3

Keesokan paginya, Denisa yang telat bangun langsung membuat Rani menjadi murka hingga perempuan itu menggedor-gedor pintu kamar denisa.

Dor dor dor...

"Denisa bangun!!" Teriak Rani dari balik pintu langsung membuat Denisa mengerjapkan matanya, tetapi saat itu dia benar-benar merasa sakit pada seluruh tubuhnya sehingga dia merasa tidak sanggup untuk berdiri.

Apalagi saat ini, ketika dia berusaha menggerakkan kakinya, rasa sakit pada telapak kakinya begitu menyiksanya karena luka yang ada di sana.

Perempuan itu juga menatap tangan kanannya, kini tangan kanannya menjadi terlihat begitu buruk karena luka yang ada di sana.

Dor dor dor...

"Kalau kau tidak membuka pintunya sekarang, maka aku tidak akan memberikanmu makanan selama satu bulan penuh!!!" Teriak perempuan dari seberang pintu akhirnya membuat Denisa turun dari ranjang lalu dengan langkah tertatih, ia menghampiri pintu dan membuka pintu kamarnya.

"Maaf Nyonya," ucap Denisa dengan wajah yang begitu pucat dan bibir pecah-pecah.

Rani yang ada di sana pun memperhatikan perempuan di depannya dan dia merasa jijik melihat tangan Denisa yang terluka akibat ulahnya kemarin malam.

"Sial!! Bisa-bisanya Kau membiarkan tanganmu jadi seperti itu, memangnya kau mau menggunakan tangan busuk mu itu untuk membuatkan Kami makanan?!!!" Kesal Rani sembari menggertakan giginya, ia benar-benar jijik melihat tangan Denisa.

Sementara Denisa, dia hanya terdiam di tempatnya dan tidak berniat melakukan pembelaan diri apapun sebab dia tahu bahwa semakin dia berusaha membela diri, maka perempuan di depannya akan semakin menyiksanya.

"Hari ini, jangan pernah keluar dari kamarmu, tetap di kamarmu sepanjang hari!!!" bentak Rani sembari mendorong Delisa hingga Denisa yang sudah sangat lemah langsung tersungkur di lantai tanpa mengatakan apapun.

Keningnya berkerut dan dia menggigit bibir bawahnya dengan sangat keras sembari meneteskan air matanya karena merasa sakit yang ada pada tubuhnya sangat menyiksanya.

Sementara Rani, dia pun mengambil kunci kamar milik Denisa dan mengunci kamar perempuan itu dari luar sebelum meninggalkan kamar Denisa.

Begitu tiba di lantai bawah, Denisa langsung disambut oleh putrinya yang bernama Helen.

"Kenapa Ibu turun sendiri?" Tanya Helen yang saat itu sudah merasa lapar, namun di dapur sama sekali tidak ada makanan kecuali roti yang mana dia sudah bosan selalu sarapan menggunakan roti.

"Perempuan itu menjijikkan, ada luka di tangannya jadi ibu tidak mau dia membuat makanan untuk kita dan juga akan ada tamu yang datang, Jadi ibu tidak mau Mereka melihat keadaan perempuan itu. Ibu akan memesan sarapan untuk kita," ucap Rani sembari mengambil ponselnya lalu dia pun mengutak-atik layar ponselnya untuk memesan makanan online.

Sementara DeNisa yang tertinggal di kamar, dia yang masih tersungkur di lantai kini berusaha untuk berdiri, rasa sakit yang dalam keadaan telapak kakinya membuatnya meringis kesakitan sampai akhirnya dia mencapai ranjang.

Begitu membaringkan tubuhnya di ranjang, Denisa merasa lebih baik hingga dia pun memejamkan matanya untuk melanjutkan tidurnya.

Entah berapa lama Denisa tertidur, tetapi Saat dia terbangun perempuan itu melihat bahwa hari sudah sore dan saat itu tubuhnya sangat lemas dan terasa begitu lapar.

Dengan tubuh yang gemetar, Denisa pun duduk di atas kasur dan dia menatap telapak kakinya yang tampak begitu mengerikan sementara tangannya juga terlihat begitu menjijikkan untuk dilihat.

'Aku lapar,' ucap Deni sama nggak baikan luka pada tubuhnya dan perempuan itu pun memilih berlutut di lantai sembari berjalan ke arah pintu.

Saat tiba di pintu kamar ia menggapai handle pintu untuk membukanya, Namun ternyata pintu tersebut dikunci dari luar sehingga Denisa hanya bisa melihat ke arah jendela.

'ini masih sore, dan aku tidak tahu apa-apa mana Rangga sudah pulang atau tidak,' ucap Denisa dalam hati sembari berjalan ke arah jendela menggunakan kedua lututnya untuk menapak di lantai.

Saat ibu di balkon, Dia pun melihat kakinya yang tampak begitu mengerikan dan dia merasa ragu Apakah dia bisa menyebrang ke kamar di seberang dengan kakinya yang seperti itu.

Apalagi, tangan kanannya yang terluka membuatnya tidak bisa menggunakan tangannya untuk berpegangan dengan baik.

Hal itu membuat Denisa merasa begitu sedih dalam hatinya hingga dia tidak bisa menahan air mata untuk berderai di pipinya.

"Hiks,,hiks,,hiks,,," perempuan itu menangis dengan tangan kirinya menutup matanya yang mengeluarkan air mata.

Dia terus menangis selama berapa saat sampai akhirnya Denisa mengangkat wajahnya menatap ke arah jendela di seberang kamarnya.

'Aku sangat lapar,' ucap Denisa akhirnya tidak punya pilihan lain selain mengambil papan di balkonnya lalu meletakkannya di atas pembatas balkon.

Sebelum menyeberang, Denisa memaksakan kakinya untuk menapak sembari melihat situasi Apakah ada orang yang akan memergokinya atau tidak.

Setelah memastikan situasi aman, barulah Denisa menyeberang ke kamar di seberang lalu menurunkan kembali papannya sebelum masuk ke dalam kamar Rangga melalui jendela yang tak pernah dikunci.

"akkhh,, sakit!" Gerutu Denisa merasa begitu sakit dan perih pada telapak kakinya.

Meski begitu, Denisa tetap melangkahkan kakinya hingga ia mencapai rak tempat cemilan diletakkan.

Dia bersyukur karena saat itu tidak ada orang di dalam kamar sehingga dia mengambil cemilan dan langsung duduk di lantai menikmati cemilan itu, ia berharap rasa laparnya bisa teratasi.

'Enak!' ucap Denisa dalam hati terus menikmati cemilan itu sampai beberapa saat kemudian dia menghentikan kunyahannya saat ia melihat jejak kakinya sudah tertinggal di lantai.

Jejak kaki tersebut berasal dari Nana dan darah pada kakinya hingga membuat Denisa menjadi panik.

Perempuan itu pun dengan cepat melepaskan pakaiannya lalu mengelap lantai sembari berlutut di lantai agar kakinya tidak lagi meninggalkan jejak.

"Aku harus tahan," ucap Denisa terus mengelap lantai ketika dia merasakan tubuhnya semakin gemetar dan rasa sakit dan panas pada kaki dan tangannya membuatnya sangat menderita.

Dia terus berusaha mengelap semua jejak kakinya sampai dia lupa bahwa saat itu dia tidak menggunakan pakaian lagi kecuali BH yang melekat pada dadanya.

Namun lama kelamaan, dia merasa semakin tidak kuat dan tiba-tiba saja pandangannya menjadi gelap hingga perempuan itu terjatuh dalam ketidaksadarannya.

Di bawah lantai yang dingin, tubuh Perempuan itu menggigil meski suhu badannya sangat tinggi dan matahari yang tadinya masih menghangatti bumi kini telah digantikan oleh bulan yang memberikan cahayanya pada bumi.

Clek!

Saat itu pintu kamar dibuka oleh seorang pria yang masuk ke dalam kamar.

Ia hendak pergi ke arah kamar mandi Ketika kakinya tiba-tiba saja tersandung oleh sesuatu hingga membuatnya mengerutkan keningnya.

Rangga pun langsung menepuk tangannya dua kali hingga lampu di kamarnya menyala.

Pria itu sangat terkejut ketika ia melihat sesosok tubuh yang mungil terbaring di lantai dengan wajah yang pucat dan luka di sekujur tubuhnya.

"Dia?" Rangga mengerutkan keningnya ketika dia melihat perempuan itu ialah anak angkat dari kakaknya sendiri sehingga dia dengan cepat mengangkat Denisa dan membawanya ke ranjang.

Pria itu pun memperhatikan tubuh Denisa yang hanya dibalut oleh BH dan celana pendek.

Ada banyak memar pada tubuh Perempuan itu, juga bekas luka dan terlebih tangan perempuan itu terlihat mengerikan di matanya.

"Apa yang sudah mereka lakukan pada perempuan ini?" Ucap Rangga sembari memperhatikan tangan Denisa sebelum dia berjalan mengambil kotak P3K dan mengobati luka Denisa.

Terpopuler

Comments

Liswati Angelina

Liswati Angelina

semoga rangga mau menolong denisa

2023-04-06

0

@de_@c!h

@de_@c!h

lanjut thor...

2023-04-05

0

ماردي فضيلة

ماردي فضيلة

lanjut cerita nya bagus

2023-04-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!