Seiring berjalannya waktu tidak terasa sudah hampir Tiga bulan Alia dikurung Mamanya disebuah villa milik keluarganya. Ia selalu mencari mencari cara untuk bisa keluar mencari keberadaan bayinya. Namun selalu gagal Mamanya menggerakkan beberapa orang untuk menjaga Alia agar tidak bisa kemana-mana semua aktivitasnya selalu diawasi.
Alia merasa muak dengan penjagaan ketat yang dilakukan mamanya hingga suatu hari.
"Terpaksa aku harus nekat bagaimanapun juga aku harus menyelidiki dimana bayiku siapa yang menemukannya, aku harus mengetahui semua itu," ucapnya sambil bersiap akan pergi.
Sebenarnya Alia pernah mendatangi beberapa panti di kotanya itu namun ia masih belum menemukan titik terang di panti asuhan mana bayinya di titipkan mamanya. Mamanya tidak mau memberitahu Alia.
Saat itu seperti biasa Alia hanya bisa pergi bersama supir itu pun di batasi waktunya dan keperluan harus jelas baru dapat ijin dari mamanya.
Alia akan mencoba mencari tahu tentang bayinya.
Ia mengajak supir untuk mengantarkan ia di tengah jalan saja. Ia membayar supir nya agar tutup mulut.
Akhirnya ia bisa berjalan bebas namun di beri waktu yang sangat singkat oleh Mamanya.
Hanya setengah jam waktunya. "Mama kejam banget padaku, kapan aku bisa terbebas dari hukuman ini rasanya aku sudah tidak kuat lagi menghadapinya. Sebenarnya aku bisa saja lari dari rumah tapi aku tidak tega harus meninggalkan Mama... Tapi bagaimana dengan hidupku apa aku harus begini selamanya?" Alia menghela napas ia melihat di jalanan perjalanan sudah cukup jauh.
"Non, sebenarnya kita mau kemana?" tanya supir pribadinya yang bernama Joni itu.
"Aku mau pergi ke suatu tempat kamu boleh pergi untuk sementara. Ingat jangan sampai kasi tau Mama," Alia mengingatkan supirnya.
"Baik Non, kalau sudah selesai hubungin saja saya biar saya jemput lagi," ujar Supir.
"Baik Bang," ucap Alia sambil keluar dari mobil.
"Non... waktumu tidak banyak jangan sampai telat pulang nanti Nyonya marah padaku," teriak Pak supir.
Alia mendengar namun enggan untuk menjawab. Ia berjalan cepat mencari-cari informasi dimana letak panti asuhan. Alia bertanya pada beberapa orang yang lewat. Seseorang telah mengatakan kalau ada panti di sekitar itu tempatnya juga tidak jauh.
Alia langsung bergegas pergi ke arah yang dikatakan orang itu.
Alia membaca tulisan yang sudah lusuh itu. Papan namanya sudah hampir terjatuh. Mungkin panti itu terabaikan tidak mendapatkan perhatian dari pihak terkait sehingga kondisinya sangat buruk. Papan nama itu bertuliskan Panti asuhan Kasih Bunda.
Alia berharap bayinya ada di situ.
Rasa penasaran nya menggebu-gebu ia berteriak memanggil pemilik rumah itu dan memberi salam.
Seseorang menjawab salam Alia hatinya menjadi lega. Syukurlah ternyata ada orang di dalam batinnya.
Ceklek suara di buka seseorang dari dalam. Ia adalah seorang perempuan setengah baya yang penghuni panti itu.
"Maaf Bu mengganggu apa saya boleh masuk?" tanya Alia sudah tidak sabar.
"Iya boleh silahkan. Maaf Nona ada keperluan apa di sini?"
Alia masuk memberitahu maksud kedatangannya.
"Panti ini kok sepi banget Buk?" tanya Alia penasaran.
"Iya Non, panti ini tidak lagi menampung anak-anak karna ada suatu masalah jadi terbengkalai dan anak-anak yang di titipkan di sini juga banyak yang di pindahkan di panti lain sebagian sudah diadopsi juga Non..."
"Oh bagitu. Jadi ibu tinggal dengan siapa disini?"
"Ibu tinggal sendiri Non, tapi tidak lama lagi ibu juga akan pindah ke panti lain karna rumah ini mau di rubuh dan di bikin bangunan lain karna kondisinya sudah tidak layak di tempati lagi."
"Oh begitu. Baru-baru ini ada ngak orang menitipkan bayi laki-laki di sini?" tanya Alia.
"Tidak ada Non, siapa juga yang mau menitipkan anak disini tau sendiri kan kondisi panti ini sudah seperti ini."
"Em," Alia terdiam ia bingung kemana lagi harus pergi mencari bayinya.
"Ibu ingat-ingat lagi siapa tau ibu lupa seseorang sudah menitipkan bayi laki-laki di sini Buk, gak mungkin gak ada, kejadiannya satu bulan yang lalu," Alia menyebut tanggal dan bulan nya. Bu panti berusaha mengingatnya.
"Benar gak ada Non, ibu ingat kok, tidak ada orang yang menitipkan bayi di sini Non, selama satu tahun ini panti ini tidak lagi beroperasi karena semua anak di sini sudah di pindahkan ke panti di kota. Tapi... ibu pernah menemukan bayi di letakan begitu saja didepan pintu ini Non." ujar ibu itu.
"Apa?" Alia kaget.
"Iya Non, ibu ada simpan kain dan keranjang waktu menemukan nya bayi itu." Bu panti mencari keranjang itu dan di tunjukan pada Alia.
Seketika itu juga Alia menangis, "Bayiku... ini benar kain bayiku Bu... dimana dia sekarang?" lirih Alia.
"Dia sudah di pindahkan di panti di luar kota Non."
"Apa?" Alia histeris.
"Iya karna di sini tidak ada lagi donatur yang memberi bantuan ibu tidak sanggup mengurusnya," ujarnya.
"Bisa kasi alamat pantinya itu Buk?"
"Bibik gak tau Non, karna saat itu bibik tidak lagi mengurus urusan itu yang mengurus nya suami saya."
"Dimana suami ibu sekarang?"
"Dia sudah meninggal Non,"
"Ya ampun Ibu maaf."
"Gak apa-apa Non. suami saya telah meninggal sebulan yang lalu, tepat setelah memindahkan bayi itu di panti lain," ujarnya sedih.
Alia semakin sedih tidak menemukan jejak bayinya. Ia meminta keranjang bayi dan kain bayi itu pada Bu panti. Bu panti pun memberikan nya pada Alia.
"Maaf Nona, kenapa tega banget buang bayi itu di sini tanpa memberitahu kami lagi."
"Ibu saya sudah membuang nya Buk," lirih Alia menangis.
"Kok bisa sih setega itu? Kasian sekali padahal bayinya sangat lucu. Selama di sini ibu lah yang merawatnya sebenarnya ibu berat mau berpisah dengan bayi itu tapi kondisi ibu tidak memungkinkan untuk merawatnya.
Ibu sudah tidak punya siapa-siapa lagi, ibu harus berkerja untuk memenuhi kebutuhan ibu sendiri. Mana mungkin bisa merawat bayi lagi. Lagian itu bayi masih sangat kecil ibu gak tega harus mengajak nya hidup susah. Biarlah ia di rawat orang yang mau mengadopsinya siapa tau nasibnya mujur ia bisa di adopsi orang baik dan mendapat kasih sayang dari orang tua barunya.
Jujur ibu berat berpisah dengan bayi itu. Sepertinya bayi itu luar biasa semua yang melihat nya pasti suka anaknya tidak rewel dan cerewet di kasi susu langsung diam tidak seperti bayi lainnya." jelas Ibu panti.
Alia semakin menangis mendengar cerita ibu itu.
"Makasih sudah memberikan kain ini Buk, ini berarti banget buatku dan makasih juga sudah merawat bayiku," Alia menciumi kain itu ia sangat kangen pada bayinya.
"Semoga bayi mu dalam keadaan sehat selalu Nona...," doa ibu itu.
"Amin, entah kemana lagi aku harus mencari bayiku. Kenapa Mama sangat tega membuang bayiku begitu saja. Tanpa ada keterangan lagi." Alia merasa dongkol pada mamanya.
Alia pamit pulang pada Buk panti ia memberikan sejumlah uang pada ibu panti itu karena pernah mengurus bayinya. Alia juga merasa iba pada ibu itu yang tinggal sendirian di rumah bekas panti itu.
Alia teringat sesuatu, "Bu apa Ibu mau ikut dengan saya?" Alia menawarkan.
"Kemana Non,"
"Di rumah saya, dari pada di sini kasian ibu sendiri."
"Makasih sudah berbaik hati. Tapi maaf ibu gak bisa ikut Non, sebentar lagi ibu akan pindah kok. Akan ikut keluarga di kota. Takutnya nanti keluarga ibu kesulitan cari ibu," ujarnya.
"Oh begitu, ya sudah gak apa-apa. Tapi ibu hati-hati ya disini. Kalau ada apa-apa hubungi saya Buk, ini kartu nama saya." Alia memberikan kartu namanya pada ibu itu.
"Baik Non, makasih atas kunjungannya di sini."
"Sama-sama Buk." Alia pamit dan segera meninggalkan tempat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
𝕬𝖘𝖗𝖎𝖉𝖎𝖓𝖎𝖓𝖌𝖗𝖚𝖒
jahat banvet sih buk sama anak dan cucu sendiri juga tega kek gitu
2023-06-04
0
𝔸𝕤𝕣𝕚𝕕𝕚𝕟𝕚𝕟𝕘𝕣𝕦𝕞
ish kok kejam sekali sih mamanya Alia ini
2023-06-03
0
ᵗʷᵒᗷ.ᶻ
ya ampun, ternyata bayi nya malah dah di pindahin ke panti kota
2023-05-13
0