Zaki menoleh terpana menatap istrinya. Larasati segera memperbaiki kesalahannya.
"Maksudku, jika kau pergi, bagaimana jika ada yang melihatnya," Larasati bicara dengan canggung setelah keceplosan bicara.
"Ah, sudah tiga tahun kita seperti ini. Dan tidak ada yang pernah curiga..." kata Zaki tersenyum kecil lalu pergi.
Aku bilang jangan pergi.....
Bisik Larasati lirih nyaris tak terdengar. Dan suaminya sudah meninggalkan kamarnya dan pergi ke kamar sebelah.
.
Dikamar sebelah, Irene sudah menunggu Zaki dengan gelisah.
"Aku pikir kau tidak akan datang...." Kata Irene saat melihat Zaki masuk ke kamarnya.
Irene melenggang anggun dan memeluk pinggang pria ini. Dia menentukan sedikit kancing di bawah lehernya. Lalu merangkul nya dengan manja. Mereka lalu duduk di pinggir ranjang.
"Larasati gadis yang polos dan lugu," kata Irene tiba-tiba.
"Ya. Dia lugu sekali. Untunglah aku cepat m nikah denganya. Dan sekarang tidak ada lagi yang perlu kita khawatir kan," kata Zaki mencium punggung tangan Irene yang lembut.
"Entah kenapa, kadang-kadang aku merasa takut jika kau jatuh cinta padanya..." kata Irene tiba-tiba.
"Ah, mana mungkin. Aku hanya mencintai mu saja. Selamanya," kata Zaki tersenyum hangat.
"Bagaimana jika kita bercerai bersama saja,"
"Apa maksudmu?" Zaki terkejut.
"Menjalani hubungan seperti ini, kamu pikir akan sampai kapan? Semakin lama, semakin membuatku khawatir. Bagaimana jika suamiku tahu kita seperti ini?" kata Irene menyandarkan kepalanya di bahu Zaki.
"Jika kita bercerai lalu menikah. Maka karirmu juga dalam bahaya. Aku tidak mau hal itu terjadi," kata Zaki.
"Tapi menurutmu sampai kapan kita akan seperti ini?" tanya Irene.
"Kita jalani saja. Jangan terlalu memikirkan semuanya," Zaki lalu memeluk Irene dan mencium keningnya.
.
Seorang pelayan hotel kaget saat melihat Zaki masuk ke kamar Irene dan tidak segera keluar dari sana. Dia lalu berkata pada temannya tentang apa yang dia lihat itu.
"Hush! Jangan katakan apapun apa yang kau lihat! Atau kau bisa dipecat dari sini!"
"Tapi..."
"Jika tidak mau menjadi pengangguran. Maka jangan ikut campur urusan orang lain. Mereka tamu, dan kita hanya bekerja untuk melayani nya. Bukan menjadi detektif atau mata-mata.
"Ah, kau ini....okey....selamat bekerja. Semoga kau diangkat menjadi manajer. Karena kau pegawai yang baik hati,"
"Issshhh...."
Kedua pelayan itu tersenyum sambil bergurau.
....
Pagi harinya, Zaki keluar dari kamar Irene dan masuk ke kamar Larasati. Lara sudah bangun dan menoleh kaget saat melihat suaminya masuk.
Apa yang mereka lakukan semalaman?
Ahh, pikiranku, kenapa memikirkan yang tidak-tidak.
Lara segera menepiskan segala pikiran kotor itu dari benaknya.
"Kau sudah bangun?" Tanya Zaki sambil masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Ehm, ya...dan kau..apakah kau ada acara hari ini?" tanya Lara.
Nampak Zaki terdiam sesaat.
"Sepertinya hanya akan jalan-jalan bersama Irene. Kau mau ikut? Kau akan bosan disini sendirian. Lebih baik kau ikut saja," kata Zaki karena mereka akan pergi ke acara karnaval.
"Ehm, baiklah...." lanjut Lara tersenyum kecil lalu merias dirinya.
Lama dia terpaku menatap kaca didepannya. Lama sekali matanya menatap wajah yang belum di poles make up itu.
"Apakah aku tidak cantik?"
"Kaca ajaib...katakan padaku...apakah aku jelek?"
"Kau cantik...." jawab Zaki sambil tertawa terkekeh.
"Ah...kau sudah selesai..." Larasati benar-benar hilang akal karena jatuh cinta pada Zaki yang jelas-jelas tidak mencintainya sama sekali. Bahkan dia sampai bertingkah aneh tanpa dia sadari.
"Oh ya...kenapa bertanya pada kaca itu? Jelas-jelas dia tidak bisa bicara?" pertanyaan Zaki membuat Lara malu-malu dan wajahnya bersemu merah.
"Ehm...itu...aku...sedang menghafalkan beberapa adegan film..." kata Lara berkilah. Padahal dia tidak sedang memegang teks apapun.
"Ohh...begitu ya? Apakah itu film yang baru?" Tanya Zaki sambil mengeringkan rambutnya.
"Eh...i-iya..."
Dia habis keramas. Dan saat rambutnya basah seperti itu. Kenapa aku ingin sekali menyentuhnya. Ahh, aku benar-benar mulai tidak waras, batin Lara saat diam-diam menatap suaminya.
Lagi-lagi Zaki tersenyum hangat dan manis sekali. Membuat Lara benar-benar berdebar setiap kali menatap senyuman itu. Ingin memeluknya namun dia tidak punya sedikitpun keberanian untuk melakukannya.
.
Irene sedikit kesal karena Zaki mengajak istrinya untuk jalan-jalan bersama. Jadi ngga asyik kan? Aku maunya hanya berdua saja denganmu? Kenapa dia harus ikut?
Zaki sepertinya cepat melihat sikap Irene yang cemberut.
"Lara sendirian siang ini. Jadi karena itu aku mengajaknya serta..."kata Zaki menjelaskan pada Irene.
"Kenapa dia tidak bersama CEO itu. Bukankah mereka pergi bersama?" kata Irene ketus ketika menunggu Lara yang tiba-tiba mulas dan mendadak ingin ke toilet.
Hati yang berdebar, cinta yang membuncah, karena akan jalan bersama suaminya di tempat umum, membuat perutnya menjadi mulas karena ekspresi cinta yang berlebihan.
"Apa yang dia lakukan didalam toilet? Lama sekali!" Kesal Irene saat lama menunggu Lara.
"Sabarlah. Dia akan segera datang..." kata Zaki melihat ekspresi kesal wajah Irene yang semakin membuatnya cantik didalam penglihatannya.
"Kamu tambah cantik kalau lagi marah..." goda Zaki.
"Ah, jangan meledekku. Aku benar-benar tidak senang jalan bertiga seperti ini...."
"Hanya kali ini saja. Lain kali kita hanya akan berdua saja," kata Zaki agar Irene tidak cemberut lagi.
Sementara dari kejauhan, Lara menatap dua sejoli itu yang saling memegang hidung kekasihnya dan tersenyum kecil sangat romantis, entah apa yang mereka guraukan.
Ahh, andai saja....rasaku ini berbalas. Tapi itu mustahil.
Tetap saja...hatiku ini keras kepala. Sudah tahu jika dia mencintai orang lain. Tapi tetap saja aku mengharapkan cintaku akan bersambut...
"Hai, cepatlah!" Teriak Irene.
"Jalan saja kayak siput. Apakah dia sedang menguji kesabaran kita?" ketus Irene lirih.
"Maaf...aku tadi lama. Entah kenapa perutku tiba-tiba mulas," kata Lara pelan.
"Cepat naik! Kau sudah membuat kami menunggu selama setengah jam! Kau duduk di belakang!" kata Irene sedikit ketus.
"Iya...."
Larasati duduk dibelakang dengan rasa senang. Sebenarnya hatinya sedikit sakit, saat dia diperlakukan seperti ini. Namun lagi-lagi dia sadar, memang dia adalah kekasih Zaki. Dan aku? Aku saat ini menjadi nyamuk pengganggu.
Hmm, meskipun begitu...aku senang karena Zaki dan aku bisa jalan dan bersenang-senang. Sejak menjadi istrinya, aku hanya dirumah saja mengurus dirinya dan anak kita.
Saat sampai ditempat karnaval, tiba-tiba dari seberang jalan ada yang memperhatikan mobil itu.
"Itu sepertinya aku kenal," batin pria itu.
Zaki turun dan membukakan pintu untuk Irene. Sedangkan Lara, dia membuka sendiri pintunya. Lalu Irene dan Zaki jalan didepan, beriringan dan Lara dibelakang mereka dan benar-benar tidak di hiraukan saat ini.
"Lara....?"
CEO lagi-lagi terkejut melihat hubungan Lara dan Zaki yang aneh seperti ini.
"Suaminya membukakan pintu untuk wanita lain. Dan membiarkan istrinya duduk di belakang mereka. Aku benar-benar tidak mengerti, ini aneh sekali..." Gumam CEO dan berjalan mengikuti mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Ika Endah
smoga ceo itu mencintai lara lalu merebut lara dr c tukang selingkuh
2023-04-03
0
Meriati Sibarani
kasih lara kebahagain dong thor kasihan aku melihatnya
2023-04-03
0