Agnes sedang berlari menuju kelas Pak Edward, gawat sekali jika Ia telat di hari pertamanya mengulang kelas Pak Edward.
Pak Edward sangat tegas jika masalah kehadiran.
Entah mengapa Ia tidak mendengar suara Alarm dari ponselnya tadi pagi.
Akhirnya jam sembilan tepat, Ia sudah tiba di kelas tepat waktu.
Untungnya Pak Edward belum datang, Agnes mencari bangku kosong dan duduk di sana.
Ia melihat sekeliling untuk mencari mungkin ada teman satu tingkatnya yang mengulang mata kuliah Pak Edward, tapi ternyata hanya Agnes yang mengulang mata kuliah statistik.
Agnes malah bertemu dengan Brian, adik kelas yang sama sama ikut kegiatan donor darah waktu itu.
Ketika Agnes sedang melihat sekeliling, matanya terpaku kepada sosok laki laki yang sedang tersenyum dengannya, yang kemudian Ia mengenalinya sebagai Brian.
Mata mereka beradu, Brian melemparkan senyum kepada Agnes sembari mengangguk seperti menyapa.
Agnes terlihat senang karena di kelas ini ada seseorang yang Ia kenal.
Tidak lama Pak Edward datang dan ia langsung memulai kelasnya.
Memang Pak Edward dosen yang Killer, di hari pertama saja sudah memberikan tugas untuk mahasiswanya.
" Sebagai perkenalan, tolong kerjakan tugas di halaman lima sampai tujuh dan kumpulkan minggu depan ya. Dan dari yang saya ajarkan apakah ada pertanyaan? "
Hening..Tidak ada yang mengajukan pertanyaan pada Pak Edward.
" Baik jika tidak ada, kelas hari ini kita sudahi saja. Terima kasih semuanya " Pak Edward keluar dari kelas.
Kelas seketika menjadi riuh karena tugas yang di berikan oleh Pak Edward.
Karena kelas Agnes masih dua jam lagi, Ia memutuskan untuk mengerjakan tugasnya dulu di dalam kelas.
Brian yang melihat Agnes masih fokus dengan bukunya mencoba menghampirinya untuk menyapa.
" Halo Kak Agnes"
Agnes mengangkat kepalanya dan melihat Brian yang sedang berdiri di sampingnya sambil tersenyum.
" Halo Brian, kita ternyata sekelas ya"
" Kakak sedang perbaikan nilai mata kuliah Pak Edward? "
"Iya siapa tahu nilainya bisa jadi A kan" Ujar Agnes sambil tersenyum.
Brian melihat apa yang sedang dikerjakan Agnes, ternyata Agnes sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh Pak Edward.
" Kakak lagi ngerjain tugas Pak Edward? "
" Iya nih Brian, Tapi ada yang aku masih belum ngerti"
" Bagian yang mana Kak? mungkin aku tahu"
Agnes memberikan buku catatannya kepada Bryan dan menjelaskan bagian mana yang ia tidak mengerti.
Tanpa Agnes duga ternyata Brian cukup mahir dalam statistik, Iya bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Pak Edward.
Agnes memperhatikan Brian yang sedang menyelesaikan tugas, Ia merasa kagum dengan Brian karena ia bisa mengerjakan tugas itu dengan benar dan cepat.
Bukan hanya itu, Agnes juga senang cara Brian mengajarinya sehingga ia menjadi mengerti dengan tugas yang diberikan oleh Pak Edward.
Selama Brian mengajarinya, Agnes memperhatikan Brian dengan cermat. Brian bukan termasuk cowok tampan, tapi jelas sekali bahwa dia memiliki kepintaran sehingga Ia memiliki daya tarik tersendiri.
" Wah kamu hebat juga ya " Puji Agnes.
Sebagian laki-laki jika dipuji seperti itu oleh lawan jenisnya biasanya mereka akan bersikap bangga karena memiliki kemampuan lebih dan menjadi nilai tambah baginya.
Tapi tidak dengan Brian, Ia selalu merendahkan dirinya dengan bilang " Tidak biasa saja Kak "
Itu membuat Agnes menjadi kagum pada sosok Bryan.
Tidak sampai tiga puluh menit soal dari Pak Edward sudah selesai.
"Semoga benar ya Kak jawabannya, karena aku juga baru belajar tentang statistik"
Jika Agnes melihat sekilas sepertinya tidak ada yang salah dari jawaban Brian. Agnes yang semula tidak bisa mengerjakan soal ini, dengan bantuan Bryan menjadi mengerti dengan soal-soal statistik.
"Kak Agnes nggak ada kuliah lagi hari ini? "
" Ada tapi masih dua jam lagi nih, teman-temanku juga pasti belum dateng sih kalau masih jam segini. Makanya tadi aku ngerjain soal Pak Edward dulu " Ujar Agnes sambil membereskan alat tulisnya dan memasukkan ke dalam tas.
"Terus sekarang mau ke mana Kak?"
" Hmm..Aku juga nggak tahu sihmungkin nunggu di kelasku "
" Dua jam kan masih lama Kak, atau Kakak mau ikut aku ke coffee shop yang baru buka di depan? "
Agnes jadi ingat coffee shop baru yang buka di depan kampusnya, Ia dan Neli Berencana untuk mampir tapi sampai saat ini belum juga terlaksana.
Karena konsep tempat yang unik membuat Agnes penasaran seperti apa sebetulnya coffee shop itu dan tanpa berpikir panjang ia mengiyakan ajakan dari Brian.
Mereka berdua pun berjalan menuju coffee shop sambil bercerita kecil. Walaupun lebih banyak Agnes yang bercerita tentang latar belakangnya.
Sesampainya di Coffee Shop Agnes memesan butter scotch coffee sedangkan Brian memesan Long Island.
Mereka duduk di sudut Cafe.
Kamu senang kopi banget ya? "
"Lumayan sih Kak hampir setiap hari Kayaknya aku ngopi, makanya senang banget sekarang ada coffee shop baru di depan kampus"
" Oh kamu sering ke sini? "
"Sudah beberapa kali sih Kak"
" Nggak usah manggil aku Kakak, panggil aja namaku Agnes biar kelihatan lebih akrab"
" Nggak apa-apa Kak? "
" Ya nggak apa-apa santai aja Brian"
"Oke kalau begitu Nes "
Coffee shop siang ini terlihat ramai, mungkin karena bersamaan dengan jam makan siang sehingga banyak mahasiswa dan beberapa dosen yang makan siang di coffee shop ini.
Tapi untung saja tidak ada dosen yang mereka berdua kenal sehingga tidak harus menyapa.
"Aku minta nomormu dong Brian, jadi nanti kalau ada tugas aku bisa nanya ke kamu boleh? "
" Boleh Kak" Dan Brian menyebutkan dua belas digit nomor telepon yang langsung Agnes simpan.
Selama mereka mengobrol, Agnes merasa Brian memiliki wawasan yang sangat luas. Ia bisa menjawab apapun pertanyaan yang dilontarkan oleh Agnes, seperti ensiklopedia berjalan, bahkan hal random pun dia bisa jawab.
" Kamu senang baca ya Brian? "
" Lumayan senang sih Kak, karena dari kecil aku dibiasakan sama mama untuk membaca buku setiap harinya. Jadi seperti sudah kebiasaan untuk membaca buku"
" Oh pantes aja wawasanmu sangat luas mungkin karena kamu rajin membaca"
" Ah tidak juga Kak" Seperti biasa Brian selalu merendah.
Tidak terasa mereka sudah satu jam di coffee shop itu dan Agnes harus melanjutkan kelasnya kembali.
" Tiga puluh menit lagi kelas aku mulai nih Brian, aku duluan ya" Agnes mengambil tas dan menyelempangkan nya di bahu.
"Oke Kak makasih banyak udah mau nongkrong sama aku" Agnes hanya tersenyum mendengar perkataan Brian.
"Duluan ya " Ujar Agnes sambil berdiri dari kursinya untuk keluar dari Coffee Shop.
Tidak sengaja ia bertemu dengan Nelly yang baru turun dari ojek online.
Agnes langsung memanggil Nely agar mereka berdua bisa bersama-sama menuju kelasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments