Jodoh Yang Tertunda

Jodoh Yang Tertunda

AKHIR SIAL

Season 2.

Kisah Kanya, gadis belia yang mempunyai adik bernama Hana, sementara Bima berada di Swiss menempuh pekerjaannya sebagai pakar juruan hukum.

Mila dan Kenan, berada di Swiss bersama kedua anak kembarnya yang saat ini bersama mereka, sementara Hana sang bungsu ada di ibu kota, apalagi anak bungsunya itu terlihat sangat gemoy dengan berat badan over dari gadis biasanya.

"Kok enggak di buka buka ya? Aneh, ini pintunya terbuka sedikit. Apa aku masuk aja ya?"

Hana berdiri di depan pintu masuk, dan masih sedikit meragu. Pintunya juga terbuka sedikit tak terkunci. Namun seseorang menghubungi agent, dan ia di minta untuk memberi pelayanan kebersihan pada langganan vvip. Apakah ini tandanya, orangnya sudah tau kalau ada house keeper yang membersihkan kamar, ruangan ini?

"Permisi! Bersih - bersih!" sapa Hana dengan bernada, yang ingin mencoba bekerja dan menyamar demi bukan disebut anak sultan.

"Permisi, House keeper. Pak apa anda di dalam, dua puluh menit lalu sambungan telepon genggam bapak menghubungi agent kami?"

Berkali kali Hana memanggil dengan pintu terbuka lebar, ia memasukan troly kebersihan. Dan segera melaju berharap tuan rumah di dalam. Meletakkan beberapa alat, dan memegang benda kecil untuk menyedot kotoran dan debu.

"Kayaknya ruangan ini kosong deh! orang kaya mah bebas, semewah ini gak ada orang." ucap Hana yang tiba saja ingin keluar, bermaksud menghubungi managernya.

Namun pesan manager segera bersihkan dan cepat keluar adalah tugasnya. Karena nomor 9001 adalah langganan tetap vvip yang memakai jasa. Jujur saja, ini adalah hari pertamakali Hana magang bekerja, sementara pegawai yang biasa, yakni mbak Naji sedang cuti di rumahkan karena sakit. Maka lantai dan nomor ini juga, termasuk Hana yang menggantikan selama mbak Naji belum masuk.

Hana mulai membersihkan dari Vacuum Cleaner. Melipat bagian sofa bed, dan ini adalah kamar terakhir yang harus ia bersihkan. Sudah lelah ia bekerja selama delapan jam, Hana tersenyum karena akan segera selesai.

"Kau sudah datang juga, ssssssh! Lama sekali sih! Kau tau tubuhku sudah panas. Hanya menunggumu?!"

Sapaan dari pria terdengar sangar di belakang Hana. Ia mulai bingung akan kata panas, apakah ia juga harus menyedot cleaner atau ia meminta ke ruangan lain. Maklum Hana tak pernah masuk membersihkan bagian kamar inti. Hana menoleh, ia menutup mata karena kaget dan gelagapan.

"Maaf Mas! Eeh, kak ! Pak saja deh. Saya .."

"Hadeuh, kenapa yang datang gendut begini sih? Katanya yang di kirim wanita body goals, cantik, tinggi. Kau ini, wajahnya juga jelek sekali. Bintik hitam itu apa tidak bisa di kondisikan, di pindahkan gitu! buruk sekali pandanganku."

Belum sempat Hana bicara menjelaskan, ia sudah malu dengan pernyataan pria itu. Apa lagi saat ini Hana memegang pipinya yang semu merah. Fisiknya selalu saja di perhatikan dan dibuat bahan ejekan setiap kali ia mulai bekerja.

"Maaf, pak. Saya yang bertugas hari ini, mbak Naji yang biasa sedang cuti " jelas Hana.

"Ah! Gilaaaaaa!! aku akan minta ganti rugi untuk ini!" mendekat langkah ke hadapan Hana.

Hana tersentak kaget, menjatuhkan benda kerjanya. Melihat tatapan pria itu kesal dengan wajah memerah seperti menahan sesuatu.

"Kayaknya gak masuk akal deh pak! Hanya saya gendut, apalagi mempermasalahkan face saya jelek karena banyak bintik hitam di area pipi hidung. Anda tidak bisa berlaku begitu pada atasan saya. Lihat ruangan bapak, sudah saya bersihkan!" jelas Hana semakin berjalan mundur.

"Sudah jangan banyak bicara!"

"Tunggu bapak sakit? mau saya ambilkan obat, atau air putih?"

"Jangan banyak tanya!Cih! kalau bukan rasa panas, yang tak tertahankan. Aku tidak akan memakaimu gendut!"

"Haaaahk! Anda mau apa pak, Tunggu jangan!"

BUUUGH!!

Hana menjatuhkan benda Vacuum Cleaner yang harganya puluhan juta, dan melakukan perlawanan ketika tangannya di sentuh. Ia tidak peduli, karena di dalam otaknya ia harus ganti rugi. Bekerja dengan penampilan gendut dan jelek.

"Hey! Beraninya kau menendangku?"" teriak pria itu mengejar Hana.

Spontan Hana kembali menendang, ke arah pria yang baru saja mengejar, mendekatinya ke area sensi, tepat pada dua area pangkal pahanya. Hana semakin ketakutan ketika pria itu telah meraih dan membuka bathrobe-nya. Tubuhnya tak bisa berlari kencang, membuat dirinya lengah tak bisa kabur.

"Tapi .." dibekap mulut Hana saat ingin menjelaskan.

"Siapa bilang kau bisa pergi dariku, Gendut!" tubuhnya berhasil meraih tubuh Hana, meski ia masih tersenggal sakit akibat tendangan itu.

"Tapi pak, saya ..Bppppph,"

Belum sempat Hana kembali melepas dan bercerita, jika ia bukanlah wanita seperti itu. Bibirnya sudah dilahap habis, Pria tadi sudah lama tak tahan dan Hana menggeliat, tetap saja tak membuat Pria itu lelah, ia sudah kokoh membuka seluruh handuknya hingga meruntuhkan pertahanan Hana, meski ia sudah berkali kali mendapat pukulan dari tangan besar wanita ini, tetap saja tak menyurutkan pria itu untuk menghentikan aksinya.

"Lepaskan! Kau pria brengs..!" ditutup mulut Hana dengan tangan kokohnya, sementara tangan satu lagi, yang terlihat penuh daging itu di ikat kencang pada besi ranjang. Hana merasakan kesedihan mendalam, ketakutan itu membuat Hana menangis meski sudah meronta untuk meminta pria itu berhenti.

Pria itu sudah meruntuhkan, mengkoyak tubuhnya tanpa ampun. Merusak kehormatannya dengan kasar dan paksa, setelah memiting tubuh berbintik bintik, Hana melemas dan pasrah setelah pria itu berhasil menembus pertahanan yang harus ia jaga untuk masa depannya kelak.

"Akh! Akhirnya selesai juga, rasa panas tadi sudah tak ku rasakan lagi." ucap Pria itu memakai piyama.

"Kau! aku akan menuntutmu karena kau telah menendangku, dan meninjuku tadi!"

NEXT ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!