4. Masih Bingung

Vino masih bingung karena dia tidak percaya begitu saja dengan perkataan asistennya itu." Tidak mungkin itu Novi, Hilman. Kalau dia Novi, dia pasti akan menyapaku bahkan memelukku." Ucap Vino percaya diri.

"Tuan ..! Jangan kepedean!"

"Kau ..!"

"Tinggu dulu marahnya! Dengarkan aku bicara dulu."

"Apa yang ingin kamu katakan?"

"Lihatlah penampilan gadis itu! Doa bukan lagi gadis kecil yang tuan anggap sugar Babynya. Kelihatannya kalau gadis itu ingin hijrah. Itulah sebabnya dia melarikan diri dari Tuan. Tolong nalar sedikit Tuan! Gadis itu sudah anda lukai perasaannya saat dia melihat anda melakukan pengkhianatan yang membuatnya terluka. Mana mungkin orang yang masih sakit hati dengan masa lalunya tiba-tiba ketemu ingin pelukan. Yang benar saja, Tuan." Tutur Hilman penuh sindiran.

Vino nampak termenung memikirkan perkataan asistennya yang benar adanya. Ia melukai gadis itu hingga dia tidak menemukan jejak pelarian Nova di manapun seperti tertelan bumi.

"Kalau begitu, bagaimana cara kita menemukannya?"

"Apakah tuan meminta nomor kontaknya yang bisa kita hubungi?"

"Itulah bodohnya aku Hilman. Aku lupa meminta padanya saat terakhir bertemu dengannya. Aku pikir malam ini kami bertemu lagi dan bisa meminta nomor kontaknya."

"Tumben mengakui kebodohannya. Biasanya gengsinya melebihi tsunami." Batin Hilman.

"Bagaimana cara kita menemukannya, Hilman? Kenapa kamu tidak membantu berpikir?" Bentak Vino kesal.

"Ini lagi mikir Tuan. Masalahnya, bukan hanya Non Nova sendiri yang mengenakan pakaian syar'i dengan cadar seperti itu tapi di Jakarta ini sudah banyak wanita yang mengenakan pakaian seperti itu. Wajar saja nona Nova memakai cadar karena kecantikannya itu membuat pria manapun tergila-gila padanya hingga tuan harus punya banyak saingan saat itu terutama tuan muda Reno." Ucap Hilman.

Mendengar ucapan Hilman, Vino merasa sangat bersyukur kekasihnya itu tidak lagi dilihat banyak orang. Ada rasa bangga jika dirinyalah yang akan memiliki Nova lagi sebelum ada yang mendapatkannya.

"Hilman...! Apakah aku pantas mendapatkan gadis itu lagi saat ia sudah menempuh perjalanan religinya dengan serius?" Tanya Vino penuh keraguan di dalam hatinya.

"Bukan masalah pantas dan tidak pantas tuan, tapi masalahnya apakah nona Nova mau memaafkan Tuan dan masih ada cintanya untuk Tuan?"

"Tapi saat di dalam pesawat, aku melihatnya sempat menangis dan terlihat sangat sedih. Apakah dia menangis karena rindu padaku atau karena masih marah padaku ya, Hilman?"

"Aku tidak tahu Tuan. Yang jelas jawabannya di tuan sendiri. Cobalah kalau dulu tuan tidak mengkhianatinya mungkin gadis itu sudah menjadi istrinya tuan. Tapi, apakah tuan tahu kemarin dia pulang dari negara mana?" Tanya Hilman.

"Astaga...! Itu lagi yang lupa aku tanyakan padanya?"

"Sekarang gini saja, kemarin ambil koper di bagasi ruang kedatangan, dari negara mana?"

"Negara asal Casablanca Maroko." Ujar Vino yang baru menyadari sesuatu yang terlewatkan olehnya.

"Baiklah. Nanti aku akan menyelidiki keberadaan nona Nova dengan bantuan orang IT di perusahaan Tuan. Sekarang kita mau ke mana tuan?"

"Kita ke apartemen saja, Hilman. Pesankan makan malamnya lewat aplikasi online saja." Ucap Vino yang sudah tidak berselera saat ini untuk makan di luar.

Setibanya di unit apartemennya, Vino merebahkan tubuhnya dan membayangkan lagi pertemuannya dengan Nova sekitar enam tahun yang lalu. Saat itu Vino sedang tidak ingin menjalin kasih dengan wanita manapun karena sakit hatinya pada mantan kekasihnya yang meninggalkan dirinya begitu saja dan lari bersama sahabat terbaiknya. Vino yang ingin melampiaskan hasratnya memikirkan untuk mendapatkan gadis yang bisa ia bayar untuk menyenangkan hasratnya itu.

Flashback

Vino melakukan chatting dengan Nova untuk menentukan pertemuan mereka di sebuah hotel.

"Selamat sore!" Sapa Vino.

"Sore..!" Balas Nova.

"Apakah kamu bernama Nova? Apakah kamu masih virgin? berapa usiamu?"

"Benar om, nama saya Nova dan saya masih Virgin. Enam bulan lagi usia saya 18 tahun." Ucap Nova.

"Baik. Nanti malam temui aku di hotel pukul Tujuh malam." Ucap Vino dengan menulis alamat hotel dan nomor kamarnya.

Vino menghubungi asistennya Hilman." Hilman...! Tolong kamu selidiki gadis yang bernama Nova nanti aku kirim cv dirinya. Cari tahu apapun tentang dirinya dan bawakan surat perjanjian kontrak aku dengannya." Ucap Vino.

"Baik Tuan."

Sekitar pukul tujuh malam, Nova menempati janjinya untuk menemui Vino di hotel mewah yang sudah di booking oleh pria tampan itu.

Vino membuka pintu kamarnya saat mendengar tombol bel bunyi. Vino yang baru habis mandi hanya melilitkan handuk di pinggangnya untuk menemui Nova.

"Selamat malam om!" Sapa Nova dengan senyum yang terlihat kaku.

"Malam! Masuklah!" Titah Vino yang memperhatikan wajah cantik Nova sambil memindai tatapannya pada penampilan gadis ini.

Nova yang merupakan mantan Putri konglomerat yang memiliki kecantikan yang luar biasa dengan rambut coklat mengenakan celana jins dengan mengenakan Coat coklat putih, sepatu sneaker putih dengan rambut di kuncir sederhana terlihat sangat anggun.

"Duduklah! Kamu mau minum apa?"

"Soft drink saja om."

Vino mengeluarkan minuman yang di pinta Nova. Tidak lama asisten Hilman datang membawa surat kontrak dan juga CV miliknya Nova.

Ini surat kontrak kerjasama kita sebagai sugar baby dan sugar Daddy. Tolong tandatangani di sini. Kamu harus menemani aku setiap sekali aku menginginkan kamu kecuali kamu terlibat urusan sekolah. Sekarang kamu sudah kelas berapa?"

"Kelas 12, om."

"Apa yang kamu inginkan dariku untukmu?"

"Aku hanya ingin dibayar satu triliun karena aku masih virgin." Ucap Nova.

"Itu terlalu mahal."

"Perawan ku tidak bisa balik lagi setelah anda mengambilnya. Setelah setahun perjanjian kontrak kita, aku tidak tahu bagaimana masa depanku nanti. Apakah aku akan mendapatkan suami yang mau menerima aku apa adanya atau aku akan hidup sendiri seumur hidupku. Intinya, bayaran satu triliun itu tidak mampu menembus penderitaan masa depan yang akan ku lalui nanti. Walaupun tubuhku ini harganya tidak ternilai namun demi....-"

Nova tidak mau melanjutkan kata-katanya karena dia tidak ingin permasalahan hidupnya akan di ketahui oleh Vino.

"Demi apa Nova?" Vino sengaja bertanya pada Nova sesuatu yang ia sudah ketahui dengan membaca CV milik Nova.

"Aku di sini hanya ingin menyenangkan mu. Kita tidak perlu saling ikut campur dengan urusan kita kecuali hubungan kita. Bukankah sesuai dengan surat kontrak kita begitu, om?" Tanya Nova.

"Baiklah. Tidak masalah bagiku. Tapi jangan panggil aku, om?"

"Aku harus panggil apa padamu? Daddy..?"

"Sepertinya panggilan itu cocok juga, tapi itu berlaku saat kita sedang berdua saja. Jika di luar panggil aku kakak atau namaku saja." Ucap Vino.

"Baiklah Daddy. Setuju." Nova kembali tersenyum dengan keterpaksaannya.

"Sekarang, tanggalkan semua pakaian mu. Aku ingin melihat aset berharga mu. Aku bisa membedakan antara bispak dan origin." Titah Vino.

Duarrrr...

"What...? Now...?"

"Hmmm!"

Terpopuler

Comments

Bunda Salma

Bunda Salma

wow amazing 🤭

2023-05-20

1

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

oh gitu awal x jd sugar baby vino..lanjut up thor makin oenasaran kelanjutanx..

2023-04-07

1

Suni Sunny

Suni Sunny

menarik, lanjut thor......
jangan lama-lama 🤭☺

2023-04-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!