Lara hampir saja tertabrak saat jalan di pinggir jalan raya dan untunglah CEO segera menyelamatkan dirinya.
"Apakah kau tidak papa?"
Zaki dan Irene menoleh. Mereka berpandangan dan terkejut melihat Lara terjatuh dan lututnya lecet.
"Lara....?" Zaki langsung melepaskan genggaman tangan Irene dan mendekati Lara.
"Untunglah dia tidak terserempet mobil, hampir saja," kata CEO menatap Zaki dan Irene berganti an.
"Terimakasih. Apakah kau tidak papa?" Zaki melihat lutut istrinya yang berdarah.
"Ayo kita kesana. Lututmu terluka...." kata Zaki dan memapah Lara. Sementara CEO berdiri disamping Irene.
"Kau adalah ikon rumah tangga yang harmonis dan bahagia. Kau bahkan punya jutaan pengikut di media sosial. Tapi kau sangat dekat dengan suami Lara. Ini aneh..." kata CEO menegur Irene.
"Ohh itu...." Irene bingung harus menjawab apa.
"Jika ada wartawan yang melihat kejadian ini. Kau bisa terjerat skandal. Dan itu buruk untuk karirmu," CEO mengingatkan nya.
"Kau pasti salah paham..." Irene berusaha berkilah.
Dan segera berjalan cepat menyusul Zaki, sedangkan CEO tertinggal dibelakangnya. CEO hanya menggelengkan kepalanya saat melihat ekspresi wajah Irene barusan.
....
"Duduklah. Aku akan membeli plester di supermarket..." kata Zaki dan segera pergi ke toko terdekat.
Irene menatap Lara dengan kesal. Apalagi melihat Zaki memperhatikan dirinya. Rasanya dia tidak rela. Namun dia bisa apa. Didepan publik, Lara adalah istrinya. Bahkan sikapnya barusan membuat CEO itu curiga karena melihat Lara berjalan di belakang dirinya dan Zaki.
Tidak lama Zaki kembali dan langsung membersihkan luka itu dengan penuh perhatian lalu menempelkan plester.
Apa yang dilakukan Zaki barusan, perhatiannya membuat hati Lara merasa senang. Detik ini dia merasakan jika dia adalah Istrinya. Diperhatikan oleh suaminya seperti ini, benar-benar terasa menyenangkan.
"Masih ada yang lain? Mana lagi yang lecet?" tanya Zaki.
Lara menggeleng perlahan.
"Tidak ada. Terimakasih..."
"Kalau begitu, apakah kau mau es krim?" Zaki selalu memberikan es krim untuk adiknya setiap kali dia jatuh waktu masih kecil dan kakinya lecet.
"Emm, iya. Aku mau..."
"Pergilah beli sendiri jika kau mau. Kenapa kau menyuruh suamimu mondar-mandir seperti itu? Lututmu hanya lecet sedikit jangan menjadi manja," ketus Irene ketika Zaki berjalan membeli es krim.
CEO datang dan tersenyum kecil melihat cara Irene bicara pada Lara dengan ketus dan sedikit kasar.
"Dia tidak manja. Suaminya hanya terlihat cemas dan khawatir padanya..." kata CEO membuat panas dada Irene.
Irene lalu melihat ke arah lain dan membuang mukanya. Irene menggigit bibirnya hingga berdarah karena gusar akan ucapan CEO barusan.
....
Zaki datang dengan tiga es krim. Dan memberikan untuk Lara, Irene dan sisa satu. Harusnya itu untuk dirinya. Namun karena ada CEO maka dia memberikan untuknya. Dia sendiri tidak kebagian.
"Terimakasih..." kata CEO.
Lara melihat Zaki tidak kebagian, maka dia memberikan miliknya dan ternyata bersamaan dengan Irene.
"Ini untukmu...." kata mereka bersamaan.
Lara dan Irene mengulurkan es krim miliknya secara bersamaan ke hadapan Zaki. Zaki kaget hingga tertegun. Sedangkan CEO hanya tersenyum tipis menikmati es krim dan menyaksikan adegan romantis itu.
"Tidak. Kalian saja. Aku tidak haus..." Zaki terpaksa menolak es krim dari dua wanita ini. Jika dia menerima milik Lara, maka Irene pasti akan kesal setengah mati. Dan jika dia menerima milik Irene, CEO akan curiga dengannya.
Lebih baik aku bersikap seperti suami yang baik saat ini. Atau jika dia curiga maka Lara dan Irene akan dalam masalah besar. Karir dua wanita ini akan tamat saat ini juga dalam scandal ini.
"Kita bisa makan es krim berdua. Seperti dalam adegan film yang kau mainkan. Tiba-tiba aku ingin melakukannya..." kata Zaki dan menjilat es krim bekas Lara di hadapan Irene dan CEO.
Niatnya adalah untuk melindungi dua wanita ini dari scandal yang mungkin terjadi. Zaki berusaha mengelabuhi CEO.
Mata Irene terbelalak saat melihat Zaki melakukan hal konyol itu didepannya. Bahkan dia meremas es krim yang sedang dia makan tanpa dia sadari.
Zaki.....
Sedangkan Lara dia juga tidak menyangka Zaki akan makan es krim dengan romantis bersamanya. Bahkan makan bekas jilatan lidahnya. Sungguh romantis, batin Lara tak percaya dengan semua ini.
"Aku mendadak pusing. Aku akan pulang duluan..." kata Irene dengan marah. Menatap tajam manik mata Zaki. Karena dia bertindak bodoh di hadapannya.
"Aku akan mengantarmu. Aku juga dalam perjalanan ke hotel. Aku akan menemui temanku disana," kata CEO pada Irene.
"Baiklah...." Irene tidak bisa menolaknya.
Zaki tahu jika apa yang baru saja dia lakukan pasti itu yang membuat Irene marah lalu pergi. Dia hanya bisa terdiam dan terpana saat Irene tiba-tiba pergi dari hadapannya.
"Lebih baik kau menyusulnya. Dia pasti salah paham padamu..." kata Lara yang langsung bisa membaca apa yang di pikirkan oleh suaminya.
"Tidak. Aku sengaja melakukan ini agar kau dan Irene tidak terlibat masalah dengan CEO itu. Yang dia lihat tadi sangat berbahaya untuk karir kalian berdua," imbuhnya.
"Kau pasti sangat mencintai nya. Kau berusaha untuk selalu melindungi dirinya..." kata Lara lirih pada Zaki yang duduk disampingnya.
"Hem...."
.....
CEO sampai di hotel dan membukakan pintu untuk Irene.
"Terimakasih..." kata Irene dan berjalan cepat ke kamarnya.
CEO hanya menatap dan tersenyum tipis. Dia memikirkan sesuatu lalu menggelengkan kepalanya.
Didalam kamar, Irene benar-benar marah dan kesal. Dia mengemasi barangnya dan akan kembali saat ini juga.
"Zaki....kenapa kau makan bekas wanita itu. Menjijikkan...."
Irene segera pergi keluar lagi dan memesan taksi tanpa menunggu Zaki kembali.
Zaki dan Lara juga kembali tidak lama kemudian. Dan saat sampai di depan kamar, lara langsung masuk ke kamarnya sementara Zaki ke kamar Irene. Dia akan menjelaskan semuanya padanya. Jika yang dia lihat itu hanyalah formalitas saja. Namun ternyata Irene sudah meninggalkan hotel itu. Zaki berusaha menghubungi nya namun handphonenya dimatikan. Sepertinya dia marah besar saat ini.
Zaki lalu masuk ke kamar Lara dan tiduran di sebelahnya. Lara kaget karena mereka jarang tidur di ranjang yang sama.
"Kau tidak perlu bangun," cegah Zaki saat lara akan bangun karena menurut perjanjian, setelah lara melahirkan anak untuknya, maka mereka akan pisah ranjang. Saat itu mereka berhubungan sekali dan itupun demi anak karena orang tua Zaki ingin menimang cucu dalam waktu dekat.
Dan setelah itu, mereka tidak berhubungan sekalipun.
"Tapi...."
"Tidak papa. Aku tidak akan melanggar janjiku padamu,"
"Eh...." Entah kenapa aku seakan rela disentuh meskipun itu hanya akan menjadi sebuah formalitas saja. Apakah karena cinta tulusku ini hingga aku akan rela menyerahkan tubuhku dan hidupku untuknya?
Zaki tersenyum pada istrinya dan tiba-tiba saja merasa kasihan pada Lara.
"Lara...."
"Hmm, ya,"
Zaki menarik nafas dalam.
"Apakah kau pernah jatuh cinta?" tanyanya tiba-tiba.
Deg. Sebelumnya dia tidak pernah jatuh cinta. Dan sekali nya jatuh cinta, dia mencintai pria yang tidak mencintainya.
"Kenapa bertanya seperti itu?"
"Karena lebih baik kau tidak merasakan nya sama sekali. Menikah kontrak seperti ini, tidak akan membuat kita terluka," ucap Zaki.
"Kau sepertinya sangat mencintai mbak Irene," tebak Lara dan merasa Zaki sedang mencurahkan isi hatinya padanya.
Zaki memang sangat mencintai nya, tapi dia milik orang lain, Irene tidak mencintai suaminya, mereka di jodohkan. Kadang zaki sadar yang dia lakukan ini salah. Dan dia terus menariknya kedalam lembah hitam. Saat dia mengatakan jika dia nyaman dengannya, saat itulah cinta yang tadinya zaki kubur dalam-dalam menjadi bersemi kembali.
Zaki diam saja dan tidak menjawab pertanyaan Lara.
Lara tersenyum pahit dan airmatanya tersekat di tenggorokan. Mengingat kisah suaminya membuat hatinya pilu.
Yang Zaki katakan benar, sebelum nya semua terasa mudah dan ringan. Tapi setelah aku jatuh cinta padanya, semua menjadi sulit dan berat, batin Lara membenarkan ungkapan Zaki.
..........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Tock
,Ayo kak keluarkan lara dr segala masalah, bwt dia bahagua tanpa bersama zaky, n zaky menyesal seumur hidup krn telah menyakiti lara.
2023-04-03
0