Ara memandang meja makan yang penuh dengan masakan Ibu. Ibu memasak banyak sayur dan lauk pauk, tidak seperti biasanya.
Mungkin ini Semua Ibu lakukan untuk menyambut kedatangan Bapak.
Malam ini pertama kalinya Bapak makan malam bersama kami lagi, setelah bertahun-tahun tidak bertemu Bapak tentu saja itu membuat kami canggung.
Jika dilihat Hanya Ibu saja yang senang dengan kedatangan Bapak, bahkan Nenek yang sudah pikun pun tidak senang dengan kedatangan Bapak.
Ibu menyiapkan alat makan untuk Bapak dan juga Nenek.
Jika orang lain yang tidak mengetahui cerita keluarga kami, pasti berfikir bahwa keluarga kami sangat harmonis.
Huh..Enak sekali Sudah lama tidak pulang dan datang seperti orang yang tidak punya salah apa-apa rutuk Ara dalam hati.
Ara lihat adik-adiknya dan neneknya pun tidak nyaman dengan kehadiran Bapak. Kalau bapak sendiri terlihat ingin menunjukkan bahwa bagaimanapun Ia adalah kepala keluarga di sini dan masih menjadi Bapak mereka, sungguh tidak tau malu.
Pemandangan kami selama makan malam adalah melihat ibu yang sibuk melayani bapak, dan kami yang saling pandang pandangan melihat itu semua.
Ibu bahkan tidak memperhatikan raut wajah kami yang tidak nyaman dengan kehadiran Bapak ketika makan malam.
Biasanya setelah makan malam, aku menyempatkan diri untuk mengobrol dengan adik dan ibuku.
Tapi tidak hari ini, aku terlalu malas untuk mengobrol di ruang tamu.
Dari dalam kamar aku dapat mendengar Ibu dan Bapaknya sedang mengobrol dan beberapa kali tertawa bersama.
Entahlah jangankan melihat muka Bapak, mendengar suaranya saja sudah membuat Ara sangat tidak nyaman, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena bagaimanapun Ibu dan Bapaknya masih dalam ikatan pernikahan.
Ketika sedang memainkan handphone, pintu kamarnya diketuk oleh adiknya Ima dan Ina.
" Teh aku ada PR matematika yang aku nggak bisa, teteh bisa bantu? "
" Mana coba teteh lihat" Ima memberikan buku tugasnya kepada Ara.
Ara memperhatikan tugas adiknya itu, zaman sekarang kurikulum anak kelas 2 SD sudah seperti anak kelas6 SD.
Ara ingat sekali Ia mempelajari tentang perhitungan akar ketika memasuki awal SMP. Namun sekarang adiknya yang baru kelas 2 SD sudah mempelajari tentang akar kuadrat.
" Ina memang belum belajar tentang akar di sekolah?"
" Sudah Teh tapi Ina juga lupa caranya "
Ina adalah adik pertamaku yang berumur 12 tahun dan terpaut lima tahun dari adiknya Ima.
Akan tetapi karena mereka sering main bersama, mereka berdua Sudah Selayaknya teman.
Ara membantu adiknya Ima untuk mengerjakan PR matematikanya.
Dulu ketika sekolah Ara adalah termasuk salah satu murid pintar di kelasnya. Dari SD sampai SMA ia selalu berada di ranking 1 atau 2.
Walaupun siang hari Ia sudah sibuk untuk bekerja, tapi Ia selalu menyempatkan diri untuk belajar ketika pulang bekerja, itulah yang membuat nilai akademiknya selalu baik.
" Gimana udah ngerti Ina sama yang Teteh ajarin? "
" Iya Teh udah ngerti makasih ya teh "
"Ima sama Ina jangan lupa lagi apa yang Teteh ajarin ya, biar nanti kalau ada soal-soal seperti ini lagi Kalian berdua sudah bisa mengerjakannya sendiri"
"Iya Teh" Mereka berdua menjawab berbarengan.
" Ya sudah kalau pr-nya sudah selesai kalian tidur besok pagi sekolah kan "
" Iya Teh " mereka berdua pun keluar dari kamar Ara.
Ketika ia sudah mau tidur, pintu kamarnya diketuk oleh ibunya.
"Neng sudah tidur neng?"
" Belum Bu" Ibu membuka pintu kamar Ara dan langsung masuk ke dalam kamarnya.
Setelah ibu duduk di atas kasur bersama Ara Ibu pun membuka obrolan.
" Neng pasti kaget ya ngeliat Bapak tiba-tiba datang lagi ke rumah ini"
Ara hanya mengangguk saja menjawab pertanyaan ibunya.
" Jadi si Bapak lagi kena musibah Neng, usaha kontraktornya bangkrut karena uang kas kantor di bawah kabur oleh karyawan Bapak"
Ara sudah menduganya, jika bukan karena tidak punya uang tidak mungkin Bapaknya itu akan pulang kembali ke rumah.
" Bukan hanya itu istri muda Bapak juga tidak terima kalau Bapak sekarang sudah bangkrut, Ia lantas meminta cerai kepada bapak dan mengusir Bapak dari rumahnya.
Kasihan neng Bapak kan udah nggak punya keluarga, hanya kita saja keluarga yang masih Bapak punya "
" Tapi selama bertahun-tahun Bapak tega meninggalkan kita Bu satu-satunya keluarga yang Dia punya "
" Itu kan karena Bapak digoda sama perempuan itu Neng"
" Bapak kan bukan anak kecil bu, Kenapa bisa digoda oleh orang lain"
" Sudahlah Neng Ibu Atas nama Bapak minta maaf sama Neng dan adik-adik kalau selama ini Bapak tidak pernah pulang dan tanggung jawab untuk sekolah dan hidup sehari hari "
" Tapi Ibu mohon sekali sama Neng untuk bisa menerima Bapak kembali. Karena kalau bukan kita siapa lagi yang bisa membantu Bapak"
Sebanyak apapun kata-kata yang Ibu keluarkan untuk membela Bapak, tidak bisa membuat Ara mengerti.
Ia ingat betul awal kejadian Bapaknya tidak pernah pulang.
Ibu yang baru saja melahirkan Ima selalu menangis setiap malam.
Adik adiknya yang masih kecil tidak akan ingat betapa menderitanya kondisi keluarga ini setelah Bapak tidak pulang pulang.
Bahkan kami harus mendengar dari orang lain kalo Bapak sudah menikah lagi dengan orang bandung.
Seluruh tetangga mendengar kabar itu, kami menjadi bahan pembicaraan selama berbulan bulan.
Ara yang saat itu sudah SMA menjadi bahan perundungan oleh teman temannya.
Bukan hanya itu, Mereka sudah mulai sulit untuk makan, jika bukan karena uang pensiun kakeknya yang tidak banyak mungkin mereka tidak bisa bertahan hidup.
Ibu mulai menjadi buruh cuci keliling dan membawa Ima yang baru lahir.
Bisa si bayangkan, anak yang baru lahir seharusnya mendapatkan limpahan kasih sayang tapi Ima kecil sudah harus tau kerasnya hidup.
Sampai akhirnya teman sekolahnya yang orang tuanya memiliki usaha ayan geprek menawarkan pekerjaan untuk Ara, kehidupan mereka agak membaik.
Mereka tidak harus makan dengan tempe setiap hari tapi juga bisa dengan menu sederhana lainnya.
Selama masa bekerja, Ara sudah melupakan Bapaknya. Baginya Bapaknya itu sudah mati dan tidak akan datang kembali.
Setiap hari Ia harus belajar sambil menahan kantuknya di tengah malam agar tetap memiliki nilai yang bagus.
Ia harus menahan laparnya agar adik kecilnya bisa minum susu.
Saat saat itu tidak akan Ara lupakan dan selamanya Ia akan menganggap Bapaknya sudah mati.
Ibu yang melihat Ara tidak bergeming memeluk anaknya dan menangis sambil berkali kali meminta maaf.
Bukan salahmu Bu, ini semua salah laki laki itu yang bahkan aku sendiri malu memanggilnya dengan sebutan Bapak.
karena permintaan Ibu, mau tidak nau Ara harus menerima laki laki itu di dalam keluarganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Raudatul zahra
ibu nya Ara terlalu bucin sama bapaknya.. aku aja greget !!
eh,, generasi sandwich siih artinya apa thor??
2023-09-05
0