BAB 3 : PERTEMUAN

Setelah kepindahannya, Aline menetapkan untuk tinggal sendiri. Ia pun bertahan hidup dengan menjual kue yang ia wariskan dari almarhum ibunya. Jadi Aline tak khawatir lagi meskipun hidup seorang diri.

“Hari ini hari pertama aku masuk, jadi jangan sampai terlambat.” ucap Aline dengan penuh semangat.

Aline menuju ke kampusnya dengan berjalan kaki, kebetulan tempat tinggalnya tak jauh dari gedung perkuliahan yang saat ini ia emban. Aline mengambil jurusan Tata Boga karena ia merasa memiliki bakat di bidang memasak. Aline merasa di saat ia membantu ibunya dalam membuat kue ia sangat senang dan menyukai hal tersebut.

Aline berjalan menuju gedungnya, namun tak disangka saat ia berjalan yang tanpa sengaja ia menabrak seseorang. Aline merasa salah dan dia pun akhirnya meminta maaf karena ia sampai menjatuhkan buku-buku orang itu.

“Maafkan aku.” ucap Aline sambil memunguti buku-bukunya

Di saat ia selesai memungut buku itu, ia pun memberikannya kepada orang itu.

“Sekali lagi maafkan aku, ini bukumu. Kamu mau kemana?” tanya Aline

“Aku mau ke gedung itu.” sambil menunjuk arah sebuah gedung perkuliahan.

“Kamu jurusan tata boga?”

“Iya.”

“Berarti sama dong kita. Nama kamu siapa?”

“Nama aku Abel.”

Tanpa banyak bicara, Aline pun mengajak Abel untuk jalan bersama menuju ke gedung perkuliahannya.

Sesampainya disana, ternyata dilihat dari daftar mahasiswa ternyata Aline dan Abel satu kelas.

“Kita satu kelas ya Lin.”

“Iya, kita satu kelas. Tuhan mempertemukan kita lebih awal ya.” ucap Aline

Mereka pun menjalani aktivitas mereka sebagai mahasiswa, setiap dosen yang datang Aline selalu berusaha untuk bersikap sopan dan memperhatikan setiap ilmu yang diberikan. Aline ingin membuat kedua orang tuanya di surga senang dengan pencapaian yang akan ia raih kelak melalui ia duduk di bangku perkuliahan seperti ini.

PULANG DARI KAMPUS.

Aline pulang dari kampus sekitar sore, ia pun kebetulan ada pesanan kue. Aline segera membuat kue pesanannya. Namun sebelum itu, ia harus keluar dulu untuk membeli bahan-bahan kue nya. Ia pun pergi keluar menuju supermarket yang tak jauh dari tempat tinggalnya.

Setelah membeli bahan-bahan di supermarket Aline tidak bisa langsung balik karena ia harus menunggu beberapa menit untuk hujan di depannya reda. Ketika hujan sudah reda, Aline pun bergegas untuk pulang dengan langkah yang ia percepat.

“Aku harus cepat nih, bentar lagi malam. Kalau malam aku biasanya mengantuk jadi malas-malasan.” Ocehan Aline sambil berjalan cepat

Ketika Aline berjalan dari arah berlawanan ada mobil yang masuk ke kubangan air lalu airnya terkena ke baju Aline.

“Aww...” teriak Aline

“ Mbak mas kalau bawa mobil yang bener dong.” Teriak Aline mengarah ke mobil warna merah itu

Si pengemudi mobil itu keluar dan Aline menghampirinya.

“Jadi mas yang bawa mobilnya, lain kali hati-hati dong mas.” Kata Aline

“Maaf mbak maaf mbak saya tidak sengaja.”

Tanpa bicara apa-apa si pengemudi itu mengulurkan tangannya. Aline saat itu kebingungan

“Maksutnya apa mas, mas minta apa dari saya?” tanya Aline

“Aku Adrian panggil aku Rian.”

Aline pun kebingungan dengan sikap orang yang pertama kali ia kenal itu.

“Aku tak butuh nama kamu, lain kali hati-hati ya mas.” Kata Aline dengan pergi meninggalkan Rian

Rian yang merasa dirinya disukai banyak wanita merasa heran dengan tingkah Aline

“Mengapa dia seperti biasa saja ya.” Gumam Rian

Rian merasa mengapa wanita satu ini tak menengok ke arahnya sedikitpun.

“Mbak mbak tunggu.” Teriak Rian sambil mengejar Aline

“Ada apa mas?” tanya Aline

Adrian pun memberikan kartu namanya kepada Aline.

“Ini mbak kartu namaku, mungkin mbaknya ada yang lecet atau butuh saya untuk tanggung jawab bisa hubungi saya, nomornya sudah ada di kartu nama itu.” Kata Rian

“Oke mas, makasih.” Ucap Aline

Aline pun bergumam, “Dasar cowok aneh.”

Aline pun tak punya banyak waktu lagi untuk mengolah bahan-bahannya karena besok pagi kue itu harus sudah ia antarkan ke pelanggannya.

Setelah beberapa jam di dapur, akhirnya setiap kue pesanan Aline selesai dan ia pun menghela nafas panjang.

“Akhirnya selesai juga.” Kata Aline

Setelah selesai membuat kue, Aline tak lupa memfoto setiap kue yang ia buat untuk di post di sosial medianya agar semua orang tau tentang kue nya itu.

“Sekarang, saatnya untuk bersih-bersih.” Ucap Aline

Sebelum ia pergi tidur, ia membersihkan semua sudut ruangannya agar besok pagi ia bisa tenang berangkat ke kampus. Ia pun menata dengan rapi kue pesanannya.

“Semoga pelanggan besok senang dengan kue buatanku ini.”

Setelah bersih-bersih semuanya, tiba-tiba Abel menelepon Aline.

“Halo.”

“Aline kamu dimana?” tanya Abel

“Aku ada di kost, memangnya ada apa?” tanya Aline

“Kamu mau antar aku nggak?”

“Kemana?”

“Aku mau beli buku, soalnya ada edisi terbaru dan diskon. Kamu mau?”

“Baiklah, aku siap-siap dulu”

Sebenarnya Aline sangat capek hari itu, tetapi karena sekarang masih pukul 8 malam dan Abel menginginkan dia untuk menemaninya maka mau tidak mau Aline mau saja untuk diajak Abel. Abel menjemput Aline menggunakan sepeda motor miliknya dan mereka berdua pun berangkat bersama.

Sesampainya disana, Abel dengan cepat memilih buku yang ia inginkan dan membelinya.

“Kamu kenapa Lin? Kamu capek ya?” tanya Abel

“Sedikit.”

“Maafkan aku ya, karena mengajak kamu malam-malam seperti ini karena aku bingung siapa lagi yang mau aku ajak karena disini aku anak rantau jadi belum kenal siapa-siapa selain kamu.”

“Tidak apa-apa, santai saja.” Kata Aline

Sebagai rasa terima kasih Abel ke Aline, ia pun mentraktir Aline makan.

“Aku belum makan, kita makan dulu yuk, kamu belum makan juga kan pastinya.”

Aline tersenyum mengangguk menandakan kalau dia memang belum makan malam. Mereka pun makan malam bersama. Selesai itu, di saat Abel scroll handphonenya keluarlah update status dari Aline.

“Kamu jualan kue Lin?”

“Iya.”

“Wah bagus-bagus ya kuenya. Ini kamu buat sendiri?” tanya Abel

“Tentu aku buat sendiri.” Jawab Aline dengan senyum sedikit sombong

“Wah..wah hebat kamu, kreatif banget sih. Kuenya juga lucu. Aku bantu post gimana?”

“Boleh banget, biar kue ku tambah banyak yang tau dan banyak yang beli juga.” Kata Aline

Abel tak hentinya memuji kemampuan Aline yang memiliki ide-ide se-kreatif itu, karena ia tak menyangka Aline bisa membagi waktunya antara kuliah dengan mengolah bisnis kuenya itu.

“Ini pasti banyak yang suka, apalagi anak-anak kecil. Dari bentuknya saja sudah menarik apalagi rasanya.”

“Amin..amin. Alhamdulillah besok pagi aku ada antar kue pesanan. Nanti kapan-kapan aku buatin kamu ya.”

“Besok pagi ? terus kamu sudah buat kuenya?” kata Abel dengan ekspresi kaget

“Tadi baru saja selesai, setelah itu kamu ajak aku kesini.”

“Makanya kamu terlihat capek sekali, maafkan aku ya karena menganggu waktu istrahatmu.”

“Tidak apa-apa, aku terima kasih karena kamu sudah mentraktirku sekarang.”

BERSAMBUNG.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!