BAB 4 : MIMPI BURUK

Hari demi hari Aline menjalani kehidupannya, ia masih dirundung perasaan penasaran dan khawatir. Setiap ia tidur selalu merasa tidak tenang. Ketika Aline tidur ia selalu mimpi buruk, seperti sepenggal cerita yang tak pernah usai. Di mimpi Aline ada sosok ibunya seperti mengisyaratkan mengenai kematiannya itu.

Setiap dini hari Aline selalu terbangun karena ia habis mimpi buruk, terkadang setelah hal itu terjadi Aline menyempatkan untuk sholat.

“Sebenarnya apa yang mau engkau tunjukkan padaku, mengapa setiap malamku engkau selalu memberikan isyarat yang mungkin aku bingung untuk menjelaskannya." ucap Aline di setiap doanya.

KEESOKAN HARINYA

“Sudah hampir 1 bulan aku menjalani hidupku disini, semoga ini awal yang baik untukku" kata Aline

Tak lama kemudian ada suara motor Abel yang klakson, menandakan dia ada di luar menunggu Aline untuk berangkat bersamanya.

“Iya, tunggu ya bel. Aku pakai sepatu dulu.”Teriak Aline

Selama perjalanan menuju kampus Abel melihat Aline tampak melamun

“Hei...kamu kenapa?” tanya Abel

“Tidak..tidak ada apa-apa.”Ucap Aline berbohong

Dalam benak Aline masih memikirkan tentang maksud dari setiap mimpinya itu. Aline mencoba merangkai setiap kejadian yang ada di mimpinya itu. Namun bukannya Aline menemukan maksutnya, malah ia tanpa sengaja menabrak orang.

“Aduh.." kepala Aline terbentur dengan tubuh seorang pria di depannya.

“Aline....astaga”teriak Abel yang saat itu sudah beberapa langkah di depan Aline

Tiba-tiba Aline mendapatkan penglihatan yaitu ada seorang bayi lucu dengan keluarganya yang harmonis tetapi disana terlihat sangat samar.

“Aline...Lin”teriak Abel yang menyadarkan Aline

Aline mulai membuka matanya dan mundur perlahan dengan nafas yang terengah

“Ada apa denganmu?”tanya Abel

“Mas maafin teman saya ya mas. Permisi.”Ucap Abel kepada pria itu

Aline saat itu masih terlihat sangat shock, ia tak fokus dengan sekelilingnya saat itu. Sambil digandeng Abel mereka berdua menuju kelas.

Setelah mereka selesai mendapatkan pembelajaran di perkuliahannya, hari itu sangat kebetulan hanya ada satu kelas sehingga bisa dikatakan mereka pulang pagi.

Mereka pun memutuskan untuk pergi ke cafe dekat sana untuk sekedar ngopi atau beli camilan.

GARDEN CAFE

“Tempatnya bagus juga ya”ucap Aline

“Iya, aku baru pertama kali datang kesini sih.”kata Abel

Tak lama kemudian, makanan yang mereka pesan datang. Mereka pun menikmati hidangan disana sambil menikmati pemandangan hijau di sekitaran sana. Tiba-tiba ada suara pecahan, Aline dan Abel kaget lalu menengok ke arah datangnya suara itu. Disana tampak ada keributan antara pelayan dengan pembeli disana.

“Aline aline kamu mau kemana?”teriak Abel

Aline tak tinggal diam dengan kejadian itu, ia melihat pembeli itu terlalu memarahi pelayan itu padahal pelayan sudah meminta maaf atas kejadian itu.

“Ibu mohon maaf tidak mengurangi rasa hormat saya, mbak ini sudah meminta maaf kepada ibu mengapa ibu tetap saja memarahi dia.” Ucap Aline

“Adik ini tidak perlu ikut campur, baju saya jadi kotor kerena mbak ini.”

“Untuk masalah baju, saya akan ganti bu. Sekali lagi mohon maaf bu.”

“Sebenarnya mbak ini siapa? Pemilik cafe ini?”

Tiba-tiba dari arah lain, ada seorang pria yang mengaku sebagai pemilik cafe disana.

“Saya pemilik cafe nya. Saya memohon maaf atas segela kesalahan yang pihak kami lakukan. Kami akan bertanggung jawab atas segala kerugian yang ibu terima. Sekali lagi kami memohon maaf.

Ibu tadi seketika menutup mulutnya dan tidak mengoceh lagi ketika sang pemilik cafe itu datang.

“Mbak, tenang ya. Jangan menangis lagi.” Ucap Aline yang membungkuk membantu pelayan itu sambil menenangkan dia.

Pelayan itu sedikit lebih tenang dengan kehadiran Aline disana.

“Terima kasih ya mbak.” Ucap pelayan

“Sini mbak aku bantu ya.”

“Tidak perlu mbak.”

Ketika Aline memunguti pecahan itu, tanpa sengaja jari tangannya tekena pecahan itu dan berdarah.

“Aline.” teriak Abel

“Sudah sudah, ayo ikut aku.” perintah Abel

Abel membawa Aline ke wastafel, lalu ia mengalirkan air ke jari Aline yang berdarah.

“Aline, kamu tidak apa-apa?” tanya Abel

“Aku tidak baik-baik saja Bel, aku takut sangat takut dengan darah. Perutku rasanya ingin mual.”ucap Aline

Abel menyuruh Aline untuk memalingkan pandangannya dari tangannya yang terluka itu.

“Sebentar ya aku minta plester untuk tanganmu ini, tunggu.”

Tak lama setelah itu, Abel membawanya dan memasangkan di tangan Aline.

Mereka pun kembali ke tempat mereka duduk tadi dan melanjutkan menikmati hidangan tadi.

“Are you okay Aline?”tanya Abel

“Oke..kamu tenang saja.”

Kemudian Aline ijin menjauh dari tempat makannya sebentar karena harus mengangkat telepon yang sangat penting.

Disaat Abel sendiri , tiba-tiba ada yang menghampiri meja makan mereka. Itu adalah pemilik cafe tadi.

“Halo, permisi. Mohon maaf menganggu waktunya.”

“Iya, ada apa pak?”tanya Abel

“Boleh saya duduk sini.”

“Silahkan.”ucap Abel

“Kamu kan yang tadi ditabrak oleh temanku kan?”

“Iya.” senyum pemuda itu

“Oh, jadi kamu pemilik cafe disini.”

Lalu setelah selesai menelepon, Aline kembali ke tempat makannya tadi. Aline melihat Abel sedang berduaan dengan seorang pria. Aline pun melihatnya dari dekat, ternyata wajahnya tak asing di pandangan Aline.

“Aline, kamu sudah kembali.”kata Abel

“Bapaknya kan yang tadi pemilik cafe ini kan.”

“Kamu sungguh tak ingat denganku?" tanya pria itu kepada Aline

Aline hanya menggelengkan kepalanya karena ia benar-benar tidak mengingatnya.

“Oke, perkenalkan namaku Adrian kalian bisa panggil aku Rian. Aku pemilik Garden Cafe ini.”

“Berarti ini ketiga kalinya kalian bertemu dong.”ungkap Abel

“Bukannya ini yang kedua kita bertemu ya.”kata Aline

“Aline kamu tidak sadar ya, orang yang tadi kamu tabrak itu Pak Adrian ini.”

Aline yang tidak mengetahuinya kalau itu Adrian langsung meminta maaf atas kejadian tadi.

“Kalian tidak perlu memanggil bapak kepadaku, kita cuma beda beberapa tahun mungkin. Aku juga sama seperti kalian masih kuliah tapi bedanya aku lebih senior dari kalian.”ucap Rian dengan tersenyum

Rian sangat senang bisa bertemu kembali dengan Aline setelah kurang lebih satu bulan yang lalu mereka dipertemukan dengan cara yang tidak biasa. Rian pun mengungkapkan kedatangan dirinya adalah untuk mengucapkan terima kasih kepada Aline karena telah mencoba menengahi kejadian tadi.

“Sebagai ungkapan terima kasih saya, kalian bisa makan gratis hari ini. Jika mau menambah silahkan tidak apa-apa.”kata Rian

“Sungguh Mas Rian.” Kata Abel yang terkejut dan senang

“Kita juga terima kasih pada Mas Rian, karena sekarang kita bisa makan gratis.”ucap Aline dengan senyum lebar

“Baiklah, kalau gitu aku tinggal dulu ya. Kalian bisa nikmati disini.”ucap Rian

Aline dan Abel pun sangat senang di hari itu, karena kapan lagi mereka bisa menikmati hidangan sekelas bintang lima seperti ini.

BERSAMBUNG.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!