Aryo tarik paksa tangannya Irva untuk masuk kedalam rumahnya, membuat Irva semakin kesel dengan perlakuan kasar yang dilakukan oleh Aryo.
" Lepas kan, memangnya kamu siapa? Bisa seperti ini ke saya? Enak saja pegang tangan saya seperti ini?" Tanya Irva penuh emosi menatap Aryo, yang seenaknya.
" Habisnya jalan kamu lama sekali, saya ingin semuanya cepat selesai dan orang tua kamu cepat pulang dari sini" Tegas Aryo menatap sinis kearah Irva, yang menahan sakit.
" Tapi saya tidak mau ditarik paksa seperti ini, hargai saya dong sebagai perempuan, saya juga mau cepat pergi dari sini dan malas ketemu dengan laki laki kasar seperti kamu. Jadi jangan anggap saya ingin berlama lama dengan kamu" Bentak Irva tidak terima diperlakukan seperti ini oleh Aryo.
" Kenapa ribut disini? Bukannya cepetan ke kamar ayah kamu Aryo?" Tanya Bunda nya Aryo menatap anaknya, yang kasar dengan Irva.
" Ini mau ke kamar bunda, tapi perempuan ini jalannya lambat sekali, akhirnya ditarik tangannya eh justru marah marah seperti ini." Lanjut Aryo tidak merasa bersalah, sudah kasar dengan Irva.
" Walaupun lama tapi bukan berarti kamu bisa kasar seperti ini, cuman karena jalan lama kan kasihan dilihatnya." Lanjut Bunda nya Aryo, menyayangkan sikap anaknya seperti ini ke orang lain
" Tante mana orang tua saya? Saya mau ajak mereka pulang dan saya menolak dijodohkan oleh laki laki kasar seperti Aryo, saya tidak ingin menderita selama menjalani rumah tangga bersama dia" Tegas Irva yang tidak ingin menderita apa lagi dijodohkan seperti ini
" Ada dikamar dan maafkan anak Tante yah" Lanjut Bunda nya Aryo sedih, karena anaknya tidak bisa menjaga sikap dan ucapan sama sekali.
Irva dengan perasaan kesal akhirnya mau diajak ke kamarnya orang tuanya Aryo, saat tiba didalam kamar, Irva kaget melihat ayah nya Aryo terlihat sakit parah, sampai kedua orang tuanya mau menunggu seperti ini.
" Akhirnya kamu tiba juga Irva, apa kabar nak, sudah lama Irva tidak kesini?" Tanya Ayah nya Aryo lemah.
" Tidak baik baik om, tangan Irva sakit om, karena ditekan oleh Aryo dan ditarik paksa untuk kesini om." Ucap Irva terus terang, Irva tidak ingin bersikap manis karena jika Irva bersikap manis, maka perjodohan akan dilanjutkan
" Irva, jangan bicara seperti itu nak" Protes Ayah nya Irva, yang tidak ingin membuat ayah nya Aryo sedih karena anaknya tidak bisa bersikap manis ke Irva.
" Aryo menolak perjodohan ini, dan tidak rela dipaksa nikah dengan perempuan seperti Irva, Jadi sekarang om dan Tante lebih baik pergi dari sini karena tidak akan ada pernikahan diantara kita." Tegas Aryo menatap sinis kedua orang tuanya Irva.
" Aryo, kamu tidak sopan sekali dengan orang tua, jaga sopan santun kamu, jangan seperti ini, mereka calon mertua kamu" Tegas Ayah nya Aryo, sambil pegang dadanya terasa sakit sekali, setelah mendengar ucapan anaknya yang tidak sopan seperti ini.
" Maaf pak, sepertinya saya juga tidak setuju anak saya menikah dengan laki laki yang tidak tahu sopan santun seperti ini, saya kira pertemuan kita berakhir disini saja." Tegas Ayah nya Irva yang tersinggung dengan sikapnya Aryo yang tidak tahu sopan santun, dan seenaknya kasar dengan Irva.
" Saya mohon, jangan batalkan perjodohan ini." Lanjut ayah nya Aryo pelan, ayah nya Aryo pegang dadanya semakin terasa sakit dan sangat menyiksa sekali rasanya.
" Ayah?" Tanya Aryo melihat ayah nya tidak sadarkan diri, setelah ngeluh sakit dan pegang dadanya
" Inalillahi" Lanjut Ayah nya Irva pelan, setelah periksa tidak ada denyut nadi sama sekali.
" Tidak mungkin om, ini karena kalian membuat ayah saya pergi seperti ini" Teriak Aryo sedih dan tidak terima ayah nya meninggal dunia.
" Enak saja, apa kamu lupa ucapan kamu tadi, yang membuat ayah kamu ngeluh sakit hah, kalo punya mulut itu dijaga dan peduli juga dengan keadaan orang lain, dan sekarang ayah kamu meninggal menyalakan saya dan orang tua saya? Enak sekali?" Tanya Irva tidak terima disalahkan atas meninggalnya ayah nya Aryo.
" Sudah cukup, sekarang kalian diam dan kita akan melakukan proses pemakaman hari ini juga." Tegas Ayah nya Irva, mulai pusing mendengar Irva dan Aryo berantem terus.
Aryo melihat bunda nya nangis atas kepergian ayah nya, merasa bersalah sekali, andaikan Aryo bisa menjaga sikap dan ucapan kejadian seperti ini tidak akan terjadi. ayah nya Irva ngurus jenazah ayah nya Aryo sampai pemakaman nanti, bunda nya Irva berusaha menenangkan bunda nya Aryo yang syok atas kepergian suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments