Bab 4 - Anak Manja

Lala sedang mengerjakan pr ditemani papanya. Rasa ngantuk dan lelah membuat Lala beberapa kali mematukkan kepala.

"Pa, Lala ngantuk!" gadis itu sudah tidak sanggup menahan matanya. Ia pun menyender pada papa lalu memejamkan mata.

Begitu menyender Lala sudah terlelap saja. Papanya memang tempat ternyaman.

Melihat suara dengkuran halus Lala. Ayaz merapikan buku-buku putrinya dan memasukkan ke dalam tas. Ia lalu menggendong sang putri ke kamar.

Membawa Lala ke kamar yang serba pink. Ya, Lala sangat menyukai warna pink. Jadi kamarnya bernuansa pink.

Ayaz membaringkan Lala di tempat tidur lalu menyelimuti putrinya. Ia juga mengecup kening sang anak cukup lama.

'Sayang, jika kamu masih di sini. Kamu pasti akan senang melihat putri kita. Lala sangat cantik seperti kamu.' batin Ayaz mengingat sang istri yang sangat mirip wajahnya dengan Lala.

Esok paginya, jam beker Lala sudah berdering. Tapi tangan Lala dengan cepat mematikannya dan kembali melanjutkan tidurnya. Hari masih pukul 6 pagi.

"Lala, bangun nak. Kamu sekolahkan?" Ayaz membangunkan putrinya. Lala itu sangat sulit bangun pagi.

"5 menit lagi, Pa. Lala masih mengantuk loh." Jawab Lala dengan mata masih terpejam. Gadis itu malah makin menggumul tubuhnya dengan selimut.

"Lala sayang, sudah jam 8 loh ini nak!" Ucap Ayaz memberitahu.

"Apa jam 8?" Lala langsung bangun. Ia melihat jam dinding yang ternyata masih pukul 06.05.

"Papa!!!" Lala kesal. Papanya membohonginya. Masih jam 6 lewat tapi malah mengatakan sudah pukul 8.

"Sudah, ayo bangun. Papa antar kamu ke sekolah!"

"Lala masih ngantuk, Pa."

"Lala... Ayo!"

Karena Lala sangat sulit dibangunkan, Ayaz pun berinisiatif menggendong anak koala dan membawa ke kamar mandi.

Di depan kamar mandi, Ayaz menurunkan putrinya.

"Papa... Lala masih ngantuk!" dumel Lala yang terpaksa berdiri dengan sempoyongan. Papanya main angkat-angkat saja.

"Mandi sana!" Ayaz mendorong Lala dengan pelan masuk ke kamar mandi.

Tak lama Lala telah selesai mandi dan sudah berpakaian seragam sekolah. Ia duduk di depan cermin dan papa yang menyisir rambut sang putri.

Ayaz selalu ingin putrinya juga merasakan kasih sayang seorang ibu. Hingga ia berusaha melakukan hal-hal yang biasa dilakukan seorang ibu. Salah satunya menyisir rambut putrinya.

"Ok. Imutnya anak Papa nih!" Puji Ayaz melihat Lala yang imut dengan rambut kepang duanya. Ia yang gemas mencubiti pipi Lala.

"Ok. Ayo kita sarapan, setelah itu Papa antar kamu ke sekolah." Ucap Ayaz menarik Lala untuk berdiri. Ia memakaikan tas dan sepatu putrinya.

Ayaz melakukan semua itu karena rasa sayangnya pada sang putri. Ia sangat memanjakan Lala.

Lala sedang sarapan dengan papa dan neneknya. Neneknya memasak sarapan nasi goreng.

"Nek, ini sangat enak!" Lala mengangkat kedua ibu jarinya memuji masakan sang nenek.

"Jelas dong! Kamu mau tambah lagi?" tanya nenek.

Lala mengangguk, lalu sang nenek menambahkan nasi goreng ke piringnya.

"Terima kasih nenek kesayangan Lala." Ucapnya dengan wajah sumringah.

"Makanlah!" Nenek tersenyum dan menyuruh Lala menghabiskan makanannya.

Setelah selesai sarapan, Lala berpamitan pada neneknya. Ia ke sekolah diantar papanya.

"Pa, putar musik ya." Ucap Lala dalam perjalanan menuju sekolah.

"Putarlah!" Papa mengangguk.

Lala pun memutar lagu melow untuk mengiringi perjalanan mereka.

Ayaz hanya mengangguk saja. Terserah Lala saja, yang penting putrinya bahagia.

\=\=\=\=\=\=

"Sayangku, maafkan kakakmu ini ya. Telah meninggalkanmu di sini. Pasti kedinginan ya!" Lala mengelus-elus sepeda motornya yang telah menginap di parkiran sekolah.

"Kak Lala janji tidak akan meninggalkanmu lagi!" Lala mengangguk yakin.

Para siswa yang sedang parkir, melihat ke arah Lala. Mereka menggeleng, ada ya orang yang bicara pada motornya sendiri.

Setelah melepaskan kerinduan dengan sepeda motornya. Lala pun berjalan menuju kelasnya.

Lala duduk di bangku belakang dengan Riri. Ia sengaja memilih duduk di sana. Jadi saat ia tidur, guru di depan kelas tidak terlalu memperhatikan. Di belakang itu tempat yang paling aman dan nyaman.

"La, sudah siap pr?" tanya Riri begitu Lala duduk.

Lala mengangguk. Ia mengeluarkan bukunya.

"Kok jawabannya ini sih, La?" tanya Riri. Jawabannya dengan jawaban Lala berbeda.

"Papa yang ngasih tahu." Ucap Lala. Ia belajar dengan Papa.

"La, aku mau diajari om Ayaz juga." Ucap Riri.

"Ri, papa Ayaz sudah punya gebetan. Mending kau mundur saja!" Ucap Lala mengarang bebas. Ia tidak mau temannya itu kecaperan sama papanya.

Lala mau papanya mencari istri yang seusia papanya itu. Pasti wanita itu bisa menyayangi dirinya dan mewajarkan kemanjaan dirinya. Kalau cari istri seusianya sekarang, pasti nanti istrinya lebih manja darinya. Ia tidak bisa bermanja lagi pada papanya dong.

"Apa? Kau bohong La!" Riri tidak percaya om Ayaz punya gebetan.

"Ya, sudah kalau tidak percaya! Nanti kau tunggu saja undangannya." Jelas Lala lagi.

Riri berwajah cemberut. Musnah sudah harapannya untuk bersanding dengan Ayaz di kemudian hari.

Guru pelajaran telah hadir. Semua siswa di dalam kelas itu pun langsung terdiam.

"Apa semua sudah mengerjakan pr?" tanya ibu guru begitu sampai.

"Sudah, Bu." Kompak satu kelas itu menjawab.

"Ok. Untuk soal nomor satu-" Ibu guru mengedarkan pandangannya. Ia akan menyuruh satu murid untuk menjawab soal pr tersebut.

"... Romeo." Sambung ibu guru.

Para murid bernafas lega. Bukan nama mereka yang disebut.

Romeo mengerjakan soal matematika di depan kelas tanpa melihat buku. Bukunya dipegang oleh ibu guru. Bu guru sengaja begitu, guru ingin tahu muridnya paham atau tidak dengan pelajarannya.

Romeo mengerjakan soal tersebut sambil senyum-senyum. Soal seperti itu sangat mudah dikerjakannya. Pejam mata pun selesai.

"Ok, jadi jawaban Romeo benar ya anak-anak..." Ucap ibu guru sambil sedikit menerangkan.

"Rom, tunjuk satu orang untuk mengerjakan soal nomor 2!" pinta guru kembali.

Romeo tersenyum melihat ke arah belakang. Ia mengangkat alisnya.

'Awas kau, Meong!!! Kalau kau tunjuk aku!!!' Lala mendumel. Dari pandangannya Romeo pasti akan menunjuknya.

"Lala, Bu." Ucap Romeo sambil menyengir. Ia memang sengaja menunjuk Lala.

'Meong awas kau!!!' ronta Lala. Romeo benar-benar menunjuknya. Cari begadoh saja.

"Lala, kamu kerjakan soal nomor 2!" seru ibu guru.

"Ri..." ucap Lala pelan memegang tangan Riri.

"Lala, semangat!" Riri malah menyemangati.

Dengan terpaksa Lala pun bangkit. Ia bingung dan tidak bisa mengerjakan soal itu. Lihat buku saja ia tidak mengerti, konon tidak melihat. Tadi malam papanya menerangkannya, tapi masuk kanan keluar kanan. Lala sama sekali tidak mengerti.

Lala yang sedang berjalan, tiba-tiba memegangi perutnya.

"A-aduh!!! Perutku sakit!!!" ucap Lala memegangi perutnya. Mulai mencari alasan.

"Kamu kenapa, La?" tanya ibu guru khawatir.

"Perut saya sakit sekali, Bu!" Lala menunjukkan wajah kesakitannya.

"Sudah sana kamu ke uks minta obat. Riri temani Lala ya!" Pinta ibu guru pada Riri.

"Siap, Bu!" ucap Riri dengan semangat memapah Lala.

Romeo terbengong melihat drama di pagi.

'Dasar, Lala tukang akting!!!'

.

.

.

Episodes
1 Bab 1 - Jatuh Cinta
2 Bab 2 - Tingkah Lala
3 Bab 3 - Tentang Lala
4 Bab 4 - Anak Manja
5 Bab 5 - Bukan Sakit Perut
6 Bab 6 - Tetangga
7 Bab 7 - Cari Perhatian
8 Bab 8 - Lala Lala Lala
9 Bab 9 - Bertemu Teman
10 Bab 10 - Tanggapan Ana
11 Bab 11 - Lala Sedih
12 Bab 12 - Banyak Saingan
13 Bab 13 - Berharap
14 Bab 14 - Teman Ana
15 Bab 15 - Kesombongan Ana
16 Bab 16 - Sudah Menikah
17 Bab 17 - Tidak Ingin Malu
18 Bab 18 - Lihat Aku
19 Bab 19 - Sah
20 Bab 20 - Malam Pertama
21 Bab 21 - Kesempatan
22 Bab 22 - Menolak
23 Bab 23 - Ngeyel
24 Bab 24 - Kompor
25 Bab 25 - Malam Itu
26 Bab 26 - Eksperimen
27 Bab 27 - Berkunjung
28 Bab 28 - Krek
29 Bab 29 - Menemui Ana
30 Bab 30 - Salah Paham
31 Bab 31 - Seperti Pencuri
32 Bab 32 - Telur Ceplok
33 Bab 33 - Lala Baper
34 Bab 34 - Menolak
35 Bab 35 - Perhatian Lala
36 Bab 36 - Belum Waktunya
37 Bab 37 - Lala Berubah
38 Bab 38 - Pantai
39 Bab 39 - 3 Bulan
40 Bab 40 - Tidak Sabaran
41 Bab 41 - Tidak Peduli
42 Bab 42 - Menurut
43 Bab 43 - Merawat
44 Bab 44 - Seolah Mimpi
45 Bab 45 - Mulai Berubah
46 Bab 46 - Canggung
47 Bab 47 - Kencan?
48 Bab 48 - Memulai
49 Bab 49 - Mas Andra
50 Bab 50 - Rumah Baru
51 Bab 51 - Makin Menggemaskan
52 Bab 52 - Kondisi Ana
53 Bab 53 - Selamanya
54 Bab 54 - Ting Ting Ting Ting
55 Bab 55 - Menjual Kesedihan
56 Bab 56 - Hanya Andra Seorang
57 Bab 57 - Lala Atau Ana
58 Bab 58 - Karena Lala
59 Bab 59 - Jujur
60 Bab 60 - Dilarang Masak
61 Bab 61 - Kunjungan
62 Bab 62 - Jatuh Cinta
63 Bab 63 - Sikap Andra
64 Bab 64 - Sudah Berakhir
65 Bab 65 - Tidak Sopan
66 Bab 66 - Perkelahian
67 Bab 67 - Tamu
68 Bab 68 - Meminta Izin
69 Bab 69 - Menjemput Lala
70 Bab 70 - Hamil
71 Bab 71 - Kembali Pindah
72 Bab 72 - Perlakuan Andra
73 Bab 73 - Ikut Hamil
74 Bab 74 - Bawaan Anak
75 Bab 75 - Mencintaimu
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1 - Jatuh Cinta
2
Bab 2 - Tingkah Lala
3
Bab 3 - Tentang Lala
4
Bab 4 - Anak Manja
5
Bab 5 - Bukan Sakit Perut
6
Bab 6 - Tetangga
7
Bab 7 - Cari Perhatian
8
Bab 8 - Lala Lala Lala
9
Bab 9 - Bertemu Teman
10
Bab 10 - Tanggapan Ana
11
Bab 11 - Lala Sedih
12
Bab 12 - Banyak Saingan
13
Bab 13 - Berharap
14
Bab 14 - Teman Ana
15
Bab 15 - Kesombongan Ana
16
Bab 16 - Sudah Menikah
17
Bab 17 - Tidak Ingin Malu
18
Bab 18 - Lihat Aku
19
Bab 19 - Sah
20
Bab 20 - Malam Pertama
21
Bab 21 - Kesempatan
22
Bab 22 - Menolak
23
Bab 23 - Ngeyel
24
Bab 24 - Kompor
25
Bab 25 - Malam Itu
26
Bab 26 - Eksperimen
27
Bab 27 - Berkunjung
28
Bab 28 - Krek
29
Bab 29 - Menemui Ana
30
Bab 30 - Salah Paham
31
Bab 31 - Seperti Pencuri
32
Bab 32 - Telur Ceplok
33
Bab 33 - Lala Baper
34
Bab 34 - Menolak
35
Bab 35 - Perhatian Lala
36
Bab 36 - Belum Waktunya
37
Bab 37 - Lala Berubah
38
Bab 38 - Pantai
39
Bab 39 - 3 Bulan
40
Bab 40 - Tidak Sabaran
41
Bab 41 - Tidak Peduli
42
Bab 42 - Menurut
43
Bab 43 - Merawat
44
Bab 44 - Seolah Mimpi
45
Bab 45 - Mulai Berubah
46
Bab 46 - Canggung
47
Bab 47 - Kencan?
48
Bab 48 - Memulai
49
Bab 49 - Mas Andra
50
Bab 50 - Rumah Baru
51
Bab 51 - Makin Menggemaskan
52
Bab 52 - Kondisi Ana
53
Bab 53 - Selamanya
54
Bab 54 - Ting Ting Ting Ting
55
Bab 55 - Menjual Kesedihan
56
Bab 56 - Hanya Andra Seorang
57
Bab 57 - Lala Atau Ana
58
Bab 58 - Karena Lala
59
Bab 59 - Jujur
60
Bab 60 - Dilarang Masak
61
Bab 61 - Kunjungan
62
Bab 62 - Jatuh Cinta
63
Bab 63 - Sikap Andra
64
Bab 64 - Sudah Berakhir
65
Bab 65 - Tidak Sopan
66
Bab 66 - Perkelahian
67
Bab 67 - Tamu
68
Bab 68 - Meminta Izin
69
Bab 69 - Menjemput Lala
70
Bab 70 - Hamil
71
Bab 71 - Kembali Pindah
72
Bab 72 - Perlakuan Andra
73
Bab 73 - Ikut Hamil
74
Bab 74 - Bawaan Anak
75
Bab 75 - Mencintaimu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!