sepedaku, menjauh dari tempat itu. Siang hari bukanlah waktu yang tepat untuk melakukan aksiku. Aku perlu kembali saat hari sudah gelap. Semakin cepat aku mengambil benda itu, semakin baik.

“Apa yang kamu lakukan dengan engsel pintu itu?” tanya ayah Amarilis yang baru kembali dari tempat kerjanya. “Biar aku yang urus kalau ada yang rusak.” Dia berjalan mendekat.

“Ah, tidak apa-apa, Pa. Bunyinya sudah mengganggu, jadi aku beri minyak supaya tidak berisik ketika aku masuk dan keluar kamar,” kataku, menolak.

“Bagus. Aku selalu lupa untuk melakukannya.” Dia menunjuk ke arah pintu kamarnya. “Sekalian saja lumasi pintu ini juga.”

“Sudah, Pa. Pintu kamar Adik juga sudah.” Aku menutup tempat minyak itu, lalu kembali berdiri. Pria itu tersenyum, lalu membuka pintu kamar. Dia terlihat puas karena pintunya tidak berderit lagi.

Aku menjadi orang pertama yang pamit tidur. Mereka tetap santai menonton televisi. Sepertinya Amarilis sudah biasa menjadi orang pertama yang masuk kamarnya, karena mereka tidak curiga. Aku menunggu sampai mereka bertiga melakukan hal yang sama, baru mulai bersiap-siap.

Untung saja gadis gendut ini punya satu set kaus dan celana panjang hitam. Rata-rata bajunya berwarna cerah atau bercorak bunga. Heran. Seharusnya orang yang berukuran tubuh sebesar dia lebih banyak memiliki pakaian berwarna gelap. Jadi, dia bisa terlihat sedikit ramping.

Aku menghela napas panjang sebelum memutar kenop pintu kamar. Bagus. Tidak ada suara. Aku menempelkan telinga di pintu kamar adik Amarilis. Sunyi, begitu juga dengan suasana di dalam kamar orang tuanya. Meskipun begitu, aku tetap berjalan berjingkat ke pintu depan. Aku baru bisa bernapas lega setelah berada di luar.

Tantangan berikutnya adalah memasuki rumah tanpa melewati gerbang. Aku menelan ludah dengan berat. Hal yang semula sangat mudah bagiku menjadi mustahil gara-gara perempuan tukang makan ini. Baru memanjat pagar saja, napasku sudah ngos-ngosan.

“Bagaimana aku bisa memanjat ke balkon kamarku?” batinku nyaris putus asa.

Untunglah aku tidak perlu menebak yang mana kamarku, karena semua balkon mirip. Aku sudah lelah, jadi tangan dan kakiku gemetar saat memanjat tangga. Benda itu selalu tersedia di dekat pohon untuk membantu tukang kebun membuang daun yang sudah mengering.

Kerugian memiliki badan gendut semakin terasa. Tenagaku habis menaiki tangga tinggi itu. Tubuhku semakin gemetar, karena rasa takut. Kalau sampai ada yang menangkap basah, mereka pasti akan melempar aku ke penjara. Jadi, aku berhati-hati pindah dari tangga melewati pagar balkon.

Terima kasih, Tuhan. Aku sampai juga di beranda kamarku. Aku mengeluarkan penjepit kertas dan mulai membuka kunci. Sudah terbiasa pulang tengah malam, aku tahu bagaimana masuk kamar tanpa melewati pintu depan. Tanganku bergetar hebat, mempersulit usahaku memutar kuncinya.

Setelah berhasil, aku menyimpan benda itu kembali ke saku celana. Aku tidak boleh meninggalkan barang apa pun yang bisa mengarahkan mereka kepadaku. Mama sangat marah ketika tahu Amarilis yang telah mendorong aku ke danau. Dia tidak akan suka jika tahu gadis ini datang ke sini.

“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya seseorang dari arah tempat tidur.

Aku menutup mulut sebelum sempat berteriak ketakutan. Lampu di atas nakas dinyalakan dan aku bertemu pandang dengan kakak keduaku. Aduh, mati aku.

“Kak, ini aku,” ucapku dengan suara tertahan.

“Ini aku siapa? Aku tidak kenal siapa kamu,” katanya dengan sengit.

“Sampai sekarang tidak ada yang tahu siapa yang menyebabkan luka pada pelipis kiriku. Aku harus selalu menggunakan poni untuk menutupi bekasnya gara-gara Kakak.” Aku menyebutkan salah satu rahasia yang hanya kami berdua ketahui.

“Lu-luka,” gumamnya gugup. Dia memperhatikan aku dengan saksama. “Kat? Kamu Katelia?”

“Oh, Kak,” ucapku terharu. Aku segera memeluknya. “Aku senang sekali mendengar nama itu lagi. Aku nyaris gila, karena semua orang memanggil aku Amarilis. Aku benar-benar bahagia, Kak.”

“Apa yang terjadi? Kamu sudah mati, lalu mengapa kamu bisa jadi jelek begini?” katanya terkejut.

Aku segera melepaskan pelukanku. “Jelek? Kalau aku melakukan sedot lemak, memperbaiki susunan gigi, sedikit berdandan, dan menata rambut ini, aku bisa cantik, Kak. Cantik itu mahal.”

“Iya. Ini benar-benar kamu.” Dia melepaskan pelukannya. “Apa yang kamu lakukan di sini? Jangan bilang kamu mau kembali dan mengatakan kepada semua orang bahwa kamu adalah Katelia.”

“Mengapa tidak, Kak?” tanyaku tersinggung. “Karena tubuh ini jelek?”

“Kat, diejek jelek itu tidak seberapa dibandingkan kamu dianggap gila atau malah dijadikan bahan percobaan. Aku tahu mustahil orang percaya gadis ini adalah kamu. Semua piala ini adalah bukti kamu bisa berenang. Aku—” Dia memijat kepalanya, lalu duduk di tepi tempat tidur.

Benar juga. Kalau aku nekat mengatakan kepada orang-orang bahwa aku adalah Katelia, mereka akan mengatakan aku gila. Itu tidak apa-apa. Nah, kalau aku dikurung di rumah sakit jiwa selamanya? Bisa mati aku. Apalagi dijadikan bahan percobaan. Hiii …. Seram.

“Tarik napas, Kak. Lalu keluarkan perlahan. Aku tahu ini berat untuk dicerna.” Aku duduk di sisinya. “Aku juga tidak tahu harus bagaimana, karena terjebak selamanya di badan ini.”

“Oh, Tuhan …,” gumam Kakak dengan mata membulat.

“Gadis yang ada dalam tubuhku itu sudah mati. Jadi, aku akan selamanya menjadi gadis ini.” Aku mengangkat kedua bahuku.

“Kamu datang pasti mau mengambil sesuatu, ambillah. Aku antar lewat pintu, jangan turun lewat balkon. Badanmu ini bisa membuat kamu kehabisan napas sebelum sampai di bawah.” Dia menatap aku dari kepala hingga kaki.

Aku mengambil satu koleksi terbaikku, lalu mendekati pintu. Kakak membukanya dan kami berjalan sesenyap mungkin ke lantai satu. Dia menatap aku cukup lama sebelum memeluk aku lagi. Aku tidak punya waktu untuk bermelankolis ria, jadi aku mendorong tubuhnya.

“Aku harus pergi sebelum ada yang mengetahui kedatanganku,” kataku, mengingatkan.

“Kamu benar. Kamu tinggal di mana? Oh, sebentar.” Dia merogoh sakunya, lalu meletakkan sebuah kartu di tanganku. “Pakai ini. Jangan sampai kamu kelaparan. Baju yang kamu pakai ini jelek sekali.”

“Serius, Kak? Apa Kakak lupa siapa aku?” Aku menolak kartu debit itu. Dia membuka mulut hendak mengatakan sesuatu, aku memotongnya. “Ada hal yang lebih baik yang bisa Kakak lakukan untukku.”

Episodes
1 1|Paling Ditakuti
2 2|Semua Salahmu
3 3|Identitas Baru
4 4|Mencari Pekerjaan
5 5|Mengais Rezeki
6 6|Pantang Menyerah
7 7|Preman Tengil
8 8|Memberi Pelajaran
9 9|Menata Masa Depan
10 10|Permulaan Baru
11 11|Teman Sekolah
12 12|Musuh Bebuyutan
13 13|Bukan Pencuri
14 14|Seorang Pengganggu
15 15|Awal Segalanya
16 16|Kamilah Pelakunya
17 17|Kamu Berubah
18 18|Bisa Diandalkan
19 19|Bukan Gertakan
20 20|Si Penyelamat
21 21|Akal Bulus
22 22|Memikirkan Dia
23 23|Rencana Rahasia
24 24|Gara-gara Kakak
25 25|Kabar Mereka
26 26|Barang Pemberian
27 27|Sahabat Palsu
28 28|Karena Penasaran
29 29|Taruhan Konyol
30 30|Backstreet Saja
31 31|Yang Hilang
32 32|Kamu Pelakunya
33 33|Calon Tunangan
34 34|Aku Cemburu
35 35|Hanya Teman
36 36|Penentu Segalanya
37 37|Menjaga Reputasi
38 38|Bukan Jodoh
39 39|Lebih Cocok
40 40|Perempuan Miskin
41 41|Pendamping Dadakan
42 42|Untung Saja
43 43|Aku Pencemburu
44 44|Sedikit Perhatian
45 45|Tidak Bersalah
46 46|Baik-baik Saja
47 47|Makin Dekat
48 48|Kita Putus
49 49|Pesta Kejutan
50 50|Aku Ditolak
51 51|Satu Syarat
52 52|Suasana Baru
53 53|Liburan Singkat
54 54|Kasih Ibu
55 55|Sang Penolong
56 56|Introspeksi Diri
57 57|Pilihan Mama
58 58|Tidak Mudah
59 59|Tanda Jadi
60 60|Calon Istri
61 61|Sering Bersama
62 62|Gadis Pintar
63 63|Pengawal atau Penguntit
64 64|Semaunya Sendiri
65 65|Jauhi Dia
66 66|Dia Saudaraku
67 67|Karena Nyaman
68 68|Sudah Cukup
69 69|Tak Diundang
70 70|Ulang Tahun
71 71|Tempat Impian
72 72|Yang Kumau
73 73|Bicara Jujur
74 74|Sama-sama Sibuk
75 75|Foto Mesra
76 76|Meyakinkan Kamu
77 77|Orang Baik
78 78|Yang Kubenci
79 79|Cemburu Akut
80 80|Menjadi Bintang
81 81|Berita Viral
82 82|Hanya Magang
83 83|Tak Terduga
84 84|Kalian Berjodoh
85 85|Salah Paham
86 86|Memberi Jawaban
87 87|Belum Menyerah
88 88|Masalah Baru
89 89|Salah Sasaran
90 90|Keputusan Besar
91 91|Belum Saatnya
92 92|Bersikap Naif
93 93|Pion Rahasia
94 94|Namaku Amarilis
95 95|Tetap Putriku
96 96|Perpisahan Sementara
97 97|Suka Segalanya
98 98|Sekutu Tunggal
99 99|Tabiat Buruk
100 100|Yang Sebenarnya
101 101|Coba Lagi
102 102|Ini Aku
103 103|Beri Waktu
104 104|Berbagi Rezeki
105 105|Bertemu Lagi
106 106|Berkelana Jauh
107 107|Aku Serius
108 108|Tamu Misterius
109 109|Kampus Baru
110 110|Berubah Drastis
111 111|Tak Tertebak
112 112|Memberi Kabar
113 113|Grup Diskusi
114 114|Ajakan Teman
115 115|Semakin Mengenal
116 116|Perayaan Syukur
117 117|Belajar Mandiri
118 118|Pengganggu Lagi
119 119|Ketakutan Terbesar
120 120|Akhir Liburan
121 121|Semester Baru
122 122|Terlalu Kentara
123 123|Bohongi Aku
124 124|Keputusan Sepihak
125 125|Mengatasi Masalah
126 126|Dua Pria
127 127|Jangan Marah
128 128|Bujuk Rayu
129 129|Hadapi Aku
130 130|Menghajar Rival
131 131|Giliranku Dimarahi
132 132|Bersama Keluarga
133 133|Membalas Dia
134 134|Penuh Perhitungan
135 135|Damai Lagi
136 136|Ribut Lagi
137 137|Tambahan Beban
138 138|Berubah Bencana
139 139|Percayai Aku
140 140|Tahu Semuanya
141 141|Minggu Kemerdekaan
142 142|Obat Cêlàka
143 143|Situasi Mendebarkan
144 144|Jaga Dirimu
145 145|Membalas Kebaikan
146 146|Ini Salahku
147 147|Hariku tanpamu
148 148|Sebuah Petunjuk
149 149|Pengorbanannya untukku
150 150|Ini Nyata
151 151|Orang Asing
152 152|Pecahnya Perang
153 153|Bertanggung Jawab
154 154|Menerima Konsekuensi
155 155|Mengenal Aku
156 156|Sang Prövokàtor
157 157|Berpikir Panjanglah
158 158|Sebuah Memori
159 159|Ingatlah Jasanya
160 160|Bersiap Pulang
161 161|Teman Andalan
162 162|Menghadapi Orang Tua
163 163|Menanggapi Mertua
164 164|Kami Tahu
165 165|Pusat Perhatian
166 166|Salah Perhitungan
167 167|Keluargamu di Sini
168 168|Gagal agar Belajar
169 169|Karena Bandel
170 170|Menebus Kesalahan
171 171|Demi Kami
172 172|Tawaran Kerja
173 173|Lihat Saja
174 174|Belum Selesai
175 175|Belum Berani
176 176|Jangan Dipikirkan
177 177|Berlagak Korban
178 178|Suamiku Sayang
179 179|Luput dari Perhatian
180 180|Asal Bukan Dia
181 181|Orang Càcàt
182 182|Teman atau Lawan
183 183|Suka Dia
184 184|Kebiasaan Lama
185 185|Seperti Reuni
186 186|Tetap Kepikiran
187 187|Tenang Saja
188 188|Tidak Sederajat
189 189|Urusan Suamiku
190 190|Merindukan Kebersamaan
191 191|Berhak Tahu
192 192|Pemuja Rahasia
193 193|Balasan Kita
194 194|Karena Kamu
195 195|Merusak Reputasi
196 196|Dukungan Teman
197 197|Kedatangan Keluarga
198 198|Dengan Elegan
199 199|Kado Spesial
200 200|Rahasia Terbesar
201 201|Jangan Bongkar
202 202|Lebih Cepat
203 203|Persiapan Acara
204 204|Satu Detik
205 205|Yang Terakhir
206 206|Perseteruan Terakhir
207 207|Melanjutkan Tradisi
208 208|Aku yang Tahu
209 209|Mengikat Selamanya
210 210|Bertanggung Jawab
211 211|Semoga Selamat
212 212|Menuntut Hak
213 213|Perlu Berhemat
214 214|Menepati Janji
215 215|Menguji Nyali
216 216|Selamat Datang
217 217|Semakin Kuat
218 218|Memiliki Segalanya
219 Terima Kasih
Episodes

Updated 219 Episodes

1
1|Paling Ditakuti
2
2|Semua Salahmu
3
3|Identitas Baru
4
4|Mencari Pekerjaan
5
5|Mengais Rezeki
6
6|Pantang Menyerah
7
7|Preman Tengil
8
8|Memberi Pelajaran
9
9|Menata Masa Depan
10
10|Permulaan Baru
11
11|Teman Sekolah
12
12|Musuh Bebuyutan
13
13|Bukan Pencuri
14
14|Seorang Pengganggu
15
15|Awal Segalanya
16
16|Kamilah Pelakunya
17
17|Kamu Berubah
18
18|Bisa Diandalkan
19
19|Bukan Gertakan
20
20|Si Penyelamat
21
21|Akal Bulus
22
22|Memikirkan Dia
23
23|Rencana Rahasia
24
24|Gara-gara Kakak
25
25|Kabar Mereka
26
26|Barang Pemberian
27
27|Sahabat Palsu
28
28|Karena Penasaran
29
29|Taruhan Konyol
30
30|Backstreet Saja
31
31|Yang Hilang
32
32|Kamu Pelakunya
33
33|Calon Tunangan
34
34|Aku Cemburu
35
35|Hanya Teman
36
36|Penentu Segalanya
37
37|Menjaga Reputasi
38
38|Bukan Jodoh
39
39|Lebih Cocok
40
40|Perempuan Miskin
41
41|Pendamping Dadakan
42
42|Untung Saja
43
43|Aku Pencemburu
44
44|Sedikit Perhatian
45
45|Tidak Bersalah
46
46|Baik-baik Saja
47
47|Makin Dekat
48
48|Kita Putus
49
49|Pesta Kejutan
50
50|Aku Ditolak
51
51|Satu Syarat
52
52|Suasana Baru
53
53|Liburan Singkat
54
54|Kasih Ibu
55
55|Sang Penolong
56
56|Introspeksi Diri
57
57|Pilihan Mama
58
58|Tidak Mudah
59
59|Tanda Jadi
60
60|Calon Istri
61
61|Sering Bersama
62
62|Gadis Pintar
63
63|Pengawal atau Penguntit
64
64|Semaunya Sendiri
65
65|Jauhi Dia
66
66|Dia Saudaraku
67
67|Karena Nyaman
68
68|Sudah Cukup
69
69|Tak Diundang
70
70|Ulang Tahun
71
71|Tempat Impian
72
72|Yang Kumau
73
73|Bicara Jujur
74
74|Sama-sama Sibuk
75
75|Foto Mesra
76
76|Meyakinkan Kamu
77
77|Orang Baik
78
78|Yang Kubenci
79
79|Cemburu Akut
80
80|Menjadi Bintang
81
81|Berita Viral
82
82|Hanya Magang
83
83|Tak Terduga
84
84|Kalian Berjodoh
85
85|Salah Paham
86
86|Memberi Jawaban
87
87|Belum Menyerah
88
88|Masalah Baru
89
89|Salah Sasaran
90
90|Keputusan Besar
91
91|Belum Saatnya
92
92|Bersikap Naif
93
93|Pion Rahasia
94
94|Namaku Amarilis
95
95|Tetap Putriku
96
96|Perpisahan Sementara
97
97|Suka Segalanya
98
98|Sekutu Tunggal
99
99|Tabiat Buruk
100
100|Yang Sebenarnya
101
101|Coba Lagi
102
102|Ini Aku
103
103|Beri Waktu
104
104|Berbagi Rezeki
105
105|Bertemu Lagi
106
106|Berkelana Jauh
107
107|Aku Serius
108
108|Tamu Misterius
109
109|Kampus Baru
110
110|Berubah Drastis
111
111|Tak Tertebak
112
112|Memberi Kabar
113
113|Grup Diskusi
114
114|Ajakan Teman
115
115|Semakin Mengenal
116
116|Perayaan Syukur
117
117|Belajar Mandiri
118
118|Pengganggu Lagi
119
119|Ketakutan Terbesar
120
120|Akhir Liburan
121
121|Semester Baru
122
122|Terlalu Kentara
123
123|Bohongi Aku
124
124|Keputusan Sepihak
125
125|Mengatasi Masalah
126
126|Dua Pria
127
127|Jangan Marah
128
128|Bujuk Rayu
129
129|Hadapi Aku
130
130|Menghajar Rival
131
131|Giliranku Dimarahi
132
132|Bersama Keluarga
133
133|Membalas Dia
134
134|Penuh Perhitungan
135
135|Damai Lagi
136
136|Ribut Lagi
137
137|Tambahan Beban
138
138|Berubah Bencana
139
139|Percayai Aku
140
140|Tahu Semuanya
141
141|Minggu Kemerdekaan
142
142|Obat Cêlàka
143
143|Situasi Mendebarkan
144
144|Jaga Dirimu
145
145|Membalas Kebaikan
146
146|Ini Salahku
147
147|Hariku tanpamu
148
148|Sebuah Petunjuk
149
149|Pengorbanannya untukku
150
150|Ini Nyata
151
151|Orang Asing
152
152|Pecahnya Perang
153
153|Bertanggung Jawab
154
154|Menerima Konsekuensi
155
155|Mengenal Aku
156
156|Sang Prövokàtor
157
157|Berpikir Panjanglah
158
158|Sebuah Memori
159
159|Ingatlah Jasanya
160
160|Bersiap Pulang
161
161|Teman Andalan
162
162|Menghadapi Orang Tua
163
163|Menanggapi Mertua
164
164|Kami Tahu
165
165|Pusat Perhatian
166
166|Salah Perhitungan
167
167|Keluargamu di Sini
168
168|Gagal agar Belajar
169
169|Karena Bandel
170
170|Menebus Kesalahan
171
171|Demi Kami
172
172|Tawaran Kerja
173
173|Lihat Saja
174
174|Belum Selesai
175
175|Belum Berani
176
176|Jangan Dipikirkan
177
177|Berlagak Korban
178
178|Suamiku Sayang
179
179|Luput dari Perhatian
180
180|Asal Bukan Dia
181
181|Orang Càcàt
182
182|Teman atau Lawan
183
183|Suka Dia
184
184|Kebiasaan Lama
185
185|Seperti Reuni
186
186|Tetap Kepikiran
187
187|Tenang Saja
188
188|Tidak Sederajat
189
189|Urusan Suamiku
190
190|Merindukan Kebersamaan
191
191|Berhak Tahu
192
192|Pemuja Rahasia
193
193|Balasan Kita
194
194|Karena Kamu
195
195|Merusak Reputasi
196
196|Dukungan Teman
197
197|Kedatangan Keluarga
198
198|Dengan Elegan
199
199|Kado Spesial
200
200|Rahasia Terbesar
201
201|Jangan Bongkar
202
202|Lebih Cepat
203
203|Persiapan Acara
204
204|Satu Detik
205
205|Yang Terakhir
206
206|Perseteruan Terakhir
207
207|Melanjutkan Tradisi
208
208|Aku yang Tahu
209
209|Mengikat Selamanya
210
210|Bertanggung Jawab
211
211|Semoga Selamat
212
212|Menuntut Hak
213
213|Perlu Berhemat
214
214|Menepati Janji
215
215|Menguji Nyali
216
216|Selamat Datang
217
217|Semakin Kuat
218
218|Memiliki Segalanya
219
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!