Tepat pukul 3 subuh suara tangisan bayi memecah kesunyian malam. Alia sudah melahirkan dengan selamat. Ia menghembuskan nafas lega dapat melihat bayi nya sudah di bersihkan oleh Bik Fatimah dukun beranak yang telah menolongnya.
"Selamat Ndok, bayimu laki-laki seorang bayi yang sangat lucu," ucap Bik Fatimah kagum.
"Wajahnya mirif kamu Ndok...," ujar bibik sambil tersenyum menatap bayi tersebut. Bayi mungil sudah bersih dan dibalut dengan kain bayi. Bibik memberikan bayi itu pada Alia, "Ini bayi mu Ndok, segera susui dia," pintanya.
Alia dengan bahagia nya menyambut bayinya dengan terharu ia menitiskan air mata kebahagiaan kini perjuangannya jadi seorang ibu sudah terlewati ia berhasil dapat melihat anaknya lahir ke dunia.
"Selamat datang kedunia anak ku sayang... ," ucapnya bahagia. Ia mengecup Bayinya beberapa kali. Aku sangat bahagia sekali malam ini Bik makasih sudah membantu persalinan ku," ucap Alia pada Bik Fatimah.
"Sama-sama Ndok, Tuhan sudah menolongmu dan kamu lahiran dengan selamat."
Penyertaan Tuhan pada Alia sungguh luar biasa tanpa tenaga medis persalinan berjalan dengan lancar Alia dapat lahiran normal.
Sejenak Alia terdiam sambil berpikir akan mencari ayah dari bayi nya tapi ia sama sekali tidak tau jejak pria asing itu.
Sambil menatap bayinya Alia merasa sedih, "Maafkan mama Nak, kamu lahir ke dunia tanpa Ayah. Mama tidak tau keberadaan nya sekarang, tapi mama janji akan mencarinya untuk mu," Alia melirih sedih sambil membayangkan pria yang telah menghamilinya. Tanpa ia sangka Cinta satu malam yang dialaminya membuat nya jadi seorang ibu.
Bayi mungil itu tiba-tiba menangis mungkin ikut sedih melihat wajah mamanya yang tampak murung. Tangisan bayi itu sangat kuat hingga terdengar di telinga Melinda yang saat itu tengah tertidur pulas. Tidurnya terganggu mendengar suara tangisan bayi di sebelah kamarnya.
"Apa Alia sudah melahirkan?" ucap nya kaget ia baru sadar dan membuka matanya rasanya berat mau bangun. Ia mendengar suasana hening kembali. Tapi ia penasaran dengan tangisan bayi tadi ia pun berusaha bangun.
Ternyata dugaan nya benar Alia memang sudah lahiran sontak ia mendekat dan mengambil bayi Alia dari pelukannya yang masih menyusu itu.
"Sini bayi itu, anak haram tidak pantas tinggal di rumah ini!" hardiknya.
"Ma... jangan Ma...! itu bayiku Ma, kasian dia dia masih mau nyusu Mama...!" ujar Alia meminta balik bayinya sudah ditangan mamanya.
"Tidak! tidak... kamu tidak boleh menyusui bayi na*is ini!" Melinda merebut bayi dari tangan Alia dan akan membawanya pergi.
"Mama... mau dibawa kemana bayi ku Ma?" lirih Alia berusaha bangun, perutnya masih sangat terasa sakit ia merangkak di lantai mendekati mama nya yang sudah membawa bayinya pergi.
"Mama.... kembalikan bayiku Ma...! dia tidak salah aku mencintainya Ma...?" lirih tangis Alia terdengar begitu memilukan Bik Fatimah pun ikut menagis melihat kejadian itu.
"Maaf Buk, sebaiknya Ibu tidak berbuat begitu kasian bayi itu...!" ujar bibik sedih.
"Eh Bik! anda siapa ya? tolong jangan ikut campur dengan urusan keluarga ku. Tugas mu sudah selesai sekarang pergi lah!" Melinda mengusir Bik Fatimah dan memberikannya sejumlah uang padanya.
"Pergi dari rumahku dan jangan pernah datang lagi!" cetus Melinda sambil menggendong bayi yang mungil itu. Bayi itu menangis Alia tidak tega ia terus. berusaha mendekati Mamanya sambil memohon agar memberikan bayinya kembali tapi Melinda berisi keras tidak menghiraukan rintihan dan permohonan Alia.
Bik Fatimah terpaksa pergi dengan iba melihat suasana menyedihkan itu.
Alia bersujud duduk bersimpuh di kaki mamanya tidak sekalipun hati Melinda luluh. Ia benar-benar membenci bayi itu dan akan memisahkannya dari Alia.
Malam itu juga Melinda membawa bayi itu pergi.
Alia menangis histeris dan pingsan terkulai di lantai. Untung art segra datang dan membawa Alia ke ranjangnya.
"Non Alia...! Non...! Bagun...!" teriak Art nya yang bernama Mia itu. Mia melihat perut Alia sudah kempis ia pun bertanya.
"Apa Nona Alia sudah melahirkan tapi dimana bayinya?" tanyanya bingung.
"Alia... bangun Alia...! mana bayimu?" tanya Mia.
Mia berusaha menyadarkan Alia yang pingsan ia memberikan nya minyak telon dan mengelus-elus telapak tangan Alia.
Setelah beberapa saat kemudian Alia sadar ia membuka matanya dengan pelan dan melihat sekeliling tempat.
"Bayiku...! dimana bayiku...?" lirihnya menangis.
"Bibik gak tau Non, ternyata kamu sudah lahiran kenapa tidak memberitahu bibik Non...?" lirih Mia kesal.
Ternyata Melinda sengaja tidak mau ada orang yang tau selama proses persalinan Alia ia melarang semua masuk di kamar Alia termasuk semua art nya.
"Kasian kamu Non, kenapa kamu pingsan?" tanya ya membetulkan rambut Alia yang berantakan.
"Mama membawa bayi ku Bik!" ucap nya sugukan.
"Ya ampun dibawa kemana bayi itu?"
"Tidak tau Bik, mama benci pada Bayiku ia akan membuang nya!" lirih Alia menangis tersedu-sedu.
" Ya ampun! jahat sekali Nyonya kok begitu teganya kenapa gak di rawat aja Non...? kasian bayi tidak bersalah itu...," Mia merasa sedih.
"Alia sayang bayi Alia Bik, kemana Alia akan cari bayi itu...?" Alia berusaha bangun dari ranjang dan akan turun seketika itu juga darah mengalir di kakinya.
"Ya ampun Non, kakinya banyak darah!" Mia histeris melihat darah banyak mengalir, ia segera membersihkannya dan mengganti kain perca pada Alia dan mengikat bagian perut Alia dengan stagen khusus ibu melahirkan.
"Non, jangan banyak gerak dulu... hati-hati Non jangan bangun," pinta Mia ia begitu kuatir dan panik takut Alia pendarahan dan kehabisan darah.
"Aku harus segera menyusul Mama Bik!" pinta Alia berisi keras.
"Gak sekarang Non, pikirkan kondisimu! kamu tidak dapat berjalan dengan kondisi seperti ini. Berdoa saja Non, semoga Nyonya berubah pikiran." Mia menggurui. Alia menangis histeris dan pingsan lagi.
Mia semakin panik. Ia menelpon Nyonyanya untuk memberitahu agar Alia segra dibawa ke rumah sakit.
Melinda yang saat itu masih dalam perjalanan melihat sebuah panti ia pun langsung turun ia berniat akan menitipkan bayi Alia ke pantai itu. Panti itu bernama panti 'Kasih Bunda'. Panti masih dalam keadaan sepi dan tertutup karena masih subuh.
Melinda buru-buru turun tidak sempat menggedor-gedor lagi atau pun bertemu dengan pemilik panti itu ia langsung meletakan bayi malang itu di depan pintu panti asuhan itu dan meninggalkan nya begitu saja tanpa belas kasihan. Melinda panik dengan keadaan Alia yang kata Mia pingsan.
Bu Melinda pun terpaksa meninggalkan bayi itu. Bayi Alia yang malang belum sempat di beri nama bayi itu sudah di pisahkan dari ibunya. Kasian sekali bayi yang tidak berdosa itu jadi korban ego dan keserakahan sang nenek yang tidak menghendaki kehadirannya di tengah keluarga mereka.
Bagaimanakah nasib bayi Alia selanjutnya...?
Terus ikuti ceritanya sampai selesai... Jangan lupa tinggalkan jejak dukungan kalian dapat berupa Like, Komen, dan Subscribe di karya remahan ini. Agar author lebih semangat updet nya🤗🥰🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
@💞Lophe💝💗💓🤵👰
Alia bahagia walaupun melahirkan tanpa kehadiran suami
2023-06-04
1
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Mak k⃟ K⃠Adam🥀⃞
Sekamat ya Alia bayi lahir demgan selamat,
2023-06-04
1
🥀
jadi ikutan seneng nerima bayi nya kayak aila. huaaa terharu pol dengan perjuangan aila
2023-06-03
0