Bab 5 Pesta Perjamuan

Hari di mana pesta perjamuan di adakan telah tiba. Saat ini Emilia sedang membantu Mayuri untuk berdandan.

Emilia secara diam-diam mengganti gaun pesta tuannya. Yang dari gaun dengan rok pendek, di ganti menjadi gaun tipe mermaid , tanpa bahu. Di padu dengan selendang sutra.

" Huaaa.. Nona cantik sekali!" sahut Emilia.

Mayuri mengernyitkan keningnya.

" Kamu! Menukar gaunku tanpa izinku!"

" Ah, apa yang nona katakan? Saya sungguh tidak mengerti maksudmu."

Mayuri merasa kesal. Usahanya untuk membuat Zen membatalkan pertunangan dengannya telah sia-sia akibat ulah Emilia.

" Sudah selesai,nona! Sudah waktunya berangkat." sahut Emilia.

Mayuri perlahan bangkit dari tempat duduknya. Emilia pun membuka pintu kamar untuk tuannya. Dan di luar kamar telah terlihat Leon telah menunggu putrinya itu. Mayuri tersipu malu melihat ayahnya itu menatapnya lama.

" Ba.. Bagaimana?" tanya Mayuri gugup.

" Kamu terlihat sangat cantik." jawab Leon.

Mayuri tersenyum kecil.

" Ayo, kita berangkat." sambung Leon.

Mayuri mengangguk dan kemudian mengandeng lengan Leon.

...****************...

" Duke Leon Versaile Bright dan Nona Mayuri Camelia Bright telah tiba!!" teriak penerima tamu yang sedang berdiri di depan pintu kastil.

Semua mata yang menghadiri pesta perjamuan itu langsung menatap ke arah Leon dan Mayuri. Jantung Mayuri berdegup sangat kencang. Langkah kakinya terasa berat. Leon menyadari Mayuri yang gugup itu, langsung berbisik kecil.

" Tarik nafas pelan. Santai saja. Jangan terlalu gugup."

Mayuri mengangguk kecil sambil mengengam erat tangan Leon.

Tak lama kemudian, beberapa bangsawan datang mendekati mereka.

" Selamat malam, duke Leon. Nona Mayuri, anda terlihat menawan." sapa salah satu bangsawan.

" Te..Terima Kasih." balas Mayuri sambil tersenyum kecil.

Mayuri kemudian menatap ke arah ayahnya.

" Pa.. Papa mengobrol saja dulu. Aku akan ke sebelah sana."

Mayuri kemudian meninggalkan Leon untuk berbincang dengan bangsawan itu. Sementara dia sendiri berjalan menuju beranda untuk menghirup udara segar, menjauh dari kerumunan orang banyak.

Sejujurnya Mayuri sungguh tidak nyaman berada di kerumunan orang banyak. Dia merasa sangat sulit untuk bernafas.

" KAK MAYURIIII...!!"

Terdengar suara anak kecil dari kerumunan. Mayuri berusaha untuk mencari arah suara tersebut. Terlihat seorang anak laki-laki berpakaian mewah sedang berlari ke arah Mayuri. Anak itu tak lain adalah putra mahkota, Ernest Versaile Bright, dan juga merupakan sepupu Mayuri.

Mayuri setengah berlutut agar tingginya bisa sejajar dengan Ernest.

" Ernest! Lain kali tidak boleh berlari,ya! Nanti kamu jatuh bagaimana?"

Ernest memeluk Mayuri.

" Maafkan aku,kak!"

Mayuri membelai lembut kepala Ernest.

" Kamu itu putra mahkota, harus bisa menjaga citra diri sendiri."

Mayuri terlihat menghela nafas kecil.

" Kenapa kamu di sini sendiri? Dimana Yang Mulia Raja?" tanya Mayuri.

" Papa? Sedang berada di ruang rapat." jawab Ernest.

Sekali lagi, Mayuri menghela nafas.

" Kamu mau makan apa? Kue atau coklat? Begitu banyak dessert tersedia." tanya Mayuri.

" Kue saja." jawab Ernest riang.

Mayuri pun menggandeng tangan Ernest dan menuntunnya ke meja yang berisi hidangan dessert. Di ambilnya beberapa kue dengan berbagai bentuk yang lucu dan unik.

Tak lama kemudian, terdengar suara seruan.

" Yang Mulia Raja Antonius Versaile Bright beserta Yang Mulia Ratu Julia Fernando Bright memasuki ruangan."

" Ernest, papa dan mama sudah masuk. Ayo ke sana dampingi mereka." kata Mayuri.

Ernest terlihat cemberut. Tetapi Mayuri tetap menuntunnya berjalan ke arah Raja dan Ratu.

" Hormat kepada Yang Mulia Raja dan Ratu." sapa Mayuri.

" Aha! Mayuri! Keponakanku! Kamu tidak perlu bersikap formal kepada pamanmu ini." sahut Antonius.

" Apa yang dikatakan pamanmu itu benar, Mayuri. Kamu tidak perlu bersikap formal kepada kami." sambung Julia.

" Kakak ipar, Mayuri harus bersikap formal kepada anda, Ratu di Negeri ini. Meskipun dia ini adalah keponakan kalian." potong Leon.

" Papa!"

" Ck! Kamu sungguh adik yang membosankan!" sahut Antonius.

Leon mengernyitkan keningnya.

" Jangan berdecak!" sahut Leon dengan nada sedikit kesal.

" Seharusnya aku dan Mayuri tidak perlu menghadiri acara ini. Tetapi entah bagaimana kau menerima surat balasan atas undangan hari in!" dengus Leon kesal.

" Eh?"

Mayuri menatap ke arah ayahnya itu.

" Hah! Tentu saja Mayuri wajib hadir dalam acara perjamuan ini! Karena aku akan mengumumkan pertunangannya dengan Duke Fridzen!" sahut Antonius dengan nada riang.

" Akh! Sa.. Sampai kapan pun aku tidak akan menyetujui pertunangan ini!" balas Leon.

" Pa.. Papa.. Urgh.."

" Antonius, hentikan! Jangan memancing pertengkaran di sini. Cepat mulai acara malam ini!" sahut Julia dengan nada sedikit memerintah.

Antonius berdehem kecil dan kemudian berjalan ke depan. Mayuri menatap Julia.

" Terima Kasih, bibi. Aku tidak tau apa yang akan terjadi jika bibi tidak menghentikan mereka." sahut Mayuri.

Julia tersenyum kecil dan kemudian berjalan menyusul Antonius di ikuti oleh Ernest. Sedangkan Leon masih terlihat kesal. Mayuri hanya bisa menghela nafas kecil.

...****************...

Setelah 15 menit lamanya Antonius berpidato di depan, akhirnya acara perjamuan malam ini dimulai juga.

" Phew.. Kenapa pidatonya harus lama sekali." gumam Mayuri.

" Ma.. Mayuri sayang! Ayo kita pulang." kata Leon gugup.

" Kenapa?" tanya Mayuri.

" Ti.. Tidak ada apa-apa."

" SEKARANG!" Teriak Antonius yang membuat orang di seluruh ruangan kaget.

" Saatnya mengumumkan bahwa keponakan saya, Mayuri Camelia Bright dan Duke Fridzen Emerald Primos resmi bertunangan!" sambung Antonius sambil menyeringai kecil menatap ke arah saudaranya itu.

Leon terlihat sangat kesel.

" Ah, tetapi pemeran pria kita masih belum tiba di ruangan ini ya?" sahut Antonius sambil melihat kesekeliling ruangan.

Tak lama kemudian, terdengar sahutan keras yang memberitahukan bahwa Zen telah tiba. Seluruh ruangan terlihat sangat antusias untuk melihat tunangan dari keponakan raja.

Saat Zen melangkah masuk ke ruangan, seluruh tamu terlihat tercengang. Zen terlihat sangat gagah dengan pakaian formalnya. Tatapan matanya yang lembut mencari-cari kehadiran Mayuri. Setelah menemukan Mayuri, Zen pun bergegas berjalab ke arah Mayuri.

" Dia terlihat lebih ganteng dari papa." gumam Mayuri kecil.

" A.. Apa?" tanya Leon.

" Ah!" Mayuri terdiam.

Leon semakin merasa kesal dengan Zen.

Tak lama, Zen pun sudah berdiri di hadapan Mayuri dan Leon. Zen pun memberi salam kepada Leon.

" Selamat malam, Duke Leon." sapa Zen.

" Malam!" balas Leon sambil berdengus kesal.

Mayuri terkekeh kecil melihat tingkah laku Leon yang tidak sepertu biasanya. Kemudian dia melirik ke arah Zen.

" Selamat malam, nona Bright." sapa Zen sambil mencium tangan Mayuri.

Jantung Mayuri seketika berdegup dengan kencang. Dia tidak pernah di perlakukan seperti ini di kehidupan sebelumnya.

" Ah! Duke Fridzen! Bisakah kamu dan Mayuri ke sini?" teriak Antonius.

Zen pun menatap Mayuri dan kemudian menuntunnya untuk berjalan ke arah Antonius. Sedangkan Leon menatap tajam ke arah Antonius.

" Dengan ini, acara perjamuan untuk menyambut para prajurit yang baru kembali dari medan perang, beserta acara pertunangan Duke Zen dan keponakan saya, Mayuri telah di mulai!"

Mayuri menatap ke arah pamannya itu dengan tidak percaya. Dan kemudian berbalik menatap ke arah Zen. Zen hanya tersenyum kecil. Dia merasakan tatapan tajam dari arah balik punggungnya.

" Pa.. Paman! Apa yang paman bicarakan? Acara pertunangan siapa dengan siapa?" tanya Mayuri dengam suara kecil.

Antonius tersenyum lebar.

" Tentu saja kamu dan Duke Zen! Bukannya tadi aku sudah bilang ya? ".

Kedua kaki Mayuri terasa lemas. Perlahan dia berjalan mundur, akan tetapi Zen masih berada di belakangnya.

" Ah, maaf." kata Zen.

Mayuri menggelengkan kepalanya.

" Tidak.. Bukan salahmu."

Mayuri menghela nafas kecil.

" Leon, temui aku di ruang istirahat." sahut Antonius.

Leon berdecak kesal. Dia pun kemudian berjalan menuju ke ruang istirahat.

" Kuharap tidak akan terjadi pertumpahan darah di ruang istirahat." batin Mayuri.

Tak lama kemudian, terdengar alunan musik dan semua tamu memulai untuk berdansa.

Zen pun mengulurkan tangannya ke arah Mayuri, memintanya untuk berdansa dengannya. Mayuri pun dengan ragu menerima permintaan Zen.

" Berdansalah, Mayuri. Nikmati acara malam ini." kata Julia.

" Bibi.."

Akhirnya Mayuri meraih tangan Zen. Zen pun membawa Mayuri ke tengah lantai dansa yang di mana seluruh mata menatap ke arah pasangan itu.

Selama berdansa, jantung Mayuri berdegup sangat kencang. Pria itu berdiri sangat dekat dengannya. Sesekali Mayuri menatap ke arah Zen. Zen yang menyadari bahwa Mayuri sedang menatap dirinya itu langsung tersenyum kecil.

" Ada apa?" tanya Zen

" Eh.. Ti.. Tidak apa-apa." jawab Mayuri sambil membuang mukanya.

Zen terkekeh kecil.

" Ke.. Kenapa tertawa?" tanya Mayuri.

" Apa kamu merasa aneh tiba-tiba bertunangan dengan saya?" tanya Zen balik.

Mayuri mengangguk.

" Mungkin kamu tidak mengingatnya. Tetapi sebelumnya, saya sudah pernah bertemu denganmu." sambung Zen.

Mayuri menatap Zen tidak percaya. Zen tersenyum kecil. Kemudian mereka pun melanjutkan dansa sampai alunan musik habis.

" Ka.. Kamu memimpin dansa ini dengan baik." sahut Mayuri.

" Terima Kasih." balas Zen.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!