Tinggalkan jejak kalian dengan koment, saran dan kritik kalian untuk menciptakan alur yang lebih baik.~~~
------------
Ariel terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara berisik di sampingnya.
Di sana Joel berdiri tengah mengeluarkan rantang dari tas bekal terbuat dari kain. Aroma harum dari bumbu dan daging iga yang menyeruak keluar memenuhi penciuman Ariel membuat rasa laparnya meningkat.
"Sudah bangun?" sapa Joel menoleh dengan senyum di bibirnya.
"Harum sekali, jujur saja, ini membuatku lapar," sambut Ariel.
Joel terkekeh dengan sifat terus terang yang di tunjukkan Ariel padanya.
"Apakah kamu ingin makan sekarang?" tanya Joel.
"Ya, tolong,,!" sambut Ariel. " Aku lapar sekali. Aku tidak bisa makan makanan yang di sediakan di rumah sakit ini," terang Ariel.
"Baiklah, aku akan ambilkan untukmu," balas Joel.
Joel membantu Ariel duduk bersandar, meletakkan bantal di punggungnya agar dapat duduk dengan nyaman ketika makan.
"Jadi, kamu telah selesai bekerja?" tanya Ariel mengisi keheningan saat melihat Joel tanpa jas dokternya.
"Yah,, begitulah. Jam kerjaku telah berakhir, dan di gantikan orang lain," jelas Joel sembari kembali menyiapkan makanan.
"Begitukah?" jawab Ariel. "Lalu kapan kamu memasak?" tanya Ariel penasaran.
"Sebelum datang kemari," jawab Joel.
"Kamu tidak memasukan racun kedalamnya kan?" tanya Ariel penuh selidik.
"Astaga, Ariel," sambut Joel menepuk dahinya. " Aku bersumpah, aku benar-benar seorang dokter, bukan pembunuh," lanjutnya.
"Aku hanya memastikan," bela Ariel.
"Lalu apakah kamu sudah melihat hasil pemeriksaanku?" sambungnya.
Gerakan tangan Joel terhenti lagi lalu berbalik menghadap Ariel yang tengah menatapnya. Dirinya kembali ragu, haruskah Joel mengatakan yang sebenarnya sekarang?
Joel kembali meneruskan kegiatannya menyiapkan makanan untuk Ariel, lalu kembali berbalik menghadap Ariel dengan semangkuk sup di tangannya.
"Haruskah aku menyuapimu?" tanya Joel mengalihkan topik pembicaraan.
"Joel,,," protes Ariel karena pertanyaanya di abaikan.
"Hahhh,," desah Joel pelan. "Aku akan menjawabnya, tapi kamu harus makan dulu, aku tau kamu tidak makan sejak kamu sadar hari ini," ucap Joel. "itu laporan yang kudapat dari perawat yang merawatmu," imbuhnya
"Apakah aku tidak sadar dalam waktu lama?" tanya Ariel menerima mangkuk yang ada di tangan Joel dan mulai menyuapnya.
"Empat hari," jawab Joel.
"Uhukk,,,!" Ariel tersedak menyemburkan sup nya. " Candanmu buruk sekali," sembur Ariel menyeka mulut dengan punggung tangannya.
"Hei,,, bukan begitu caranya," sela Joel menurunkan tangan Ariel, lalu dengan lembut menyeka bibir Ariel dengan sapu tangannya.
"Sejujurnya aku juga sedikit terkejut, kamu baru saja sadar tapi memiliki tenaga yang cukup untuk mengomeliku," terang Joel.
"Tapi, hal itu juga tidak bisa menutupi fakta kamu tidak sadar selama empat hari," jelasnya.
Joel menghentikan gerakan tangannya dan menatap mata Ariel yang kini tepat di depannya.
Wajah mereka yang sangat dekat membuat jantung Joel berdetak kencang. Menelan ludahnya, mata Joel tertuju pada bibir Ariel, lalu kembali ke matanya.
"Jadi itu artinya kondisiku baik atau tidak?" tanya Ariel menyadarkan Joel dari lamunannya.
"Terdapat keretakan pada tulang fibula di kaki kirimu. Atau lebih tepat jika aku katakan itu patah. Dan, kepalamu juga mengalami benturan cukup keras, itu berdampak pada seringnya sakit kepala yang kamu rasakan setelah kamu sadar," terang Joel setelah beberapa saat terdiam.
Ariel tertegun dangan penjelasan Joel, dan menghentikan aktivitas makannya. Menyadari perubahan yang terjadi pada wajah Ariel, Joel kembali berkata.
"Itu bisa sembuh, hanya saja perlu waktu lebih lama dan perawatan khusus," ucap Joel.
Ariel terenyum tipis dan menaikkan bahu sebelum kembali melanjutkan makannya.
"Kamu bisa menghubungi polisi kapanpun kamu mau, Ariel," ucap Joel masih menatap Ariel.
"Kenapa aku harus menghubungi polisi?" tanya Ariel mengerutkan keningnya.
"Karena akulah yang telah menabrakmu, dan aku tak keberatan jika kamu melaporkanku," jelas Joel mulai memalingkan wajahnya.
"Dan kau bertanggung jawab tentang hal itu, bukankah begitu?" sambung Ariel.
"Yah,,, kurasa," jawab Joel tanpa menoleh.
"Maka, polisi tak di perlukan disini," balas Ariel, membuat Joel menoleh cepat kearahnya.
"Kamu yakin akan hal itu?" tanya Joel.
"Ya, aku sangat yakin. Oh,, aku sudah selesai," ucap Ariel menyodorkan mangkuk kosong pada Joel.
"Pernahkah ada yang mengatakan padamu bahwa masakanmu sangat enak?" sanjung Ariel saat Joel menerima mangkuknya.
"Apakah itu pujian?" tanya Joel dengan seringai di bibirnya.
"Eerrr,,,," Ariel memutar bola matanya sebagai tanggapan.
"Ha ha ha,,, sepertinya kamu bukan orang yang mudah memberikan sanjungan pada orang lain," tebak Joel geli.
"Apakah itu di perlukan?" sambut Ariel.
"Hemmm,,," Joel bergumam pelan sembari menatap lekat mata Ariel.
"Kata di perlukan terdengar meremehkan, tapi sanjungan itu sangatlah berguna untuk orang yang mendengarnya," jelas Joel.
"Termasuk untukmu," cetus Ariel.
"Yap,,," jawab Joel bersemangat. " Dan aku selalu menikmat setiap sanjungan yang ku terima," sambungnya.
"Sombong," cibir Ariel.
"Lebih tepatnya, sanjungan itu memang benar adanya," balas Joel.
"Terserah deh," sambut Ariel.
"Sikapmu membuatku berpikir bahwa seseorang baru saja menyakitimu hingga membuatmu menatap dingin pada siapaun yang mendekat padamu," tebak Joel.
DEG!
Ariel melebarkan matanya, menatap Joel dengan pandangan tak percaya bahwa dia bisa menebaknya dengan benar. Menutupi keterkejutannya, Ariel pun hanya mengangkat bahunya.
"Apakah itu artinya tebakanku benar?" tanya Joel.
Sebelum Ariel sempat menjawab, suara ketukan pintu terdengar.
TOK
TOK
TOK
Suara ketukan pintu membuat mereka mengalihkan perhatian mereka dan serentak menatap pintu, menunggu siapa yang datang saat malam dimana jadwal kunjung pasien telah berakhir.
Mereka secara bersamaan melebarkan mata mereka ketika pintu terbuka dan seorang polisi wanita muncul di balik pintu.
Polisi itu memasang wajah tegas, namun tetap bersikap ramah pada Ariel.
"Selamat malam," sapa polisi itu.
Ariel mengangguk dan tersenyum sebelum membalas sapaan polisi wanita itu.
"Selamat malam," balas Ariel.
"Mohon maaf, saya telah menganggu waktu istirahat anda," ucapnya sopan.
"Saya Charlie, saya adalah polisi yang bertugas untuk kasus kecelakaan dan lalu lintas. Saya ingin mendengar kesaksian anda dalam insiden kecelakaan yang anda alami," terang Charlie.
Ariel melirik Joel sekilas yang terlihat gelisah dengan mengigit bibirnya, sedetik kemudian mengarahkan pandangannya pada Charlie yang sedang berdiri di depannya.
"Saya akan melindungi anda jika anda menerima ancaman untuk kesaksian anda," sambung Charlie.
"Saya baik-baik saja sekarang, lagi pula saya juga tidak melihat wajah orang yang telah menabrak saya," sambut Ariel ramah.
"Apakah anda di ancam oleh pelaku yang menabrak anda?" tebak Charlie.
"Sama sekali tidak," sambut Ariel. "Saya memang benar tidak melihat wajah orang itu saat dia menabrak saya. Jadi, maaf sekali saya tidak bisa memberikan informasi yang lebih berguna," sambungnya.
"Apakah anda setidaknya mengingat mobil yang di gunakan?" tanya Charlie lagi.
"Tidak," jawab Ariel cepat. " Kejadian itu berlangsung sangat cepat. Tidakah anda berpikir, pemilik dan si pengguna mobil bisa saja orang yang berbeda?" tanya Ariel mengecoh pertanyaan Charlie.
"Anda mungkin benar, namun saya harap, anda bisa bekerja sama, hubungi saya jika anda merasa tidak aman," terang Charlie seraya mengulurkan tangan memberikan kartu nama pada Ariel.
Ariel menerimanya dengan menyunggingkan senyum terbaiknya.
"Terima kasih banyak, petugas Charlie," sambut Ariel.
Charlie menatap tajam pada Joel yang memalingkan wajah darinya.
"Saya harap anda merawatnya baik-baik, Dokter,!" harap Charlie. "Nona Ariel masih sepenuhnya dalam perlindungan kami, jika terjadi sesuatu, kami harap anda dapat melapor pada kami," sambungnya.
"Tentu saja, ini sudah menjadi tugas murni saya," sambut Joel tersenyum.
Charlie akhirnya tersenyum dan mengulurkan tangan yang segera di sambut Joel.
"Terima kasih atas waktunya, saya akan pergi agar pasien anda bisa beristirahat," ucap Charlie.
Charlie berpaling dari Joel dan menatap Ariel.
"Semoga kesehatan anda segera membaik, nona," tuturnya saat menjabat tangan Ariel.
Ariel mengangguk dan berterima kasih. Dengan hal itu, Charlie pun pergi meninggalkan ruang rawat, meninggalkan mereka kembali berdua.
"Kamu mengenalnya?" tanya Ariel tiba-tiba saat Charlie menghilang dari pandangan mereka.
"Kamu juga mengenalnya bukan? Dia baru saja memperkenalkan dirinya," sambut Joel.
"Kamu tau persis apa yang aku maksudkan, Joel. Tidak ada gunanya kamu mengelak!" sindir Ariel.
"Apa maksudmu?" elak Joel.
"Dia mengenalmu dengan baik seperti hanya kamu mengenalnya," jelas Ariel.
"Apakah kamu menebak-nebak?" tanya Joel tersenyum.
"Dia tau kamu dokter di saat kamu tidak mengenakan pakaian doktermu, bagaimana kamu akan menjelaskan itu?" tukas Ariel.
Senyum di wajah Joel memudar.
"Baiklah, kamu mendapatkaku," sambut Joel. "Tapi aku tidak mengenalnya dengan baik, itulah kebenarannya. Aku hanya pernah terlibat dengan sebuah insiden dan dialah yang menyelidikinya," terang Joel.
"Hanya itu?" tanya Ariel menyipitkan mata.
"Tentu saja hanya sebatas itu, apa yang kamu harapkan? Hmm?" tanya Joel sembari mengeleng-gelengkan kepalanya.
Ariel hanya menaikan bahunya sebagai tanggapan.
"Istirahatlah, ini sudah larut,!" pinta Joel.
"Dan kamu akan pergi?" tanya Ariel.
"Aku akan tetap di sini, tapi jika kamu merasa tidak nyaman dengan keberadaanku, aku akan pergi," terang Joel.
"Terserah kamu saja," sambut Ariel.
'Apa-apaan aku ini? Aku hampir saja mengataakan agar dia pergi dari sini. Jika aku mengusirnya, dia mungkin akan kembali menyalahkan diri sendiri lagi, menyebalkan!!!" gerutu hati Ariel.
Joel membantu Ariel kembali berbaring, tangannya merapikan selimut yang menutupi tubuh Ariel. Tak butuh waktu lama hingga Ariel akhirnya tertidur dengan Joel duduk di kursi yang ada di samping ranjang.
...>>>>>--<<<<<...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
范妮·廉姆
ayo mampir jg ya jemariku tak selentik dirinya .....bantu saran thx
2024-03-13
1
范妮·廉姆
mau dong ......
2024-03-13
1
Pie Yana
laki laki yg bertanggung jawab semoga aja gk terjadi apa apa kok penjelasan joel tentang cidera Ariel kok agak serem ya, ntar Ariel lumpuh thor??
2024-02-23
1