Hana pagi ini ke tempat kerjanya, di sana ia bertemu dengan sahabatnya dan saling bertukar cerita, hal itu membuat Hana sedikit lega akan beban yang menghimpit, dimana ia harus bicara pada orangtuanya atau pasrah untuk menjauh dari kata pernikahan dan pacaran untuk mempunyai kekasih, sebagai pendamping hidup.
'Aku terlalu menutup diri, malu untuk bertukar cerita. Kejadian ini jika Ayah dan bunda tahu, mereka pasti akan sedih sekali. Oh, tidak Hana kamu harus bersabar.' deru batin Hana.
"Mbak Nazi, aku baru aja ketemu pria 9001. Hah! fisikku memang tidak sebagus model. Tapi apa aku harus mendapat cacian?"
Nazi seorang wanita berusia matang. Ia menghampiri Hana dan memberi nasihat pada Hana yang masih polos.
"Hana! dengerin mbak ya. Ada kalanya kita sumpal pria itu dengan sesuatu, body shaming itu ga boleh terus menerus terjadi, sama aja dia seperti pembully yang jahat sekali. Siapa sih orangnya, mending kamu coba rubah diri kamu. Setidaknya jalan kamu itu jangan terlalu laki, cewe tuh anggun dikit lah! wajah kamu pakai make up. Facial rutin, minum jamu penurun berat badan. Dengan perubahan, mbak yakin kamu bisa buat siapapun diam dengan transformasimu yang baru!" lirih Nazi tersenyum.
Karena jujur Nazi sudah bosan mendengar ocehan Hana yang benar benar kelewat polos atau bodoh sama tipisnya.
"Yakin, cara kaya gini bakal berhasil?" tanya Hana.
"Yes! kamu harus percaya diri. Oke,"
Dan dari perkataan mbak Nazi, Hana sedikit tergugah. Ia pamit pergi dengan mengambil kartu nama salon kecantikan.
'Liat saja, pria songong itu. Pasti akan aku beri pelajaran! semoga saran dari mbak Nazi berhasil membuat fisikku kembali seperti dulu.'
Dan Hana memulai dengan alat make up seadanya setelah facial. Lalu menutup hidung terasa mual ketika meminum jus pahit samiloto dan herbal alami yang diberikan mbak Nazi.
"Ueeeeek. Ya ampun pahit sekali, kenapa cantik harus tak enak seperti ini sih?" lirih Hana menatap botol berisi jus samiloto dengan sayuran khusus dengan campuran madu dan gingseng.
Sementara Nazi membawa Hana ke salon kecantikan. Hana mulai melihat lihat perlengkapan kecantikan apa saja yang ada di gerai Story. Nazi mulai mengenalkan sebuah herbal, make up dan sebuah pakaian untuk menutup lemak di bagian pinggangnya.
"Mbak untuk apa bawa aku kesini, aku tuh udah bilang ga akan bisa kurus."
"Hana, kita wanita. Aku sama sepertimu, tapi setelah aku bercerai dari suami bule. Aku berubah dan mulai menjaga pola makan. Diet ketat sih gak harus. Tapi setidaknya buat pria yang mencemooh kita menyesal!"
Hana mulai di dandani sebuah make up, dan pakaian casual yang terlihat dirinya lebih ramping. Jujur saja karena Hana saat ini selalu memakai pakaian gombrong. Bahkan tubuhnya terlihat sangat lebar, benar saja Hana sangat elegan dan cantik ketika Nazi mendandani.
"Gimana, baguskan?"
"Cantik mbak. Makasih ya! Yes, Hana janji akan buat pria itu menyesal. Gara gara dia, hidup Hana berantakan. Berbohong pada bunda dan Ayah. Hal ini membuat Hana semakin bersalah."
Penjelasan Hana membuat Nazi memberikan sebotol herbal. Ia meminta Hana rutin minum, dan efeknya emang berbeda beda. Ada yang tumbuh banyak jerawat, kusam ataupun semakin lebar. Tapi itu hanya akan bertahan dan merubah selama tiga bulan tergantung imun tubuh menerima dari herbalnya.
"Mbak yakin ini berhasil?"
"Yes! semoga berhasil, untuk kamu dan untuk wanita yang selalu di bully karena fisik berbintik. Jadi aku mau kamu telaten ya rutin minum herbal nya, pakai juga lotion, lulur khusus kecantikan. Meski pahit tujuh kali lipat dari buah sayuran. Tetap saja, cantik itu mahal dan butuh proses. Kamu itu sebenarnya cantik, dan tolong ngemilnya di kurangi apalagi coklat tuh." jelas Nazi, membuat Hana memeluk rasa terimakasih.
Hana pun pamit setelah di rasa ia selesai mengambil gaji, uangnya ia pakai ke salon tempat dimana Nazi, memberitahu jika salon ini terkenal dan bagus untuk kalangan wanita.
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments