Hana kembali di minta untuk segera masuk bekerja, terus terang ini adalah detik detik ia bekerja sebagai pengganti kebersihan. Sudah tiga hari ia demam, meski kondisi fisiknya terlihat sehat. Tentu saja akibat beberapa hari lalu ia di minta membersihkan ke ruangan pria sial yang tak pernah Hana bayangkan.
'Andai saja, seluruh isi kulkas tidak kosong seperti ini. Huuh!'
Hana akhirnya, harus berbelanja bahan pokok untuk sepekan. Ia takut kedatangan orangtua nya akan menanyakan, maklum saja Hana selalu tak boleh serba kosong kebutuhan masak. Ia tak di izinkan makan di luar, karena jajanan yang tak sehat. Maka dari itu stok persedian tak boleh kosong.
Beberapa saat kemudian, dengan motor bebeknya. Hana dengan helm dan warna motor yang terlihat berwarna Ungu Hello Kitty. Ia segera memarkir. Mengambil troly! tentunya mengambil beberapa bahan pokok seperti sayur dan beras serta frozen. Tak lupa kentang dan camilan. Setelah mengantri di kasir, ia tak sengaja mundur dan menabrak seorang pria yang sedang menelpon.
BRAGH!!
"Uuuh, maaf Pa ..!" Hana terkejut bukan main ketika yang ia lihat adalah pria yang membuat harinya kacau.
"Bisa liat tidak kau, " pria itu menatap tajam, lalu ingat perkataan wanita itu untuk tetap acuh.
"Mundur!"
"Hey! Jelek, apa maksudnya?"
Itu adalah cara Hana menatap pria yang kini saling bertautan. Hana tidak menjawab pertanyaan Alfi, ia malah membentak pria itu yang segera mundur.
"Kau yang mundur kataku, kau mau aku menendangmu, atau aku akan memotongnya saat kau lemas tak berdaya?" kesal Hana kala melihat pria yang ia benci. Jujur saja ia sulit untuk melaporkan, kejadian itu membuat Hana tak berdaya karena menyangkut masa depannya.
"Kau berani bicara begitu padaku, kau hanya seorang petugas kebersihan saja. Kau tau siapa aku, aku bisa saja membuatmu kehilangan pekerjaan dalam waktu dua menit."
"Hah! siapa dirimu mengancamku begitu, asal kau tahu ya pak tua. Aku muak jika bertemu pria menjijikan sepertimu. Huuft! jujur asal kau tahu, aku hanya pengganti. Sudah berakhir karena magang, jadi jangan lagi kau ancam ancam!"
Krek!!
Hana menggertak troly pria itu, lalu pergi setelah mendapat barang belanjaannya. Dengan rasa kesal Hana sepanjang langkah bergerutu. Sementara Alfi merasa tak terima, ia segera menghubungi asistennya Emo.
"Kau, cari rekaman kamar 9001. Jangan kau lihat, kau kirim padaku sekarang!" titahnya.
Alfi kesal, ia segera mencibir dirinya. Betapa bodohnya ia bisa memakai wanita berbintik bintik itu. Para wanita lain yang sangat cantik, sangat tergila padanya akan rela antri demi tidur dengannya. Hanya seorang wanita penuh bintik di wajah dan seluruh tangan kaki mirip kudisan, kau akan tau akibatnya! Bukan hanya mimpi buruk sebuah foto bugil tubuh yang buruk itu, tapi kau akan sulit mendapat pekerjaan.
Sepanjang hari, mood Alfi sangat kacau. Setelah bertemu Hana. Andai saja hari ini ia tidak jadi ke swalayan untuk bertemu seseorang, sekaligus membeli sesuatu. Mungkin moodnya tidak akan seburuk ini.
"Wanita tak tau di untung, aku harus bertemu wanita si buruk rupa itu, tidak bintik wajah membludak atau lemak berada dimana mana. Sudah beruntung kau mendapatkan tubuhku."
"Hey! kau menjijikan. Dari mana aku beruntung. Kau tau bahkan aku harus mandi kembang tujuh rupa. Bahkan lulur dengan tujuh tanah rupa rupa agar kotoran itu tak menempel bala padaku."
Alfi terkejut menoleh ke arah belakangnya, kala ia masih kesal. Terlihat sebelah motor bebek berwarna pink. Wanita itu tepat berada di belakangnya.
"Wah! kau membuntutiku, bahkan kau menguping aku bicara. Apa kau artis, merasa tersindir. Siapa yang membicarakanmu?" ketus Alfi.
"Dasar pria gila! kau bicara wanita bertubuh mirip dengan milikku disimi, si bintik di mana mana. Siapa lagi kalau bukan aku ..?"
Hana mencibir dan mengerlingkan netranya di hadapan Alfi. Tidak ada sebuah kelembutan bagi Alfi, ketika Hana mendengar ocehan dan membully bentuk fisiknya. Hal itu juga membuat emosi berlebih pada pria bernama Alfi.
"Kau, untuk apa masih disini? Minggir!" ucap Hana kesal.
"Hey! Kau mengusirku, dasar jelek buruk rupa."
"Kau yang menyuruhku pergi duluan, minggir aku tak bisa lewat! Kau tidak sadar seberapa jarak kita dekat?"
"Hey! wanita jelek, kau pikir aku mau dekat denganmu bertemu denganmu, bahkan jika aku bersejajar denganmu. Aku harus menutupi wajahku dengan kacamata. Tidak sadar dirikah kau dengan bentuh tubuhmu?"
"Kau yang harusnya sadar pria tukang celup." Hana kesal dan menatap tajam.
"Hah, aku tau, jujur kau suka melihat diriku yang tampan. Hah jangan mimpi, bahkan jika aku harus menikahi wanita sepertimu. Aku harus memilih tidak menikah dan kehilangan harta sekalipun aku harus terlahir dengan makhluk rendahan sepertimu. Tidak level. Kenapa kau masih di sini, menatapku wajah berbintik?"
"Hah! Aku memandangmu, karena aku tidak ingin melihat wajahmu yang sok tampan. Menjijikan, enyahlah dirimu bersama dosamu! Pria sok ganteng, ku pegang janjimu jika tidak ku rampas kau jadi gembel."
Hana kesal lalu mengklakson, hampir membentur tubuh Alfi yang berdiri, hingga Hana melaju karena kesal ocehan pria itu. Jujur saja Alfk sedang menunggu Emo untuk menjemputnya. Tak di sangka harinya kembali sial kala bertemu wanita beberapa hari lalu.
"Dasar wanita gila, bahkan aku malu melihat tubuh penuh lemak dan wajah jeleknya itu membuat aku geli. Dasar wanita bodoh." cibir Alfi kala melihat wanita itu telah berlalu.
"Bos!"
Hah! Kaget Alfi. "Kau lama sekali? Cepat jalan!!" teriak Alfi pada asistennya yang baru saja tiba dan langsung membuka pintu mobil.
***
DI LAPANGAN FUTSAL.
Hana yang terlihat tegar, ia begitu menyedihkan. Rasa sedih tangisan, hingga hidungnya meler tiba begitu saja. Bahkan ia masih memikirkan perkataan pria itu yang kasar memaki tubuh dan tampilannya.
Bahkan Pria itu benar, saat ia memasukan benda itu. Tubuhnya merasa menikmati, karena itu adalah pengalaman pertama bagi Hana, ia sadar bentuk tubuhnya yang kotak kotak, dan terlihat tidak menarik. Membuat dirinya harus kembali sial.
'Owh! bagaimana aku harus mempertanggung jawabkan diriku, pada suamiku kelak. Bertemu dengan pria sial itu. Membuat hidupku semakin runyam dan kacau, andai kak Kanya ada disini aku bisa bertukar cerita.' batin Hana.
"Lupakanlah pria tadi Hana, anggap saja tidak pernah terjadi dan sudah saatnya untuk tidak memikirkan menikah. Hana tidak akan pernah menikah, apalagi dirinya sudah tidak gadis lagi. Bahkan tubuhku saja seperti ini. Pria tadi benar, mana ada pria tampan mau menyentuhku."
Hana memarkir, lalu terlihat Art menghampiri dan menyapa Hana.
"Siang non Hana, lagi sakit ya?"
"Ya, nih bi. Sakit hati YANG MEMBATIN."
Hahaaa! Tentu saja sang bibi terkeukeuh, bertanya jika non Hana sedang jatuh cinta.
Hah! mendengar pertanyaan bibi, membuat Hana berpikir keras. Aku tidak akan jatuh cinta pada pria menyebalkan tadi. Bahkan jika aku bertemu, aku akan pergi menjauh atau ngumpet dengan jarak ratusan meter. Ia bersumpah untuk tidak akan pernah terlibat dan menatap wajah pria yang telah membuat hidupnya hancur dan berantakan.
"Siapa bilang kamu tidak mau menikah, Hana kamu harus menikah papa sudah mencari calon untukmu!"
HaH!! Hana tersentak kaget, sementara melihat Art nya senyum senyum merapihkan belanjaan yang di bawa Hana.
"Papa Kenan, kapan datang? Papa jangan paksa Hana menikah Ya. Hana masih ingin menggapai mimpi!"
"Tentu tapi setelah kakakmu menikah pastinya." ujar Kenan yang menatap anak bungsunya itu, jelas dalam hati Hana sembunyi kekecewaan dan kesedihan jika sang papa tahu, anaknya telah ternoda.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments