Agnes sedang mendaftarkan diri untuk menjadi volunteer kegiatan donor darah di kampusnya yang akan di selenggarakan minggu depan.
Ia melihat sudah ada sepuluh nama yang berpartisipasi dalam kegiatan donor darah itu.
" Yakin nih kamu nggak mau daftar juga untuk jadi volunteer Nel? "
" Aku sih sebenarnya mau aja jadi volunteer Nes, tapi kan kamu tahu sendiri aku takut darah. Nanti yang ada aku akan pingsan begitu membantu dalam kegiatan ini "
Ia jadi teringat kejadian enam bulan yang lalu, ketika mereka mengalami kecelakaan motor karena di serempet oleh sebuah mobil.
Kami berdua sedang dalam perjalanan pulang sehabis ngeprint tugas kami.
Kondisi jalan saat itu tidak terlalu padat, kecepatan ku pun hanya sekita 60-80km/jam.
Tiba tiba dari arah belakang ada mobil pajero dengan kecepatan tinggi yang menyerempet kami.
Kami berdua mental dan kami terseret beberapa meter dengan Nely yang berada di atas badanku.
Saat itu aku mengalami luka luka di tangan dan kaki.
Bahkan telapak tanganku mengeluarkan banyak darah pada saat itu.
Kami di bantu oleh beberapa warga yang berada di lokasi kejadian, karena mobil yang menabrak kami langsung kabur melarikan diri.
Aku dan Nely sama sama mengecek kondisi masing masing ketika badan kami berhenti terseret.
Ketika Nely melihat telapak tanganku yang penuh dengan darah Ia pingsan.
Kami langsung di bawa ke UGD oleh warga. Dokter sampai heran mengapa Nely yang pingsan, karena setelah di cek Nely tidak memiliki luka yang serius.
Aku bahkan lebih terluka parah saat itu. Enam belas jahitan di telapak tanganku. Sepanjang itu lukaku, pantas saja banyak darah yang keluar.
Disitulah aku mengetahui bahwa Nely takut akan darah. Reaksinya ketika melihat darah akan seperti saat ini yaitu pingsan.
Baru selesai aku di jahit, Nely siuman dari pingsannya.
Ia langsung bangun dan mengecek keadaan Agnes.
" Kamu gimana Nes, aku lemes banget tadi melihat darah di tangan kamu"
" Alhamdulillah aku nggak apa-apa Nel, tadi Udah dijahit juga sama dokter "
Nely terlihat meringis mendengar ucapanku " Sakit ya Nes? "
" Lumayan sakit Nel tapi sekarang sudah enakan. Oh ya Nel nanti kamu yang bawa motornya nggak apa apa ya? "
" Iya aku bisa Nes "
Dan begitulah hari kami berakhir, pulang ke kosan dengan enam belas jahitan di telapak tangan dan stang motor yang belok ke kanan.
" Kalau tidak kamu daftar saja bagian yang membagikan makanan kepada peserta donor "
" Memang ada? "
" Biasanya setiap donor darah, semua peserta akan di bagikan makanan ringan dan susu Nel "
" Wah boleh kalau begitu " Nely langsung menulis namanya di daftar volunteer sekaligus memberikan note untuk di bagian pemberi makanan.
Setelah itu kami berdua langsung pulang ke kosan masing masing
*******
Balai sidang kampus hari ini terlihat lebih ramai dari hari biasanya.
Sedari pagi para panitia sudah sibuk mengatur semua peralatan yang di butuhkan untuk donor darah.
Semua ranjang dan kursi sudah di susun rapih, alat medis dan kantung darah sudah di siapkan semua.
Nely sedang mengintip ke luar ruangan sambil melihat situasi di luar.
" Ramai banget Nes di luar "
" Alhamdulillah kalau begitu, berarti tambah banyak orang yang peduli dengan donor darah "
" Emang manfaatnya apaan sih? "
" Selain untuk membantu sesama juga bisa mengurangi penyakit jantung, menurunkan resiko kanker bahkan bisa menurunkan berat badan "
" Banyak juga ya manfaatnya, sayang gue ga bisa ikut "
" Ga apa apa, ga semua orang juga bisa ikut donor darah. Kalo dia darah rendah atau kondisi badannya nggak fit ya nggak bisa donor juga "
" Oh gitu ya " Nely terlihat mengangguk.
" Semua panitia bisa briefing dulu ya " Kak Alfi memberitahukan kepada panitia untuk berkumpul dahulu.
Di dalam briefing nya Ia mengingatkan kembali untuk melakukan prosedur yang sudah di informasikan dan jangan sampai lalai.
Setelah briefing selesai acara donor darah pun di mulai.
Agnes bertugas membantu dokter dan perawat dalam mengambil darah darah dari para peserta.
Di sebelah Agnes ada laki laki yang wajahnya baru Agnes lihat, Ia melihat laki laki itu sangat gesit dan sigap membantu para tenaga medis.
Selama Ia bekerja wajahnya pun selalu tersenyum seolah olah Ia sangat menikmati apa yang sedang Ia kerjakan.
Laki laki itu bertubuh tegap dan terlihat sangat rapih sekali, beberapa detik Agnes memperhatikannya sampai akhirnya Ia sadar bahwa Ia sedang bekerja.
Kurang lebih ada sekitar dua ratus orang yang mengikuti kegiatan ini.
Semua berlangsung tertib dan lancar sampai kegiatan terakhir.
Setelah para peserta dan tenaga medis sudah pulang, para panitia membereskan kembali peralatan peralatan dan membersihkan sampah.
Padahal panitia sudah menyiapkan banyak tempat sampah di beberapa titik, tapi tetap saja masih ada orang yang meninggalkan sampah makanan dan minuman begitu saja.
Agnes sudah mengumpulkan sampah sampah dan dimasukkan ke dalam karung. Ketika ia mau mengangkatnya laki-laki yang Agnes perhatikan tadi menghampirinya.
" Biar aku saja yang bawa Kak " Tanpa menunggu jawaban Agnes, Ia langsung mengikat karung yang berisi sampah itu.
" Oh Iya makasih, kamu Mahasiswa baru? " Tanya Agnes heran karena ia memanggilnya dengan sebutan kakak.
" Ia kak aku maba, nama aku Brian Ka dari fakultas ekonomi " Brian tersenyum memperlihatkan barisan giginya yang rapi dan terlihat bersih.
Setelah diikat ya langsung membawa karung-karung itu dan dimasukkan ke dalam box sampah.
Ia juga tidak hanya membantu Agnes tetapi membantu panitia yang lainnya juga.
Sambil mengumpulkan sampah Agnes memperhatikan Brian. Ia terlihat ringan tangan dan rajin sekali.
Sedari tadi Ia bergerak mengambil semua sampah sendirian dan senyum tidak lepas dari bibirnya, Agnes sangat senang laki laki seperti itu.
Rajin dan suka menolong, mungkin jika bertemu lagi Ia akan mengajaknya menjadi volunteer juga di kegiatan sosial lainnya.
" Hayo ngeliatin apa? Bukannya ngumpulin sampah malah bengong "
Lamunan Agnes pecah karena Nely yang tiba tiba datang dan menepuk pundaknya.
" Istirahat bentar Nel "
" Ah kayanya lagi merhatiin Brian dari tadi " Nely tertawa puas.
" Itu juga sih, keren banget itu anak dari tadi gue liatin ngebantu banyak orang "
" Bukan cuma Lo yang merhatiin dia Nes, tadi pas gue ngebersihin di dekat pintu masuk, anak-anak yang lain juga pada ngomongin Bryan"
" Wah, apa katanya? "
" Ya sama kaya apa yang Lo bilang, dia rajin dan ringan tangan "
" Nah kan bener, tapi lo tau ga dia ternyata adik kelas kita Nel "
" Wah pantes mukanya masih kiyis kiyis begitu, lo sempat kenalan sama dia? "
" Iya tadi pas dia bantu buangin sampah yang udah gue kumpulin "
" Lo nanya nomor teleponnya nggak? "
" Ih enggak lah Gila apa buat apa gue? " Dan mereka berdua pun tertawa.
" Ya udah ah kita lanjut lagi yuk biar cepat selesai nih kerjaannya"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments