Bab 5. Berusaha mencari jejak sang Bayi

Seiring berjalannya waktu tidak terasa sudah hampir Tiga bulan Alia dikurung Mamanya disebuah villa milik keluarganya. Ia selalu mencari mencari cara untuk bisa keluar mencari keberadaan bayinya. Namun selalu gagal Mamanya menggerakkan beberapa orang untuk menjaga Alia agar tidak bisa kemana-mana semua aktivitasnya selalu diawasi.

Alia merasa muak dengan penjagaan ketat yang dilakukan mamanya hingga suatu hari.

"Terpaksa aku harus nekat bagaimanapun juga aku harus menyelidiki dimana bayiku siapa yang menemukannya, aku harus mengetahui semua itu," ucapnya sambil bersiap akan pergi.

Sebenarnya Alia pernah mendatangi beberapa panti di kotanya itu namun ia masih belum menemukan titik terang di panti asuhan mana bayinya di titipkan mamanya. Mamanya tidak mau memberitahu Alia.

Saat itu seperti biasa Alia hanya bisa pergi bersama supir itu pun di batasi waktunya dan keperluan harus jelas baru dapat ijin dari mamanya.

Alia akan mencoba mencari tahu tentang bayinya.

Ia mengajak supir untuk mengantarkan ia di tengah jalan saja. Ia membayar supir nya agar tutup mulut.

Akhirnya ia bisa berjalan bebas namun di beri waktu yang sangat singkat oleh Mamanya.

Hanya setengah jam waktunya. "Mama kejam banget padaku, kapan aku bisa terbebas dari hukuman ini rasanya aku sudah tidak kuat lagi menghadapinya. Sebenarnya aku bisa saja lari dari rumah tapi aku tidak tega harus meninggalkan Mama... Tapi bagaimana dengan hidupku apa aku harus begini selamanya?" Alia menghela napas ia melihat di jalanan perjalanan sudah cukup jauh.

"Non, sebenarnya kita mau kemana?" tanya supir pribadinya yang bernama Joni itu.

"Aku mau pergi ke suatu tempat kamu boleh pergi untuk sementara. Ingat jangan sampai kasi tau Mama," Alia mengingatkan supirnya.

"Baik Non, kalau sudah selesai hubungin saja saya biar saya jemput lagi," ujar Supir.

"Baik Bang," ucap Alia sambil keluar dari mobil.

"Non... waktumu tidak banyak jangan sampai telat pulang nanti Nyonya marah padaku," teriak Pak supir.

Alia mendengar namun enggan untuk menjawab. Ia berjalan cepat mencari-cari informasi dimana letak panti asuhan. Alia bertanya pada beberapa orang yang lewat. Seseorang telah mengatakan kalau ada panti di sekitar itu tempatnya juga tidak jauh.

Alia langsung bergegas pergi ke arah yang dikatakan orang itu.

Alia membaca tulisan yang sudah lusuh itu. Papan namanya sudah hampir terjatuh. Mungkin panti itu terabaikan tidak mendapatkan perhatian dari pihak terkait sehingga kondisinya sangat buruk. Papan nama itu bertuliskan Panti asuhan Kasih Bunda.

Alia berharap bayinya ada di situ.

Rasa penasaran nya menggebu-gebu ia berteriak memanggil pemilik rumah itu dan memberi salam.

Seseorang menjawab salam Alia hatinya menjadi lega. Syukurlah ternyata ada orang di dalam batinnya.

Ceklek suara di buka seseorang dari dalam. Ia adalah seorang perempuan setengah baya yang penghuni panti itu.

"Maaf Bu mengganggu apa saya boleh masuk?" tanya Alia sudah tidak sabar.

"Iya boleh silahkan. Maaf Nona ada keperluan apa di sini?"

Alia masuk memberitahu maksud kedatangannya.

"Panti ini kok sepi banget Buk?" tanya Alia penasaran.

"Iya Non, panti ini tidak lagi menampung anak-anak karna ada suatu masalah jadi terbengkalai dan anak-anak yang di titipkan di sini juga banyak yang di pindahkan di panti lain sebagian sudah diadopsi juga Non..."

"Oh bagitu. Jadi ibu tinggal dengan siapa disini?"

"Ibu tinggal sendiri Non, tapi tidak lama lagi ibu juga akan pindah ke panti lain karna rumah ini mau di rubuh dan di bikin bangunan lain karna kondisinya sudah tidak layak di tempati lagi."

"Oh begitu. Baru-baru ini ada ngak orang menitipkan bayi laki-laki di sini?" tanya Alia.

"Tidak ada Non, siapa juga yang mau menitipkan anak disini tau sendiri kan kondisi panti ini sudah seperti ini."

"Em," Alia terdiam ia bingung kemana lagi harus pergi mencari bayinya.

"Ibu ingat-ingat lagi siapa tau ibu lupa seseorang sudah menitipkan bayi laki-laki di sini Buk, gak mungkin gak ada, kejadiannya satu bulan yang lalu," Alia menyebut tanggal dan bulan nya. Bu panti berusaha mengingatnya.

"Benar gak ada Non, ibu ingat kok, tidak ada orang yang menitipkan bayi di sini Non, selama satu tahun ini panti ini tidak lagi beroperasi karena semua anak di sini sudah di pindahkan ke panti di kota. Tapi... ibu pernah menemukan bayi di letakan begitu saja didepan pintu ini Non." ujar ibu itu.

"Apa?" Alia kaget.

"Iya Non, ibu ada simpan kain dan keranjang waktu menemukan nya bayi itu." Bu panti mencari keranjang itu dan di tunjukan pada Alia.

Seketika itu juga Alia menangis, "Bayiku... ini benar kain bayiku Bu... dimana dia sekarang?" lirih Alia.

"Dia sudah di pindahkan di panti di luar kota Non."

"Apa?" Alia histeris.

"Iya karna di sini tidak ada lagi donatur yang memberi bantuan ibu tidak sanggup mengurusnya," ujarnya.

"Bisa kasi alamat pantinya itu Buk?"

"Bibik gak tau Non, karna saat itu bibik tidak lagi mengurus urusan itu yang mengurus nya suami saya."

"Dimana suami ibu sekarang?"

"Dia sudah meninggal Non,"

"Ya ampun Ibu maaf."

"Gak apa-apa Non. suami saya telah meninggal sebulan yang lalu, tepat setelah memindahkan bayi itu di panti lain," ujarnya sedih.

Alia semakin sedih tidak menemukan jejak bayinya. Ia meminta keranjang bayi dan kain bayi itu pada Bu panti. Bu panti pun memberikan nya pada Alia.

"Maaf Nona, kenapa tega banget buang bayi itu di sini tanpa memberitahu kami lagi."

"Ibu saya sudah membuang nya Buk," lirih Alia menangis.

"Kok bisa sih setega itu? Kasian sekali padahal bayinya sangat lucu. Selama di sini ibu lah yang merawatnya sebenarnya ibu berat mau berpisah dengan bayi itu tapi kondisi ibu tidak memungkinkan untuk merawatnya.

Ibu sudah tidak punya siapa-siapa lagi, ibu harus berkerja untuk memenuhi kebutuhan ibu sendiri. Mana mungkin bisa merawat bayi lagi. Lagian itu bayi masih sangat kecil ibu gak tega harus mengajak nya hidup susah. Biarlah ia di rawat orang yang mau mengadopsinya siapa tau nasibnya mujur ia bisa di adopsi orang baik dan mendapat kasih sayang dari orang tua barunya.

Jujur ibu berat berpisah dengan bayi itu. Sepertinya bayi itu luar biasa semua yang melihat nya pasti suka anaknya tidak rewel dan cerewet di kasi susu langsung diam tidak seperti bayi lainnya." jelas Ibu panti.

Alia semakin menangis mendengar cerita ibu itu.

"Makasih sudah memberikan kain ini Buk, ini berarti banget buatku dan makasih juga sudah merawat bayiku," Alia menciumi kain itu ia sangat kangen pada bayinya.

"Semoga bayi mu dalam keadaan sehat selalu Nona...," doa ibu itu.

"Amin, entah kemana lagi aku harus mencari bayiku. Kenapa Mama sangat tega membuang bayiku begitu saja. Tanpa ada keterangan lagi." Alia merasa dongkol pada mamanya.

Alia pamit pulang pada Buk panti ia memberikan sejumlah uang pada ibu panti itu karena pernah mengurus bayinya. Alia juga merasa iba pada ibu itu yang tinggal sendirian di rumah bekas panti itu.

Alia teringat sesuatu, "Bu apa Ibu mau ikut dengan saya?" Alia menawarkan.

"Kemana Non,"

"Di rumah saya, dari pada di sini kasian ibu sendiri."

"Makasih sudah berbaik hati. Tapi maaf ibu gak bisa ikut Non, sebentar lagi ibu akan pindah kok. Akan ikut keluarga di kota. Takutnya nanti keluarga ibu kesulitan cari ibu," ujarnya.

"Oh begitu, ya sudah gak apa-apa. Tapi ibu hati-hati ya disini. Kalau ada apa-apa hubungi saya Buk, ini kartu nama saya." Alia memberikan kartu namanya pada ibu itu.

"Baik Non, makasih atas kunjungannya di sini."

"Sama-sama Buk." Alia pamit dan segera meninggalkan tempat itu.

Terpopuler

Comments

𝕬𝖘𝖗𝖎𝖉𝖎𝖓𝖎𝖓𝖌𝖗𝖚𝖒

𝕬𝖘𝖗𝖎𝖉𝖎𝖓𝖎𝖓𝖌𝖗𝖚𝖒

jahat banvet sih buk sama anak dan cucu sendiri juga tega kek gitu

2023-06-04

0

𝔸𝕤𝕣𝕚𝕕𝕚𝕟𝕚𝕟𝕘𝕣𝕦𝕞

𝔸𝕤𝕣𝕚𝕕𝕚𝕟𝕚𝕟𝕘𝕣𝕦𝕞

ish kok kejam sekali sih mamanya Alia ini

2023-06-03

0

ᵗʷᵒᗷ.ᶻ

ᵗʷᵒᗷ.ᶻ

ya ampun, ternyata bayi nya malah dah di pindahin ke panti kota

2023-05-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Lahirnya seorang anak
2 Bab 2. Bayi yang malang
3 Bab 3. Kejadian yang memilukan
4 Bab 4. Ibu panti menemukan bayi Alia
5 Bab 5. Berusaha mencari jejak sang Bayi
6 Bab 6. Memilih antara hak dan kewajiban
7 Bab 7. Danu menyalahkan Sinta
8 Berangkat ke luar kota
9 Sinta pulang dari rumah sakit.
10 Alia pergi ke panti
11 Alia sedih Arif pun kepo
12 Melinda telah pergi ia menyesali perbuatannya.
13 Suasana haru
14 Perjalanan Alia menuju kota.
15 Menemukan jejak.
16 Alia menemui anaknya.
17 Alia mengantar Bayu pulang.
18 Ternyata Bayu sudah pulang
19 Sinta mengabulkan permintaan Bayu
20 Alia berada di rumah keluarga Bayu
21 Alia bertemu dengan Danu
22 Gelisah
23 Danu ingin tau siapa Ayah Bayu
24 Perpisahan
25 Bayu merindukan Alia
26 Alia menghubungi anaknya
27 Alia telah membohongi Danu
28 Bersandiwara
29 Danu jadi bingung
30 Sang Bidadari
31 Permainan Arif
32 Suasana haru
33 Pertemuan Alia dengan Kaira
34 Kesempurnaan Alia
35 Sinta menemui Alia
36 Alia di jemput Danu
37 Bayu menghilang
38 Di fitnah
39 Perjalanan Alia menuju rumahnya
40 Hasil tes
41 Danu di kerjain
42 Sinta mengikuti Danu
43 Drama sebelum makan
44 Danu merasa panik
45 Alia akan mengambil haknya.
46 Kebersamaan bersama Bayu dan Arif.
47 Alia baru tau kalau Arif adalah pengusaha sukses
48 Ayah Alia masih hidup
49 Suprise buat Alia
50 Rahasia sebuah ruangan
51 Sebuah album dan diary
52 Curhat Sinta pada Jodi
53 Lisa tidak bisa menerima kenyataan kalau Bayu anak Alia.
54 Makan malam bersama
55 Danu masih mencintai Alia
56 Asyiknya party
57 Alia membohongi Jodi
58 Alia memutuskan akan segera mencari pasangan
59 Arif bisa tau kalau Alia menangis
60 Alia menemui Danu
61 Sinta mengetahui semuanya
62 Sinta kabur dari rumah
63 Danu dan Bayu merindukan Sinta
64 Alia membuat acara penyambutan ultah Bayu
65 Ulang tahun Bayu
66 Pengumuman...
67 Sinta telah mengetahui Kalau ia dan Alia saudara tiri
68 Pernikahan Alia dan Arif
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Bab 1. Lahirnya seorang anak
2
Bab 2. Bayi yang malang
3
Bab 3. Kejadian yang memilukan
4
Bab 4. Ibu panti menemukan bayi Alia
5
Bab 5. Berusaha mencari jejak sang Bayi
6
Bab 6. Memilih antara hak dan kewajiban
7
Bab 7. Danu menyalahkan Sinta
8
Berangkat ke luar kota
9
Sinta pulang dari rumah sakit.
10
Alia pergi ke panti
11
Alia sedih Arif pun kepo
12
Melinda telah pergi ia menyesali perbuatannya.
13
Suasana haru
14
Perjalanan Alia menuju kota.
15
Menemukan jejak.
16
Alia menemui anaknya.
17
Alia mengantar Bayu pulang.
18
Ternyata Bayu sudah pulang
19
Sinta mengabulkan permintaan Bayu
20
Alia berada di rumah keluarga Bayu
21
Alia bertemu dengan Danu
22
Gelisah
23
Danu ingin tau siapa Ayah Bayu
24
Perpisahan
25
Bayu merindukan Alia
26
Alia menghubungi anaknya
27
Alia telah membohongi Danu
28
Bersandiwara
29
Danu jadi bingung
30
Sang Bidadari
31
Permainan Arif
32
Suasana haru
33
Pertemuan Alia dengan Kaira
34
Kesempurnaan Alia
35
Sinta menemui Alia
36
Alia di jemput Danu
37
Bayu menghilang
38
Di fitnah
39
Perjalanan Alia menuju rumahnya
40
Hasil tes
41
Danu di kerjain
42
Sinta mengikuti Danu
43
Drama sebelum makan
44
Danu merasa panik
45
Alia akan mengambil haknya.
46
Kebersamaan bersama Bayu dan Arif.
47
Alia baru tau kalau Arif adalah pengusaha sukses
48
Ayah Alia masih hidup
49
Suprise buat Alia
50
Rahasia sebuah ruangan
51
Sebuah album dan diary
52
Curhat Sinta pada Jodi
53
Lisa tidak bisa menerima kenyataan kalau Bayu anak Alia.
54
Makan malam bersama
55
Danu masih mencintai Alia
56
Asyiknya party
57
Alia membohongi Jodi
58
Alia memutuskan akan segera mencari pasangan
59
Arif bisa tau kalau Alia menangis
60
Alia menemui Danu
61
Sinta mengetahui semuanya
62
Sinta kabur dari rumah
63
Danu dan Bayu merindukan Sinta
64
Alia membuat acara penyambutan ultah Bayu
65
Ulang tahun Bayu
66
Pengumuman...
67
Sinta telah mengetahui Kalau ia dan Alia saudara tiri
68
Pernikahan Alia dan Arif

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!