Tinggalkan jejak kalian dengan koment, saran dan kritik kalian untuk menciptakan alur yang lebih baik.~~~
#####
Kembali ke beberapa saat sebelum terjadi kecelakaan yang menimpa Ariel.
Ariel baru saja keluar dari toko kue dengan tangan kosong dan wajah kecewa karena kue kesukaannya telah habis terjual.
Parahnya lagi, itu adalah toko terakhir yang dia kunjungi, dan Ariel memarkir mobilnya di seberang jalan, di dekat toko bunga yang tadi sempat di kunjunginya.
Berpikir, akan merepotkan jika dia membawa mobil dan harus memutar arah, Ariel memilih jalan kaki menuju toko kue yang baru saja di datanginya yang terletak berseberangan.
ZRAASSHHH,,,,,,!
Hujan deras tiba-tiba turun saat kakinya melangkah ke trotoar jalan. Ariel menengadah menatap langit,membiarkan wajahnya di basahi tetesan air hujan. Lalu berjalan dengan santai menuju penyebrangan jalan, mengabaikan air hujan yang membasahi tubuhnya.
Menanti lampu hijau menyala, Ariel tersenyum kecut pada dirinya sendiri. Wajahnya memancarkan kelelahan, kelelahan hatinya.
'Aku belum lama berada di kota ini, tapi semua terasa membosankan sekali. Aktivitasku pun tak berubah sama sekali, melatih musik, bermain dan tampil. Setelah itu aku bisa istirahat satu bulan penuh,' keluhnya dalam hati.
Lampu penyebrangan akhirnya berkedip hijau, Ariel pun melangkah pelan menyebrang jalan, ketika sebuah mobil hilang kendali karena banya yang tergelincir dan melaju kencang kearahnya.
Ariel yang saat itu terlambat untuk menghindar, merasakan mobil itu menghantam tubuhnya. Membuat tubuhnya melayang dan terjerembab di atas aspal dengan genangan air hujan.
BRUUKKK,,,,!!
'Ugh,,, kepalaku sakit sekali, aku juga tidak bisa merasakan tubuhku lagi,' rintih hatinya.
"Ariel,,,!" desis seorang pria.
Di ujung kesadarannya yang mulai memudar, dan pandangannya yang menjadi buram, Ariel samar-amar mendengar seseorang menyebut namanya. Suara yang terasa familiar dan asing diwaktu yang sama, hingga dunia gelap menyambutnya.
---------
Ariel mengerjap untuk membuka matanya. Namun, saat matanya terbuka, dunia di sekitarnya berputar, membuatnya kembali memejamkan mata.
Sekali lagi Ariel mencoba membuka matanya, warna putih di sekelilingnya membantunya memulihkan sebagian kesadarannya dan mencoba bangun dari tidurnya. Tetap saja, semua terasa berputar, dan rasa nyeri di sekujur tubuhnya terasa semakin kuat.
"Ughh,,,!" Ariel mengerang pelan sembari memegangi kepalanya yang terasa sakit.
"Eh,,," gumamnya pelan dengan tangan yang meraba-raba kepalanya yang telah terpasang perban.
"Apa ini?" tanyanya bingung, lalu menjatuhkan kepalanya lagi ke bantal saat rasa sakit di kepala kembali menyerangnya.
"Arrghh,,," erangan pelan Ariel terdengar bertepatan dengan pintu yang terbuka.
Joel muncul dari balik pintu dan mendengar erangan pelan Ariel yang mencoba bangun dari berbaringnya.
"Ariel,,,!" seru Joel terkejut melihat Ariel yang mencoba untuk bangun.
"Kamu tidak boleh banyak bergerak dulu," ucapnya khawatir sembari membantu Ariel berbaring lagi.
Ariel menatap pria yang berpakaian dokter menyebut namanya dengan tatapan bertaya.
"Kamu mengenalku? Apakah aku juga mengenalmu?" tanya Ariel menyipitkan mata.
Pria itu memberikan pandangan bingung, lalu tersenyum untuk menutupi sedikit rasa kecewanya karena Ariel telah melupakannya.
"Apakah mengetahui nama adalah hal aneh?" tanya Joel.
"Suaramu tak asing," sambut Ariel, lalu menatap lekat Joel yang berdiri di sampingnya.
"Ughh,,," Ariel kembali mengerang pelan saat mencoba kembali bangun dan memegangi kepalanya lagi.
"Kumohon,! Jangan banyak bergerak dulu," ucap Joel sedih.
"Kenapa kepalaku sesakit ini?" keluh Ariel.
Joel membantu Ariel kembali berbaring, memposisikan bantalnya di posisi nyaman bagi Ariel. Memperlakukan Ariel dengan sangat hati-hati.
"Pantai,,," gumam Ariel tiba-tiba.
Joel menatap Ariel lagi, memandangi wajahnya yang kini memiliki goresan luka, dan kepala yang di pasangi perban.
"Joel, benar kan?" ucap Ariel tidak mengalihkan pandangannya dari Joel.
"Ya, kamu benar," jawab Joel pelan.
"Ah,, maaf aku tidak bermaksud melupaknmu begitu cepat," ungkap Ariel melihat raut kecewa di wajah Joel.
'Payah sekali aku ini, bagaimana bisa aku melupakan orang yang baru saja mengobrol panjang denganku? Apakah daya ingatku juga menurun karena terlalu memikirkan si br*eng*sek itu?' batin Ariel.
Joel yang menyadari bahwa Ariel telah salah paham mencoba meluruskan dan menghilangkan rasa bersalahnya.
"Jangan meminta maaf padaku, Ariel. Dalam hal ini kamu tidak bersalah sama sekali. Toh pada akhirnya kamu mengenaliku," papar Joel.
"Akulah yang seharusnya minta maaf padamu," ungkap Joel.
"Kenapa kamu harus minta maaf? Tapi, kenapa aku ada di sini? Apa yang terjadi?" cecar Ariel.
Joel menunduk mengigit bibirnya. Matanya menatap lantai untuk sesaat lalu menatap mata Ariel dengan wajah penyesalan yang besar. Menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, Joel kembali membuka suara.
"Akulah yang menyebabkanmu berada di sini," ungkap Joel.
"Apa maksudmu?" tanya Ariel bingung.
"Apakah yang kamu maksudkan adalah kamu yang membawaku kesini?" tanya Ariel lagi. " Bukankah itu artinya kamu menlongku?" imbuhnya.
"Aku memang membawamu kesini, dan aku jugalah yang menyebabkanmu hingga kamu berada di sini," terang Joel.
Ariel menyipitkan matanya, menatap Joel yang gelisah. Ingatannya kembali ke saat dirinya tengah menyeberang jalan ketika tiba-tiba sebuah mobil menabraknya.
"Maafkan aku, Ariel. Aku sungguh ceroboh hingga kehilangan kendali saat mengemudi," sesal Joel. "Aku menyadari semuanya telah terjadi, dan melihatmu_,,," (Bersimbah darah) Joel melanjutkan perkataanya dalam hati.
' Jadi dia yang menabrakku? Dan langsung mengakuinya di depanku? Mengesankan? Haruskah aku berkata begitu? Cih,, ' gerutu Ariel dalam hatinya.
Ariel diam dan mengunci tatapannya pada mata Joel yang memperlihatkan penyesalan tulus serta rasa khawatir pada waktu yang sama.
"Kau seorang dokter?" tanya Ariel melihat pakaian yang di kenakan Joel.
Joel hanya mengangguk pelan.
"Dan kau yang merawatku?" tanya Ariel lagi.
"Aku tidak mungkin membiarkan orang lain mengambil alih untuk merawatmu," sambut Joel. "Mungkin terdengar egois, hanya saja aku tidak bisa membiarkan orang lain merawatmu saat akulah yang menyebabkan kamu berada disini," papar Joel.
"Oh,,, jadi jika bukan kamu yang menjadi penyebabnya, kamu tidak mau melakukannya?" cetus Ariel.
"Tidak, Bukan begitu," sanggah Joel. "Aku akan tetap melakukannya dengan atau tanpa alasan bahwa aku yang menjadi penyebabnya," sambungnya.
"Jika begitu, maka hal itu lebih dari cukup. Tidak perlu merasa bersalah seperti itu, kamu tidak sengaja melakukannya," tutur Ariel. "Kamu sudah mengakui juga menyesalinya," imbuhnya
"Jadi, kamu memaafkanku?" tanya Joel tak percaya.
"Ya," jawab Ariel singkat.
"Terima kasih banyak, Ariel," ucap Joel lega.
"Aku akan memeriksa kondisimu sebentar, dan kembali lagi nanti malam saat jam kerjaku selesai," papar Joel setelah melihat jam tangannya.
"Aku hanya sedikit sakit kepala, itu bukan hal serius kan?" tanya Ariel.
"Hasil pemeriksaanmu akan keluar nanti malam, aku akan membawanya saat mengunjungimu nanti," jawab Joel.
"Baiklah," jawab Ariel.
"Adakah keluarga yang bisa kamu hubungi untuk menjagamu?" tanya Joel.
"Tidak," jawab Ariel singkat.
"Orang tua,saudara atau_,,,,"
"Tidak ada siapapun," potong Ariel cepat.
Joel tertegun dan tidak lagi banyak bertanya. Matanya menatap lekat wajah Ariel yang kini memalingkan wajah darinya.
"Baiklah, aku akan kembali secepat yang aku bisa," ucap Joel. "Apakah kamu menginginkan sesuatu yang ingin kamu makan?" sambungnya.
"Apakah itu di perbolehkan?" tanya Ariel berbinar.
"Sejujurnya tidak, tapi aku akan memikirkannya jika itu cukup baik untukmu," sambut Joel sedikit geli dengan perubahan Ariel yang cukup cepat baginya.
"Cih,,," cibir Ariel memajukan bibirnya.
"Apa yang sebenarnya ingin kamu makan?" tanya Joel penasaran.
"Sup iga," jawab Ariel.
"Hemmm,,,," gumam Joel sembari meletakkan dua jari di dagunya.
"Jika hanya sup iga, aku bisa membuatkanya untukmu. Itu akan membuatku lebih bisa memperhatikan apa yang bisa dan tidak kamu makan," tawar Joel.
"Kamu bisa memasak?" sambut Ariel tak percaya.
"Jika hanya sup, aku bisa membuatnya, bagaimana?" Joel menawarkkan lagi sembari menaikkan alisnya.
"Sepakat," sambut Ariel.
Joel mengeleng-gelengkan kepalanya merasa lucu dengan sikap Ariel yang memiliki sisi kekakanan. Namun, entah kenapa, Joel justru menikmatinya.
Setelah memeriksa kondisi Ariel, Joel pergi meninggalkan ruangan dimana Ariel di rawat, membiarkannya untuk beristirahat.
...>>>>>>--<<<<<<...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Pena dua jempol
aku nyaman baca karya kak FT.Zira. PUEBI, Eyd dan gaya tulisan kita hampir sama jadi aku paham. tapi kak FT.Zira lebih baik dari aku.
boleh ya kak aku belajar dari kak FT.Zira 🙏🏻🫰🏻 salam kenal kak
2024-03-20
1
Alizeee
ceritanya bagus, thor
2024-03-10
0
Pie Yana
seorang dokter bisa memasak, baik perhatian, perfect jika jd kekasih atau jodohkan aja thor
2024-02-22
1