Kekhawatiran Rakha

HAPPY READING!!!!!🌹🌹🌹🌹🙏🙏🙏🙏

Sementara di rumah Adhiwijaya, Rakha sedang berada di dalam kamar Alya, dia sedang mengintrogasi adiknya tentang Arya. Tapi tidak mendapat jawaban yang pasti.

" Kamu suka sama Arya?" Tanya Rakha penuh dengan penekanan dan kecurigaan. Baginya tidak masalah kalau Alya menyukai Arya, malah Rakha akan mendukung adiknya 100 persen.

Selain dia sudah sangat kenal dengan Arya dia juga tau keluarga Arya. Jadi, tidak ada keraguan dalam hati Rakha saat melepas adik kesayangannya untuk Arya.

" Kakak ini ngomong apa sih, udah sana keluar dari kamar Alya. Alya mau tidur" usir Alya tidak mau membahas Alya.

" Kalau begitu kakak ke kamar dulu, kalau perlu bantuan kakak katakan saja, kakak setuju kamu sama Arya. Walaupun usianya jauh di atas kamu, tapi kakak yakin Arya bisa gantiin kakak menjaga kamu dengan baik," ucap Rakha tidak mau memaksa Alya untuk berkata jujur.

Rakha kembali ke kamarnya, dia juga masih banyak pekerjaan yang belum dia selesaikan lantaran harus menjemput adiknya di bandara.

Malam harinya Rakha masih berkutik dengan pekerjaannya, Rakha kalau sudah duduk di kursi kebesarannya dia akan lupa makan kalau tidak di ingatkan. Seseorang mengetuk pintu ruang kerja Rakha menyadarkan Rakha yang terlalu fokus pada laptopnya.

" Kak... ini Alya..." teriak Alya dari luar yang memanggil kakaknya untuk makan malam, biasanya bibi yang akan memanggilnya tapi hari ini Alya yang turun tangan. Kalau bibi yang memanggil Rakha pasti akan menyuruh bibi pergi duluan dan akan keluar sebentar lagi, tapi hari ini Rakha langsung keluar dari ruangannya merangkul sang adik menuju meja makan.

" Kak! Besok aku ke main ke kantor kakak boleh ya?" Tanya Alya seraya berjalan menuju meja makan, yang ada di lantai bawah.

" Buat apa ke sana? Kamu mau bertemu dengan Arya, kalau mau kakak akan menyuruhnya ke sini sekarang juga" balas Rakha membuat Alya salah tingkah dan juga kesal karena Rakha terus mengejeknya.

" Kakak jail banget sih, aku bilang Papa baru tau," Ujar Alya

" Bilang aja, tinggal kakak bilang kalau adik kakak ini suka sama Arya, siapa tau kalian langsung di nikahkan," balas Rakha membuat pipi Alya merah seperti udang rebus.

Melihat Alya yang salah tingkah membuat Rakha tertawa dengan keras, karena tidak pernah melihat adik kesayangannya seperti itu. Alya seperti orang yang baru merasakan jatuh cinta.

Tidak salah juga Arya memang cinta pertama Alya, walaupun saat itu Alya masih terlalu kecil untuk bilang kalau dia sedang jatuh cinta atau hanya sekedar kagum saja dengan Arya yang begitu baik kepadanya dan juga keluarganya.

"Adik kakak sudah besar sekarang" ucap Rakha mengelus rambut Alya gemas dengan adiknya yang malu-malu kucing.

" Rakha, Alya lihat siapa yang datang" ucap Viona mengarah kepada orang tua Arya yang datang ke rumah mereka.

" Om, Tante," ucap Alya memeluk Diana dengan erat melepaskan rindu terhadap orang tua Arya.

"Anak Tante udah besar, udah siap dong jadi mantu Tante, ya nggak Pa," ucap Diana membuat Alya semakin salah tingkah, itulah yang dia inginkan.

" Ide bagus, jadi hubungan kita jadi semakin erat," timpal Viona yang juga senang mendengar apa yang di katakan Mamanya Arya.

"Kalian ini kalau sudah bertemu selalu saja bahas beginian, biarkan mereka memilih keputusan mereka sendiri. Kalau jodoh juga nggak bakal kemana, Papa nggak mau anak-anak tidak bahagia nantinya," balas Adhiwijaya bijak.

Adhiwijaya tidak tau saja, Alya sudah mencintai Arya sudah sangat lama. Tapi dia tidak berani mengatakan apapun karena dia tidak tau perasaan Arya terhadapnya, meskipun selama ini Arya selalu baik dan perhatian dengannya tapi itu tidak menjamin apapun juga.

" Rakha setuju dengan Mama dan Tante Diana, Rakha juga tidak keberatan Arya jadi adik ipar Rakha," sambung Rakha memihak Mamanya karena dia tau sang adik mencintai sahabatnya.

" Rakha kalau kamu yang Papa jodohkan dan meninggalkan perempuan itu apa kamu mau?" Tanya Adhiwijaya kepada Rakha.

Selama ini Adhiwijaya selalu memantau anaknya dengan sang kekasih, dia tidak mau memberikan kesempatan kepada siapapun untuk menjebak Rakha. Rakha yang terlalu percaya dengan Clara membuatnya tidak tenang, dan takut Rakha terperdaya dengan trik yang dimainkan Clara.

" Papa." Ucap Rakha tidak percaya kalau Papanya mengetahui kalau dia masih berhubungan dengan Clara dibelakang mereka.

" Kenapa kamu terkejut Papa tau kalau kamu masih berhubungan dengan perempuan itu? Papa tidak akan pernah merestui kalian berdua sampai kapanpun, kalau kamu mau terus mau menjalani hubungan yang tidak ada ujungnya Papa tidak akan melarang kamu," jelas Adhiwijaya.

" Namanya Clara Pa," bantah Rakha.

Adhiwijaya dan juga keluarga Mahendra sudah layaknya saudara dan Mahendra juga sudah tau kisah asmara Rakha yang tidak di setuju karena latar belakang sang kekasih Rakha yang tidak jelas.

Setelah itu, mereka melanjutkan makan malam mereka, Alya dari mereka sibuk bertukar cerita memantau keadaan sekitar berharap kalau Arya ada di tengah-tengah mereka. Namun, makan malam sudah hampir selesai dia masih belum melihat tanda-tanda kehadiran Arya.

Rakha tau apa yang dicari adiknya diam-diam meminta Arya untuk datang ke rumahnya dengan alasan ada yang harus mereka kerjakan.

Rakha tidak akan pernah bisa melihat adiknya sedih, itu membuat hatinya ikut sedih. Rakha yang selalu menuruti apapun yang adiknya mau, bisa melakukan apapun untuknya.

Selesai makan malam, Rakha dan kedua orang tuanya duduk di sofa ruang keluarga. Tidak lama Arya datang, padahal Alya baru saja ingin pamit ke kamarnya. Namun, dia urungkan saat melihat pujaan hati, Rakha semakin yakin kalau sang adik memang menyukai Arya. Semua tergambar jelas saat Alya melihat kedatangan Arya yang tadinya lesu menjadi bersemangat.

" Assalamu'alaikum," ucap Arya baru masuk ke dalam, Alya tersenyum ke arah Arya begitu juga sebaliknya.

" Waalaikumsalam," balas semua.

" Arya kamu bilang nggak bisa datang" ucap Diana.

" Aku di paksa Ma, sekalian ada hal penting juga yang mau Arya bicarakan dengan Rakha dan Om Adhi" balas Arya duduk di tengah-tengah mereka yang kebetulan yang kosong di dekat Alya.

Arya yang sudah menganggap Alya seperti adiknya merangkul Alya santai, dia tidak tau saja bagaimana perasaan Alya saat ini yang dirangkul Arya.

Mungkin yang lain melihatnya biasa aja karena mereka sudah dekat dari dulu, tapi Rakha yang melihatnya antara senang dan juga tidak senang. Yang Rakha takutkan adalah saat Arya memperlakukan Alya dengan begitu baik tapi sebagai adik tidak lebih berbeda dengan Alya yang menyimpan perasaan terhadap Arya.

Melihat Arya yang biasa saja ada perasaan tidak enak di hati Rakha, benar juga apa yang di katakan Papanya kalau perasaan memang tidak bisa dipaksakan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jangan lupa like,komen, vote, agar author tambah semangat lagi dalam berkarya.

Terima kasih yang sudah mampir, berikan juga kritik dan saran kalian di kolom komentar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!