Setibanya di Bandara internasional Soekarno-Hatta, Vino menemani Nova untuk menemani Nova mengambil koper gadis itu di ruang bagasi kedatangan. Padahal Nova sudah berkali-kali menolaknya karena ia begitu takut Vino mengenali dirinya.
"Ya Allah, kalau diikutin terus sama Vino, bukan tidak mungkin aku akan mudah dikenali olehnya. Bantu aku ya Allah untuk menjauhkan aku dari makhluk langkah ini walaupun hatiku masih sangat mencintainya." Batin Nova.
Nova mengambil kopernya namun tangannya ditepis oleh Vino." Biar aku yang mengangkatnya." Ucap Vino lalu memindahkan koper besar milik Nova yang lumayan berat itu ke atas troli.
Nova begitu takut saat melihat stiker boarding yang menempel pada kopernya di baca oleh Riky." Tuan...! Biar saya sendiri yang mendorong trolinya." Pinta Nova.
"Sebentar lagi kita tiba di luar. Asisten ku sudah menunggu kita di luar." Ucap Vino tanpa curiga atau mau mencari tahu stiker itu.
"Hai bos...!" Sapa asisten Hilman pada Vino membuat jantung Nova kembali berdetak.
Pasalnya Nova juga sangat dekat dengan asisten mantan sugar Babynya itu. Setiap kali ada permasalahan antara dia dan Vino, Nova selalu curhat pada asisten Hilman.
"Tuan...! Siapa gadis ini?" Tanya Hilman saat keduanya sudah berada di depan mobil.
"Calon istriku." Ucap Vino asal.
"Maaf Tuan...! Anda bilang apa..?"
"Tidak bilang apa-apa."
"Kalau begitu biar saya naik taksi saja menuju hotel." Ucap Nova sambil merebut koper miliknya dari tangan Vino.
"Suara itu...?" Asisten Hilman mengenali suara Nova.
"Tuan...! Apakah ini non Nova? Apakah Anda sudah menemukannya?" Tanya Hilman begitu yakin.
Nova tersentak mendengar ucapan Hilman yang sudah mengenalinya hanya dengan mendengar suara khas Nova.
"Angkat koper gadis ini ke bagasi. Dan dia bukan Nova tapi Novi." Ucap Vino dengan wajah datarnya.
"Astaga...! Kenapa ada orang yang bisa mirip ya. Tapi belum tentu wajah mereka mirip ya. Bercadar begini, mana bisa mengenalinya. Bagaimana tuan bisa kenalan dengan gadis Sholehah ini?" Tanya Hilman.
"Apakah kamu tidak bisa diam Hilman?"
"Maaf Tuan...! Aku sangat berharap, tuan bisa bersama lagi dengan nona Nova. Apa kabar nona Nova ya?" Lirih Hilman membuat Nova menahan kesedihannya.
"Rupanya mereka sangat merindukanku selama ini." Batin Nova sambil menahan tangisnya.
"Antarkan dia dulu ke hotel, baru kita ke apartemen."
"Lha....! Bukannya nginap di apartemen Tuan?"
"Lihatlah gadis itu? Apakah dia mau ikut menginap bersama pria yang bukan muhrimnya? Kalau ngomong jangan asal." Gerutu Vino seakan sedang menjaga imagenya di depan Nova yang dikira gadis lain yang bernama Novi.
"Tumben nggak galak. Apa lagi jaim sama ni gadis Sholeha. Kenapa sikap tuan jadi kaku begini. Baguslah ketemu sama gadis Sholehah jadi nggak bisa berkutik dua Ama gue. Rasain loe, emang enak nggak bisa sembarangan mangap sekarang?" Ledek Hilman dalam hatinya sambil tersenyum sendiri.
Sesuai arahan Vino, mobil itu masuk ke sebuah hotel mewah untuk mengantarkan Nova di tempat itu. Vino segera turun menuju resepsionis untuk mengambil kartu akses kamar Nova yang sudah ia booking. Nova yang sudah tahu bagaimana aksi Vino hanya bisa diam karena dia sudah tahu perkataan Vino tidak bisa dibantah.
Sementara Hilman terus mengamati penampilan Nova dan ingin melihat mata Nova yang membuatnya merasa mata indah itu milik Nova. Iapun memberanikan diri untuk bertanya kepada Nova yang duduk tenang sambil membaca dzikir dengan tasbihnya di balik jilbabnya.
"Non Novi..!"
"Iya..!"
"Kenal sama tuan Vino di mana?"
"Di pesawat."
"Pesawat yang dari Real Madrid Spanyol?"
"Bukan...! Di Abu Dhabi saat transit."
"Oh...! Pantes. Ko bisa manut sama tuan Vino? kenapa nggak di tolak ajakannya?"
"Emang kenapa?"
"Karena selama ini tuan Vino tidak pernah mau dekat dengan perempuan manapun semenjak ia kehilangan kekasihnya. Aku hanya takut saja, non di permainkan oleh tuan Vino. Rasanya hatinya tidak bisa terbagi begitu saja pada wanita lain." Ucap Hilman panjang lebar.
"Oh begitu. Makasih ya sudah diingatkan." Ucap Nova.
"Ayo aku antarkan kamu ke kamar mu dan kau, kembali ke mobil dan tunggu urusanku selesai!" Ucap Vino pada Nova dan Hilman secara bersamaan.
"Baik Tuan..!"
Vino menarik kopernya Nova ke dalam lift dan Nova begitu takut, Vino akan melihat stiker di koper miliknya.
Setibanya di kamar, Nova segera meminta kartu akses pada Vino.
"Tuan..! Cukup sampai di sini saja. Tolong jangan masuk ke kamar saya!" Pinta Nova lembut.
"Baiklah aku mengerti, Novi! Nanti malam aku mau mengajak kamu makan malam. Persiapkan dirimu, aku akan menjemputmu!"
"Baiklah." Ucap Nova.
Vino bergegas pergi meninggalkan Nova dan masuk ke dalam lift. Tidak berapa lama, Nova memesan taksi online untuk menjemputnya.
Nova menuju ke rumah sahabatnya Anggun yang saat ini sudah bercerai dengan suaminya dan menjadi singel mom. Ia ingin menginap di rumah sahabatnya itu sementara waktu agar bisa mencari tempat kos.
Setibanya di rumah Anggun, gadis ini sangat kaget saat membuka pintu rumahnya dan tidak mengenali siapa gadis yang ada di depannya kini.
"Nona cari siapa ya?"
"Apakah saya bisa bertemu dengan nyonya Anggun?"
"Iya, saya sendiri? Anda siapa?" Tanya Anggi yang masih ragu dengan kecurigaannya yang merasa gadis ini adalah Nova.
"Boleh saya masuk, besti?" Tanya Nova sambil melepaskan cadarnya.
"Tuh kan..! Apa ku bilang, kamu pasti Nova." Pekik anggun sambil memeluk sahabat terbaiknya itu.
Anggun membawa masuk Nova lalu keduanya saling berpelukan erat penuh haru." Ke mana saja sih loe, Nova? Sugar Daddy loe sampai interogasi gue menanyakan keberadaan loe sama gue seperti gue sudah nyulik loe."
"Tolong rahasiakan keberadaan ku, Anggun! Aku tidak mau bertemu dia lagi. Aku sudah tobat. Aku sudah kembali ke jalan yang benar. Selama ini aku sedang menempuh pendidikan ku di kota Casablanca Maroko. Sekarang aku sudah mendapatkan gelar sarjana S2." Ucap Nova.
"Masya Allah. Sekalinya berubah tidak tanggung-tanggung, kamu Nova. Langsung pakai pakaian syar'i dan bercadar juga. Hebat kamu Nova. Gue iri sama loe." Ujar Anggun sangat merindukan Nova.
Saat malam tiba, Vino segera menuju hotel untuk mengajak Nova makan malam di restoran Ancol. Namun sayang, setibanya di hotel itu Vino sangat kaget mengetahui Nova tidak ada di kamarnya dan kartu aksesnya di tinggal begitu saja di dalam kamar itu. Dan sialnya dia tidak memiliki nomor kontak milik Nova.
"Ada apa tuan? Tanya asisten Hilman saat Vino sudah kembali lagi ke mobil.
"Novi tidak ada di kamarnya. Gadis itu diam-diam kabur begitu saja dari kamarnya." Ucap Vino sendu.
"Tuan..! Apakah tuan tidak curiga dengan kelakuan gadis itu?"
"Maksud kamu apa Hilman?"
"Apa tuan benar-benar tidak tahu, gadis yang mengaku bernama Novi itu?"
"Apakah kamu tidak bisa bicara langsung pada intinya, hah?" Bentak Vino kesal.
"A...iya Tuan! Sebenarnya Novi itu adalah nona Nova sendiri. Dia bisa mengelabuhi kita dengan penampilannya itu. Jika dia benar orang lain, dia tidak akan kabur begitu saja. Itu asumsi dariku, Tuan. Silahkan ambil kesimpulan sendiri." Ucap Hilman.
Duaaarrr...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Yuliana Tunru
hilman pandaiii..ihhh gemes vino tu cinta mati pada mu nova coba jgn kaburr kasihan kan tp pasti hilman bisa temukan kamu lg..gmn vino senang kan tau dia mmg gadis mu..up yg byk thoor cerita x baguuus.
2023-04-05
1