UGD rumah sakit

Agnes Dan beberapa temannya sedang menunggu Vanessa yang berada di ruang UGD rumah sakit.

Kami semua bingung kenapa tiba-tiba Vanessa ambruk seperti itu. Beberapa dari kami menduga jika Vanessa kecapean dan belum makan malam.

Di bilik tempat dokter melakukan tindakan untuk Vanessa banyak perawat wara-wiri membawa beberapa alat.

Mereka semua melihat adegan itu dengan perasaan was-was.

Yang semula mereka hanya menduga Vanessa hanya kecapean, namun setelah melihat dokter dan perawat memasang beberapa alat kepada Vanessa mereka yakin Vanessa mengalami sesuatu hal yang berat.

Mereka mendengar suara seperti alat kejut jantung yang biasa Agnes dengar pada saat menonton film.

Jika memang benar itu adalah alat kejut jantung artinya Vanessa sedang dilakukan pertolongan untuk mengejutkan jantungnya yang detaknya sudah abnormal.

Suasana di UGD semakin mencekam ketika kami mendengar berkali-kali dokter menghitung 1 2 3, tapi detak jantung Vanessa tidak juga normal.

Sampai akhirnya tidak ada lagi terdengar suara dari dokter, situasi di bilik Vanessa terlihat lebih sunyi dibanding sebelumnya.

Tidak Berapa lama dokter dan beberapa perawat keluar dari bilik Vanessa dan mendekat ke arah kami.

" Apa ada keluarga Vanessa? "

"Tidak ada dokter, hanya kami yang ada di sini " Jawab Melisa.

" Apa bisa dihubungi orang tuanya dan tolong kabari bahwa Vanessa sudah meninggal dunia di jam dua dini hari, dikarenakan gagal bernafas"

Kami semua terkejut mendengar ucapan dari dokter jaga.

Pada saat kami masih bersiap-siap di kosan Melisa, Vanessa masih terlihat baik-baik saja. Ia bahkan masih bercanda bersama kami dan tidak terlihat sakit.

Melisa mengambil handphone Vanessa untuk menghubungi keluarga Vanessa yang berada di Cilegon.

Mereka semua ketakutan, selain karena Vanessa yang tiba-tiba meninggal dunia mereka juga takut jika pihak keluarga menyalahkan mereka semua atas kepergian Vanessa.

Berkali-kali Melisa menghubungi nomor telepon Ibu Vanessa tapi tidak juga ada jawaban, mungkin karena sudah tidur.

Akhirnya Vanessa mencoba menghubungi nomor telepon Kakak Vanessa. Di dering kedua Kakak Vanessa mengangkat teleponnya.

" Halo dengan Kak Alvin ya? "

" Iya Kak kita mau nyampein kabar Kalau Vanessa meninggal dunia jam dua dini hari Kak di Rumah Sakit Persahabatan "

Terdengar suara histeris dari seberang telepon. Kakak Vanessa menangis sangat hebat sampai-sampai kami dapat mendengar suaranya walaupun telepon tidak di speaker.

Jarak dari Cilegon ke Jakarta kurang lebih hanya sekitar 1 Jam Saja, Kak Alvin meminta kami untuk menunggu kedatangan mereka.

Setelah mengabarkan keluarga Vanessa, kami di izinkan untuk melihat Vanessa bergantian.

Di atas kasur Vanessa seperti tertidur dengan wajah yang puncak. Aku melihat semua temanku mengusap air matanya dan menangis dalam diam.

Mereka sudah berusaha secepat mungkin membawa Vanessa ke Rumah Sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan namun Tuhan berkehendak lain.

Karena pakaian mereka terlalu seksi dan menjadi pusat perhatian beberapa orang, Melisa dan yang lain pulang terlebih dahulu ke kosan untuk mengganti pakaiannya.

Sedangkan Nely dan Agnes memilih untuk menunggu di UGD saja dan minta untuk di bawakan pakaian ganti.

" Umur benar-benar enggak ada yang tahu ya. Kayaknya beberapa menit yang lalu Vanessa masih sehat-sehat saja dan sekarang udah nggak ada aja"

" Bener, rasanya seperti mimpi. Tadi belum jelas juga ya kenapa Vanessa meninggal dunia "

"Iya dokter hanya bilang kalau Vanessa gagal bernafas"

Mereka berdua duduk dan sibuk dengan pikirannya masing-masing.

" Kayaknya ini terakhir kalinya gue clubbing deh Nes"

" Bagus kalau begitu Nel, tempat itu terlalu sesak dengan asap rokok benar-benar tidak sehat "

"Ya seenggaknya kita tahu ya bentuk klub malam itu seperti apa, mungkin aja nanti anak kita bertanya kan jadi kita bisa menjawabnya "

Tentu kami semua tidak akan melupakan kejadian hari ini.

Tidak lama setelah aku dan Nely berganti pakaian, keluarga Vanessa tiba di Rumah Sakit.

Kak Alvin dan Kakak Vanessa yang lain memapah kedua orang tua Vanessa yang terlihat lemas.

Kami bertiga memeluk keluarga Vanessa untuk memberikan kekuatan.

Setelah itu kami antar untuk menemui Vanessa.

Ibu dan Bapak Vanessa terlihat menangis meraung raung, beberapa kali Kakak Vanessa harus menenangkan kedua orang tuanya yang terlihat sangat kehilangan.

Tidak berapa lama dokter jaga yang tadi membantu memberikan pertolongan untuk Vanessa menghampiri kami.

Menurut informasi dari dokter, Vanessa mengalami gagal jantung sehingga menyebabkan Vanessa kesulitan bernafas.

" Kami titip orang tua kami dulu ya karena ingin mengurus kepulangan Vanessa " Ucap Kak Alvin.

Aku dan Melissa memeluk kedua orang tua Vanessa tang masih menangis.

Terlihat jelas kedua orang tua Vanessa sangat menyayangi Vanessa, karena itu keduanya terlihat sangat kehilangan sekali.

Pagi itu juga jenazah Vanessa langsung di bawa ke cilegon menggunakan mobil Ambulans.

Keluarga Vanessa yang di wakili oleh Kak Alvin mengucapkan terima kasih kepada kami.

" Terima kasih ya karena sudah membawa adik kami ke Rumah Sakit dan menunggu sampai kami datang " Ujar Kak Alvin sambil menyalimi kami satu persatu.

" Iya Kak sama sama, hati hati di jalan ya kak. Maaf kami nggak bisa ikut ke rumah duka karena besok masih ada kuliah "

" Iya tidak apa apa, kami pamit dulu ya " Kak Alvin langsung ikut masuk ke dalam mobil ambulans Vanessa.

" Gue langsung pesan taxi online ya " Melissa sedang mengetik di handphonenya.

" Anak anak tadi langsung pulang semua Mel? "

" Iya langsung pada pulang semua kecuali si Irene, karena kosan dia nyatu sama ibu kosnya jadi nggak enak kalau pulang jam segini "

Aku melihat ke arah Nelly yang dari tadi tidak ada suaranya, Iya terlihat mengantuk dan menguap beberapa kali.

" Lo nginep di kosan gua aja Nel, udah ngantuk gitu nanti malah jatuh lagi"

" Iya deh Nes gue nginep di tempat Lo ya ngantuk banget gue"

Wajar saja jika mengantuk, Jam sudah menunjukkan pukul empat pagi, Agnes sudah bisa mendengar suara tarhim dari masjid.

Di saat sebagian orang hendak melakukan salat Subuh tapi mereka bertiga baru pulang dan besok siang ada kelas kembali.

Agnes sudah berpikir bahwa ini adalah pertama dan terakhir kalinya ia pergi ke klub malam.

Semoga Nely juga tidak tergoda lagi untuk pergi ke klub malam Agar tidak mengajak Agnes kembali.

Taksi online yang dipesan oleh Melisa sudah tiba di depan lobi UGD. Mereka bertiga pulang ke kosan mereka yang tidak jauh satu sama lain.

Agnes melihat ke arah luar jendela ketika kaca mobil diketuk oleh seorang anak kecil yang sedang mengamen di lampu merah.

Agnes membuka kacanya dan memberikan uang kepada anak kecil itu. Kasihan sekali anak kecil itu, seharusnya ia masih tertidur nyenyak di kasurnya namun di usianya yang kecil ia sudah harus mencari nafkah pagi-pagi buta seperti ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!