Bab 4 Persiapan

" Siap ya, nona!" sahut Emilia.

Mayuri mengangguk.

" Satu! Dua! Tiga! Tarikkk!!" teriak Emilia.

" Adaaaw.. Pinggulku! Tulang pinggulku retak!!! Emiliaaa.. Time outt!!!" teriak Mayuri sambil menahan rasa sakit.

Saat ini Mayuri tengah melalukan fitting gaun. Tetapi sebelum mencoba gaun, Emilia membantunya untuk memakai korslet.

" Sepertinya berat badan nona naik lagi. Korsletnya sampai tidak bisa di ikat." kata Emilia sambil menatap dingin ke arah Mayuri.

" Apaan! Berat badanku tidak pernah naik! Kamu aja yang tidak waras, mengikat korslet sampai ukuran terkecil. Wanita manapun pasti akan kesakitan dan kesulitan bernafas!!" teriak Mayuri .

" Hm. Tidak mungkin. Seluruh wanita senang memakai korslet sampai ukuran terkecil. Mereka akan senang jika melihat indahnya lekukan tubuh mereka." balas Emilia.

" Mati tersiksa aku kalau lama-lama begini." batin Mayuri.

Mayuri berdengus kesal. Merasakan setengah nyawanya hampir melayang, Mayuri terduduk lemas d sofa. Emilia menatap ke arah Mayuri.

" Nona Mayuri, tolong duduklah dengan sopan." kata Emilia begitu dia melihat cara duduk Mayuri seperti cara duduk seorang pria.

" Anda ini seorang Lady, harus duduk dengan sopan. Apa anda mau menikmati lagi pelajaran tata krama dari Nyonya Lewis sekali lagi?" sambung Emilia.

" Nyonya Lewis...?"

Seketika berbagai ingatan tentang nyonya Lewis berdatangan.

" Khh.." Mayuri mengerang kesakitan.

" No.. Nona Mayuri?"

" Apa ini.. Kepalaku terasa akan pecah.." batin Mayuri.

Di dalam ingatan Mayuri, nyonya Lewis merupakan sosok yang tidak mempunyai hati. Margareth Lewis, yang merupakan putri dari seorang Baron 10 tahun yang lalu dan kemudian menikah dengan Count Lewis.

Pada saat masih seorang gadis, Margareth di tunjuk menjadi guru tata krama Mayuri. Margareth sendiri mempunyai tujuan yang terselubung. Dia mempunyai keinginan untuk mengoda Duke Leon, yang pada saat itu sudah menjadi duda.

Banyak sekali gadis di kerajaan itu ingin menjadi istri kedua Duke Leon. Tetapi hati Duke Leon telah menetap hanya kepada seorang saja, Maria Hennes Bright.

Merasakan bahwa dia tidak dapat mengambil perhatian Duke Leon, Margareth akhirnya memutuskan untuk melampiaskan semua amarahmya terhadap Mayuri.

Di saat Mayuri melakukan kesalahan selama pelajarannya, Margareth akan menghajarnya menggunakan rotan. Ataupun jika Mayuri sama sekali tidak melakukan kesalahan, Margareth akan tetap mencari sekecil apapun kesalahan Mayuri.

Kekerasan yang di terima Mayuri selama pelajaran tata krama, sama sekali tidak di ketahui Duke Leon selama 3 tahun. Emilia pada saat itu tidak bisa berbuat apa-apa untuk membela Mayuri.

Sampai suatu saat, Duke Leon tanpa sengaja melihat perilaku Margareth terhadap anak gadisnya. Duke Leon sangat murka dan hampir mengeksekusi mati Margareth pada saat itu. Tetapi akibat permohonan orang tuanya agar dapat memaafkan Margareth, Duke Leon akhirnya memutuskan untuk mengusir Margareth dari kediaman Bright, serta memberi pernyataan bahwa Margareth tidak boleh menghadiri acara perjamuan bangsawan manapun.

Pernyataan Duke Leon itu membuat Baron yamg akhirnya mengusir putrinya karena telah mencoreng nama baik keluarganya. Tetapi 5 tahun kemudian, Margareth menikahi Count Lewis dan akhirnya perlahan bangkit kembali menjadi seorang bangsawan.

" Wanita biadab!" gumam Mayuri.

" Ah! Ma.. Maafkan saya,nona! Saya tidak bermaksud..."

Mayuri menyadari perasaan Emilia saat ini merasa tidak nyaman, akhirnya dia tersenyum kecil.

" Tidak apa-apa, Emilia. Semua kejadian itu telah berlalu." kata Mayuri.

Emilia menghela nafas lega.

" Baiklah kalau begitu, mari kita lakukan fitting gaun kembali." sahut Emilia.

" Tu.. Tunggu!! Aku tidak mau memakai korslet sialan itu!!" teriak Mayuri.

...****************...

" Selamat datang,Duke Primos." sambut Rico, kepala pelayan keluarga Primos.

" Ya." balas Zen.

" Ada banyak hal yang ingin saya laporkan. Apakah anda ingin mendengarnya sekarang?"

" Tidak. Seminggu lagi akan ada acara perjamuan di kerajaan. Tolong bantu di urus segala keperluannya. Mayuri juga pasti akan hadir di acara itu." jawab Zen sedikit tersenyum.

" Baik."

Zen pun kembali berjalan menuju kamarnya untuk beristirahat sejenak.

...****************...

Sebuah sosok mannequin terlihat sedang menggunakan gaun panjang berwarna biru langit dengan corak sederhana dipadu dengan beberapa manik-manik kecil. Gaun tersebut memperlihatkan bentuk mannequi**n tersebut dengan elegan.

" Wah, cantik sekali gaun ini!" sahut Emilia.

" Hm.." Mayuri tampak tidak begitu puas dengan gaun tersebut.

" No.. Nona Mayuri, apa ada hal yang salah?" tanya sang penjahit gaun.

" Bisa tolong di buatkan di bagian belakang agak panjang? Tetapi d bagian depannya agak pendek?" tanya Mayuri.

" Maksud nona, pendek .. ?"

" Pendek di atas lutut lewat sedikit."

Emilia dan penjahit tersebut terkejut.

" No.. Nona Mayuri! Jika terlalu pendek seperti itu, pakaian itu akan sangat tidak layak di pakai di acara perjamuan nanti!" Emilia protes.

" Hmph.. Yang akan memakai gaun itu, aku. Jadi aku harus membuat gaun yang bisa kupakai senyaman mungkin!" balas Mayuri.

" Di samping itu, dengan cara ini mungkin saja Duke Primos membatalkan pertunangan ini." batin Mayuri.

Emilia tidak bisa membalas perkataan Mayuri. Sang penjahit pun akhirnya menyetujui permintaan Mayuri.

...****************...

" Terima kasih, nona!" sahut sang penjahit.

Setelah beberapa jam mendiskusikan tentang gaunnya dengan penjahit, akhirnya Mayuri keluar dai toko dan melanjutkan rencananya untuk membeli beberapa perhiasan yang cocok dengan gaun pesanannya.

" Selamat siang,nona Mayuri."

Terdengar suara bisikan tepat di telinga Mayuri. Mayuri berusaha untuk menahan rasa kagetnya.

" Ada apa,nona?" tanya Emilia.

" E.. Tidak ada apa-apa." jawab Mayuri.

" Ah, maaf. Saya telah membuat nona kaget." sahut suara itu lagi.

Mayuri menjulurkan tangan ke arah bahunya dan menginstruksikan pemilik dari suara itu untuk berdiri di atas tangannya.

Seorang peri cantik namun kelihatan jutek saat ini sedang berdiri tepat di depan matanya.

" Salam kenal. Aku Cancer." sapanya.

" Leo bilang bahwa aku harus membuat perjanjian paksa denganmu.." sambungnya.

" Stop. Tidak perlu membuat perjanjian paksa lagi. Saya sudah menyerah dengan kalian." sahut Mayuri dengan nada kecil agar tidak terdengar oleh Emilia.

Cancer tersenyum kecil.

" Syukurlah kalau begitu. Aku tidak akan repot-repot lagi membaca kalimat yang panjang." sahut Cancer sambil mencium kening Mayuri.

Mayuri merasakan ada kekuatan tambahan di dalam dirinya.

Kemudian, Cancer pun pamit dan menghilang dari hadapannya.

" Nona Mayuri, ayo cepat! Sebelum toko perhiasannya tutup! Anda harus tampil cantik dan elegan di pesta nanti!" sahut Emilia dengan penuh semangat.

...****************...

" Satu! Dua! Satu! Dua! Bagus sekali Nona Mayuri!"

Saat ini Mayuri sedang berlatih dansa dengan guru dansanya.

CLAP! CLAP! CLAP!

Terdengar tepukan tangan mengikuti alunan musik di ruangan itu.

Francis, guru dansa Mayuri meminta bantuan Emilia untuk menjadi pasangan dansanya. Tidak hanya menyetujui untuk menjadi pasangan dansa tuannya itu, Emilia juga beberapa kali menginjak kaki tuannya selama pelajaran berlangsung.

" Aww!! Emilia! Mau berapa kali kamu menginjak kakiku?" tanya Mayuri kesal.

" Ah? Maaf, Nona! Saya tidak sengaja!" jawab Emilia.

Kemudian terdengar pintu ruangan terbuka, dan terlihat Leon sedang berjalan masuk.

" Ah! Selamat siang, tuan Leon." sambut Francis.

Leon hanya menganggukan kepalanya.

Sebuah ide kemudian terlintas di pikiran Francis.

" Tuan Leon, jika anda sedang tidak sibuk, maukah anda menjadi pasangan dansa nona Mayuri?" tanya Francis.

Mayuri dan Leon sama-sama terkejut mendengar pertanyaan Francis.

" Tu.. Tuan Francis! Apa yang anda.. Ayahku tentu saja si..."

" Baiklah!" Potong Leon.

Mayuri mentatap Leon dengan tatapan penuh tidak percaya.

Leon pun menjulurkan tangannya ke arah Mayuri. Mayuri pun dengan gugup menyambut tangan Leon. Jantungnya berdegup dengan kencang. Leon memimpin dansa dengan baik dari awal lagu sampai akhir.

CLAP! CLAP! CLAP!

" Ya! Bagus sekali, tuan Leon! Nona Mayuri!" sahut Francis.

" Hm? Nona Mayuri? Kenapa wajah anda memerah?" tanya Emilia.

Leon menatap ke arah Mayuri. Dan kemudian mendekatkan wajahnya.

" Kamu sakit?" tanya Leon pelan.

Mayuri dengan cepat menjauh dari Leon.

" Ti.. Tidak apa-apa! Papa memimpin dansa dengan baik! Good job, papa!" sahut Mayuri sambil mengacungkan jempolnya.

" Ya, Tuhan! Kenapa pria itu keren sekali waktu dansa?! Jantungku sungguh tidak kuat!!! Tidak heran jika seluruh wanita ingin menikah dengannya!!"

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!