Sebenarnya Peduli Atau Tidak?

"Kau suka masakan di sini?" Rossabelle menatap Noah yang sejak tadi hanya diam saja.

Saat ini mereka sedang ada di restaurant hotel, menikmati makan malam bersama.

"Hem," jawab Noah cuek.

"Ini cukup enak," kata Gavin.

"Aku juga rasa ini enak," sambung Anna.

Namun, Rossabelle tidak ingin tahu pendapat Gavin dan Anna. Ia hanya ingin tahu pendapat Noah karena pria itu tidak terlihat menikmati makanannya.

"Kau ingin makanan yang lain?" tanya Rossabelle lagi.

"Tidak." Noah kembali menjawab dengan cuek.

"Lalu kenapa kau tidak tidak terlihat tidak selera?" desak Rossabelle yang mulai kesal. "Apa salahnya kau mengatakan sesuatu yang lebih banyak, huh?"

Noah menaikkan sebelah alisnya, heran dengan pertanyaan Rossabelle.

"Kau mau aku mengatakan apa?" tanya Noah.

"Bagaimana rasa makanannya?" Rossabelle mencoba bertanya dengan lembut, bahkan ia juga tersenyum manis. "Menurutmu bagaimana rasa steak restaurant ini?"

"Steak-nya rasa steak," jawab Noah ada apa adanya yang membuat Rossabelle menganga, sementara Gavin dan Anna hanya bisa terkekeh geli.

"Lain kali jangan bertanya apapun pada es balok ini, Dear," kata Gavin. "Dia tidak bisa merasakan apapun."

"Mungkin Noah perlu kekasih," sambung Anna. "Biasanya seseorang yang dingin seperti dia, akan cair saat menemukan cintanya."

"Uh, aku tidak yakin ada wanita yang tertarik pada es balok seperti dia," dengus Rossabelle.

"Kau juga tidak?" Noah melontarkan pertanyaan itu dengan asal, tetapi Rossabelle justru menanggapinya dengan serius.

"Aku sayang padamu, tapi tidak tertarik sebagai wanita pada pria," papar Rossabelle dengan ragu, takut membuat sahabatnya itu sedih. "Aku harap kau tidak tersinggung."

Bukannya tersinggung, Noah justru mengernyit kan kening saat mendengar apa yang wanita itu katakan.

"Kau bicara apa?" tanya Noah.

Rossabelle termangu melihat wajah bingung Noah. Dalam hati ia bertanya-tanya, apakah Noah benar-benar tidak mengerti maksudnya, atau hanya pura-pura?

Sungguh tidak ada yang bisa menebak isi otak pria tampan di depannya ini.

"Aku mau ke rest room," ujar Rossabelle sembari beranjak dari kursinya.

"Biar aku temani," kata Gavin sembari juga beranjak dari kursinya.

Tak jauh dari sana, Dimitri duduk manis sambil menatap Rossabelle tanpa berkedip. Pria itu sudah tergila-gila pada sang Model, bahkan membuat dadanya bergemuruh, tak sabar ingin mengajaknya berkenalan.

"Betapa beruntung dua pria yang bersamanya itu." Dimitri menatap Noah yang masih duduk di kursinya, kemudian ia menatap Gavin yang pergi bersama Rossabelle.

"Dua pria itu adalah Bodyguard pribadinya, Tuan Dimitri," kata Pedro. "Tapi aku dengar, mereka juga sahabatnya."

Seketika Dimitri terkekeh mendengar apa yang Pedro katakan.

"Wanita dan pria tidak akan pernah menjadi sahabat, Pedro," kata Dimitri. "Kecuali sahabat ranjang," tambahnya.

Pedro tak menanggapi.

"Aku yakin, mereka berdua pasti sudah merasakan tubuh Rossabelle yang seksi itu. Tidak mungkin tidak, aku berani bertaruh," ucap Dimitri lagi.

Pedro masih diam, enggan menanggapi komentar Tuan-nya yang memang mata keranjang ini. Rossabelle bukan lah wanita pertama yang pria itu inginkan, padahal ia sendiri sudah memiliki istri yang tak kalah cantik dan seksi.

Tak berselang lama, Rossabelle kembali muncul dan Dimitri langsung menghampiri gadis itu, membuat Rossabelle terkejut.

"Hai," sapa Dimitri dengan senyum manisnya.

"Halo," balas Rossabelle dengan ramah.

"Rossabelle, aku fans-mu!" Dimitri langsung mengulurkan tangan, dan Rossabelle pun menerimanya. Ini bukan kali pertama ada yang tiba-tiba datang dan menyapa seperti ini. Jadi, Rossabelle tidak menaruh curiga apapun.

"Senang bertemu denganmu," kata Rossabelle menyambut uluran tangan Dimitri. Awalnya, itu biasa saja hingga Rossabelle merasa ada yang berbeda dari pria itu.

Dimitri mengelus punggung tangannya, dan juga melempar tatapan mesum, hingga secara spontan Rossabelle menarik tangannya.

Noah dan Gavin menyadari hal itu, mereka berdua bisa menebak apa yang Rossabelle rasakan dari sorot mata dan raut wajah wanita itu.

Dimitri terkejut dengan apa yang Rossabelle lakukan, apalagi tatapan yang tadinya ramah, kini berubah marah

"Waktunya istirahat!" seru Gavin sembari merangkul Rossabelle, membawanya menjauh dari Dimitri.

"Ayo pergi!" seru Noah pada Anna.

"Tapi kita belum selesai makan," rengek Anna.

"Selesaikan jika kau mau," sahut Noah kemudian ia mengiktu Gavin dan Rossabelle.

Anna berdecak kesal, dan mau tak mau ia pun ikut pergi.

Dimitri tidak melakukan apapun, ia hanya terus menatap punggung wanita itu dengan mesum. "Tidak salah lagi," kekeh Dimitri saat melihat bagaimana Gavin merangkul sang Tuan Putri. "Bodyguard mana yang bisa seintim itu? Ah, aku jadi penasaran, sudah berapa pria yang wanita itu layani selain kedua bodyguard-nya itu."

Dimitri mengusap bibirnya sendiri. "Aku harus mendapatkannya sebelum aku kembali ke Russia."

...🦋...

"Apa kau tidak apa-apa, Dear?" Gavin menelisik wajah Rossabelle, ingin memastikan keadaan wanita itu.

"Aku baik-baik saja," jawab Rossabelle. "Aku hanya kesal dengan tatapan mesum pria asing itu."

"Abaikan saja," pinta Gavin. "Kau masih ingin makan, atau ingin istirahat?"

"Aku sudah kenyang." Rossabelle langsung menjatuhkan dirinya ke sofa. "Kalian boleh pergi, aku mau mandi, setelah itu tidur."

"Ide bagus," sahut Anna. "Besok pagi jam setengah 6 kau harus sudah siap untuk pemotretan outdoor."

Rossabelle mengangguk mengerti.

"Langsung hubungi kami jika kau butuh sesuatu," kata Gavin sembari mengusap kepala Rossabelle.

Lagi-lagi Rossabelle hanya mengangguk.

Setelah ketiga orang itu pergi, Rossabelle langsung pergi mandi.

Sementara Gavin dan Noah kini masuk ke kamar mereka, dan Gavin terus mengoceh kesal mengingat apa yang Dimitri lakukan.

"Semua orang menghormati Rose karena dia gadis yang baik, tapi juga banyak orang, khususnya orang-orang seperti Dimitri yang melecehkan Rose hanya karena dia seorang model."

"Aku ingin sekali mematahkan tangan pria itu, kemudian mencolok matanya, dan mengeluarkan otaknya yang mesum itu."

"Aku bahkan ingin merebus kepalanya."

Berbeeda dengan Gavin yang tak bisa mengontrol rasa kesalnya, Noah justru diam saja, bahkan raut wajah pria itu datar, dan sorot matanya juga kosong.

"Apa kau tidak kesal melihat apa yang dia lakukan pada Rose?" ketus Gavin karena sejak tadi Noah tidak bereaksi.

"Dia belum mencelakai Rose," sahut Noah. "Tidak ada alasan untuk kesal."

"Tapi dia membuat Rose tidak nyaman, dia memegang tangan Rose seperti ini!"

Gavin menarik tangan Noah, dan mempraktikan apa yang Dimitri lakukan pada Rose.

"Itu sudah pelecehan!" seru Gavin kesal.

"Kalau begitu patahkan tangannya jika dia melakukannya lagi," kata Noah. "Malam ini sebaiknya kita tidur, Rose juga baik-baik saja."

Gavin membuang napas kasar, ia juga menatap Noah dengan kesal.

Terkadang, Gavin bertanya-tanya, apakah Noah sungguh peduli atau tidak pada Rossabelle?

Pria itu selalu tenang dalam segala keadaan, bahkan melihat Rossabelle menangis karena diganggu teman kelasnya dulu, dia masih tidak bereaksi sama sekali, seolah tidak peduli.

Pria itu juga diam saja ketika ada senior yang mengerjai Rossabelle saat mereka baru masuk sekolah.

Namun, dugaan itu musnah ketika Gavin teringat dulu Noah hampir mati untuk menyelamatkan Rossabelle.

Saat mereka masih remaja, mereka naik perahu di danau, Saat di tengah danau, ternyata perahunya bocor dan mereka harus berenang ke tepi.

Namun, pelampung Rossabelle tidak berfungsi. Lalu, Noah memberikan pelampungnya sendiri, dengan alasan dia laki-laki dan pasti kuat berenang ke tepi. Padahal saat itu ia tidak bisa berenang karena kakinya cidera.

Ah, jangan lupakan juga apa yang membuat kakinya cidera. Itu karena ia dia menyelamatkan Rossabelle dari tabrak lari.

Mengingat semua itu, membuat Gavin bingung.

Sebenarnya Noah peduli pada Rossabelle apa tidak?

...🦋...

Si keren Noah (23)

...🦋...

Si manis Gavin (24)

Terpopuler

Comments

NR 89 💞

NR 89 💞

Emang pembawaannya aja yg anteng,tapi asline Noah peduli dan sayank sma Rossabelle.Dia type laki² yg hemat klo ngomong 😂.

Aduch bang Gavin,lesung pipi mu bikin meleyott akoh..😂🤭

2023-06-04

0

renita gunawan

renita gunawan

dibalik sikap noah yang dingin dan cuek itu,sebenarnya noah itu mencintai rose.hanya saja noah mempunyai sifat yang sama dengan ayahnya peter.yang sulit mengungkapkannya perasaannya kepada orang yang dicintainya

2023-04-13

0

Nur

Nur

dia perduli tpi kepedulianny di barngin tindkn bukn kata² kesal atau ekspresi wajah ny..

2023-04-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!