I'LL ALWAYS LOVE YOU
Gulungan ombak besar di pantai menarik perhatian beberapa orang untuk berselancar ataupun berenang disana. Cuaca cerah hari itu menjadi pendukung untuk menikmati keindahan pantai dengan deburan ombak yang mempesona.
Seorang wanita tengah berjalan dengan menenteng sandal di satu tangan. Kaki telanjangnya ia biarkan begitu saja, membiarkan jari-jari kakinya tersiram ombak dan pasir.
Rambut panjang yang tergerai dengan topi yang melindungi kepala dari terik matahari siang itu, serta celana denim pendek dan kaus putih yang di lapisi kemeja tipis tanpa kancing sesekali berkibar karena hembusan angin.
Wanita itu menghentikan langkah, menatap lautan yang berada di depannya, lalu memejamkan mata, menikmati hembusan angin dan percikan air laut yang mengenai wajah.
Di arah yang berlawanan, seorang pria tengah asik dengan ponsel tanpa melihat keadaan sekitar. Satu tangannya yang lain memegang gelas berisi es kelapa muda yang masih penuh.
Pria yang hanya mengenakan celana pendek dan kemeja tanpa kancing itu, justru memperlihatkan tubuh sempurnanya dengan otot perutnya yang di biarkan terpampang jelas.
Pria itu melangkah sembari memotret keindahan pantai, sesekali berselfie tanpa memperhatikan jalan yang di laluinya. Hingga hal yang tak dapat terelakkan terjadi,
BRRUKK,,,!!
CURR,,,!!
"Aahh,,,!!!" wanita itu terpekik ketika seseorang menabrak sekaligus menumpahkan minuman dingin ke tubuhnya.
Sandal di tangannya refleks terjatuh, ia melangkah mundur, sembari satu tangan yang lain mengusap air dingin yang mengalir dari bahu hingga kaki.
"Astaga,,, maaf,, maaf,, maaf," respon penuh sesal yang di keluarkan pria itu membuat wanita itu mendongak untuk melihat siapa yang telah menabraknya.
Pria itu membungkukkan badan, berulang kali mangatakan maaf, seolah ingin menegaskan bahwa dia menyesali perbuatannya, gelas yang berisi air es sebelumnya ia biarkan mendarat dengan mulus di atas pasir.
"Maafkan saya, Nona. Sungguh, saya tidak sengaja melakukannya," sesalnya.
Pria itu melepaskan kemejanya dan segera menyampirkan ke tubuh wanita yang telah sebagian basah karena air dari gelas miliknya.
"Saya tidak memiliki sapu tangan, tapi tolong gunakan ini dulu untuk sementara," harap pria itu.
"Saya akan membelikan pakaian baru untuk Anda, bisakah Anda ikut saya membeli pakaian untuk Anda kenakan?" harap pria itu.
Wanita itu menyipitkan mata dan menatap pria itu curiga.
"Tolong jangan salah paham!" sambut cepat pria itu, menyadari tatapan curiga yang di berikan wanita itu padanya.
"Saya hanya ingin menebus kesalahan saya, ini sungguh-sungguh kecelakan yang tidak saya sengaja," lanjutnya.
Pria itu memperlihatkan penyesalan tulus di wajahnya, cukup untuk membuat si wanita melunak. Hingga wanita itu tersenyum sebelum berkata,
"Tidak apa-apa, ini akan kering dengan sendirinya nanti," jawab si wanita.
"Ah ya,, Sebaiknya Anda ambil kembali kemeja Anda, ini hanya akan ikut basah jika terus seperti ini," lanjutnya seraya melepas kemeja dari bahunya.
"Tidak,, Tidak. Tolong gunakan itu untuk sementara," tolak pria itu yang kini bertelanjang dada sembari menahan tangan si wanita. Membiarkan kemejanya tetap tersampir di bahu wanita itu.
"Mari," ajak si pria.
Wanita itu mendesah pelan, memilih untuk menurut mengikuti langkah pria asing di depannya.
Pria itu menuju toko kecil yang berada di area pantai, membiarkan si wanita memilih sendiri pakaian yang dia inginkan.
Tak berselang lama, si wanita keluar dari kamar ganti dengan pakaian baru yang dia pilih.
Seolah baru saja menyadari wajah wanita itu sepenuhnya, si pria terpana melihat sosok wanita yang kini berdiri di depannya.
"Biarkan saya mengambil ini," ucap pria itu merebut pakaian kotor milik si wanita.
"Saya akan mencucinya, dan memberikannya kepada anda setelah bersih," sambungnya.
"Di mana anda tinggal?" tanya pria itu.
"Anda tidak perlu melakukan itu, saya bisa membersihkan pakaian itu sendiri. Dan lagi anda sudah membelikan saya pakaian baru untuk di pakai," tolak si wanita.
"Tidak, Tolong biarkan saya melakukannya," pinta pria itu bersikeras.
"Saya merasa tidak enak jika anda yang melakukannya disaat sayalah yang mengotori pakaian anda," sambungnya.
"Baiklah, terserah anda," jawab si wanita menyerah.
'Aku sedang tidak ingin berdebat, toh aku belum tentu akan bertemu dengannya lagi, birkan saja,' pikirnya.
Pria itu tersenyum senang dan membungkus pakaian kotor itu untuk di bawa pulang.
"Saya Joel, saya tinggal tidak jauh dari sini," paparnya memperkenalkan diri sembari mengulurkan tangan.
"Ariel," jawabnya menyambut uluran tangan Joel.
"Apakah anda juga tinggal di sekitar pantai ini?" Joel bertanya.
"Anda bisa berhenti bersikap formal jika anda mau," sambut Ariel.
"Tempat tinggalku berjarak sekitar 20menit berkendara dari sini," lanjutnya.
"Apakah anda tidak keberatan?" tanya Joel memastikan.
"Tidak sama sekali," jawab Ariel.
"Terima kasih," sambut Joel tersenyum lebar.
"Bolehkah aku meminta nomor ponselmu?" pinta Joel sopan.
"Untuk?" tanya Ariel mengerutkan keningnya.
"Memudahkan ku untuk mengembalikan ini padamu," jelas Joel menunjukkan kantong baju di tangannya.
"Ah,,,, Baiklah," jawab Ariel.
Ariel memberikan nomor ponsel miliknya.
"Apakah kamu datang bersama seseorang?" tanya Joel setelah menyimpan ponsel di saku celana.
"Aku datang sendiri," jawab Ariel.
"Apakah kamu keberatan jika aku mengajakmu berkeliling?" tanya Joel lagi.
"Tidak," sambut Ariel.
Keduanya mulai melangkah menyusuri tepi pantai, menikmati semilir angin yang menerpa wajah mereka. Membiarkan butir-butir pasir menyapu kaki telanjang mereka.
"Bukankah pantai ini sangat indah?" ucap Joel memcah keheningan.
"Ada saat- saat tertentu pantai ini memiliki ombak yang lebih besar dari yang sekarang, dan itu membuatku bersemangat," ungkap Joel.
"Kamu suka berenang?" tanya Ariel.
"Lebih tepatnya, berselancar," terang Joel.
"Mengesankan," sambut Ariel.
"Jadi, apa yang kamu suka dari pantai ini,?" tanya Joel.
"Hmmm,,," Ariel berpikir sesaat sebelum menjawab.
" Kamu benar tentang keindahan pantai ini, dan aku setuju. Namun, pantai ini juga memiliki ketenangan tersendiri bagi pengunjungnya, dan yah, aku suka di sini karena itu," papar Ariel.
Joel mengangguk setuju dengan senyum cerah menghiasi wajahnya. Obrolan mereka berlanjut hingga matahari mulai terbenam.
Ariel pamit pada Joel untuk pulang. Dengan berat hati, Joel hanya mengangguk.
Joel masih menatap punggung Ariel yang melangkah menjauh, bahkan ketika Ariel telah menghilang dari pandangannya, Joel masih belum beranjak dari tempatnya.
'Ku harap, kita segera bertemu lagi, Ariel,' harap Joel dalam hati.
Dering telepon menyadarkan Joel yang segera merogoh saku celanannya. Dalam layar ponselnya tertera ' Elena ' sebagai nama pemanggil.
"Ya?" sambutnya setelah Joel menempelkan ponsel ke telinga
"Maafkan saya menganggu waktu Anda, Dok. Tapi, ada keadaan mendesak, dan ini melibatkan Anda. Saya tidak berani melawan karena Dokter Seth yang memulainya," ucapnya menjelaskan situasi.
"Aku akan segera kesana," jawab Joel.
"Baik," jawabnya lalu mematikan teleponnya.
"Masalah apa lagi sekarang?" desahnya pelan.
Joel segera meninggalkan pantai menuju rumah sakit tempatnya bekerja. Waktu liburnya terganggu karena posisi dirinya yang menjadi dokter baru di rumah sakit dimana dia di pindahkan.
Joel tiba di rumah sakit dan segera di sambut oleh perawat yang menghubunginya beberapa waktu lalu, dan menjelaskan situasinya.
"Saya sudah menjelaskan pada dokter Seth untuk menunda operasi seperti perintah anda. Namun, dokter Seth mengatakan operasi akan tetap di jalankan. Hasilnya , operasi tidak berjalan baik, dan pasien masih belum sadar bahkan saat efek bius telah hilang," terangnya.
" Dimana dia?" tanya Joel.
"Di ruangannya, dok," jawab Elena.
"Apakah keluarga pasien ada yang mengetahui hal ini?" tanya Joel lagi.
"Untuk sekarang masih belum," jawab Elena.
"Aku akan coba mengatasi ini, jika keluarga pasien bertanya, katakan saja tidak ada hal buruk terjadi. Jangan katakan apapun selama kita bisa mengatasinya. Itu hanya akan membuat mereka panik,!" pinta Joel.
"Baik," jawabnya patuh.
Joel memasuki ruang rawat pasien dan mulai memeriksa kondisinya. Senyum kecil tumbuh di bibirnya saat mengetahui kondisi pasien sama sekali tidak ada masalah.
Tanpa membuang waktu, Joel mendatangi ruangan Seth, dan melihanya menelungkupkan wajahnya di meja.
"Dia baik-baik saja, Seth," ucap Joel membuat Seth mengangkat wajahnya, menatap Joel tak percaya.
"Yah,, itu berkatmu. Kamu bisa mengatasinya. Aku lebih lama di sini, tapi kaulah yang selalu membantuku menyelesaikan masalahku dan kekacauan yang ku timbulkan," ucap Seth jujur.
"Aku pernah berada di posisimu sebelum di pindahkan ke kota ini, Seth," sambut Joel.
"Dan aku bersikap breng**k saat pertama kali bertemu denganmu," ungkap Seth tersenyum malu.
"Aku pulang dulu," ucap Joel mengabaikan ucapan Seth.
"Baiklah, maaf menganggu waktu liburmu," tutur Seth.
"Aku tidak merasa terganggu, itu memang tugas kita sebagai dokter," sambut Joel tersenyum.
Jeol pun meninggalkan Seth, dan berniat kembali ke rumahnya untuk istirahat. Namun, lagi-lagi hal tak terduga kembali terjadi.
Sorang wanita tengah menunggunya di samping mobil miliknya. Joel menatap wanita itu dengan tatapan marah.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Joel dingin.
"Ayolah, Joel. Jangan bersikap dingin padaku. Aku hanya merindukanmu, itu sebabnya aku menemuimu," sambutnya tenang.
"Kau sudah melihatku, sekarang pergilah," usir Joel.
"Kasar sekali," sindir wanita itu.
"Kau menjadi orang yang jauh berbeda dengan saat kau mencintaiku dulu," sambungnya.
"Aku justru merasa lebih baik dari dulu," sambut Joel tersenyum sinis.
"Aku tak yakin soal itu, kecuali kau jatuh cinta lagi," tukas wanita itu lagi.
"Jika kau sudah selesai bicara, menyingkirlah! Kau menghalangi mobilku," ucap Joel sembari mengeser tubuh wanita itu dari mobilnya.
"Joel,,,!" panggil wanita itu sembari menahan tangan Joel.
"Tidak bisakah kita kembali seperti dulu?" tanya wanita itu tengan tatapan sendu.
"Tidak,!" tegas Joel menarik paksa tangannya dan masuk ke dalam mobil.
Tanpa menghiraukan wanita itu lagi, Joel menjalankan mobilnya, mengabaikan teriakan wanita yang terus memanggil namanya.
Jesica, nama wanita itu. Wanita yang pernah mengisi hatinya. Namun hubungan mereka berakhir saat Joel tau, Jesica menjalin hubungan dengan sahabatnya sendiri.
Amarah yang muncul tiba-tiba memenuhi hati Joel. Tanpa di sadarinya, Joel telah menambah kecepatan mobilnya. Berharap segera mencapai rumah.
ZRASSHHH,,,,,
Hujan pun turun membasahi jalanan kota yang di lalui Joel. Saat itulah ban mobilnya tiba-tiba tergelincir. Membuat Joel kehilangan kendali mobilnya hingga menabrak seorang wanita yang hendak menyeberang jalan.
BRAAKKK,,,,,!!!!
CIITTT,,,,!!!!
Suara benturan mobil dan decit ban yang bergesekan dengan aspal yang cukup keras menarik perhatian orang-orang yang segera berkumpul untuk melihat apa yang terjadi.
"Ya Tuhan,,," desis Joel.
Joel segera keluar dari mobil untuk memeriksa keadaan wanita yang telah di tabraknya.
"Ariiell,,,!!" desis Joel melihat Ariel, wanita yang baru saja di kenalnya tergletak bersimbah darah.
"Ya tuhan,,, apa yang sudah aku lakukan," sesal Joel sembari mengangkat tubuhnya yang terkulai tak bergerak.
"Saya akan membawanya ke rumah sakit, dan saya akan bertanggung jawab penuh dengan keadaanya," jelas Joel saat orang-orang berkumpul dan menatap dengan tatapan menghakimi.
Orang-orang pun mengangguk dan membantu membukakan pintu mobil Joel.
"Terima kasih," ucap Joel setelah masuk mobil dan segera melajukan mobilnya kembali ke rumah sakit.
"Jangan sampai terjadi hal buruk padamu, aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika sesuatu yang buruk terjadi padamu, Ariel," gumam Joel sesekali menoleh ke belakang dimana Ariel terbaring.
Begitu tiba di rumah sakit, Joel memerintahkan perawat yang menyambutnya untuk menyiapkan perlengkapan serta pakaiannya.
"Aku yang akan mengurusnya, tidak perlu memanggil Seth," ucap Joel sebelum perawat itu sebelum banyak bertanya.
Ariel di rawat langsung oleh Joel hingga masa kritisnya terlewati.
Joel bahkan menunggu di samping ranjang dimana Ariel terbaring. Wajah pucatnya membuat hati Joel jatuh.
"Bagaimana aku bisa seceroboh ini?" sesalnya. "Kuharap laporan medisnya tidak buruk. Seumur hidupku, aku hanya akan berada dalam lingkaran penyesalan jika sesuatu yang buruk terjadi padamu, Ariel," ungkapnya pelan dengan suara bergetar.
Diam-diam, Joel mengagumi kecantikan yang di miliki Ariel. Kelembutannya saat mengobrol dengannya membuat Joel tidak bisa melupakan obrolan singkat yeng terjadi siang itu.
Joel duduk bersandar dengan tangan terlipat hingga kedua matanya tertutup, wajah lelahnya memperlihatkan rasa khawatir yang besar hingga Joel sendiri tidak tau dari mana asalnya rasa peduli yang muncul begitu saja.
...########...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Virgo Girl
Baru mampir Kak. Awal cukup menjanjikan, narasi nya jg bagus❤❤
2024-10-02
0
Pelangi Senja
wah sangat seru ceritanya Thor.
2024-03-24
1
Pena dua jempol
sub+follow+🌹+like+vote
aku suka karya Kaka
semangat terus kak 🫰🏻
2024-03-20
1