" Ra, itu bukannya kak Rio ya" bisik Arumi ke Zahra, yang di jawab anggukkan kepala oleh Zahra
" kapan dia Sampainya Ra"
" nggak tahu" jawab Zahra pelan.arumi menatap Zahra heran," jadi kak Rio benar - benar nggak ada ngabari kamu setelah hilang seminggu ini?" bisik Arumi lagi kaget ,Zahra hanya menganggukkan kepalanya,tapi tatapannya tak beralih dari objek yang ada di depannya saat ini,karena di sana bukan hanya Rio yang ada tapi ada sosok wanita yang sangat di kenalnya dan sangat dekat dengannya berada di samping Rio sambil memeluk tangan Rio mesra,
Arumi yang belum menyadari itu mendorong Zahra untuk maju menemui Rio" kenapa masih di sini?, pergi sana jumpai dia" ujar Arumi
Zahra masih diam dan tidak bergeming dari tempatnya berdiri tadi, begitu juga sosok yang ada di depannya berdiri diam dan terlihat sedikit canggung.
" kenapa Ra" bisik Arumi lagi
" rum,perasaan aku kok nggak enak ya" Zahra menatap Arumi cemas
" nggak enak apanya?" Arumi menatap zah heran
" kamu nggak lihat itu rum?' Zahra memalingkan wajahnya ke arah Rio lagi yang kini di ikuti oleh Arumi
Arumi kaget, melihat sosok yang ada di samping Rio dan sedang memeluk tangan Rio mesra sambil tersenyum- senyum ,klau Arumi melihat senyumnya senyum mengejek Zahra
" kenapa Mak lampir itu ada di sini Ra?" Arumi menatap Zahra bingung ,Zahra hanya menggeleng.
" apa maksudnya mesra - mesra gitu sama Rio Ra" Arumi tetap zahra lagi minta penjelasan.zahra hanya menggelengkan kepalanya, Zahra menatap tidak percaya dengan apa yang di lihatnya saat ini
" aku akan menemui mereka rum, dan minta penjelasan " ucap Zahra sambil melangkah menuju ke arah Rio dan perempuan tersebut
" aku temani ya" Arumi memegang lengan Zahra memohon
" nggak usah rum, kamu masuk aja,biar aku sendiri yang menemui mereka" tolak Zahra pelan sambil melepaskan tangan Arumi di pergelangan tangannya
" Tapi Ra....." Zahra menggelengkan kepalanya menandakan jangan membantahnya, Arumi diam sesaat dan menatap Zahra cemas
" aku ingin minta penjelasan mereka aja rum, percaya lah, aku nggak apa - apa kok" Zahra mencoba meyakinkan Arumi
" ya sudah ,klau ada apa - apa kamu panggil aku ya" akhirnya Arumi memutuskan untuk mengalah
" jangan khawatir "ujar Zahra sambil tersenyum
Akhirnya Arumi masuk ke kamarnya, dan Zahra mengayunkan kakinya menemui pasangan yang ada di depan kamarnya itu
" hai assalammualaikum,kapan datang kak"? sapa Zahra menyapa ramah pasangan yang ada di hadapannya saat ini.
" waalaikumsalam, dari tadi " jawab Rio kikuk
" gimana kabar orang tua kakak? apa sudah sembuh ?" Zahra berusaha ner basa - basi, padahal dalam Zahra saat ini Janan di tanya sakitnya saat melihat pasangan itu berdiri mesra di hadapannya.
Rio yang menyadari itu berusaha melepaskan tangan perempuan yang ada disampingnya pada pergelangan tangannya dengan posisi memeluk terebut.
" Alhamdulillah bapak keadaannya sudah mulai membaik Ra" jawab Rio yang masih berusaha melepaskan tangan perempuannya tesebut yang tentu saja si mendapat penolakan dari perempuan tersebut, tapi Rio tetap memakannya sampai akhirnya pelukkan tangan itu terlepas tapi di ganti dengan wajah cemberut dari sang perempuan.rio mencoba untuk tidak peduli.
Zahra yang melihat adegan itu merasakan ada sesuatu yang bakal terjadi, Zahra bukannya bodoh, Zahra cukup paham dengan situasi saat ini, tapi dalam hati dan pikiran Zahra terlalu banyak pertanyaan saat ini yang membuat bingung
" ada apa ini kak?" Zahra menatap kedua orang tersebut minta penjelasan, Rio menatap Zahra dengan pandangan yang tidak bisa di artikan oleh Zahra, ada rasa bersalah ketika Rio menatap mata gadis cantik di depannya itu.
" bisa kakak jelaskan ke aku " Zahra berusaha tenang
" setelah kakak pergi tanpa kabar selama satu Minggu ini kenapa tiba - tiba datang dengan kondisi seperti ini kak, apa maksudnya?" Zahra tetap memperlihatkan ketenangannya padahal hatinya sangat sakit
" Ra ,aku....aku...."
" capek nih, Adek nggak ada akhlak kamu kakaknya datang bukannya di suruh masuk malah di tanya- tanya terus " perempuan itu tiba - tiba memotong ucapan Rio yang belum selesai, rio menghela nafas berat melihat tingkah perempuan di samping nya tersebut
zahra menatap perempuan itu sambil bertanya," maksud kakak apa"? ujar Zahra
" hei ra aku capek baru datang dari kampung, bukannya di suruh masuk dan di kasih minum, kamu malah mengajukan pertanyaan yang aneh - aneh" ujar perempuan itu sewot
" memang Adek yang nggak tahu sopan santun ya kamu" omelnya lagi
Ya yang datang bersama Rio saat ini adalah Naira kakaknya Zahra, seorang kakak yang selalu memusuhi Zahra yang Zahra sendiri tidak tahu salah nya apa.
Zahra menyipitkan mata nya memandang kearah Naira, " maaf kak, aku nggak terima tamu laki - laki masuk ke kamar ku, kita bisa bicara di luar saja " jawab Zahra tegas
walaupun Zahra sudah lama menjalin hubungan dengan Rio, namun Zahra tetap pada prinsipnya untuk tetap menjaga batasan dalam berhubungan. Zahra tidak pernah membawa teman laki - lakinya untuk masuk ke kamar kosnya, karena bukan mahramnya. dan selama ini Rio cukup mengerti dengan itu dan tidak pernah memaksakan keinginannnya ke zahra.begitu juga dalam menjalin hubungan dengan Rio, Zahra tidak pernah mengizinkan Rio melakukan hal lebih jauh kepadanya ke kecuali pegangan tangan saja.zahra punya prinsip ia akan menjaga semua yang ada pada tubuhnya untuk di sentuh lawan jenis kecuali oleh orang yang sudah sah menjadi suaminya.dan sejauh ini Rio tidak pernah protes akan sikap Zahra tersebut. pernah sekali - kali ada keinginan Rio untuk peluk Zahra tapi di tolak Zahra secara halus, setelah Zahra memberi tahu alasannya akhirnya Rio mengalah.
" silahkan duduk kak" Zahra mempersilahkan Naira dan Rio duduk di kursi yang ada di teras kamarnya itu
" tolong kakak jelaskan ke aku tentang semua ini kak, kenapa kamu pergi nggak ada kabar sama sekali ponsel kamu aku hubungi nggak aktif kak, dan sekarang tiba - tiba kamu datang ke sini dengan kak Naira seperti ini" ,Zahra mencecar Rio dengan banyak pertanyaan yang sudah menggunung dalam pikirannya sedari sejak Zahra melihat keberadaan Rio dan Naira di kosnya dan duduk di depan katanya dengan mesra
Rio menundukkan kepalanya, tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya untuk menjelaskan apa yang sudah terjadi,Zahra masih mencoba menunggu penjelasan Rio dengan sabar.
"kenapa kamu diam kak?" tanya Zahra lagi, nada bicara nya sangat tenang ,tidak ada terdengar emosi dalam nada bicaranya.rii makin tertunduk melihat sikap Zahra seperti itu itu,ada rasa bersalah di hati Rio untuk Zahra,tapi Rio bingung mau menjelaskan dari mana
" jawab aja kenapa sih yo " bukannya Rio yang bicara justru suara Naira yang sedikit sewot yang terdengar, Naira kesal karena Rio tidak juga mau bicara
" kak Rio....." Zahra tidak memperdulikan Naira ,Zahra tetap menunggu penjelasan dari Rio
" aku dan Rio akan menikah Minggu depan Ra" bagaikan petir ,Zahra kaget mendengar ucapan Naira tersebut, Zahra menatap Rio dan Naira secara bergantian.
Rio menatap Naira kesal," Kamu bisa diam nggak nai" tegur Rio kesal dengan kelancangan Naira
" kan memegang kenyataannya kan Yo, ngomong gitu aja apa susahnya sih yo" jawab Naira kesal
" benar apa yang di katakan kak Naira barusan kak"? Zahra menatap Rio tajam minta penjelasan, dalam hatinya Zahra berharap apa yang di dengarnya dari bibir Naira tadi bukan lah hal yang benar ,semoga hanya candaan saja
" kak....."
"maaf kan aku Ra...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
Sabar ya zahra..
dan.
tinggalkan Rio...
2023-08-22
0