Ara yang malang

Sudah satu bulan lamanya Bapak tinggal kembali bersama kami.

Dan kedatangan Bapak kembali kepada keluarga malah membuat Beban Ara semakin bertambah.

Bapak tidak mencoba mencari kerja setelah perusahaannya bangkrut. Setiap hari yang Bapak kerjakan hanya duduk di bale bale sambil merokok dan main handphone.

Benar benar parasit dan tidak tahu malu. Bahkan walaupun tidak bekerja Ia meminta jatah rokok setiap hari kepada Ibu.

Penghasilan Ibu sebagai buruh cuci yang tidak seberapa itu masih dimintanya juga untuk membeli rokok.

Sampai saat ini Ara juga tidak mengerti mengapa ibunya masih saja melayani bapaknya itu.

Ara menghela nafas setelah membagi uang gajiannya untuk kebutuhan rumahnya.

Dari gaji yang Ia dapat, Ia sudah mengalokasikan untuk keperluan dapur, rumah, sekolah, ongkos dan kesehatan. Dan hanya tersisa kurang dari seratus ribu.

" Neng neng " Pintu Ara di ketuk oleh Neneknya.

Ia langsung bergegas membukakan pintu " Ada apa Nek? "

" Neng lihat gigi palsu nenek? Nenek cari cari nggak ketemu "

Padahal ini sudah hampir jam sepuluh malam, bahkan semua orang di keluarga ini sudah masuk kedalam kamarnya masing masing untuk tidur.

" Mau buat apa nyari gigi palsu Nek? " Tanya Ara yang heran dengan Nenek.

" Bentar lagi kan pagi, Nenek mau jalan keluar Neng "

" Ini masih malam Nek "

" Sudah mau pagi tadi Nenek denger suara ayam " Nenek terlihat kesal karena kemauannya tidak di turuti.

" Ayo Ara bantu cari gigi palsunya Nek "

Ara menggandeng Nenek keluar dari kamarnya menuju kamar Nenek.

Ara melihat gelas yang biasa untuk menaruh gigi palsu Nenek dan memang kosong.

Ia mencari di bawah meja, bawah kasur dan ternyata gigi palsunya ada di dalam lemari baju Nenek.

Ara langsung membersihkan gigi palsu nenek dan di taruh di dalam gelas kembali.

Setelah itu menemani Nenek sampai tertidur dan kembali ke dalam kamarnya.

Mata Ara memandang langit langit rumahnya. Padahal sudah bertahun tahun menjadi tulang punggung keluarga tapi tetap saja Ia masih merasa berat.

Mungkin tidak ada yang menyadari jika semenjak menjadi tulang punggung keluarga, bukan hanya kesenangannya saja yang Ia tahan.

Ia menjadi tidak bisa bergaul dengan teman-temannya.Di saat teman-temannya yang lain menghabiskan weekend mereka dengan berlibur atau nongkrong di cafe cafe hitz, Ara tidak bisa melakukan itu.

Bahkan teman teman kantornya sudah berhenti mengajak Ara untuk nongkrong di tahun keduanya bekerja.

Teman temannya tahu bahwa Ara tidak akan ikut dalam acara mereka walaupun sudah di ajak.

Ara sudah terbiasa dengan semua perlakuan itu, bahkan ketika teman kantornya ada yang menikah lalu rekan lainnya mengumpulkan uang untuk patungan membeli kado, Ara tidak pernah di ajak.

Bukan hanya itu, ada beberapa laki-laki yang mencoba mendekati Ara tapi ketika tau bahwa Ara adalah tulang punggung keluarganya, mereka mundur teratur.

Ara menjadi kesepian, semua Ia lakukan sendiri.

Dan Ia tidak memiliki bahu untuk tempatnya menangis. Yang Ia punya hanya keluarganya yang selalu menunggunya pulang setiap malam.

Nasib hidupnya membuat Ara menjadi sosok yabg kuat dan tegar. Ia bahkan sudah lupa kapan terakhir kali menangis.

*******

" Ra, pulang kerja kita briefing dulu ya jangan langsung pulang Ok " Ujar Kak Yunus leader mereka.

Briefing bulanan adalah kegiatan yang tidak di sukai olehnya dan teman teman, karena mereka jadi pulang lebih lama dari biasanya.

Jika ada briefing seperti ini, Ara akan sampai rumah jam sepuluh malam dan jam empat pagi Ia sudah harus bersiap siap lagi untuk berangkat bekerja.

Ara dan teman temannya sudah berkumpul di ruang meeting.

Mereka sedang menunggu Kak Yunus dan supervisornya Pak Soleh.

Tidak lama kemudian Pak Soleh dan Kak Yunus datang.

" Selamat sore temen temen, karena sudah sore saya akan mempersingkat briefing hari ini "

" Jadi management ada aturan baru yaitu adanya target yang harus di capai setiap harinya. Target harian yang semula hanya lima puluh komplain yang harus sudah selesai, sekarang menjadi seratus "

Ruangan mendadak riuh karena teman-temannya keberatan dengan target manajemen yang baru.

Bagaimana tidak untuk mengejar lima puluh target komplain saja, mereka harus berusaha keras.

Ara bahkan beberapa kali harus bekerja lembur agar mencapai targetnya tersebut.

" Tenang tenang, target itu bukan saya yang menentukan ya tapi dari manajemen sendiri yang menentukan. Kalau teman-teman bilang itu berat mungkin teman-teman bisa belajar sama Dimas yang selalu bisa mencapai target seratus per harinya"

Ya memang Dimas selalu bisa mencapai target seratus perhari, tapi ya manajemen tidak tahu adalah bagaimana cara Dimas bekerja.

Ia bekerja memang sangat cepat, tapi tidak pernah selesai. Ia hanya menerima komplain, memproses dengan cepat tanpa peduli apakah masalah customer sudah selesai atau belum.

Sering sekali kami menerima bekas komplain dari Dimas yang belum selesai tapi ketika kami cek di layar monitor komplain sudah di tutup oleh Dimas.

Ara dan teman-temannya melirik ke arah Dimas yang sedang senyum-senyum merasa bangga.

Tapi apa mau dikata perusahaan memang hanya meminta angka tanpa tahu kualitasnya seperti apa.

Dan kami semua sudah paham bahwa tidak mungkin untuk menentang manajemen, manajemen akan bilang take it or leave it karena merasa masih banyak orang yang butuh pekerjaan selain kami.

"Oke jadi jika ada yang keberatan bisa temui saya besok ya, terima kasih sudah ikut briefing hari ini semoga kita semua bisa selalu mencapai target yang diminta oleh perusahaan"

Setelah itu Pak Soleh dan Kak Yusuf langsung meninggalkan ruang meeting.

Tinggalah Ara dan teman-temannya yang hanya bisa menggerutu tanpa bisa melawan manajemen.

" Gila target seratus, dua kali lipatnya kita mau gimana ngejarnya coba? "

" Tahu lagi lu ngapain sih Dim tutup kompain sampai segitu banyak, jadi kan dijadiin acuan sama perusahaan. Padahal kita semua tahu lagi cara kerja lo kayak apa " Ujar Mia Sengit.

" Ya lo tinggal ngikutin cara gue aja kali Mi, susah banget. Lagi Mana gue tahu kalau misalkan perusahaan bakal ningkatin target begini. Gue mah kerja ya kerja aja kali nggak mikir macam-macam "

Dimas langsung keluar dari ruang meeting, Ia tahu betul jika ada di ruang meeting lebih lama lagi Ia akan menjadi bulan-bulanan anak-anak.

Ara juga mengikuti Dimas beranjak keluar dari ruang meeting untuk pulang.

Tidak ada gunanya membicarakan masalah ini terus-menerus karena mau bagaimanapun kita harus mengikuti apa kata manajemen jika ingin tetap bekerja di perusahaan ini.

Dan Ara sudah tahu bahwa mulai hari ini Ia akan lembur setiap hari untuk mengejar target perusahaan, karena ia masih ingin tetap bekerja di perusahaan ini.

Terpopuler

Comments

Raudatul zahra

Raudatul zahra

benar² Ara yang malang

2023-09-06

0

Raudatul zahra

Raudatul zahra

kak Yunus thorr..

2023-09-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!