"Pria brengsek! kau itu aku bukan wanita seperti itu. Huhuuu."
"Sudahlah! pergi, jangan sok suci kau. Seperti baru di pakai saja." ucap Pria itu yang baru saja melihat tubuh Hana dengan balutan selimut berdiri dengan mode kesakitan dan menahan sesuatu seperti mengejan. Ia menatap Hana berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan.
Sementara Hana masih menangis dan menutupi tubuhnya, setelah kembali memunguti pakaian dan kembali ingin pergi. Rasa sakit menjalar itu, membuat ekspresi Hana semakin tidak enak di lihat. Melihat bentuk tubuhnya saja sudah kotor dan aahk! Tak usah di bicarakan lagi, pria itu sesudah memakai Hana ia langsung mencaci dan meminta ganti rugi karena Hana menendangnya dan membuat memar pada pipinya.
Hana masih menangis setelah ingin meraih tas, dan alat kerja kebersihannya.
"Permisi Tuan Alfi! Saya yang di minta madam Kiiey untuk melayani Tuan." ucap wanita yang bertubuh ramping, rambut lurus dan semampai itu mengetuk pintu kamar.
"Apa jadi kau yang harusnya datang,?"
"Benar Tuan. Apa saya harus masuk dan berganti dengan lingerie warna yang tuan inginkan?"
Alfi, melihat noda merah di kasur spreinya. Lalu memijit rambut seolah bingung. Ia yang tadinya selalu merasakan sakit kepala tak tertahan karena sebuah vertigo dan operasi dahulu. Harus sering meminum obat dari dokter, dan rasa sakit itu menjalar pada keinginan hasratnya. Rasa panas itu tak bisa di pungkiri, hal itulah yang membuat Alfi menjadi pusing tujuh kepala.
"Dasar Pria brengsek! aku sudah bilang, itu bukan aku. Aku bukan wanita murahan!" ungkap Hana.
"Diamlah! aku pusing, jangan banyak bicara! kau ini tubuhmu saja sudah tidak sempurna, biar aku lakukan sesuatu. Agar kau diam!" mengambil uang dollar dari berangkas kecilnya, sementara masih menatap Hana menangis dan membungkuk.
"Bagaimana Tuan, apa saya jadi melayani tuan?" tanya wanita yang di minta seorang mucikari. Alfi melupakan wanita cantik berdiri mematung.
"Pergilah! Aku sudah selesai, jangan kembali lagi!" Alfi menutup pintu.
Sementara Hana berdiri, ia berjalan dengan tertatih tatih.
"Lihat saja, kau yang aku tuntut?" ketus Hana.
"Kau juga akan aku tuntut, kau tau siapa aku?" gertak Alfi pada wanita berbintik jelek itu. Bisa bisanya ia meniduri wanita buruk dan memakainya.
Hana melihat sebuah benda hitam, dengan sadar dan IQ rendahnya ia bertanya lagi.
"Kau memasang kamera, jadi yang tadi kita lakukan?" panik Hana.
"Ya! aku akan menuntutmu. Bagaimana jika Orangtua mu tau, jika anak gadisnya menggoda pria seperti ku. Kau tau aku siapa?" Alfi melempar beberapa uang ganti rugi pada wajah Hana.
"Anggap saja itu pengganti rugi karena tadi, jika tidak aku akan melaporkanmu."
Benak Hana merasa bingung, ia yang telah rusak kenapa harus di laporkan. Bagai durian runtuh, sudah jatuh tertimpa tangga pula.
"Baiklah, anggap saja tadi kita tak terjadi sesuatu. Jika kita berpapasan diluar! jangan memanggil, kita tak saling mengenal dan bertemu!" lirih Hana pergi meninggalkan kamar Alfi dengan pintu yang terbuka lebar.
JDEEEER!!
"Hey! kau belum menutupnya kembali, syial bagus saja pintu ini tidak rusak. Bukan hanya wajah dan tubuhnya juga yang jelek. Tapi IQ nya juga sangat rendah, bagus saja aku terbebas."
Dengan cepat, Alfi menghubungi asisten pribadinya. Dan meminta data petugas kebersihan.
"Kau cari data wanita yang ku kirim di foto tadi, ku beri waktu empat jam!"
Emo terdiam, kala bosnya itu meminta data wanita jelek dan berbintik banyak noda di sekujur tubuh dan wajah. Akan tetapi menurutnya dia itu cantik namun wajahnya eropa sekali ke barat baratan akan bintik pipi yang manis.
'Untuk apa juga sang bos, meminta data wanita aneh ini? melihatnya saja aku ngeri mirip monster.' batin Emo.
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments