Denisa

Denisa

1

Prankkk!!!

Prankkk!!!

Prankkk!!!

Suara keributan dari dapur langsung membuat seorang perempuan berlari ke arah dapur.

"Ibu hentikan!!! Keributan yang ibu buat buat terdengar sampai ke tetangga!!!" Teriak Perempuan itu langsung membuat seorang perempuan bernama Rani yang ada di dapur yang sedang melemparkan piring ke lantai langsung menghentikan gerakannya.

"Hah!!!" Rani langsung menggerutu lalu mendekati seorang perempuan yang tubuhnya penuh luka-luka karena terkena pecahan piring kaca yang berserakan di lantai.

"Kukatakan padamu, ini adalah rumahku dan apapun yang kuinginkan di rumah ini harus terjadi! Termasuk jika aku menginginkanmu mati, jadi sekali lagi kalau kau membuat kesalahan, Maka jangan salahkan aku kalau aku sampai membunuhmu dan menguburmu di halaman belakang!!!" Bentak Rani sebelum dia berjalan pergi meninggalkan kekacauan yang ada di dapur.

Perempuan yang baru saja dibentak pun menangis tersedu-sedu sembari menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Hiks,, hiks,, hiks,," denisa tidak memperdulikan lagi rasa sakit pada tubuhnya, dia lebih sakit hati atas apa yang ia alami setiap hari di rumah tersebut.

Selalu disiksa oleh orang tua angkatnya dan juga semua saudara-saudara angkatnya.

Masih terus menangis, denisa menghentikan tangisannya kalau seorang pria datang menghampirinya sambil berkata, "Cucikan pakaianku, aku harus memakainya nanti sore!!!"

Setelah berbicara, pria itu pun melemparkan pakaiannya ke arah meja makan sebelum berbalik meninggalkan tempat yang penuh dengan pecahan kaca di lantai.

Denisa akhirnya berdiri, dan dengan kaki telanjang ia berjalan mengambil sapu mengabaikan kakinya yang tertusuk oleh pecahan kaca.

Saat tiba di gudang penyimpanan barang-barang, barulah Denisa terduduk di lantai sembari mencabut satu persatu kaca dari telapak kakinya.

"Hiks,, hiks,, hiks,," perempuan itu kembali lagi terisak, tetapi kini dengan isakan yang pelan sembari menahan rasa perih pada kakinya.

Setelah mencabut semua kaca itu, dia pun membalut kakinya dengan kain yang ia dapatkan di gudang tersebut sebelum keluar dari gudang membawa sapu dan juga sendok sampah.

Denisa membersihkan pecahan kaca dari lantai sebelum dia mengambil pakaian yang terletak di atas meja lalu membawanya ke tempat cuci.

Tangannya yang penuh dengan luka terasa begitu perih bila terkena air sabun, Tetapi dia tidak menghiraukannya dan hanya terus mencuci pakaian milik saudara angkatnya.

Belum saja selesai mencuci, seorang perempuan lainnya kembali datang menghampirinya sambil melemparkan satu keranjang pakaian, "cuci semuanya itu, aku harus memakainya besok pagi!!!" Bentak perempuan itu Lalu dia pergi meninggalkan denisa tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

Denisa hanya bisa menghela nafas dan membiarkan air matanya berderai di pipinya sembari tangannya terus menyikat pakaian yang ada di hadapannya.

Setelah menyelesaikan semua cucian, Ia pun pergi ke dapur dan memasak makanan untuk seluruh anggota keluarga di tempat itu.

Srasshh......

Denisa mencelupkan ikan ke dalam minyak panas lalu dia berbalik hendak mendapatkan piring ketika dia melihat ibu angkatnya kembali menghampirinya.

"Kau baru memasak? Ini sudah jam 5! Seharusnya makanan sudah tersaji di atas meja makan!!!" Teriak perempuan bernama Rani.

Denisa dengan suara gemeter menjawab Ibu angkatnya, katanya,"Maaf Nyonya, tadi saya mencuci banyak pakaian, yang--"

"Banyak alasan!!! Kau saja yang terlalu lambat bekerja, sudah hari ini memecahkan piring mahal, sekarang masih membuat masalah juga!!! Cepat selesaikan masakanmu, kalau dalam 30 menit belum selesai, kau tidak akan mendapat jatah makan malam!!!" Bentak Rani sebelum berlari meninggalkan anak angkatnya yang sudah dianggap sebagai pembantu di rumah itu.

Denisa hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan pelan lalu melihat perempuan yang baru saja marah padanya kini berlalu meninggalkannya.

Setelah itu, air mata Drnisa langsung menetes di pipinya sebelum dia mengambil piring lalu melanjutkan acara memasaknya.

Sembari memasak, denisa terus merasakan matanya sangat panas dan dia berusaha keras menahan air matanya agar tidak merembes di pipinya.

'kapan aku bisa terlepas dari situasi ini? Kapan aku bisa hidup dengan tenang dan mendapatkan sebuah keluarga baru yang menyayangiku?' ucap denisa dalam hati sembari memotong-motong sayur yang ada di hadapannya.

Terpopuler

Comments

Winsulistyowati

Winsulistyowati

Mampir Thor..Nyimak..Waduh Critanya ni kisah Upik Abu Thor..Kasihn

2023-05-20

1

@de_@c!h

@de_@c!h

kasian sekali kmu denisa...😭😭😭

2023-04-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!