Bobi dan Irene makan malam bersama CEO untuk sebuah iklan. Dan menyuruh mereka berdua duduk di sofa dan bicara romantis. Tidak lama kemudian lara datang di antar oleh Zaki untuk iklan yang sama.
"Itu mereka datang," kata CEO saat melihat Lara dan Zaki datang bersama.
CEO tersenyum senang melihat dua ikon keluarga harmonis ini bisa syuting bersama dalam satu iklan.
Mereka lalu duduk bersama dan syuting akan segera dimulai. Selesai syuting nampak Irene memberi isyarat pada Zaki untuk menemuinya.
Zaki mengangguk.
Irene pamit pada suaminya untuk keluar sebentar, karena saat ini mereka syuting di dalam rumah.
Zaki berjalan mengikuti dirinya dan hal itu membuat Lara tersenyum kecut.
"Mau minum?" tawar CEO duduk di hadapan Lara. Lara mengangguk dan tersenyum pada CEO.
"Aku tidak melihat Irene dan Zaki. Dimana mereka?"
"Mereka keluar sebentar," jawab Lara. CEO menatap lekat wajah cantik Lara. CEO seakan ingin menyelam dari wajah Lara dan melihat isi hatinya. Dia benar-benar bingung dengan sikapnya yang tetap tidak terpengaruh dengan kedekatan suaminya dan Irene yang menurutnya berada di garis akhir persahabatan.
"Kemarin kau pulang cepat. Irene juga," kata CEO membicarakan saat dia akan melihatnya namun ternyata mereka semua sudah pulang mendadak dari Bali.
"Ohh, iya. Maaf, aku tidak memberitahumu,"
CEO tersenyum manis dan hatinya sedikit tidak bisa beralih dari wajah teduh gadis di hadapannya ini.
Lara yang di pandang dengan tajam dan dalam, menjadi salah tingkah dan hanya tersenyum kecil.
"Apa yang mereka lakukan? Kenapa sangat lama meninggal kanmu sendirian?" tanya CEO.
"Eh, itu ...." lara nampak gelagapan.
"Kadang aku merasa jika hubungan kalian seperti menyimpan sebuah rahasia besar. Zaki sering bersama Irene dan meninggalkan mu sendirian." jelas dari nada bicaranya jika CEO curiga ada hal lain dalam hubungan mereka.
"Aku tidak papa. Mereka memang sudah kenal dekat dan mereka adalah teman dekat. Hehe...." Lara menjadi canggung kali ini. Dia kesal karena mereka berdua tidak segera kembali. CEO tersenyum penuh arti.
.....
Selesai syuting Lara terlihat diam saja saat perjalanan pulang ke rumah. Dan hal itu menarik perhatian Zaki.
"Kau diam saja sejak tadi. Apakah ada masalah?" tanya Zaki menoleh pada Lara.
"Sebenarnya ada yang mengganggu pikiranku,"
"Apakah CEO itu bicara sesuatu padamu?" tanya Zaki lagi.
"Dia sepertinya kasihan melihat ku. Dan aku tidak nyaman saat dia merasa kasihan padaku,"
"Kasihan karena apa?" Zaki penasaran.
"Karena aku adalah istrimu. Tapi kau sering bersama Irene. Dan kalian seperti sedang berselingkuh dimatanya. Karena itulah dia menatapku dengan rasa kasihan,"
"......" Zaki nampak terdiam. Menoleh dan menatap wajah Lara dengan dalam.
"Kita akan kerumah mama. Kita di undang makan malam hari ini. Sopir dan mama sudah menjemput Al bersama susternya," kata Zaki.
Roman wajah Lara langsung berubah setiap kali akan bertemu dengan keluarga Zaki. Kedua mertuanya itu sangat senang padanya. Mereka berdua sangat menyayangi dirinya sejak dia menikah dengan Zaki.
"Kita langsung kesana saja," Zaki memutuskan untuk langsung pergi menemui kedua orang tuanya untuk makan malam bersama.
Mereka sampai di rumah orang tua Zaki. Nampak Al sedang di gendong oleh kakeknya dan bermain di taman. Sedangkan Ibu mertuanya baru saja selesai masak masakan kesukaan Lara.
"Lara, Zaki, kalian sudah datang?" Sapa ibunya saat melihat Lara dan Zaki masuk.
"Oh ya, mama baru saja membuat bakso udang kesukaan mu. Cicipi gih," kata ibu mertuanya pada Lara.
Lara lalu mencicipinya dan dia cocol di saus yang ada di mangkok kecil.
"Hemm, ini lezat sekali....!" puji Lara dan mamanya senang melihat ekspresi menantunya itu.
Dia lalu makan hingga beberapa biji, saking lezatnya. Dan mamanya menatap dari kejauhan bagaimana lucunya menantunya itu yang dia anggap seperti putrinya sendiri.
"Nanti sisanya kau bawa pulang saja," kata mama mertuanya karena memang hanya Lara yang paling suka makan bakso udang.
Zaki tersenyum melihat mamanya dan istrinya itu sangat akrab. Setelah itu mereka lalu pamit pulang, dan Al di tinggal di rumah mertuanya.
.......
Saat sampai dirumah, beberapa wartawan sudah berdiri di gerbang rumahnya. Mereka menunggu Lara dan Zaki untuk memberikan klarifikasi terkait sebuah foto yang di ambil seseorang saat mereka ke Bali.
"Kenapa ada banyak wartawan didepan rumah kita?" tanya Zaki menoleh pada Lara dan menghentikan mobilnya.
Zaki membuka jendela disamping Lara dan dia menyapa salah seorang wartawan itu.
"Mbak Lara. Apakah yang berenang bersama pak Zaki ini anda? Tolong klarifikasi ya mbak. Karena netizen yakin jika itu bukan anda," kata salah seorang wartawan dan memperlihatkan foto saat Zaki berenang di pantai dengan Irene.
Deg. Lara kaget karena foto itu bisa ada ditangan wartawan dan entah siapa yang memotretnya. Itu saat mereka ada di Bali.
Zaki juga kaget. Dia langsung menutup jendelanya dan melambai pada wartawan.
"Pak Zaki, mbak Lara.....!"
"Maaf..!"
Pintu gerbang langsung ditutup dan wartawan itu nampak kecewa karena belum mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Lara bernafas dengan sesak dan menatap Zaki saat Zaki membuka pintu untuknya.
Zaki langsung masuk dan meninggalkan Lara yang berdiri terpaku di samping mobil.
Lara terlihat nestapa dan hanya menatap punggung suaminya yang berlalu tanpa kata-kata.
Suaminya langsung duduk di meja makan dan minum air dingin. Seakan dia sedang mencoba mengusir rasa gelisah yang tiba-tiba hadir menerpanya.
"Jika mereka sampai tahu itu adalah Irene. Maka dia dalam masalah besar," oh, rupanya suaminya sedang mengkhawatirkan wanita yang dia cintai.
Memang benar, jika publik tahu itu adalah Irene, maka karirnya akan suram. Dan sudah pasti tidak akan mendapatkan tawaran iklan atau main film jika namanya menjadi buruk. Publik tidak akan menyukainya atau justru akan membenci dan membullinya.
"Aku yakin mereka tidak akan tahu. Atau, haruskah aku berbohong dan mengatakan jika itu aku?" tanya Lara pada Zaki.
Zaki terhenyak dan menatap dalam wajah Lara. Wanita yang menjadi tameng untuk setiap kesalahannya.
"Ini tidak adil untukmu...." kata Zaki bimbang.
"Mencintai adalah melindungi orang yang kita cintai. Kau melindungi Irene, dan aku akan melindungi mu...." kata Lara tanpa sadar.
Membuat Zaki terbelalak menatapnya.
"Itu...karena aku mulai terbiasa dengan pernikahan kita. Aku....aku mulai......."
"Zaki....."
"Aku mulai menyukaimu....."
"Ya halo....apa? Liburan keluarga?" Zaki kaget saat mendapat hadiah liburan gratis ke beberapa negara di luar negeri bersama Lara.
Sedangkan Lara merasa sudah keceplosan dan dadanya berdebar kencang saat ini. Dia benar-benar gila dan tidak bisa menahan perasaannya lagi.
"Kita akan liburan ke beberapa negara. Dan itu gratis..." kata Zaki dan membuat Lara terbelalak tak percaya.
"Benarkah?" Ini pasti menyenangkan, bisa bersama Zaki dan jauh dari mbak Irene, batin Lara.
"Oh ya, tadi kau bilang apa? Kau mengatakan apa?" Zaki tidak begitu mendengar ungkapan tiga kata cinta dari Lara. Karena saat itu ada suara panggilan masuk.
"Itu....." Syukurlah kau tidak mendengarnya.
"Itu....lupakan saja. Aku hanya ..... bukan masalah penting."
"Aku harus memberitahu Irene soal ini. Jika kami tidak bisa bertemu untuk sementara waktu. Ini demi karir dan juga nama baiknya..." kata Zaki dan benar-benar membuat Lara terpana.
Sebegitunya caramu untuk melindungi orang yang kamu cintai. Kau tidak ingin dia terluka karena hujatan orang. Kau benar-benar terlihat sangat mencintai nya. Andaikan saja kau juga mencintai ku seperti caramu mencintai mbak Irene. Aku sudah tidak perlu semua ini. Akan aku tinggalkan nama artisku. Dan aku hanya akan mendampingi mu selamanya....batin Lara saat melihat suaminya naik ke kamarnya. Dia melihat dengan ekor matanya hingga suaminya tidak terlihat lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Ika Endah
kuatkan hatimu lara tinggalkan zaky... jaga kewarasanmu...
2023-04-04
0
Tock
Tinggalkan zaky lara, kau berhak hidup bajagia bersama anakmu, biarkan zaky menyesal dan jgn pernah balik lg, jijik sm zaky yg sdh celup sana sini
2023-04-04
1