Dinas Luar

Nadya balik ke rumah setelah berusaha meminta ijin Rafael ke kantornya.

"Aku harus segera packing. Belum lagi harus beli tiket kereta" gumam Nadya sambil mengemudikan motor nya.

Tempat yang dituju Nadya pertama kali adalah tempat dirinya menyimpan koper.

Dilihatnya di sana, ternyata tak ada koper milik Rafael.

"Bagaimana aku tak tahu jika Mas Rafa akan dinas luar?" gumam Nadya.

"Semoga saja yang dia bilang tadi benar adanya, kalau lah dia hanya lupa" Nadya menarik koper yang akan dia bawa dari tempatnya.

Nadya tak bisa berlama-lama, karena harus segera berangkat ke kota B.

Menjelang sore Nadya baru dapat tiket kereta, itupun dari tiket go show. Sungguh keberuntungan Nadya karena mendapatkan tiket itu.

Nadya pesan taksi online untuk berangkat ke stasiun.

Di dalam mobil, Nadya kembali mengirimi pesan sang suami.

"Mas Rafa, aku dalam perjalanan menuju stasiun" ketik Nadya dalam ketikan pesan nya.

Lama menunggu tak ada balasan juga hingga Nadya sampai stasiun kota.

Nadya menarik koper yang dia bawa untuk masuk ke area stasiun.

Butuh waktu empat jam lebih untuk sampai di kota B lewat jalur kereta.

Nadya sampai kota B hampir jam delapan malam.

Nadya kebingungan, "Loh, gimana sih aku ini? Kok lupa nggak nanya di mana tempat pelatihannya" gumam Nadya sambil menepuk jidat.

"Bodoh...bodoh..." bu guru itu merutuki dirinya sendiri.

Nadya ambil ponsel, dilihatnya belum ada balasan dari Rafael.

"Apa dia sibuk banget ya?" pikir Nadya.

Nadya buru-buru mencari kontak ibu kepala sekolah daripada keburu lupa karena kebanyakan melamun memikirkan Rafael suaminya.

"Halo, malam Nadya. Ada apa?" sapa ibu kepala sekolah di ujung telpon.

"Maaf bu, mengganggu waktu ibu. Saya mau nanya, untuk tempat pelatihannya di mana? Saya tadi pagi belum diinfo sama ibu" tanya Nadya sopan.

"Oh ya, aku sendiri kok bisa lupa" tukas nya.

"Bentar aku kirim undangan yang dari dinas" sambung ibu kepsek menjelaskan.

"Baik, Nadya tunggu" jawab Nadya sambil mencari tempat duduk.

Sambil menunggu balasan, Nadya membuka aplikasi pesan.

Tak ada jawaban dari Rafael yang biasanya sangat kepo akan kesibukan Nadya.

Nadya mencoba berpikir positif saja. Pasti suaminya sekarang tengah sibuk rapat.

Apalagi yang diketahui Nadya, setiap tanggal dua puluh lima ke atas sering didapatinya Rafael pulang selepas tengah malam.

Kejar target, selalu itu alasan yang diutarakan oleh sang suami jika Nadya bertanya.

"Eh, balas pesanku tak sempat. Tapi sudah buat story aja" bilang Nadya.

Langsung Nadya komen story dari suaminya.

"Mas, aku sudah sampai kota B. Masih bingung tempat yang akan aku tuju" ketik Nadya.

Barulah ada tanda 'mengetik' di chat Rafael.

"Kok bisa?" balasnya.

"Hati-hati, ingat ya jaga hati" sambungnya dalam ketikan.

Nadya membalasnya dengan tanda hati warna merah muda untuk sang suami.

"Nadya...Nadya...jangan berpikiran buruk tentang suami kamu. Nyatanya suami kamu memang sedang sibuk sekarang" kata Nadya dalam hati.

Tak lama ada balasan dari ibu kepala sekolah yang mengirimkan undangan sekaligus info tempat berlangsungnya acara.

Nadya sedang memikirkan tempatnya menginap karena di undangan itu tak dicantumkan plus penginapan.

"Aku cari dekat lokasi sana aja, atau smoga saja bisa di tempat acara" gumam Nadya sambil menarik koper yang dia bawa.

Nadya kembali memanggil taksi yang stanby dan minta dianter ke hotel tempat berlangsungnya acara untuk tiga hari ke depan. Daripada harus jalan agak jauh untuk bisa pesan taksi online

Nadya minta argo taksi dinyalakan saja, daripada kena tipu sopir-sopir nakal. Yang kadang ngasih harga seenaknya saja. Apalagi tahu kalau penumpangnya berasal dari luar kota.

Nadya telah berada di hotel tempat acara berlangsung. Dan Nadya mendapat keberuntungan untuk sekian kalinya. Karena hanya tinggal satu kamar kosong. Tanpa berpikir panjang, Nadya langsung menyetujuinya saja, daripada harus pindah dan nyari hotel lain.

"Oke kak makasih" ucap Nadya saat menerima kunci kamar hotel.

"Huh, akhirnya bisa istirahat juga" ucap Nadya sambil membaringkan tubuhnya di single bed sebuah kamar hotel.

"Mandi nggak ya? Kalau mandi tapi dingin banget, tapi kalau nggak mandi badan berasa lengket semua. Oh, tapi kan ada air hangatnya. Bolot kali kau Nadya, seperti tak pernah nginep hotel aja" seru Nadya mengolok dirinya sendiri.

"Emang jarang nginep atau malah hampir nggak pernah nginep. Seumur hidup ini baru yang ketiga kalinya...he...he..." kata Nadya menertawakan dirinya sendiri.

"Habis mandi aja aku telponin Rafael" niat hati Nadya.

Dan benar saja, setelah mandi Nadya mencoba menghubungi nomor sang suami.

Baru ketiga kalinya panggilan tersambung, itupun bukan Rafael yang menyapa.

"Halo, Rafael nya sedang turun. Ada apa ya?" tanya nya ketus. Padahal harus nya orang ini tahu siapa yang menelpon Rafael. Aku ini istrinya loh. Gerutu Nadya dalam hati.

"Oke, makasih kak. Tolong sampaikan aja ke Rafael kalau aku 'istrinya' yang menelpon" pesan Nadya dengan menekan kata istri agar si penerima paham.

"Owh, istrinya?" bilangnya singkat. Panggilan Nadya diputus begitu saja oleh si penerima telpon.

"Issshhh nggak sopan banget" gerutu Nadya.

Sampai tengah malam Nadya belum bisa memejamkan mata.

Memikirkan sang suami yang juga tengah dinas luar kota seperti dirinya. Jika Nadya pergi seorang diri. Beda halnya dengan sang suami yang pergi dengan rekan wanitanya.

Meski tak ingin memikirkan, nyatanya Nadya kepikiran juga karena omongan Danu tadi siang.

"Sialan Danu, buat aku jadi kepikiran aja" umpat Nadya.

Nadya menggelengkan kepala untuk menepis pikiran jelek tentang suaminya.

"Issshh...kamu lebih mengenal daripada siapapun Nadya" ujar Nadya untuk membuang pikiran buruk tentang suaminya.

Rafael adalah sosok laki-laki tampan meski tak setampan aktor Song Joong Ki, tapi bagi Nadya Rafael adalah sosok paling tampan di dunia ini...ha...ha...

Nadya tak perduli meski semut ikut ketawa atas pendapatnya itu.

Tapi pendapat Nadya ada benarnya juga, karena daripada teman kantornya yang lain. Rafael pasti dapat nilai tertinggi jika dinilai dari wajahnya. Artinya Rafael punya wajah paling tampan di sana.

Nadya menscrol sosmednya selama menunggu panggilan balik dari sang suami.

Tapi yang ditunggunya tak kunjung menelpon, sampai Nadya menguap beberapa kali.

"Kok lama sekali sih?" tanya Nadya dalam hati.

Nadya coba nyalakan tivi, karena mulai bosan lihat ponsel.

"Loh, udah tengah malem aja. Mas Rafa paling juga sudah tidur" gumam Nadya. Nadya alihkan chanel tivi untuk mencari chanel khusus musik, agar menemani tidurnya yang sendiri. Hening di tempat asing dan sendirian.

Tring. Sebuah notif pesan masuk ke ponsel Nadya.

Nadya buka dengan semangat, karena 'my husband' yang mengirim pesan.

Alangkah kaget nya Nadya melihat gambar yang dikirim oleh Rafael.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

To be continued, happy reading

Terpopuler

Comments

Sri Astuti

Sri Astuti

gambar lg duaan sm cewek.. pasti teman ceweknya yg kirim

2023-04-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!