2. Boleh Berkenalan?

Degup jantung Nova dan Vino makin tidak terkendali kala keduanya merasa ada yang aneh dengan perasaan mereka. Ada sesuatu yang sangat mereka rindukan. Ada yang ingin mereka ulangi. Seakan mereka tidak asing satu sama lain. Kerinduan itu seakan memanggil jiwa mereka untuk berlabuh. Setidaknya cukup pelukan hangat yang akan melepaskan semua beban kerinduannya yang sudah menghimpit terlalu lama.

Itu semua hanya bisa diketahui oleh Nova. Namun kontak batin Vino begitu terkoneksi kuat pada wanita di hadapannya ini walaupun sejujurnya ia tidak tahu bahwa wanita yang ada di hadapannya ini adalah wanita yang sama yang pernah menjadi sugar Babynya.

Deru nafas keduanya memburu hebat. Seakan memaksa untuk saling menyentuh entah harus di mulai dari mana. Merasa saat itu setan sedang membuat jaring jebakan untuk melemparnya kembali ke lumpur dosa, Nova menarik tubuhnya sambil mengucapkan istighfar dengan lirih. Sementara keduanya sama-sama memegang tasbih dan mengangkatnya secara bersamaan.

"Maaf...!" Ucap Vino melepaskan genggamannya pada tasbih itu.

"Terimakasih...!" Nova menggenggam erat tasbihnya dengan kuat menahan tubuhnya yang gemetar hebat dengan air mata kembali lolos karena kerinduan. Vino bisa melihat itu tangan gemetar Nova yang sedang mengendalikan dirinya.

"Ya Allah. Aku mohon jauhkan aku dari laki-laki ini sejauh mungkin dari hidupku. Berilah jodoh hamba yang terbaik menurut Engkau ya Robb. Sesungguhnya pilihanmu lah yang terbaik untukku yang akan mendidik aku pada jalan kebenaran dan mengantarkan aku ke surgaMu yang merindukanku untuk kami huni bersama atas ridho-Mu." Batin Nova sambil menarik nafas panjang.

Sementara Vino tidak sabar untuk berkenalan dengan Nova karena merasa hatinya sedang terpaut pada momen langka yang tidak bisa ia jabarkan dengan untaian kata bahwa ia jatuh cinta pada wanita yang serba tertutup ini.

"Maaf nona...! Apakah anda masih singel...?" pertanyaan bodoh apa yang saat ini seorang Alviano Dermawangsa nekat berbasa-basi dengan wanita Sholehah yang ada di sampingnya.

Nova gelagapan mendengar pertanyaan Vino dan ia pun tergelitik geli juga mendengar lelaki yang sama yang sedang ingin mengenal dirinya.

"I..iya..Tuan! Aku masih singel." Jawab Nova gugup.

"Boleh Berkenalan?"

"Astaga...! Aku harus menyebut namaku siapa?" Bingung Nova memikirkan nama yang cocok untuk berkenalan dengan Vino.

"Saya Novi...!" Hanya nama itu yang melintas dibenak Nova saat ini.

Hampir saja Vino tersedak dengan liurnya sendiri saat ia berharap nama itu disebut oleh wanita ini adalah Nova tapi malah Novi.

"Ternyata benar... !Dia bukan Nova, baby aku. Jika dia Nova, pasti dia menegur ku atau memeluk aku. Nova...sayang. Di mana kamu sayang. Aku sangat merindukanmu." Batin Vino menjerit memanggil nama wanitanya yang pernah menghiasi hari-harinya.

Nova tidak berharap Vino memperkenalkan dirinya padanya karena tidak penting dan dianggap mubasir.

"Aneh. Kenapa dia tidak mau menanya balik namaku? kenapa gadis ini sangat cuek dan angkuh seperti pertama kalinya aku mengenal Nova. Kenapa kepribadian mereka sama. Astaga...! Mengapa aku harus jatuh cinta pada gadis sempurna ini? Kenapa pesona gadis ini sangat memikat ku? Tidak..tidak! Aku tidak mau jadi gila karena gadis ini. Tapi kenapa jiwaku menginginkan dirinya." Batin Vino tersiksa sendiri dengan perasaan aneh dalam dirinya.

"Para penumpang pesawat Garuda Indonesia yang terhormat! Pesawat kita sesaat lagi akan mendarat ke bandara Changi Singapura. Bagi penumpang tujuan Jakarta silahkan turun menuju ruang transit untuk melanjutkan perjalanan anda! terimakasih sudah terbang bersama kami. Kami dari kru pesawat Garuda Indonesia mengucapkan selamat jalan dan sampai jumpa dilain kesempatan!" Ucap operator Garuda Indonesia.

"Apakah kamu turun di sini Novi?" Tanya Vino begitu takut jika harus berpisah dengan Nova di bandara setempat.

"Tidak...! Tujuan aku ke Jakarta." Sahut Nova.

"Kalau begitu kita turun bersama menuju ruang transit." Ajak Vino.

"Ba... baiklah. Tapi..! kita bukan muhrim, Tuan!"

Nova seakan ingin menghibur hatinya untuk menerima ajakan pria yang pernah memanjakan dirinya.

"Setidaknya kamu masih gadis dan bukan milik orang lain. Anggap saja aku calon suami kamu dan kita bisa nikah secepatnya jika kamu berkenan." Ucap Vino begitu gamblang membuat darah Nova makin berdesir.

Degggg....

"Cih...! Sifatnya masih saja sama seperti dulu. Ceplas-ceplos tanpa filter tiap kali ngomong." Batin Nova yang sudah berdiri di depan Vino menunggu antrian untuk keluar dari pesawat menuju ruang transit.

"Tapi kenapa Daddy... tidak naik pesawat jet pribadinya? Tumben naik pesawat komersial dan duduk di kelas bisnis bukan first class? Apakah dia sudah miskin? Mana mungkin dia jatuh miskin kalau kekayaannya sudah menjadi orang terkaya ke lima di dunia?" Batin Nova.

Entah mengapa, Vino begitu posesif saat Nova berjalan keluar harus bersentuhan dengan laki-laki lain. Ia meletakkan tangannya kedua sisi lengan Nova tanpa menyentuh tubuh Nova.

"Daddy...! Kenapa kamu masih melakukan hal yang sama padaku padahal kamu tidak tahu siapa aku saat ini karena pakaianku yang serba tertutup." Batin Nova.

Keduanya sudah di berada di ruang tunggu sebagai penumpang transit. Karena menunggu hanya satu jam keduanya tidak memilih untuk minum kopi di salah satu restoran di bandara tersebut. Nova memilih minum milkshake minuman favoritnya sedari dulu dan Vino biasa dengan kopi hitamnya.

"Kamu tinggal di Jakarta mana?" Tanya Vino membuka kebekuan diantara mereka setelah terlalu lama berdiam diri.

"Aduh...? Aku sendiri juga belum tahu alamat yang akan aku tuju karena semua aset keluargaku tidak tersisa satupun.

"Aku tidak tinggal di Jakarta. Aku harus melanjutkan perjalanan ku di Surabaya. Jadi mungkin aku menginap dulu di hotel di Jakarta baru kemudian melanjutkan perjalanan dengan kereta api." Ucap Nova berbohong.

"Baiklah. Nanti sampai di Jakarta aku akan mengantarmu ke hotel." Ujar Vino.

"Tidak usah Tuan. Aku tidak mau merepotkan Anda. lagi pula anda itu sudah berkeluarga dan aku tidak ingin jadi fitnah." Ucap Nova mengingat lagi di mana hari terakhir pertemuannya dengan Vino pria ini sedang melakukan pertunangan dengan wanita yang dijodohkan kedua orangtuanya.

"Tahu dari mana aku sudah menikah? Kamu bahkan tidak mau tahu siapa namaku." Ucap Vino kesal.

"Hanya menebak saja. Bukankah usiamu sudah sangat matang untuk membentuk sebuah keluarga?"

"Aku masih mencari seseorang yang telah lama menghilang dalam hidupku. Aku bukan milik siapa-siapa. Aku hanya miliknya. Aku sedang menantikan dirinya dan aku sedang mencari dirinya. Aku sangat merindukannya sampai kapanpun aku tidak akan menikah kecuali dengan dirinya." Ucap Vino dengan wajah sendu.

"Apakah tuan sangat mencintainya? Siapa gadis beruntung itu tuan? Apakah dia juga sangat mencintaimu? Mengapa dia bisa kabur dari anda?" Tanya Nova dengan jantung berdebar sambil menyedot milk shake miliknya.

"Gadis yang aku cintai itu adalah Nova dan nama kamu hampir sama dengannya hanya beda huruf akhirnya saja bahkan suara kalian juga sama.

Uhukkk...uhukkk...uhuk..!

Nova tersedak saat namanya disebut begitu vokal oleh kekasih hatinya.

Terpopuler

Comments

Muhammad Febriansyah

Muhammad Febriansyah

lanjuuuuuy

2023-04-12

2

Suni Sunny

Suni Sunny

lanjut thor ditunggu. jgn lama2 upx

2023-04-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!