Agnes memandangi nilainya di semester ini, Ia menghela nafas.
" Kayanya aku mau ulang mata kuliah statistik deh "
" Kamu dapet D? " Tanya Nely kaget.
" Nggak sih aku dapat C, tapi aku kayak mau ngurangin nilai C aku gitu biar IPK aku bagus"
" Yakin lu mau ketemu sama Pak Edward lagi? "
Pak Edward adalah dosen statistik kami yang terkenal Killer oleh para mahasiswa.
Ia bahkan pernah berkata jika ada Mahasiswanya yang mengulang di mata kuliahnya, yang semula nilai E itu tidak akan berubah menjadi C tapi hanya mentok dinilai D saja.
Bukan hanya itu, Pak Edward juga selalu disiplin masalah kehadiran. Jika kita telat masuk dalam kelasnya, maka itu akan mempengaruhi nilai kita kedepannya.
Selain itu Pak Edward juga memberikan banyak tugas untuk para mahasiswa. Jadi wajar jika Nely bertanya seperti itu, karena hampir tidak ada Mahasiswa yang mau mengulang di mata kuliah statistik jika dosennya adalah Pak Edward.
" Gue coba aja deh, kali nilai gue bisa jadi B"
" Ya semangat aja deh Nes Lo tau sendiri kan Pak Edward"
Walaupun beresiko, Tapi Agnes tidak mau menyerah Ia akan tetap mencoba untuk mengulang mata kuliah Statistik.
" Lo anterin gue ke ruang jurusan ya buat daftar mata kuliah Pak Edward lagi "
"Oke deh habis itu kita ke kantin ya laper nih gue " Mereka berdua pun berjalan menuju ruang jurusan.
Nely menunggu diluar ruangan sementara Agnes sedang mengurus pendaftaran di dalam.
Begitu keluar dari ruangan, Agnes langsung heboh bercerita " Lo tau nggak tadi gue ketemu siapa di ruang jurusan? "
"Siapa?"
"Pak Edward"
" Gila Lo jodoh banget sama Dia "
" Maka itu kaget banget gue ngelihat Pak Edward di sana"
" Tumben banget ada Pak Edward"
" Iya dia lagi nyebarin undangan pernikahannya gitu deh "
" Jadi beneran ya rumor yang bilang kalau Dia mau nikah? "
" Kayaknya sih begitu udah sampai nyebar undangan "
" Ya semoga habis nikah galaknya berkurang ya jadi predikat dosen Killer lepas deh dari Dia "
"Iya semoga Nanti gue ngulang mata kuliah dia nilainya jadi A ya kan "
" Amin gue doain sepenuh hati " Dan mereka berdua pun tertawa.
" Oh iya Nes si Melisa ngajak kita clubbing nanti malam ikut yuk"
" Duh Lo kayak nggak tau gue aja, gue kurang suka datang ke tempat begituan"
" Ayo dong temenin gue, gue males banget kalau datang sendirian"
" Ya kalau Lo males ngapain Lo dateng"
" Mumpung si Iksan besok pulang kampung, jadi gue bebas deh mau clubbing "
" Ih gila Lo ya, Lo mau main kucing-kucingan sama Iksan? "
" Habis gimana NES gue beneran penasaran banget sama clubbing, tapi Lo tau sendiri kan Iksan nggak pernah mau kalau gue ajak"
" Udah bener begitu, ngapain ke tempat kayak gitu "
" Ya anterin gue dong Nes ya please please" Agnes memandang wajah sahabatnya itu.
Tidak tega akhirnya Agnes mengiyakan ajakan Nely.
" Oke tapi jangan pagi-pagi pulangnya ya"
" Tenang nggak lama kok, Makasih sahabatku sayang " Ucap Nelly sambil merangkul Agnes.
********
" Yakin nih Nel gue pakai baju kayak gini? " Agnes menaikkan bajunya yang Sabrina.
" Udah bagus banget itu nggak usah ditarik-tarik. Katanya lo Nggak mau pakai baju seksi, itu baju Paling sopan di sini"
Agnes memakai baju Sabrina berwarna pink dengan rok di atas dengkul.
" Gue takut masuk angin nih"
" Nggak bakalan masuk angin, udah tenang aja. Udah sana lu make up dulu sama Melisa"
" Katanya tempat clubing kan gelap ya, Kenapa kita harus make up? "
" Ya kan sebelum masuk ke tempat itu banyak yang lihat juga, jadi make up kita harus on Point. Kali aja nanti Lo ketemu calon pacar Lo di sana" Ujar Nelly cekikikan.
Malam ini adalah event Ladies Night di klub malam yang akan kami kunjungi.
Kami berangkat menggunakan 2 taksi yang masing-masing berisi 5 orang di dalam mobil.
Maklum Kami semua adalah perantau sehingga tidak ada yang mempunyai mobil.
" Tenang aja Nes, kata Melisa biasanya nanti pulang ada aja yang dapat cowok jadi kita dapat tebengan gratis deh"
Agnes manut manut saja dengan ucapan Nely karena ia sama sekali tidak tahu dunia malam.
Tidak sampai tiga puluh menit mereka semua sudah sampai di tempat clubbing. Dari luar sudah terdengar suara musik mengalun.
Mereka semua masuk ke dalam ruangan gelap yang sesak dengan asap rokok dan lampu yang berkedip.
Agnes merasa tidak nyaman berada di tempat ini karena Ia merasa sulit sekali bernafas.
Tapi karena sudah sampai di sini, tidak mungkin juga untuk ia pulang.
Mereka semua mulai turun ke lantai dansa untuk berjoget.
yang lain sangat menikmati lagu yang sedang diputar oleh DJ yang berada di atas panggung.
Agnes melihat Nelly sudah bergerak lincah di Lantai Dansa. Bahkan ada beberapa teman yang mulai merokok sambil berjoget.
" Ayo Nes joget aja nggak usah malu-malu " Ujar Nely sambil berteriak karena suaranya balapan dengan suara musik.
Agnes mulai berjoget mengikuti alunan lagu. Tidak berapa lama datang beberapa pria mendekati rombongan mereka.
Mereka mengajak kami berkenalan dan ikut minum bersama di meja mereka.
Semua teman Agnes mengikuti pria-pria itu dan itu membuat Agnes heran.
" Udah ikut aja Nes, lumayan tahu dapat minum gratis"
Di tempat duduk mereka sudah ada tiga teman lainnya sehingga jumlah laki-laki itu ada sekitar tujuh orang.
Mereka terlihat lebih tua daripada kami. Kami semua berkenalan satu sama lain dan mereka menawarkan minum kepada kami.
Melisa dan teman-teman Agnes yang lain asik ngobrol bersama laki-laki yang baru mereka kenal di sana.
" Gue pesenin waterfal mau ya? "
" Boleh-boleh" Jawab Melisa semangat.
Walaupun baru kenal Tapi laki-laki itu dan beberapa temannya sudah saling mengobrol dan berpelukan seolah-olah mereka sudah lama mengenal, Padahal baru beberapa menit saja mereka bertemu.
Karena sofa tidak cukup untuk mereka semua, jadilah Agnes dan Vanessa berdiri di depan meja.
Agnes baru memperhatikan Vanessa, Sepertinya iya tidak dalam keadaan baik karena wajahnya terlihat pucat.
" Kamu nggak apa-apa Sa? "
" Nggak apa-apa Nes "
" Tapi muka lo pucat banget Terus keringat Lo
banyak banget tuh"
" Beneran gua nggak apa-apa"
Vanessa menyender di kursi, terlihat sekali kondisinya tidak baik-baik saja karena semakin lama ia terlihat semakin sempoyongan dan lemas.
Dan benar saja tidak sampai beberapa lama Vanessa ambruk dan tidak sadarkan diri.
Agnes yang melihat Vanessa jatuh, langsung menangkapnya dan meminta bantuan kepada teman-teman yang lain.
Kami membawa Vanessa ke rumah sakit terdekat. Agnes masih merasakan denyut nadi Vanessa walaupun tubuhnya terasa sangat dingin.
Niat mereka untuk bersenang-senang malam itu pun harus terhenti dan mereka semua menemani Vanessa ke rumah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments