3. Tamu Tak Di Undang

Tinggalkan jejak kalian dengan koment, saran dan kritik kalian untuk menciptakan alur yang lebih baik.~~~

------------ 

Ariel terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara berisik di sampingnya.

Di sana Joel berdiri tengah mengeluarkan rantang dari tas bekal terbuat dari kain. Aroma harum dari bumbu dan daging iga yang menyeruak keluar memenuhi penciuman Ariel membuat rasa laparnya meningkat.

"Sudah bangun?" sapa Joel menoleh dengan senyum di bibirnya.

"Harum sekali, jujur saja, ini membuatku lapar," sambut Ariel.

Joel terkekeh dengan sifat terus terang yang di tunjukkan Ariel padanya.

"Apakah kamu ingin makan sekarang?" tanya Joel.

"Ya, tolong,,!" sambut Ariel. " Aku lapar sekali. Aku tidak bisa makan makanan yang di sediakan di rumah sakit ini," terang Ariel.

"Baiklah, aku akan ambilkan untukmu," balas Joel.

Joel membantu Ariel duduk bersandar, meletakkan bantal di punggungnya agar dapat duduk dengan nyaman ketika makan.

"Jadi, kamu telah selesai bekerja?" tanya Ariel mengisi keheningan saat melihat Joel tanpa jas dokternya.

"Yah,, begitulah. Jam kerjaku telah berakhir, dan di gantikan orang lain," jelas Joel sembari kembali menyiapkan makanan.

"Begitukah?" jawab Ariel. "Lalu kapan kamu memasak?" tanya Ariel penasaran.

"Sebelum datang kemari," jawab Joel.

"Kamu tidak memasukan racun kedalamnya kan?" tanya Ariel penuh selidik.

"Astaga, Ariel," sambut Joel menepuk dahinya. " Aku bersumpah, aku benar-benar seorang dokter, bukan pembunuh," lanjutnya.

"Aku hanya memastikan," bela Ariel.

"Lalu apakah kamu sudah melihat hasil pemeriksaanku?" sambungnya.

Gerakan tangan Joel terhenti lagi lalu berbalik menghadap Ariel yang tengah menatapnya. Dirinya kembali ragu, haruskah Joel mengatakan yang sebenarnya sekarang?

Joel kembali meneruskan kegiatannya menyiapkan makanan untuk Ariel, lalu kembali berbalik menghadap Ariel dengan semangkuk sup di tangannya.

"Haruskah aku menyuapimu?" tanya Joel mengalihkan topik pembicaraan.

"Joel,,," protes Ariel karena pertanyaanya di abaikan.

"Hahhh,," desah Joel pelan. "Aku akan menjawabnya, tapi kamu harus makan dulu, aku tau kamu tidak makan sejak kamu sadar hari ini," ucap Joel. "itu laporan yang kudapat dari perawat yang merawatmu," imbuhnya

"Apakah aku tidak sadar dalam waktu lama?" tanya Ariel menerima mangkuk yang ada di tangan Joel dan mulai menyuapnya.

"Empat hari," jawab Joel.

"Uhukk,,,!" Ariel tersedak menyemburkan sup nya. " Candanmu buruk sekali," sembur Ariel menyeka mulut dengan punggung tangannya.

"Hei,,, bukan begitu caranya," sela Joel menurunkan tangan Ariel, lalu dengan lembut menyeka bibir Ariel dengan sapu tangannya.

"Sejujurnya aku juga sedikit terkejut, kamu baru saja sadar tapi memiliki tenaga yang cukup untuk mengomeliku," terang Joel.

"Tapi, hal itu juga tidak bisa menutupi fakta kamu tidak sadar selama empat hari," jelasnya.

Joel menghentikan gerakan tangannya dan menatap mata Ariel yang kini tepat di depannya.

Wajah mereka yang sangat dekat membuat jantung Joel berdetak kencang. Menelan ludahnya, mata Joel tertuju pada bibir Ariel, lalu kembali ke matanya.

"Jadi itu artinya kondisiku baik atau tidak?" tanya Ariel menyadarkan Joel dari lamunannya.

"Terdapat keretakan pada tulang fibula di kaki kirimu. Atau lebih tepat jika aku katakan itu patah. Dan, kepalamu juga mengalami benturan cukup keras, itu berdampak pada seringnya sakit kepala yang kamu rasakan setelah kamu sadar," terang Joel setelah beberapa saat terdiam.

Ariel tertegun dangan penjelasan Joel, dan menghentikan aktivitas makannya. Menyadari perubahan yang terjadi pada wajah Ariel, Joel kembali berkata.

"Itu bisa sembuh, hanya saja perlu waktu lebih lama dan perawatan khusus," ucap Joel.

Ariel terenyum tipis dan menaikkan bahu sebelum kembali melanjutkan makannya.

"Kamu bisa menghubungi polisi kapanpun kamu mau, Ariel," ucap Joel masih menatap Ariel.

"Kenapa aku harus menghubungi polisi?" tanya Ariel mengerutkan keningnya.

"Karena akulah yang telah menabrakmu, dan aku tak keberatan jika kamu melaporkanku," jelas Joel mulai memalingkan wajahnya.

"Dan kau bertanggung jawab tentang hal itu, bukankah begitu?" sambung Ariel.

"Yah,,, kurasa," jawab Joel tanpa menoleh.

"Maka, polisi tak di perlukan disini," balas Ariel, membuat Joel menoleh cepat kearahnya.

"Kamu yakin akan hal itu?" tanya Joel.

"Ya, aku sangat yakin. Oh,, aku sudah selesai," ucap Ariel menyodorkan mangkuk kosong pada Joel.

"Pernahkah ada yang mengatakan padamu bahwa masakanmu sangat enak?" sanjung Ariel saat Joel menerima mangkuknya.

"Apakah itu pujian?" tanya Joel dengan seringai di bibirnya.

"Eerrr,,,," Ariel memutar bola matanya sebagai tanggapan.

"Ha ha ha,,, sepertinya kamu bukan orang yang mudah memberikan sanjungan pada orang lain," tebak Joel geli.

"Apakah itu di perlukan?" sambut Ariel.

"Hemmm,,," Joel bergumam pelan sembari menatap lekat mata Ariel.

"Kata di perlukan terdengar meremehkan, tapi sanjungan itu sangatlah berguna untuk orang yang mendengarnya," jelas Joel.

"Termasuk untukmu," cetus Ariel.

"Yap,,," jawab Joel bersemangat. " Dan aku selalu menikmat setiap sanjungan yang ku terima," sambungnya.

"Sombong," cibir Ariel.

"Lebih tepatnya, sanjungan itu memang benar adanya," balas Joel.

"Terserah deh," sambut Ariel.

"Sikapmu membuatku berpikir bahwa seseorang baru saja menyakitimu hingga membuatmu menatap dingin pada siapaun yang mendekat padamu," tebak Joel.

DEG!

Ariel melebarkan matanya, menatap Joel dengan pandangan tak percaya bahwa dia bisa menebaknya dengan benar. Menutupi keterkejutannya, Ariel pun hanya mengangkat bahunya.

"Apakah itu artinya tebakanku benar?" tanya Joel.

Sebelum Ariel sempat menjawab, suara ketukan pintu terdengar.

TOK

TOK

TOK

Suara ketukan pintu membuat mereka mengalihkan perhatian mereka dan serentak menatap pintu, menunggu siapa yang datang saat malam dimana jadwal kunjung pasien telah berakhir.

Mereka secara bersamaan melebarkan mata mereka ketika pintu terbuka dan seorang polisi wanita muncul di balik pintu.

Polisi itu memasang wajah tegas, namun tetap bersikap ramah pada Ariel.

"Selamat malam," sapa polisi itu.

Ariel mengangguk dan tersenyum sebelum membalas sapaan polisi wanita itu.

"Selamat malam," balas Ariel.

"Mohon maaf, saya telah menganggu waktu istirahat anda," ucapnya sopan.

"Saya Charlie, saya adalah polisi yang bertugas untuk kasus kecelakaan dan lalu lintas. Saya ingin mendengar kesaksian anda dalam insiden kecelakaan yang anda alami," terang Charlie.

Ariel melirik Joel sekilas yang terlihat gelisah dengan mengigit bibirnya, sedetik kemudian mengarahkan pandangannya pada Charlie yang sedang berdiri di depannya.

"Saya akan melindungi anda jika anda menerima ancaman untuk kesaksian anda," sambung Charlie.

"Saya baik-baik saja sekarang, lagi pula saya juga tidak melihat wajah orang yang telah menabrak saya," sambut Ariel ramah.

"Apakah anda di ancam oleh pelaku yang menabrak anda?" tebak Charlie.

"Sama sekali tidak," sambut Ariel. "Saya memang benar tidak melihat wajah orang itu saat dia menabrak saya. Jadi, maaf sekali saya tidak bisa memberikan informasi yang lebih berguna," sambungnya.

"Apakah anda setidaknya mengingat mobil yang di gunakan?" tanya Charlie lagi.

"Tidak," jawab Ariel cepat. " Kejadian itu berlangsung sangat cepat. Tidakah anda berpikir, pemilik dan si pengguna mobil bisa saja orang yang berbeda?" tanya Ariel mengecoh pertanyaan Charlie.

"Anda mungkin benar, namun saya harap, anda bisa bekerja sama, hubungi saya jika anda merasa tidak aman," terang Charlie seraya mengulurkan tangan memberikan kartu nama pada Ariel.

Ariel menerimanya dengan menyunggingkan senyum terbaiknya.

"Terima kasih banyak, petugas Charlie," sambut Ariel.

Charlie menatap tajam pada Joel yang memalingkan wajah darinya.

"Saya harap anda merawatnya baik-baik, Dokter,!" harap Charlie. "Nona Ariel masih sepenuhnya dalam perlindungan kami, jika terjadi sesuatu, kami harap anda dapat melapor pada kami," sambungnya.

"Tentu saja, ini sudah menjadi tugas murni saya," sambut Joel tersenyum.

Charlie akhirnya tersenyum dan mengulurkan tangan yang segera di sambut Joel.

"Terima kasih atas waktunya, saya akan pergi agar pasien anda bisa beristirahat," ucap Charlie.

Charlie berpaling dari Joel dan menatap Ariel.

"Semoga kesehatan anda segera membaik, nona," tuturnya saat menjabat tangan Ariel.

Ariel mengangguk dan berterima kasih. Dengan hal itu, Charlie pun pergi meninggalkan ruang rawat, meninggalkan mereka kembali berdua.

"Kamu mengenalnya?" tanya Ariel tiba-tiba saat Charlie menghilang dari pandangan mereka.

"Kamu juga mengenalnya bukan? Dia baru saja memperkenalkan dirinya," sambut Joel.

"Kamu tau persis apa yang aku maksudkan, Joel. Tidak ada gunanya kamu mengelak!" sindir Ariel.

"Apa maksudmu?" elak Joel.

"Dia mengenalmu dengan baik seperti hanya kamu mengenalnya," jelas Ariel.

"Apakah kamu menebak-nebak?" tanya Joel tersenyum.

"Dia tau kamu dokter di saat kamu tidak mengenakan pakaian doktermu, bagaimana kamu akan menjelaskan itu?" tukas Ariel.

Senyum di wajah Joel memudar.

"Baiklah, kamu mendapatkaku," sambut Joel. "Tapi aku tidak mengenalnya dengan baik, itulah kebenarannya. Aku hanya pernah terlibat dengan sebuah insiden dan dialah yang menyelidikinya," terang Joel.

"Hanya itu?" tanya Ariel menyipitkan mata.

"Tentu saja hanya sebatas itu, apa yang kamu harapkan? Hmm?" tanya Joel sembari mengeleng-gelengkan kepalanya.

Ariel hanya menaikan bahunya sebagai tanggapan.

"Istirahatlah, ini sudah larut,!" pinta Joel.

"Dan kamu akan pergi?" tanya Ariel.

"Aku akan tetap di sini, tapi jika kamu merasa tidak nyaman dengan keberadaanku, aku akan pergi," terang Joel.

"Terserah kamu saja," sambut Ariel.

'Apa-apaan aku ini? Aku hampir saja mengataakan agar dia pergi dari sini. Jika aku mengusirnya, dia mungkin akan kembali menyalahkan diri sendiri lagi, menyebalkan!!!" gerutu hati Ariel.

Joel membantu Ariel kembali berbaring, tangannya merapikan selimut yang menutupi tubuh Ariel. Tak butuh waktu lama hingga Ariel akhirnya tertidur dengan Joel duduk di kursi yang ada di samping ranjang.

...>>>>>--<<<<<...

Terpopuler

Comments

范妮·廉姆

范妮·廉姆

ayo mampir jg ya jemariku tak selentik dirinya .....bantu saran thx

2024-03-13

1

范妮·廉姆

范妮·廉姆

mau dong ......

2024-03-13

1

Pie Yana

Pie Yana

laki laki yg bertanggung jawab semoga aja gk terjadi apa apa kok penjelasan joel tentang cidera Ariel kok agak serem ya, ntar Ariel lumpuh thor??

2024-02-23

1

lihat semua
Episodes
1 1. Insiden Pertemuan Pertama
2 2. Akibat Kecelakaan
3 3. Tamu Tak Di Undang
4 4.Layanan Medis Khusus
5 5. Tinggal Bersama
6 6. Tinggal Bersama 2
7 7. Tinggal Bersama 3
8 8. pelepasan Gips
9 9.Berteman
10 10. Terbuka
11 11. Kencan
12 12. Pantai Dan Hobi
13 13. Pengungkapan Dan Api Unggun
14 14. Si Korban
15 15. Bram
16 16. Joel
17 17. Bersama Bram
18 18. Bersama Bram 2
19 19. Ingin
20 20. Rumah
21 21. Terbuka
22 22. Hadiah.
23 23. Pertunjukan
24 24.Keinginan Bram
25 25. Yang Telah Berlalu
26 26. Yang Telah Berlalu 2.
27 27. Dilema.
28 28. Dilema 2
29 29.Rasa Kesal
30 30.Berteman
31 31. Persaingan Secara Sehat
32 32. Jesica
33 33. Kebersamaan
34 34. Jesica Lagi
35 35. Rencana.
36 36. Amarah
37 37. Kejutan
38 38. Kejutan 2
39 39. Kejutan 3
40 40. Kejutan 4
41 41. Yang tidak diharapkan
42 42. Yang Tidak Diharapkan 2
43 43.Yang Tidak Diharapkan 3.
44 44. Bertemu Kembali
45 45. Aku Minta Maaf
46 46. Menemuinya
47 47. Saling Terbuka
48 48. Sabotase
49 49. Hanya untukmu.
50 50. Mencari
51 51. Saling Melihat
52 52. Tawaran Mendadak
53 53. Jangan Pergi!
54 54. Perasaan Yang Mulai Muncul.
55 55. Mengakui
56 56. Mengakui ke-2
57 57. Pengakuan.
58 58.Terjalin.
59 59. Awal Yang Tidak Menyengangkan
60 60.Permintaan Tulus
61 61. Hubungan baru
62 62. Hilang
63 63. Diajak Untuk Kembali Berkumpul
64 64. Kebersamaan yang kembali
65 65.Kisah yang sama
66 66. Adik dari seorang Charlie???
67 67. Awal dari sesuatu
68 68. Membeli Cello untuk seseorang
69 69. Momen Bersama
70 70. Pertama kalinya memanggil kakak
71 71. Acara pemicu masalah
72 72. Berubah Aneh
73 73.Mengandung Afrodisiak
74 74.Menghindar
75 75. Benarkah Jesica terlibat?
76 76. Mencari petunjuk
77 77. Salah paham
78 78. Bram sebagai Penengah
79 79. Ingin Menjelaskan
80 80. Jatuh Sakit
81 81. Aku sebenarnya sudah memaafkanmu, namun,,,,,
82 82.Curiga atau menuduh?
83 83. Akankah Ken berubah?
84 84. Apa yang disembunyikan bram
85 85. Rasa curiga yang mulai muncul
86 86. Pertengkaran kakak beradik
87 87. Membantu tanpa disengaja
88 88. Rencana Liburan.
89 89. Bertemu Lagi Dengan Albert
90 90. Pertemuan yang buruk
91 91. Di Palais
92 92. Di Palais bagian 2
93 93. Di Palais bagian 3
94 94. Sikap yang berubah-ubah
95 95. Pantai Belharra
96 96. Berdua saja
97 97. Berubah
98 98. Amarah terpendam
99 99. Cemburu yang salah
100 100. Terselesaikan dengan mudah
101 101. Dijbak
102 102. Masuk kedalam jebakan
103 103. Hilang kendali
104 104. Hal yang sebenarnya
105 105. Cerita dibalik sikap
106 106. Marah
107 107. Marah bag.2
108 108. Rindu
109 109. Bertemu seseorang
110 110. Hilang
111 111. Maaf
112 112. Menyesal
113 113. Kembalilah padaku!
114 114. Tidak Nyata
115 115. Kembali
116 116. Fakta
117 117. Kebenaran
118 118. Double Date
119 119. Lamaran
120 120. Ikatan tanpa darah
121 121. Tanpa balasan
122 122. Memilih Pakaian.
123 123. Semakin dekat
124 124. Janji Suci.
125 125. Resmi
126 126. Saling Pandang
127 127. Ancaman Basi
128 128. Menghilangkan Trauma
129 129. Benarkah kebetulan?
130 130. Keluhan Ken
131 131. Apa yang di dengar Ken?
132 132. Orang terbaik
133 133. Gagal ngambek
134 134. Flyboarding
135 135. Di sukai?
136 136. Undangan Darcie.
137 137. Siapa dia?
138 138. Menghadiri Acara
139 139. Rencana Darcie
140 140. Pernyataan
141 141. Suka usil
142 142. Kabar baik atau buruk
143 143. Mencintai siapa?
144 144. Kabar bahagia
145 145. Kabar bahagia lain
146 146. Gaun pernikahan
147 147. Dipilih
148 148. Tetap Aktif
149 149. Hari bersejarah
150 150. Kamu hebat!
151 Chapter Bonus bagian 1
152 Chapter Bonus bagian 2
153 Chapter bonus bagian 3
154 Karya baru
Episodes

Updated 154 Episodes

1
1. Insiden Pertemuan Pertama
2
2. Akibat Kecelakaan
3
3. Tamu Tak Di Undang
4
4.Layanan Medis Khusus
5
5. Tinggal Bersama
6
6. Tinggal Bersama 2
7
7. Tinggal Bersama 3
8
8. pelepasan Gips
9
9.Berteman
10
10. Terbuka
11
11. Kencan
12
12. Pantai Dan Hobi
13
13. Pengungkapan Dan Api Unggun
14
14. Si Korban
15
15. Bram
16
16. Joel
17
17. Bersama Bram
18
18. Bersama Bram 2
19
19. Ingin
20
20. Rumah
21
21. Terbuka
22
22. Hadiah.
23
23. Pertunjukan
24
24.Keinginan Bram
25
25. Yang Telah Berlalu
26
26. Yang Telah Berlalu 2.
27
27. Dilema.
28
28. Dilema 2
29
29.Rasa Kesal
30
30.Berteman
31
31. Persaingan Secara Sehat
32
32. Jesica
33
33. Kebersamaan
34
34. Jesica Lagi
35
35. Rencana.
36
36. Amarah
37
37. Kejutan
38
38. Kejutan 2
39
39. Kejutan 3
40
40. Kejutan 4
41
41. Yang tidak diharapkan
42
42. Yang Tidak Diharapkan 2
43
43.Yang Tidak Diharapkan 3.
44
44. Bertemu Kembali
45
45. Aku Minta Maaf
46
46. Menemuinya
47
47. Saling Terbuka
48
48. Sabotase
49
49. Hanya untukmu.
50
50. Mencari
51
51. Saling Melihat
52
52. Tawaran Mendadak
53
53. Jangan Pergi!
54
54. Perasaan Yang Mulai Muncul.
55
55. Mengakui
56
56. Mengakui ke-2
57
57. Pengakuan.
58
58.Terjalin.
59
59. Awal Yang Tidak Menyengangkan
60
60.Permintaan Tulus
61
61. Hubungan baru
62
62. Hilang
63
63. Diajak Untuk Kembali Berkumpul
64
64. Kebersamaan yang kembali
65
65.Kisah yang sama
66
66. Adik dari seorang Charlie???
67
67. Awal dari sesuatu
68
68. Membeli Cello untuk seseorang
69
69. Momen Bersama
70
70. Pertama kalinya memanggil kakak
71
71. Acara pemicu masalah
72
72. Berubah Aneh
73
73.Mengandung Afrodisiak
74
74.Menghindar
75
75. Benarkah Jesica terlibat?
76
76. Mencari petunjuk
77
77. Salah paham
78
78. Bram sebagai Penengah
79
79. Ingin Menjelaskan
80
80. Jatuh Sakit
81
81. Aku sebenarnya sudah memaafkanmu, namun,,,,,
82
82.Curiga atau menuduh?
83
83. Akankah Ken berubah?
84
84. Apa yang disembunyikan bram
85
85. Rasa curiga yang mulai muncul
86
86. Pertengkaran kakak beradik
87
87. Membantu tanpa disengaja
88
88. Rencana Liburan.
89
89. Bertemu Lagi Dengan Albert
90
90. Pertemuan yang buruk
91
91. Di Palais
92
92. Di Palais bagian 2
93
93. Di Palais bagian 3
94
94. Sikap yang berubah-ubah
95
95. Pantai Belharra
96
96. Berdua saja
97
97. Berubah
98
98. Amarah terpendam
99
99. Cemburu yang salah
100
100. Terselesaikan dengan mudah
101
101. Dijbak
102
102. Masuk kedalam jebakan
103
103. Hilang kendali
104
104. Hal yang sebenarnya
105
105. Cerita dibalik sikap
106
106. Marah
107
107. Marah bag.2
108
108. Rindu
109
109. Bertemu seseorang
110
110. Hilang
111
111. Maaf
112
112. Menyesal
113
113. Kembalilah padaku!
114
114. Tidak Nyata
115
115. Kembali
116
116. Fakta
117
117. Kebenaran
118
118. Double Date
119
119. Lamaran
120
120. Ikatan tanpa darah
121
121. Tanpa balasan
122
122. Memilih Pakaian.
123
123. Semakin dekat
124
124. Janji Suci.
125
125. Resmi
126
126. Saling Pandang
127
127. Ancaman Basi
128
128. Menghilangkan Trauma
129
129. Benarkah kebetulan?
130
130. Keluhan Ken
131
131. Apa yang di dengar Ken?
132
132. Orang terbaik
133
133. Gagal ngambek
134
134. Flyboarding
135
135. Di sukai?
136
136. Undangan Darcie.
137
137. Siapa dia?
138
138. Menghadiri Acara
139
139. Rencana Darcie
140
140. Pernyataan
141
141. Suka usil
142
142. Kabar baik atau buruk
143
143. Mencintai siapa?
144
144. Kabar bahagia
145
145. Kabar bahagia lain
146
146. Gaun pernikahan
147
147. Dipilih
148
148. Tetap Aktif
149
149. Hari bersejarah
150
150. Kamu hebat!
151
Chapter Bonus bagian 1
152
Chapter Bonus bagian 2
153
Chapter bonus bagian 3
154
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!